Di dalam rumah itu tampak suasana menjadi tegang,sebab keluarga Mahendra sedang marah atas penolakan Roni yang tiba-tiba memutuskan pertunangan itu secara sepihak.Suasana rumah yang indah itu karena sudah di dekor begitu indah tidak mampu meluluhkan hati mereka semua.
"Nak,apa alasanmu membatalkan pertunangan ini"tanya Wanda menatap Roni dengan bingung.Semua terlihat diam menunggu jawaban Roni.
"Apapun alasanmu,kamu tetap harus bertunangan dengan putriku Lidya,aku tidak peduli kau menolaknya.Lihat ini"ujar pak Mehendra sembari melempar sebuah alat tes kehamilan tepat di depan Roni.
Semua mata tertuju pada alat tersebut termasuk Roni yang memungut benda itu karena ia tidak tahu benda apa itu.Dengan santai Roni mengangkat benda itu seolah berkata "Benda apa ini?"tanpa perasaan apa pun ia langsung bertanya pada calon ayah mertuanya itu.
"Paman jika dengan ini paman meleparku tidak terasa apapun,lemparlah aku dengan sesuatu yang lebih berat dari benda ini.Mungkin dengan itu perasaan paman akan tenang"ujar Roni sontak membuat yang lainnya terdiam apa lagi wanita yang ada di tempat itu yang sudah paham benda apa itu.
"Benda itu adalah alat tes kehamilan Lidya,apa kau sudah paham sekarang?Huh"seru Mahendra dengan lantang.
"Hamil?"semua keluarga Alexander yang ada di tempat itu langsung terkejut termasuk Sefi yang baru saja keluar dari kamarnya kerena mendengar suara ribut di rumah itu.
"Tidak,jangan salah paham Sefi.Percayalah padaku"batin Roni ketika mata mereka beradu.
"Sejak kapan aku tidur dengan Lidya? Aku bahkan tidak pernah memegang tangannya.Bagaimana mungkin Lidya bisa hamil?"Roni membela diri setelah ia tersadar dengan benda yang di pegangnya itu.
"Jangan membuat kesabaranku habis,kau tahu bukan?Seperti apa keluarga Mahendra jika ada yang mengusik mereka"Peringatan itu seakan membuat leher Roni tercekik.
"Lanjutkan pertunangan ini jika sampai batal kalian tahu apa yang akan aku lakukan,nama baik keluarga kalian akan hancur dalam sekejap saja"ucap Mahendra dengan menahan emosinya.
"Mahendra tolong jangan begitu,mari kita bicarakan baik-baik!"ujar Wanda menenangkannya.
"Lidya,aku ingin berbicara berdua dengan mu"ucap Roni belum sempat Lidya menolak tangannya sudah di tarik dan Roni membawa Lidya keluar.
"Katakan,kenapa kau berbohong ?"Roni menatap Lidya tajam seolah sedang ingin mengulitinya.Saat ini mereka sedang berada di taman di pekarangan rumah itu.
"Aku tidak berbohong,aku memang sedang hamil"ucap Lidya.
"Anak siapa?"Roni masih menatap Lidya.
"Ehm,itu--aku tidak bisa mengatakannya sekarang"ujar Lidya.
"Aku hanya ingin kejujuranmu sekarang.Masa depan ku juga masa depan mu di pertaruhkan sekarang"ucap Roni sembari menghela napas panjang.
"Percuma aku jujur,semua itu tidak ada gunanya"ucap Lidya pelan.
"Jika kamu jujur anak siapa yang kamu kandung sekarang,aku yakin pertunangan kita ini akan batal.Itu juga yang kamu mau,bukan?"Roni terlihat meremas rambutnya dengan kasar.
"Aku sudah mengatakan yang sebenarnya sama papa,tapi papa tidak peduli.Papa terus mendesakku agar pertunangan ini tetap berlangsung.Kejujuranku tidak lah berarti apa-apa sekarang."Ucap Lidya semakin pelan.
"Roni,tolong bantu aku.Setelah pertunangan kita selesai aku akan berusaha mencari pria itu agar pernikahan kita tidak terjadi.Aku janji kita hanya sampai pada pertunangan saja"ucap Lidya sembari memohon pada Roni.
"Bagaiman jika kau tidak bisa menemukan pria itu,kita akan terjebak dalam situasi berat ini"ujar Roni semakin pusing.
"Biarkan pertunangan ini terjadi,aku tidak mau kehilangan anakku,aku sangat yakin bisa menemukan pria itu"ucap Lidya pelan sebab ia takut dengan ancaman papanya,jika Lidya menolak bertunangan dengan Roni maka ia harus siap kehilangan anak yang masih di rahimnya itu.
"Apa kau bisa menjamin itu"tanya Roni sembari menatap Lidya dengan iba.Roni sudah bisa menilai jika Lidya di paksa melanjutkan pertunangan ini oleh papanya.
"Aku janji"ucap Lidya pelan.
"Baiklah kalau begitu,bersiaplah kita akan bertunangan sekarang"ujar Roni dengan putus asa.Roni sangat menghawatirkan perasaan Sefi saat ini.Namun ia juga harus memikirkan nama baik dari keluarga yang sudah membesarkan dengan kasih sayang selama ini.Lidya tampak mengangguk kemudian mereka kembali menemui keluarga mereka yang sudah menunggu sejak tadi.
"Aku tidak ingin mendengar kata penolakan"ujar Mahendra saat Roni dan Lidya sudah berdiri di antara mereka.
"Sesuai dengan keinginanmu paman!"ucap Roni sembari mengalihkan pandangannya mencari keberadaan wanita yang di cintainya.Namun ia tidak menemukan wanita itu.
"Lidya gantilah pakaianmu.Kamu sudah di tunggu oleh orang yang akan meriasmu"ujar Widia.Pasalnya Mahendra tidak ingin pulang lagi hanya untuk mengganti pakaian putrinya itu karena ia tidak ingin putrinya kabur lagi.
"Tia sayang,bawa Lidya untuk mengganti pakaiannya"pinta Widia pada menantunya itu.Lidya mengikuti Tia dari belakang menuju tempat yang sudah di siapkan.Ada beberapa orang di sana termasuk Sefi yang sudah siap menunggunya.
"Maaf sudah merepotkan kalian"ucap Lidya ketika Tia dan Sefi membantunya memakaikan pakaiannya juga meriasnya.
"Tidak apa-apa.Kamu jangan sungkan"jawab Tia.
"Nah sekarang sudah selesai,tunggulah di sini sebelum di panggil.Aku akan keluar sebentar"ucap Tia tersenyum melihat karya keduanya untuk merias seorang wanita kecuali dirinya.Tia melebarkan senyumannya ketika mengingat dulu pernah merias Siska ketika ingin pergi berkencan."Ternyata aku hebat juga,apa aku ganti profesi saja menjadi make over.Hahaha..lumayankan dapat uang tambahan"gumam Tia senyumnya belum juga pudar.
"Sefi,tinggallah bersamanya sebentar.Aku akan kembali memanggil kalian kalau sudah waktunya"ucap Tia kemudian ia meninggalkan kedua wanita itu.Canggung,itulah yang di rasakan Lidya saat ini.Dimana ia mengetahui jika Roni memiliki rasa pada wanita yang menemaninya saat ini.Diam,sunyi senyap tidak satupun diantara mereka yang membuka suara.
Hingga Tia muncul kembali dan memanggil mereka menyuruh Sefi membawa Lidya keluar dari kamar itu.
"Sudah saatnya"gumam Lidya sembari menarik napas dalam kemudian mengeluarkannya perlahan.
Cincin pertunangan itu sudah melingkar di jari manis mereka berdua,tanpa rasa dan cinta akhirnya mereka sudah bertunangan saat ini.
Acara pertunangan itu di mulai dengan rasa bersyukur apa lagi pada sebagian orang tidak tahu apa yang sudah terjadi sebelumnya.
Sorot mata itu selalu mengikuti kemana arah wanita yang di cintainya berjalan kesana -kemari akibat kedua orang tuanya memperkenalkannya pada tamu undangan yang datang terlebih pada keluarga yang tidak ia kenal.Tidak berhenti sampai di situ sepasang mata itu juga menatapnya sendu saat wanita itu menghampirinya dan mengucapkan selamat.
Sakit sungguh sakit itulah yang di rasakannya saat wanita yang di cintainya mengucapkan selamat padanya.
Maaf di revisi ulang karena banyaknya typo.
Terima kasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Anggraini Sari
Benda apa ini,sembari mengangkat tes kehamilan.ngakak authornya,Roni gak tahu aja banyak wanita di dunia ini yang berjuang mendapatkan garis dua😊
2022-05-25
0
Helen Apriyanti
lnjuttt smngttt up lg yh kk
2022-04-13
0
Helen Apriyanti
emmmm roni Atau reno thorr .. d atas mh perfunangn reno??
tpi lidya sm roni ... mungkin kh pria tsb reno yh hmmm msa iya
2022-04-13
1