Dengan mengendarai motor seperti seorang pembalap profesional Gio Bernard melajukan motornya dengan kencang agar cepat sampai di persimpangan tempat yang sudah di janjikan.Namun,begitu sampai di tempat tujuan Gio belum melihat keberadaan Sefi di tempat itu.
"Anak ini selalu saja membuatku menunggu"gerutu Gio.Pria keturunan Indonesia dan Jerman itu berulang kali melihat ke berbagai arah namun nihil batang hidungnya Sefi pun tak terlihat.Gio mengambil ponselnya dan menelpon Sefi berulang kali namun tetap tidak di angkat.Gio kemudian menyalakan kembali motornya dan berniat ingin pergi namun suara cempreng Sefi menghentikannya.
"Gio..Gio,tunggu aku"teriak Sefi sambil berlari menghampirinya meninggalkan sang supir itu sendiri di mobil setelah menyuruhnya mengantarkan barangnya saja.
"Non,bagaimana jika tuan Brian bertanya dimana Nona Sefi"supir itu juga berteriak.
"Katakan saja jangan khawatir,aku sudah bersama Gio."seru Sefi sambil berlari.
"Kenapa lama sekali,aku sampai lumutan menunggumu"itulah Gio dia sangat kesal jika harus menunggu karena menunggu adalah suatu yang membosankan.
"Biasalah mama banyak drama tadi di rumah"Sefi naik ke motor seraya memakai helemnya.
"Kenapa bisa dapat ijin semudah itu?"tanya Gio dengan penasaran.
"Karena mama sudah percaya.Itu saja!"ujar Sefi tidak ingin memperpanjang pembicaraannya.
"Tasmu dimana?"tanya Gio karena Sefi hanya membawa ranselnya saja.
"Biar supir yang bawa naik mobil,aku hanya tidak mau saja naik mobil hanya di temani sama supir,bisa boring nanti gak ada teman ngobrol"ucap Sefi.Motorpun di nyalakan dan merekapun menuju kota dimana tempat Brian kakak sepupunya itu tinggal.Namun sudah setengah perjalanan hujan pun turun dengan derasnya hingga membuat mereka terpaksa berteduh di sebuah halte yang di khususkan untuk menunggu bus.
"Aku akan mengabari mama,supaya mereka tidak menungguku"Gio mengambil ponselnya dan menghubungi orang tuanya.
"Sudah jam berapa"tanya Sefi sembari memeluk tubuhnya sendiri karena sudah kedinginan.
"Sudah jam lima sore,sepertinya kita akan sampai malam di sana"Gio menatap ke langit melihat derasnya hujan.
"Sepertinya hujannya masih awet"Sefi ikut memandang keatas langit seperti yang dilakukan Gio,
"Bisa marah papa jika tahu aku belum sampai di rumah kak Brian"gumam Sefi.
"Kamu kedinginan"tanya Gio mendekati Sefi.
"Dingin banget malah! Pinjam jaket mu dong"ucap Sefi manja seraya menampakkan gigi putihnya.
"Enak saja kamu,kalau aku kedinginan bagaimana"ucap Gio sembari menepis tangan Sefi yang ingin menarik jaketnya.
"Hais,kamu laki bukan sih,kalau ada cewek kehujanan terus kedinginan biasanya kalau di sinetron yang sering Sefi tonton itu cowoknya ngasih jaketnya"ucap Sefi kesal.
"Kita lagi gak di sinetron neng,sadar kita masih di novelnya author receh.Noh minta sama authornya saja ada adegan romantis kita seperti di sinetron,biar ini jaket aku pakaikan untukmu"Gio tersenyum sambil berharap dalam hati apa yang di ucapkannya menjadi kenyataan.
Thor,pliss dengarkan isi hatiku.
"Jangan harap Gio.Gak bakalan ada romantisan untuk mu karena Sefi itu sudah author jodohkan,tapi kalau kamu ada perasaan dengannya kamu harus berjuang dulu meluluhkan hati author hehehe"batin author meronta.
"Gio,kapan hujannya berhenti"tanya Sefi sudah tidak sabar.
"Mana ku tahu!Tanya authornya jugalah.Kenapa kita terjebak di hujan ini.Apa maksudnya"Gio membuat Sefi kesal pada akhirnya dan berjalan menuju tenda di ujung tak peduli bajunya mulai basah.
Di sekitar halte ada berdiri sebuah warung yang bertenda biru namun karena warung itu kecil ia tidak menyediakan banyak tempat duduk sehingga banyak orang memilih berteduh di halte bus.
"Permisi mas ! Aku mau pesan dua teh hangat"ucap Sefi sambil berusaha masuk ke dalam tidak peduli mata pria di sekitarnya melihatnya dengan kagum.Gio hanya memperhatikan Sefi namun tidak menghampirinya.
"Silahkan di tunggu yah"ucap pemilik warung itu dan Sefi hanya berdiri di tempatnya.
Kepulan asap mengarah padanya,membuat Sefi sesekali terbatuk kemudian menutup mulutnya dengan telapak tangannya.
"Di sini lebih hangat tapi aku merasa tidak nyaman"gumam Sefi dan tanpa sengaja mata mereka bertemu ketika Gio juga menatapnya.Sontak saja Sefi langsung melambaikan tangannya mengajak Gio masuk ke warung itu.Gio yang mengerti Sefi tidak merasa nyaman langsung menghampirinya.
"Sayang kenapa berdiri di sini"ucap Gio setelah sampai di dekat Sefi dan Sefi langsung mencubit pinggang Gio namun ia hanya tersenyum.
"Sayang kepalamu peang"ucap Sefi pelan setengah berbisik tepat di telinga Gio.
"Kau tahu,sejak tadi mereka menatapmu"bisik Gio di telinga Sefi membuat Sefi merinding dengan napas Gio yang hangat tepat di telinganya.
"Aku juga merasa seperti itu"bisik Sefi juga di telinga Gio.
"Mendekatlah kemari"Gio menarik tangan Sefi agar semakin tidak ada jarak di antara mereka.
"Ini Kak ,teh nya"ucap pemilik warung itu membuat Sefi langsung sadar.Dan pemilik warung itu memberikan tempat duduknya untuk Sefi dan Gio.
"Silahkan duduk,hanya ini kursi yang tersisa"ucap pemilik warung itu lagi.Kursi kecil yang terbuat dari kayu yang hanya berukuran setengah meter lebarnya.Sefi terpaksa duduk bersama karena sudah pegal juga berdiri terus.Mereka berdua duduk berhimpitan membuat Gio merasakan jika pakaian Sefi sedikit basah.
"Pakai ini"ucap Gio melepas jaketnya untu Sefi.
"Tidak perlu"tolak Sefi dengan raut wajah cemberut.
"Pakailah,kamu sudah kedinginan!"ujar Gio langsung meletakkan jaket itu di pundak Sefi.
"Ngak usah jual mahal,jual murah saja tidak laku!"ujar Gio lagi.
"Apa sih?"Gerutu Sefi.
"Kenapa gak dari tadi,kamu sengaja biar aku kedinginan"ucap Sefi seraya menerima jaket itu dan memakainya.
"Pakailah aku hanya kasihan nenek lampir sepertimu nanti kedinginan lalu pingsan di tempat ini.Kalau sudah pingsan ,siapa yang akan menolongmu.Dan minum teh mu ,sepertinya hujannya sudah mulai reda"ucap Gio dan Sefi hanya mengangguk merasa kesal juga karena di bilang nenek lampir.
"Walaupun seperti nenek lampir,tapi aku tetap saja suka melihatmu" batin Gio.
"Jika saja aku tahu akan turun hujan begini.Mungkin saja aku tidak akan memilih naik motor denganmu"ujar Sefi.
"Apa kamu menyesal?"tanya Gio dengan menautkan kedua alisnya.
"Sepertinya iyah."ujar Sefi dengan jujur dan langsung saja mendapat toyoran di kepalanya.
"Dasar,apa kamu tidak bisa berbohong agar aku bisa senang"tutur Gio dengan kesal.
"Membuatmu senang adalah kesengsaraan bagiku"ujar Sefi.
"Maksudmu?"
"Sudah jangan bertanya lagi"
"Tidak bisa begitu, kamu harus menjelaskannya?"ujar Gio.
"Tidak ada yang harus di jelaskan dan di perjelas!"ujar Sefi seraya meneguk tehnya sampai habis.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Sari imuetandbeauty
bar bar namun masih ada batasnya..aku suka.
2023-03-15
0
Patia Tobing
Sefia
2022-10-16
0
Anggraini Sari
Jadian sama siapa nanti Gio apa babang Roni.😤😤😤
2022-05-25
1