...-10-...
Suara hantaman benda tumpul terdengar sangat keras di sebuah kediaman disisi timur kerajaan ANMING.
Terlihat pemaisuri sedang menenang kan Bo eng yang sedang kesal dengan melampiaskan amarah nya pada barang barang yang ada disana. Bo eng sangat kesal dan ego nya terusik saat mengetahui jika gadis kecil dan bahkan lebih muda dari nya bisa memiliki tingkatan jauh lebih tinggi diatas Bo eng.
Dianne berusaha begitu keras, menenang kan Bo eng yang tak kunjung reda amarah nya. Bo eng terus saja membanting barang dan memaki Xianlie. Terlintas dibenak nya jika dia ingin sekali berada di posisi Xianlie dan diberi kepercayaan oleh Bouchun secara pribadi.
"Sudah nak, jangan seperti ini!" Ujar Dianne memberi nasehat terhadap Bo eng. Namun orang yang diberikan nasehat sama sekali tidak mau mendengar dan masih belum meredakan amarah milik nya
Sampai saat nya, tanpa sadar dan diselimuti oleh amarah yang berapi api. Bo eng tanpa sadar telah mendorong tubuh Sang ibu sehingga terdorong kebelakang dan hampir ingin jatuh.
Perlahan Bo eng sadar karena diri nya telah berbuat kasar pada sang ibu dan segera menghampiri sang ibu dan memastikan apakah dia baik baik saja.
"Ibu, ma-maafkan aku. Aku tidak lah sengaja melakukan nya, apakah kau baik baik saja?" Tanya Bo eng memastikan agar ibu nya baik baik saja.
Terdapat rasa kekhawatiran, didalam nada bicara nya. Dianne berusaha tetap tenang dan meyakin kan jika diri nya baik baik saja kepada, sang putra.
"Apa yang telah terjadi? mengapa kau bisa semarah ini?" Dia menujukan sebuah pertanyaan terhadap Bo eng. Tergambar dengan jelas, jika amarah didalam diri Bo eng masih belum hilang dan tetap bertahan.
Bo eng memaling kan wajah dengan kasar lalu berdiri tepat didepan jendela ruangan yang sedang terbuka.
"Tanya kan saja pada suami mu itu, ibu! Dia selalu saja berpilih kasih terhadap putra nya sendiri dan justru telah menunjuk seorang gadis liar menjadi seorang kepala jendral kekaisaran." Keluh Bo eng benar benar kecewa dengan keputusan yang dibuat oleh sang ayah, Bouchun.
Perlahan tergambar sebuah ekspresi getir dari wajah Dianne. dia berjalan mendekat pada sang putra lalu dia memurus lembut pucuk kepala Bo eng.
Bo eng diam, masih dengan emosi yang sulit untuk dihilang kan. Sikap kanak kanak nya sangat mengganggu dan membuat nya terlihat begitu sangat memalukan.
"Seumur hidupku, bahkan disaat aku sudah berumur 17 tahu pun. Ayah enggan memberiku kepercayaan penuh pada ku! Dia malah memberi seorang gadis liar, sebuah kepercayaan yang tak pernah dia beri pada orang lain, termasuk aku!" Nada bicara nya penuh akan kebencian dan rasa kecewa. Tangan nya meninju sebuah dinding ruangan sehingga retak dan hampir ingin hancur.
Dianne tak berani berkutik. Dia hanya melihat punggung putra nya yang sudah menjauh dari sana.
Dia menggenggam erat tangan nya. Kedua mata nya membesar menyimpan rasa dendam.
"Akan ku bayar rasa sakit hati mu itu, anak ku. Lihat saja, ibu mu ini akan memberi pelajaran pada gadis yang sudah merebut hak mu!" Tajam Dianne menyimpan sebuah dendam, demi membalas rasa sakit hati sang putra
...-pertengahan kota-...
"Sial! Seperti nya aku salah menduga. Apakah diriku tak salah bekerja sama terhadap kekaisaran ANMING? Mereka begitu lemah. untuk sekedar melawan, Mujeng! Seperti nya aku harus mencari cara lain agar bisa melumpuh kan Mujeng!" Gumam Xianlie kesal sambil berjalan menuju pasar tempat toko pakaian Rijin berada.
Wajah datar tanpa senyum itu terus tepampang nyata. Sikap dingin bak seperti bongkahan es itu selalu dia tunjukan pada pria yang menatap nakal, diri nya.
Para pria, menjadi enggan untuk menggoda Xianlie. Mereka pergi meninggal kan Xianlie tanpa menyapa sedikit pun.
Disaat dia berjalan untuk menuju pasar. Dia melihat seorang anak laki laki sedang dipukuli oleh dua orang pria yang jauh lebih tua dari anak laki laki itu.
Dia enggan ingin membantu, dia terus berjalan dan melewati mereka begitu saja. Terlihat sangat jelas, wajah anak itu sudah mengalami babak belur. Mata lebam, dan darah yang keluar dari mulut nya. Xianlie mencoba untuk menahan diri agar tidak menolong anak kecil tersebut. Namun apa daya, rasa melas dan prihatin menghantui pikiran nya.
Dia berbalik badan dan mendekati mereka kembali. Tatapan tajam ter arah pada kedua pria yang sedang menganiaya anak laki laki itu.
Anak itu menangis memohon agar berhenti dipukuli. Namun mereka sama sekali tidak berhenti dan masih memukuli anak tersebut.
"Perbuatan pengecut apa ini?" Tanya Xianlie datar pada mereka. Mereka menoleh pada Xianlie.
"Jangan ikut campur dengan urusan kami! kau mau dipukuli ya?" ujar salah satu nya memperingati Xianlie.
"Tapi, gadis ini cantik juga. Mengapa kau berjalan sendiri disini? Apakah kau ingin menarik perhatian kami? Kami butuh hiburan saat selesai memukuli anak ini, jadi apakah kau ingin bersenang senang bersama kami?" Goda pria satu nya dengan nakal dan menyentuh dagu Xianlie.
Xianlie tersenyum memiring saat mendapati pria itu menyentuh dagu nya. Dengan cepat dan tak terlihat pergerakan tangan nya, dia mencekik pria yang menyentuh nya sehingga pria itu terangkat dan meronta ingin dilepaskan.
Dengan lirih pria itu mencoba untuk berkata. Sementara sang teman, dia hanya diam dan takut saat Xianlie mencekik dan mengangkat tubuh teman nya, yang bisa dibilang lebih besar dari tubuh Xianlie
"Le-lepaskan A-ku." Lirih Pria yang sedang dicekik oleh Xianlie. Nafas nya tercekal dan hanya bisa bernafas sedikit seakan terdapat lubang sebesar jarum di paru paru nya. Dia meronta ingin dilepaskan.
"Aku tidak akan melepaskan mu sebelum nyawa mu menghilang! Mati dulu baru akan aku lepas kan!." Sinis Xianlie makin mengencangkan eratan tangan nya.
Pria satu nya sedang ketakutan dan kemudian lari dari sana, meninggal kan sang teman yang sedang dicekik oleh Xianlie. Sementara Xianlie, dia masih sibuk terhadap pria yang sedang dia cekik itu.
Perlahan ramai orang yang menonton. Mereka menonton hal itu, bagaikan sebuah pertunjukan. Mereka enggan ingin melerai apa lagi membantu. Ada yang berjudi dan ada yang menyoraki Pria yang berada di genggaman Xianlie, agar segera mati!
Sementara Xianlie, dia masih saja tidak mau melepaskan Pria itu karena sangat kesal dan jiji! Pria itu sudah berani memegang dagu nya dan menjatuh kan harga diri kepunyaan Xianlie. Lebih baik membunuh si pengganggu dari pada membiarkan nya hidup dan menikmati kebahagian sendiri! Itulah prinsip Xianlie.
"Tangan ini... Apakah ingin aku patah kan?" Tanya Xianlie sinis pada pria yang sedang dia cekik itu.
Sementara pria itu, dia tidak bisa menjawab dikarenakan sudah kehabisan nafas dan sulit untuk menghirup udara dengan bebas. Dia bergeleng tanda tak ingin jika Xianlie mematahkan tangan milik nya.
...**BAGIAN 10 TELAH BERAKHIR, SILAH KAN TINGGAL KAN JEJAK...
...SEE YOU AGAIN**...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Anggrek violet
MEMURUS ato kata dasarnya MURUS tu bahasa apa thorrr,,,,
2022-10-21
0
pensi
pastinya sifat orang tua pasti emosi melihat anaknya yang tidak bersalah.
2022-04-08
3