...-4-...
Kala itu, Rijin sedang bersiap lalu keluar dari dalam kamar nya. dengan langkah anggun dia menuju ke arah kamar milik Xianlie, lalu mengetuk pintu kamar yang sedang tertutup itu
TOK TOK TOK
"Nona, apakah aku boleh masuk?" Tanya nya, menempel kan telinga sembari menunggu jawaban dari Xianlie
Detik demi detik berjalan, namun Xialie masih tak menjawab teriakan Rijin. Rijin bingung lalu mencoba mengetuk pintu sekali lagi
TOK TOK TOK
"Nona, kau ada didalam? Apakah kau baik baik saja?" tanya nya khawatir.
Kedua mata Rijin membesar dengan telinga yang terus saja menempel di pintu. orang orang yang baru saja keluar dari kamar mereka, sampai bingung melihat Rijin seperti itu. Dipikiran mereka, Rijin sedang mengintip kamar seseorang, namun kenyataan nya tak lah seperti itu.
"Kenapa dia,? Sangat memalukan! berani sekali mengintip kamar seseorang!"
"Syut, tinggal kan dia! jangan ikut campur urusan orang lain!"
"Nona, aku masuk ya?" ujar Rijin dan kemudian mendorong pintu perlahan.
Terlihat sangat jelas, bahwa Xianlie sedang tidur di sofa kamar nya. dia terlentang dengan tangan terangkat ke atas, bahkan kaki nya terbuka seperti korban pemerkosaan,, Rijin sampai menepuk pelan kening nya
"Oh ya dewa, aku pikir terjadi sesuatu pada nya. oh nona kau ini." Gumam Rijin sudah pasrah dengan sikap Xianlie
Dia maju dan perlahan membenar kan kaki dan tangan Xianlie. Wajah teduh milik Xianlie sangat menenang kan pikiran Rijin. Rijin tersenyum simpul dan kemudian mengecup hangat kening milik Xianlie
Dia berdiri dan kemudian berjalan kearah lemari, Perlahan Diri nya membuka lemari dan nampak mencari sesuatu disana
"Dimana, itu?" gumam Rijin bingung sambil meneruskan pencarian nya
"Nah, ini dia." ujar nya senang dan kemudian menarik sebuah selimut tebal, untuk dia selimut kan pada Xianlie
Dengan pergerakan telaten, dia menyimuti tubuh Xianlie. Xianlie bedenyut dari tidur nya, perlahan namun pasti dia membuka mata infah milik nya itu.
"No-na, apakah aku membangunkan mu? maaf." Tutur Rijin merasa tak enak pada Xianlie.
Rijin menunduk dan merasa bersalah. namun Xianlie tersenyum kecil lalu berkata
"Aku bangun, bukan karena diri mu. jangan terlalu percaya diri." Jawab Xianlie tertawa renyah lalu bangun dari baring nya
Xianlie berdiri lalu menguap, dia merentangkan tangan lalu mengunyut tubuh nya. Rijin berdiri dari duduk nya lalu melihat Xianlie yang nampak kelelahan seperti telah melakukan hal yang berat
"Nona, kau baik - baik saja? mengapa kau terlihat begitu lelah?" Tanya Rijin heran.
"Hah Rijin, asal kau tau saja. aku baru saja memindahkan gunung dari satu tempat ketempat yang lain nya. ini membuat pinggang ku serasa ingin patah." Gumam Xianlie terus merentangkan tangan, guna agar memperbaiki sendi tangan nya
Perlahan timbul senyum kecil di bibir Xianlie, dia menggangguk pada Rijin
"Aku baik - baik saja, kau tak perlu risau. baik lah, apakah kau sudah siap untuk jalan - jalan?." elak Xianlie lalu mengalih kan pembicaraan dengan mengajak Rijin jalan - jalan
Rijin tersenyum canggung lalu menggaruk kepala nya, yang kemungkinan tak merasakan gatal sama sekali.
"Jalan - jalan? apakah kau yakin,?" tanya Rijin
"Ya, jalan - jalan. Kita harus membeli beberapa pakaian untuk dikenakan. lihat lah pakaian mu! diman mana terdapat tempelan dengan berbagai warna, mata ku sampai sakit dibuat nya." Tutur Xianlie ketus terhadap Rijin
Rijin tersenyum malu dengan perkataan Xianlie, dia memperhatikan pakaian nya dan melihati tempelan tempelan kain itu
"Ku rasa tak perlu, nona. pakaian sangat mahal harga nya, aku pikir kita pergunakan saja sisa koin itu untuk membuka usaha." usul Rijin, dia tersenyum pada Xianlie. bola mata hitam nya itu tergambar sebuah perasaan yang sangat tulus
Alis Xianlie terangkat satu, dia bingung dengan pernyataan Rijin. Sebelum nya dia tak pernah berencana untuk membuka sebuah usaha, namun dia memiliki niat untuk membalas dendam pada Kekaisaran ANMING dan kekaisaran KUANTONG.
"Usaha,? apakah kau ingin membuka sebuah usaha?" Tanya Xianlie
"Jika, nona mengijin kan. aku akan membuka usaha dan membiayai hidup nona." Jawab Rijin tersenyum manis. betapa percaya diri ny dia saat mengatakan hal tersebut
"HAHAHHAH, me-membiayai diri ku? astaga Rijin, kau terlalu berpikir jauh." ujar Xianlie tertawa geli, dia memegangi perut nya.
Namun raut wajah Rijin berubah menjadi murung lalu menunduk dengan sedih. Xianlie berhenti tertawa saat melihat wajah murung milik Xianlie. dengan seketika Xianlie merasakan perasaan tak enak karena tanpa sadar dia telah menertawakan niat mulia milik Rijin
"Hemm, baiklah. katakan, usaha apa yang ingin kau jalani? toko roti? pakaian? emas? berlian? ayo katakan, apa yang ingin kau jadikan usaha?." tanya Xianlie dengan menawar kan berbagai usaha pada Rijin
Rijin mengangkat kepala nya, lalu tersenyum mengembang. "Benarkah,? a-aku ingin membuka toko pakaian, tapi jika nona mengijinkan." Ujar Rijin ragu, pada Xianlie
Xianlie berpikir sejenak, "Tentu saja aku setuju, tidak ada alasan untuk menolak mu. baiklah, kita turun ke kota dan mencari bangunan kosong untuk mu." Ajak Xianlie
Sesampai nya dikota, Xianlie dan Rijin berdiri disebuah bangunan tua yang terlihat kumuh dan berdebu. Terdapat seorang lelaki tua disana, lelaki tua itu memiliki keadaan tubuh bungkuk dengan tongkat yang setia menopang tubuh nya
Mata Xianlie membesar dengan mulut yang terbuka lebar. Bagaiaman bisa dia tertuntun pada bangunan macam ini. ini semua gara gara Rijin yang selalu menolak bangunan lain nya, hanya karena memiliki harga yang terlalu tinggi dan tak cocok dihati nya
"Kakek, apakah bangunan ini dulu nya tempat usaha milik mu?" Tanya Rijin pada lelaki tua tersebut
UHUK UHUKK
"Benar, dulu toko ini sangat laris dan ramai peminat. Aku menjual pakaian disini, dan selalu disukai oleh para wanita wanita kekaisaran. Namun sayang, disaat diri ku sakit,, aku tak mampu lagi untuk melanjut kan usaha ini."
"Menjual nya adalah salah satu cara agar bisa melanjut kan perjalanan dari bangunan ini." Jelas lelaki tua itu dengan suara serak khas milik nya
Xianlie memanyun kan bibir nya. jujur saja, dia sedikit merasakan perasaan melas terhadap sang lelaki tua itu
"Kakek, aku akan membeli nya. ya kan nona? kita akan membeli nya bukan?" Tanya Rijin antusias pada Xianlie
Xianlie hanya mengangguk saja pada Rijin. Hal itu terpaksa dia lakukan karena melihat Rijin yang terlalu senang akan hal tersebut, lalu dia memberikan kantong kain kecil berisikan 500 keping koin emas kepada lelaki tua tadi
"Seperti awal perjanjian, harga bangunan ini 500 keping koin emas bukan? ambil lah, dan bangunan ini sekarang telah berpindah tangan pada kami." Ujar Xianlie menyerahkan kantong tersebut pada Lelaki tua itu
_____
Rembulan kini telah mengambil alih peran mentari. Xianlie dan Rijin pulang ke penginapan dan mulai beristirahat guna menghilangkan penat ditubuh mereka
Banyak hal yang harus dilakukan besok, kini waktu mereka untuk beristirahat dan melepas penat di atas kasur kepunyaan masing - masing
...-ke esokan hari nya-...
Pagi hari tiba, kini sudah waktu nya bagi Xianlie dan Rijin untuk turun ke kota.
Mereka sedang berjalan bersama menuju kearah bangunan yang telah mereka beli pada seorang pria tua.
Xianlie terlihat malas dan enggan ingin menuju kesana. Sedangkan Rijin, dia terlihat sangat bersemangat lalu tanpa berlama lama dia masuk kedalam banguna itu, meninggal kan Xianlie dibelakang nya.
"Sangat membosan kan!" Gumam Xianlie malas lalu bergegas menyusul langkah Rijin
Terlihat bagian dalam bangunan itu. Dengan keadaan sedikit kumuh dan patung kayu yang sudah dipenuhi dengan sarang laba laba.
Tangan Xianlie tergerak ingin mengusap sedikit debu menggunakan jari nya. Dia menyentuh bagian lengan patung kayu lalu melihat debu yang menempel di jari nya itu.
"Rijin, apakah kau yakin bisa membersihkan Bangunan ini hanya dalam satu hari?" Tanya Xianlie tidak yakin.
"Jika aku melakukan ini dengan tekun, maka aku yakin pasti akan selesai dalam satu hari. jangan khawatir nona, sebaiknya kau duduk saja disana dan tunggu diri ku membersihkan bangunan ini."
"Hey kau pikir diri ku ini adalah seorang yang pemalas? tentu saja aku akan membantu diri mu, dan tak hanya berdiam diri saja di sini."
Xianlie menolak, dan memutuskan ingin membantu Rijin. Rijin tersenyum canggung lalu dia berpikir sejenak.
Kira - kira, Xianlie harus mengerjakan apa? sepengetahuan nya, Xianlie tidak bisa melakukan pekerjaan apapun. Bahkan sekedar menyapu sekali pun itu, dia tidak bisa.
Perlahan bola mata hitam itu tertuju kearah Xianlie yang sedang berdiri dengan wajah kebingungan.
Timbul sebuah ide dikipiran, Rijin. Dia mengambil sebuah kain yang terletak dekat di patung kayu. Rijin memberikan kain tersebut kepada, Xianlie.
Xianlie mengambil kain itu dengan ragu. Dia bingun, apa yang harus dia lakukan dengan kain tersebut.
"Rijin, apa yang harus aku lakukan dengan kain ini?" Tanya Xianlie
"Nona, bagaimana kau mengelap debu debu yang ada di kaca itu saja,? sementara aku, akan membersihkan yang lain nya." Tawar Rijin menunjuk pada kaca di dekat pintu bangunan.
Xianlie menoleh kearah kaca kaca itu dan perlahan mengangguk.
"Baiklah, bukan masalah besar bagi ku." Jawab Xianlie lalu bergegas kearah kaca kaca itu.
Pertama, dia hanya mengamati kaca tersebut sampai perlahan tangan nya tergerak mengelap kaca bangunan.
Rijin memperhatikan dari kejauhan guna tetap memastikan agar sang nona tak mengalami kesulitan sedikit pun.
Sebuah senyuman terukir di bibir, Rijin.
"Baiklah, kurasa nona tak mengalami kesulitan. lebih baik diri ku membersihkan bagian dalam saja." gumam Rijin beranjak pergi masuk ke bagian dalam bangunan
Perlahan Xianlie menoleh kearah belakang. Dia lega karena Rijin tak lagi mengawasi diri nya. Xianlie melempar kain di tangan nya dan kemudian menepuk nepuk kedua tangan agar debu menghilang.
"Ck, aku benci debu debu ini!" Gumam Xianlie.
Perlahan tangan nya mengeluarkan sebuah cahaya, lalu dia mengarahkan cahaya tersebut kearah bagian lain nya.
Perlahan debu debu dan sarang laba laba terangkat, lalu mengilang begitu saja.
Dan kini, ruangan tersebut berubah menjadi bersih dan mengkilap seperti baru.
Xianlie menekan pinggang nya lalu tersenyum sangat puas.
"Jika ada yang mudah, mengapa harus pilih yang susah?" gumam nya senang.
Tak lama keluar Rijin dari dalam bangunan.
UHUK UHUK
"Ah banyak sekali debu nya, uhuk uhuk." Keluh Rijin terbatuk batuk.
"Rijin, kau kenapa?." tanya Xianlie
"Tidak, hanya sedikit menghirup debu saja." jawab Rijin tertawa. tapi senyuman diwajah nya perlahan sirna saat melihat keadaan ruangan yang sudah dalam keadaan rapi dan bersih itu
Terdapat pertanyaan di benak nya. Rijin memandang ruangan dan Xianlie secara bergilir.
"Nona, kau yang sudah membersihkan ini semua? sa-sangat cepat." Puji Rijin. kedua mata nya membesar, dia sangat sulit untuk mempercayai itu semua
"Apakah disini ada orang ketiga selain kita? Tidak kan?"
"Benar," Jawab Rijin terkekek.
...-senja berganti malam-...
Hari hari berlalu dengan sangat melelahkan. Xianlie dan Rijin sedang duduk di bagian ruang utama bangunan.
Xialie mengipasi diri nya dengan kipas yang dia dapat ditempat penyimpanan bangunan tersebut. Sementara, Rijin, dia sedang duduk sambil memperbaiki sebuah alat mesin penjahit tradisional.
Rijin terlihat begitu serius dikala itu. Xianlie sampai bosan karena Rijin tak mengajak diri nya berbicara.
"Rijin, pakaian model apa yang ingin kau jual?" Tanya Xianlie.
Rijin berpikir sejenak, lalu menoleh pada Xianlie
"Aku ingin menjual beberapa pakaian wanita dan pria." cetus nya lalu melanjutkan kegiatan nya itu.
Xianlie memiringkan kepala nya, dan berpikir cukup keras.
"Eh, bukan kah semua toko pakaian menjual pakaian wanita dan pria?" Tanya Xianlie benar benar heran dengan jawaban Rijin.
Lagi lagi Rijin kembali berpikir begitu keras. Tak diketahui, apakah diri nya ini bodoh atau hanya sedang bingung saja!
Xianlie sedang menunggu jawaban dari Rijin. Ekspresi Xianlie terlihat begitu kebingungan saat melihat Rijin yang sedang berpikir.
Namun, tiba tiba saja timbul ide di pikiran Xianlie. Dia tersenyum lalu berkata
"Aku tahu, kau jual saja gaun dan perhiasan yang disukai oleh berbagai kalangan wanita. Siapa yang tidak suka perhiasan dan gaun? Apalagi para wanita disini, sangat memandang tinggi gaya modis mereka itu!" Usul Xianlie pada Rijin
Rijin perlahan terlepas dari kebingungan nya itu. Perlahan otak nya kembali menyatu ke kepala milik nya.
"Ide bagus. T-tapi, apakah itu tak akan menelan biaya yang besar?" Tanya Rijin bimbang. Dia juga sadar, membeli mentahan bahan pembuat perhiasan bukan lah hal yang murah! itu membutuh kan uang yang sangat banyak
"Tanang saja, serah itu pada ku." Jawab Xianlie tersenyum pada Rijin.
...BAGIAN 4 TELAH SELESAI, SEE YOU AGAIN...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Anggrek violet
wahhh ide apa yg ada di orak xianlie
2022-10-21
0
Loverria
.
2022-04-26
0
Dyah Pertiwi
semangat samangat rijin,putri xianli
2022-04-02
2