Setelah pertunangan antara Lidya dan Roni selesai ,keluarga besar itu masih berkumpul bersama untuk melanjutkan pembicaraan mereka ke arah pernikahan yang akan di tentukan secepatnya.
"Sebaiknya kita tanyakan saja calon pengantinnya ,apakah mereka setuju pernikahannya di langsungkan secepatnya"Widia masih ragu akan keputusan dari pihak perempuan.
"Keputusan ada di tangan keluarga Mahendra saat ini,jika mereka mengatakan pernikahan ini di langsungkan,kita hanya bisa menerima keputusannya"ucap Wanda dengan tegas.
"Roni mau kemana kamu"seru Widia saat Roni dengan terburu-buru keluar dari kamarnya.
"Ma,Roni mau keluar sebentar!"jawab Roni tanpa melihat Widia,sembari mengambil kunci mobil yang terletak di meja.
"Jangan pulang larut malam yah,ada yang mau mama bicarakan sama kamu"teriak Widia namun Roni hanya menganggukkan kepalanya saja.
"Pah,mama kenapa merasa kalau keluarga Mahendra itu ada niat tertentu deh! Kenapa dia ngotot banget mau jodohi Roni sama Lidya"ucap Widya dengan pelan.
"Mama jangan pikirkan yang bukan-bukan.Keluarga Mahendra sejak dulu memang sudah menginginkan pernikahan putrinya dengan salah satu putra kita.Kedua putra kita memang sangat tampan dan berwibawa oleh karena itu,Mahendra sangat menginginkan menantu seperti anak kita"ucap Wanda Alexander menenangkan hati istrinya itu.
"Tapi mama gak suka punya menantu seperti Lidya"ucap Widya mendayu sembari membayangkan menantu idamannya.
"Kenapa tidak suka,bukankah nama kalian hampir sama.Widya dan Lidya serasi bangetkan menantu dan mertua"goda Wanda sembari tersenyum senang kerena berhasil membuat istrinya itu kesal.
"Ih,papa bikin kesal deh! Mama itu maunya Sefi yang jadi menantu mama.Sefi itu cocok banget sama Roni.Mereka itu seperti gula di campur kopi,yang satu manis banget dan yang satu lagi pahit tak tersentuh jadi jika di campur keduanya akan menjadi manis"ucap Widya sembari menyatukan kedua jari telunjuknya.
"Mama kalau bicara jangan sembarangan.Roni itu sudah menganggap Sefi sebagai adiknya sendiri,jadi mana mungkin semua itu akan terjadi"ucap Wanda tidak terima.
"Dengar yah pah! Kalau nanti pernikahan Roni dan Lidya batal,Mama bakalan menikahkan Roni sama Sefi walaupun di antara mereka tidak ada cinta"ucap Widya kemudian pergi meninggalkan Wanda suaminya itu yang tidak terima dengan perkataan Widya.
Rumah Reno.
"Kamu yakin mau berangkat besok"tanya Reno saat melihat adiknya itu sudah menyusun pakaiannya ke dalam kopernya.
"Kakak ku sayang,Sefi pergi gak sendiri loh! Ada Dena kami pergi berdua dan akan tinggal berdua di sana"ucap Sefi meninggalkan sejenak pekerjaannya kemudian duduk di samping kakaknya itu sambil menyakinkan Reno.
"Pernikahan Roni dan Lidya akan di langsungkan beberapa hari lagi.Apa kamu tidak ingin melihatnya dulu"ucap Reno pasalnya ia tahu bahwa Roni dan Sefi sangat dekat namun Reno tidak tahu apa yang terjadi di antara mereka berdua.
"Aku bahkan menghindari itu kak,aku tidak ingin melihatnya.Entah apa yang ku rasakan saat ini"batin Sefi.
"Kak,aku tidak bisa menunda keberangkatanku"ucap Sefi pelan.
"Baiklah kalau memang itu sudah keputusanmu,besok kakak akan mengantarmu ke bandara"ucap Reno sembari memeluk adik kesayangannya itu.
"Apa kamu sudah selesai menyusun pakaianmu? Bawa yang seperlunya saja,di sana nanti kamu bisa membelinya lagi"Tanya Reno.
"Baiklah,sekarang kakak keluarlah.Sefi mau tidur"ucap Sefi.
"Selamat malam"ucap Reno sembari keluar dan menutup pintu kamar adiknya itu.
"Selamat malam juga kak"ujar Sefi.
Ponsel berdering saat Sefi sedang merebahkan tubuhnya,namun matanya masih memandang langit-langit kamarnya.Tanpa melihat siapa yang menelpon,Sefi mengangkatnya dengan malas.
"Hallo"jawabnya.
"Temui aku sekarang juga di taman belakang"ucap Roni kemudian langsung memutuskan panggilannya.
"Apa maksudnya?Apa dia ada di taman belakang rumah kak Reno?"ucap Sefi sembari memandang layar ponselnya.
Sefi langsung beranjak dari tempat tidurnya dan berjalan keluar dari kamarnya menuju taman belakang.
Ditaman belakang.
"Kenapa kau datang larut malam begini,apa kau ada masalah"tanya Reno saat mereka berdua sudah duduk di taman belakang rumahnya itu.
"Ada yang ingin ku katakan pada Sefi,apa dia sudah tidur?"ucap Roni sembari melihat ke atas di mana lampu kamar Sefi masih menyala.
"Telpon saja dia,mungkin belum tidur.Karena aku baru saja keluar dari kamarnya"ucap Reno.
"Baiklah"Roni mengeluarkan ponselnya dari saku celananya kemudian menelpon Sefi.
"Temui aku sekarang juga di taman belakang"ucap Roni kemudian langsung memutuskan panggilannya.
"Dia mengangkatnya"tanya Reno.
"Iya,dia akan datang"ucap Roni.
"Baiklah kalau begitu,aku tinggal yah"ucap Reno menepuk bahu Roni dan pergi meninggalkan Roni sendiri."Biarkan mereka menyelesaikan masalahnya sendiri"batin Reno yang menyangka jika Roni dan Sefi sedang bertengkar layaknya adik dan kakak.
"Kak Roni"panggil Sefi membuat Roni memandangnya berjalan ke arahnya.
"Kak,kenapa tidak pakai jaket.Lagian ini sudah malam kenapa kemari"ucap Sefi sengaja mengatakanya karena ia tidak tahu apa yang harus di ucapkannya.
"Masih perhatian padaku namun tidak mau mengakuinya"gumam Roni masih belum memutuskan pandangannya.
"Aku ingin menjelaskan semuanya"ucap Roni.
"Menjelaskan apa kak"tanya Sefi gugup sebab Roni memandangnya dengan tajam.
"Bukan aku yang menghamili Lidya,aku tidak pernah menyentuhnya dan anak yang Lidya kandung bukanlah anakku"ucap Roni.
"Lalu"Sefi belum mengerti mengapa Roni menjelaskannya.
"Apa kau mencintaiku"tanya Roni sembari mendekat dan menyentuh bahu Sefi.
"Mengapa kau bertanya hal itu kak,apa hubungannya kehamilan Lidya dan aku mencintaimu atau tidak"ucap Sefi dengan membalas tatapan mata Roni.
"Dengar,aku tidak berdaya menolak pernikahan ini.Aku tidak pernah menyentuh Lidya dan aku di suruh bertanggung jawab atas kehamilannya? Apa kau tahu perasaan ku sekarang?Katakan kalau kau mencintaiku,hanya itu yang mampu membuat ku bertahan saat ini"ucap Roni sambil kedua tangannya kini menggemgam erat tangan Sefi.
"Buat apa aku mengatakannya sekarang,kalau kak Roni juga pada akhirnya akan menikahi wanita itu"ucap Sefi.
"Jadi,itu artinya kau juga mencintaiku"ucap Roni senang sembari menghapus air matanya yang sudah mengalir.
"Bukan begitu kak,aku--"ucap Sefi terputus saat Roni sudah mencium bibirnya dan memeluknya dengan erat.Hanya dengan mengetahui bagaimana perasaan Sefi padanya hati Roni kembali berbunga.
"Aku mencintaimu"ucap Roni di saat ciuman mereka berakhir.
"Kak,perasaan ini sudah terlambat.Menikahlah dengan Lidya"ucap Sefi membuat Roni membulatkan matanya seolah tak percaya wanita yang di cintainya juga memintanya untuk menikahi wanita lain.
"Aku percaya,bukan kak Roni yang membuatnya hamil.Tapi dia juga korban dari semua ini,Lidya butuh seseorang si sampingnya saat ini"ucap Sefi berusaha berpikir tidak egois.
"Sefi"ucap Roni tak percaya.
"Kak,pulanglah! Tidak ada lagi yang harus kita bicarakan"ucap Sefi kemudian meninggalkan Roni yang masih mematung memandang kepergiannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Anggraini Sari
Gak ada yang kasih tahu yah,kalau Sefi mau pergi😣
2022-05-25
0
Helen Apriyanti
Next
lnjutttt smngttt up lg yh kk
2022-05-24
0
Helen Apriyanti
greget aku sm c sefi ...
sbnrnya yg mnghamili c lidya kan c reno y thorr ..ayo donk trungkap... up yg bnyk thorrr pinisirin aku thorrr up lgvy please
2022-05-24
0