Di ruang makan itu hanya tinggal mereka berdua,Roni tampak semakin gelisah dan itu dapat di lihat oleh Reno.Tanpa segan Reno pun bertanya.
"Ada apa dengan mu?apa kamu ada masalah"Reno menatap Roni dengan penasaran.
"Sebenarnya aku ingin mengatakan sesuatu,tapi aku harap kamu tidak marah!"ucap Roni dengan ragu.
"Kenapa harus marah,sebenarnya ada apa?"tanya Reno.
"Ibaratnya besok pertunangan ini gagal,karena sesuatu yang membuat keluarga ini kecewa.Apa yang akan kamu lakukan!"tanya Roni sambil meneguk air minumnya.
"Aku juga tidak tahu,apa yang akan ku lakukan.Memangnya ada apa?"tanya Reno semakin penasaran.
"Contohnya begini,aku membatalkan pertunangan ini karena aku mencintai Sefi adikmu dan kau tahu sendiri kan jika Sefi termasuk berstatus sebagai sepupu Brian dan itu sebabnya dia juga sepupuku"ucap Roni sambil menghentikan ucapannya sesaat menunggu respon dari Reno.
"Teruskan"pinta Reno yang belum mengerti.
"Aku tidak tahu adat di keluarga kita,namun aku yakin jika menikahi sepupu sendiri itu sangatlah tidak di perbolehkan.Masalahnya jika aku menikahi sepupuku sendiri apakah tidak salah?"tanya Roni dengan ragu.
"Apa kamu tidak mencintai Liidya?Sepupu!kamu mencintai sepupumu sendiri?"tanya Reno.
"Jika itu adalah adikku Sefi maka itu tidaklah salah,karena disini yang saudara kandung itu adalah mamanya Brian dan Papa ku.Bukan papa yang kakak beradik sama papanya Brian.Jadi sah saja.Tapi yang kamu maksud di sini bukanlah Sefi adikku ,bukan?Kalau Sefi juga tidak masalah,yang masalah itu apa dia mau sama kamu sementara dia masih sangat muda."ucapan Reno langsung mendapat respon senang dari Roni.
"Jika memang benar wanita itu adalah Sefi,bagaimana menurutmu sekarang?"tanya Roni.
"Aku rasa itu bukanlah masalah,tapi seperti yang ku bilang tadi.Apakah Sefi mau sama kamu,secara umur kalian sangat jauh berbeda!"ucap Reno.
Reno memang seorang pria yang sangat pengertian,ia tidak ingin membuat Roni tersinggung oleh perkataannya.
"Memang benar,Sefi sendiri tidak pernah mengakui perasaannya pada ku"batin Roni kembali putus asa.
"Ya sudah,aku mau ke kamar istirahat"ucap Roni menyudahi pembicaraan mereka ia meninggalkan Reno di ruang makan saat melihat Brian dan mama Widia sudah pulang.
"Selamat sore ma"sapa Roni saat melewati mereka.
"Sayang,pakaian kamu besok sudah mama bawakan tapi nanti mama suruh seseorang untuk mengantarnya ke kemar kamu Soalnya masih di dalam mobil lagi di ambil sama supir"ucap mama Widia.
"Aku tunggu di kamar ma.Roni mau istirahat"ujar Roni lagi.
"Iya,baiklah"Widia menatap punggung Roni yang berjalan menuju kamarnya.
"Kakak kamu kenapa?"tanya Widia pada Brian yang di ketahui masih di sampingnya namun saat ia menoleh Brian tidak lagi di sampingnya,ia sudah menaiki anak tangga menuju kamarnya.
"Astaga anak ini,dasar bucin!"ucap Widia saat melihat putranya itu sudah di lantai atas.
"Reno,kamu sudah lama sayang"tanya Widia saat ia berjalan menuju dapur.
"Baru saja kami datang tante"ucap Reno.
"Sefi juga ikut kan,tante rindu sama anak matre itu!"ucap Widia sambil tersenyum.
"Sefi lagi di kamar Tia"ucap Reno.
"Benarkah?rasain kamu Brian,mama yakin Brian saat ini sedang kesal"ucap Widia.
"Memangnya kenapa tante!"tanya Reno.
"Brian,sepupu kamu yang bucin itu sejak tadi pengen buru-buru pulang.Tante yakin Brian pasti kesal melihat bukan Tia seorang di kamar itu !"ucap Widia.
"Mari kita hitung satu sampai lima,dalam hitungan terakhir pasti salah satu dari mereka akan keluar "ucap Widia mulai menghitung dengan jarinya namun tatapan mereka berdua mengarah ke atas dimana kamar Brian berada.
Widia dan Reno terlihat mulai menghitung.
"Satu,dua,tiga dan em.."belum selesai mereka menghitung sudah terlihat Brian mendorong Sefi keluar dari kamarnya.Terlihat Sefi berjalan pelan sambil meminta sesuatu.
"Benarkan apa yang tante bilang"ucap Widia sambil tertawa.
"Pasti anak itu minta duit lagi!"ucap Reno.
"Benar,Sefi pasti sedang merenggek minta duit"mereka berdua serentak sama-sama tertawa.
"Kak,ini mana cukup beli sepatu Sefi"renggek Sefi saat brian sudah memberinya uang kertas merah sebanyak lima lembar,
"Besok Sefi mau pergi sama teman-teman ke Sulawesi,uang segini mana cukup kak!"Sefi masih merenggek tidak ia tidak mau keluar dari kamar Brian,dengan kuat Sefi menahan pintu agar Brian tidak menutupnya.
"Baiklah,tapi dengan satu syarat"ucap Brian membuat pilihan.
"Katakan"Sefi masih berusaha menahan pintunya.
"Kamu harus tunda kepergianmu besok,kamu tahu sendirikan,besok adalah hari pertunangan kak Roni,jadi tidak satupun keluarga ini yang boleh meninggalkan rumah termasuk kamu"ucap Brian dengan tegas.
"Tapi aku perginya malam kak,setelah acara pertunangan itu selesai"ucap Sefi tidak terima.
"Kamu bisa menyusul temanmu besok paginya"ucap Brian.
"Apa kamu setuju?kalau setuju sekarang juga kakak akan transper ke rekening kamu"ucap Brian sambil mengambil ponselnya dari sakunya.
Sefi tampak berpikir."Ok,lusa aku akan pergi.Apa kakak puas!sekarang cepat kirim duitnya"ucap Sefi.
Brian terlihat menekan ponselnya dan tak lama terdengar notif dari ponselnya.
"Sudah,sekarang pergilah ke kamarmu "ucap Brian lansung menutup pintu kamarnya saat melihat Sefi melepaskan tangannya karena sedang memeriksa ponselnya.
"Terima kasih kak"ucap Sefi tanpa peduli Brian sudah tidak di depannya lagi.Sefi berjalan menuruni anak tangga sambil menunduk karena ia memeriksa ponselnya.
"Sefi,kemarilah sayang"panggil Widia dari ruang tamu karena Reno sudah masuk ke dalam kamarnya.
"Tante,Sefi kangen!"ucap Sefi sambil berlari ke asal suara yang memanggilnya kemudian memeluk pundak Widia dari belakang karena posisi Widia membelakangi Sefi.
"Tante juga kangen loh sama Sefi"ucap Widia sembari mengelus tangan Sefi yang berada di pundaknya.
"Sefi,tante minta tolong boleh yah"ucap Widia setelah Sefi duduk di sampingnya.
"Ada apa tante"tanya Sefi.
"Ini pakaian Roni tolong antarkan ke kamarnya yah"ucap Widia sambil menyusun pakaian itu secara bertumpuk.
"Sefi gak mau tante"tolak Sefi dengan ragu.Sefi sudah berusaha menghindar dari Roni sejak tadi malah di suruh masuk ke dalam kamarnya pula.
"Loh kenapa sayang,biasanya kamu senang gitu apa lagi kalau bisa berhasil mengganggu kakakmu yang satu itu"ucap Widia.
"Tante gak mau tahu,pokoknya kamu antar itu sekarang"ucap Widia sambil memberikan tumpukan pakaian itu ke kedua tangan Sefi.
"Habis ini,kamu istirahat di kamar kamu yah,soalnya tante juga mau istirahat"ucap Widia sambil tersenyum.
Author mohon kasih like sama sepuluh komennya yah,biar karya author ini bisa semakin naik popularitasnya biar gak mentok gitu.
Terima kasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Anggraini Sari
Berasa authornya jadi Sefi,huhu baperkan.😀
2022-05-25
0
Helen Apriyanti
lnjuttt smngttt up lg yh e
2022-04-08
0
Helen Apriyanti
lgian sefi jgn muna sich ..knp gk ungkpin juga klo km itu sbnrnya juga sm.prsaan ny sm roni
2022-04-08
1