Lisa terbangun dari tidurnya karena sinar matahari pagi yang masuk melalui jendela kamar. Syukurlah, hujan telah berhenti, batinnya. Ia masih merasakan sedikit pusing dan mual, tubuhnya pun lelah sekali. Lisa bergerak resah di dalam selimut kemudian meneliti sekelilingnya. Ia berada di bawah selimut yang hangat dengan pakaian lengkap, tetapi terlalu besar di tubuhnya. Gadis itu tahu kalau ini pakaian laki-laki.
Lisa menoleh ke arah pria yang berbaring di sampingnya. Jantungnya berdegup kencang, Rayhan terlelap seperti bayi dan sebelah tangannya melingkar di pinggang Lisa.
Lisa menatapnya sendu. Jika dalam keadaan tidur seperti ini, tidak akan ada seorang pun yang menyangka kalau Rayhan adalah pria brengsek yang telah merenggut keperawanannya. Ia tampak seperti anak kecil yang polos dan lembut.
Perlahan Lisa menyingkirkan handuk kecil di keningnya, lalu menempelkan tangan di sana, sudah tidak panas lagi. Ia memandang Rayhan sekali lagi, apakah pria ini juga terjaga semalaman untuk mengganti kompres secara teratur? Lisa melepaskan diri dari dekapan Rayhan, lalu turun dari ranjang. Ia ingin buang air kecil.
Rayhan tersentak ketika merasakan tangannya tidak memeluk Lisa lagi. Matanya menyipit ke arah Lisa yang berjalan ke kamar mandi. Pria itu menopang tubuhnya dengan salah satu siku.
"Hey, kau mau ke mana?" tanya Rayhan waspada. Lisa berhenti dan melirik sekilas padanya.
"Kamar mandi. Kenapa? Tidak boleh?!" Suara Lisa terdengar dingin dan penuh kebencian. Rayhan diam saja dan mengawasi Lisa, sampai gadis itu hilang di pintu kamar mandi. Rayhan menghela napas, setelah membersihkan diri ia ingin mengajak Lisa pulang. Misinya telah selesai. Ia telah mengambil beberapa foto saat dirinya mencium Lisa ketika gadis itu tertidur setelah mereka bercinta, dan foto-foto itu akan ia gunakan untuk menghancurkan Rana.
***
Dalam perjalanan pulang, Rayhan dan Lisa saling diam. Rayhan memaksa Lisa untuk mengganti pakaiannya dengan pakaian yang sudah ia belikan. Awalnya, gadis itu menolak karena pakaian itu terlalu seksi dan terbuka, tetapi ia tidak ingin orang-orang di rumah mencurigai mereka. Jadi, Lisa akhirnya memakai dress super mini yang diberikan Rayhan dan memakai jaket pria itu sebagai penutup bagian atasnya.
Rayhan sesekali melirik Lisa. Rambut hitam gadis itu dibiarkan terurai indah dan menari-nari diterpa angin. Lisa tidak mengalihkan pandangannya dari luar mobil. Ia tak sudi saling pandang dengan pria di sampingnya.
"Jadi, sekarang kau adalah milikku. Mengerti?" celetuk Rayhan, lalu menyeringai.
Lisa dengan cepat menoleh. "Apa?"
"Kau adalah mi-lik-ku. Mine!" tegas Rayhan. Lisa mendengkus kasar.
"Aku bukan milikmu, aku tidak ingin menjadi milikmu!" bentak Lisa.
"Haha, sayang sekali. aku tidak main-main dengan ucapanku. Sekali aku katakan kau adalah milikku, tidak ada pria lain yang boleh menyentuhmu."
Lisa menatapnya nanar. "Kau tidak berhak mengatur hidupku, Rayhan Andira!"
"Diam atau aku akan menciummu di sini!"
Lisa terpaksa menutup mulutnya selama sisa perjalanan mereka. Ia tidak ingin disentuh lagi oleh Rayhan. Ingin sekali Lisa mengadukan perbuatan pria itu kepada orang lain dan meminta pertolongan, tetapi ia tidak mempunyai bukti yang kuat. Bisa dikatakan kalau percintaan mereka bagaikan sepasang kekasih, meskipun dirinya merasa terpaksa. Namun, Rayhan tidak mengasarinya saat bercinta. Jadi, apakah itu masih bisa disebut pemerkosaan?
Lagi, polisi tidak akan mengusut kasus ini, ia sangat yakin dengan hal itu. Sebab Rayhan mempunyai banyak uang, dan uang akan memenangkan segalanya di zaman ini, yang dapat dilakukan Lisa adalah menelan bulat-bulat penderitaannya.
Tiba-tiba Rayhan mengeluarkan sesuatu dari saku kemejanya, lalu mengulurkannya pada Lisa. Benda yang panjang dan berkilau diterpa cahaya. Detik berikutnya, Lisa menyadari kalau benda berbandul tanda love itu adalah kalung. Alih-alih mengambilnya, gadis itu malah menolehkan kepalanya keluar jendela.
"Ambil ini cepat! Jangan menguji kesabaranku, Destia!" hardik Rayhan. Ia melemparkan kalung itu, hingga tepat jatuh di telapak tangan Lisa yang terbuka.
"Pakai itu sebagai tanda kau adalah milikku! Jika kau tidak memakainya, Aku berjanji akan bercinta denganmu lebih baik lagi," ancam Rayhan sambil menyeringai.
Lisa tetap diam. Hatinya hancur berkeping-keping.
"Ingat, mulai saat ini kau berada dalam pengawasanku. Jika Rana bertanya tentang hubungan kita, katakan padanya kalau kau telah menjadi kekasihku. Mengerti?"
***
"Apa? Rayhan, apa kau gila? Kau bukan menidurinya, tetapi memperkosanya! Aku harap kau tidak menyakitinya!"
Rayhan membuang pandangan ke jendela. Ia menggigit ujung telunjuknya dengan gugup. Baru kali ini dirinya menerima tudingan Rizal terhadap dirinya.
Carissa berjalan mendekati Rayhan sambil melipat tangannya di dada. Sebagai seorang wanita, ia merasa tersinggung. Rayhan telah memaksa Lisa bercinta dengannya, tidak seperti wanita-wanita lain yang selama ini menjadi teman kencannya.
Carissa duduk di samping Rayhan agar bisa melihat mata pria itu.
"Katakan padaku, apakah ia masih perawan?" tanya Carissa serius. Tatapannya yang terkenal sangat dingin menusuk mata Rayhan.
Rayhan tidak menjawab pertanyaan Carissa. Ia pikir wanita ini pasti bisa menebaknya.
"Tentu saja Lisa itu masih perawan!" tukas Rizal. "Baby, Lisa adalah gadis desa yang masih polos dan baik. Kau bisa melihatnya sendiri, bukan?"
Carissa mengangguk. "Jadi, kau melakukannya dengan seorang perawan. Selama ini kau menghindari hal itu dan kini kau melakukannya! For heaven sake, Rayhan! Bagaimana kalau dia hamil? Apa kau sudah siap bertanggung jawab?!" sembur Carissa tanpa terduga.
Deg!
Rayhan termangu. Ia tidak membayangkan hal itu sebelumnya. Mereka melakukan hubungan intim lebih dari dua kali, besar kemungkinan kalau Lisa hamil. Pria itu menggigiti kuku-kuku jari tangannya. Ia tidak ingin Lisa hamil.
Terdengar Carissa menghela napas dengan kasar. "Rayhan, kali ini kau sangat keterlaluan. Memang selama ini aku hanya diam saja melihat sifat burukmu kepada perempuan, tetapi tindakanmu kepada Lisa sudah melampaui batas. Dia tidak bersalah padamu. Seharusnya jika kau mempunyai dendam kepada Rana, kau balas padanya, bukan adiknya!”
"Rissa benar, Rayhan. Walaupun nanti kamu berhasil memperlihatkan foto-foto itu pada Rana, kau tetap saja akan menyakiti Lisa. Rana tersakiti hanya sekali, tetapi Lisa telah tersakiti berulang kali," timpal Rizal, mengiyakan ucapan kekasihnya.
"Berengsek," umpat Rayhan seraya berdiri. Wajahnya memerah karena emosi yang tertahan sejak tadi. Pria itu menuding kedua sahabatnya. "Kalian sebenarnya ada di pihak siapa, hah?! Seharusnya kalian mendukungku, bukan menyalahkanku sepenuhnya! Aku tahu aku telah menyakiti Lisa, tetapi hanya dia satu-satunya jalanku untuk menghancurkan Rana! Aku ingin mereka berdua pergi dari kehidupan ayahku!"
Carissa dan Rizal terdiam.
Rayhan menendang meja dengan keras, lalu berjalan keluar dari apartemen Rizal. Ia membanting pintu dan pulang tanpa pamit. Sebenarnya sejak dirinya kembali ke rumah bersama Lisa hari itu, pikirannya kalut. Entah mengapa ia terus memikirkan gadis itu. Tanpa ia sadari sebenarnya perasaan bersalah telah menggerogotinya.
"Sepertinya dia harus belajar tentang cinta," gumam Rizal sambil mendudukkan tubuhnya di sofa. Carissa tersenyum dan menghampiri Rizal, kedua tangannya melingkar di leher kekasihnya itu.
"Entah mengapa aku turut bersedih untuk Lisa. Dia tidak bersalah dan harus menanggung perbuatan bejat Rayhan," ujar Carissa muram.
Rizal mengangguk setuju. "Lalu, apa yang bisa kita lakukan?" tanyanya seraya mengusap-usap lengan Carissa dengan lambat.
Carissa tampak berpikir sejenak. Ia serius ingin membantu Lisa jika mampu. Gadis itu terlalu baik untuk Rayhan, tetapi mereka berdua telah melakukan hal yang seharusnya tidak mereka lakukan. Carissa belum pernah melihat Rayhan segusar ini setelah mempermainkan Lisa. Baru pertama kali baginya maupun Rizal melihat Rayhan merasa terbebani.
"Aku rasa mereka harus jatuh cinta satu sama lain," ucap Carissa tiba-tiba. Rizal mengangkat kedua alisnya, tidak percaya.
"Jatuh cinta? Baby, itu tidak mungkin. Setelah apa yang dilakukan Rayhan, aku yakin Lisa telah menjadikannya sebagai manusia yang paling terkutuk!" kata Rizal dengan penekanan di kata terkutuk.
"Segalanya mungkin saja terjadi. Coba kau pikirkan lagi, bagaimana kalau Lisa hamil? Apa dia harus menanggung sendiri penderitaannya? Itu tidak adil. Rayhan harus menyesali perbuatannya dan merubah sifatnya dari sekarang. Apa kau tidak lelah melihat Rayhan terus menerus menyakiti wanita? Baby, wanita itu adalah mahluk yang harus dihargai dan dicintai. Lagi pula, pada akhirnya Rayhan harus menikah, 'kan? Lalu, tidak ada salahnya menurutku untuk membuat mereka saling jatuh cinta, agar penderitaan Lisa tidak terlalu berat. Setidaknya orang yang telah mengambil kesuciannya akhirnya menjadi pasangan hidupnya," tutur Carissa menggebu-gebu.
Rizal tersenyum simpul. Ia menangkup wajah kekasihnya, lalu mencium bibirnya dengan sangat lembut. Carissa menahan senyum gelinya.
"Dan, untuk apa itu?" tanya Carissa mengenai ciuman singkat tadi. Rizal menatapnya lembut.
"Aku bangga padamu, Rissa. Juga aku sangat mencintaimu," ungkap Rizal tulus. "Baiklah, kita akan membantu Lisa dan si bodoh Rayhan itu."
BERSAMBUNG ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Agustina Kusuma Dewi
bala bantuan... maju.. ✋✋✋
2023-01-31
0
Yuni Wati
semakin kesini suka jalan ceritanya
2022-05-11
0
Ledia Novita sijabatt
aku suka ceritamu kak, wow keren banget cerita kak😊
2022-03-01
0