Dingin nya udara di sekitar jalan pendakian membuat mereka yang berjalan semakin lambat terutama Roni yang tidak biasa untuk mendaki gunung,bahkan saat ini ransel sudah berpindah tangan di bawakan oleh anak buahnya.Tangan Roni tak luput dari pegangan anak buah di depannya.Napasnya seolah sudah terjun bebas ke langit ke tujuh saking lelahnya.
"Sefi,aku akan menghukummu!Tak kan ku biarkan perjuanganku ini sia-sia!"batin Roni sambil berjalan sesekali melihat sekeliling mereka penuh dengan pepohonan yang menjulang tinggi.
"Roni,lihatlah !sepertinya kita akan segera sampai."ucap Deka setelah melihat sesuatu yang terang di atas gunung itu sambil menunjuk arah yang di maksud.
"Ya,sepertinya tidak terlalu jauh lagi"sahut Roni sambil menarik napas panjang dan mereka berhenti sesaat memandangi arah yang di tunjuk Deka.
"Apa masih kuat berjalan ke sana,kalau tidak,biar ku gendong saja!"ledek Deka.
"Semua ini tidak terlalu seberapa,aku bahkan masih kuat untuk menghukumnya nanti,lihat saja nanti ketika tenda ku tidak terbuka sampai pagi,jangan menggangguku saat itu.Dan satu lagi tetap berjaga di area tempat kami mendirikan tenda" ucap Roni dengan kesal.
"Kalau untuk berjaga-jaga anak buahmu juga bisa,aku sendiri akan mencari seorang daun muda di sana juga,mungkin saja ada yang bisa di petik nantinya"ucap Deka sambil tertawa.
"Jangan macam-macam kamu,ingat anak dan istrimu di rumah!"ucap Roni sambil melempar sebuah ranting ke arah Deka.Ia mengerti apa maksud dari ucapan Deka.
"Sesekali tidak apa kan?"ucap Deka sambil mengelak ranting yang di lempar Roni.
Mereka berjalan sambil bercanda gurau agar perjalanan tidak terlalu terasa melelahkan dan membosankan.
Hingga tidak terasa sampailah mereka di tempat tujuan,dan hari sudah semakin gelap.Terlihat di sekitar mereka saat ini sudah berkumpul para mahasiswa dan mahasiswi dari fakultas yang berbeda sedang membentuk tiga lingkaran mengelilingi api unggun di masing-masing kelompok.
Kedatangan Roni dan Deka beserta empat anak buah mereka tidak membuat mereka terkejut karena mereka sudah terbiasa dengan orang asing yang ingin mendaki gunung bahkan mereka tak segan meminta tolong sesuatu jika mereka membutuhkan pertolongan walaupun tidak saling mengenal.
Mata Roni sibuk mencari sosok Sefi di antara tiga kelompok yang berkumpul itu.Sementara Deka dan anak buahnya mendirikan tenda yang memang tidak terlalu jauh dari tempat itu.
"Sial,mengapa pria aneh itu ada di sana"gumam Roni saat melihat Gio ada di tempat itu juga.
"Apa mereka datang bersama"gumam Roni lagi saat melihat Gio menghampiri seorang wanita yang tak lain adalah Sefi.Tangan Roni mengepal saat Gio memberikan segelas minuman ke tangan Sefi dan menyentuh tangan Sefi.
"Kau bahkan tidak mendengarkanku"Roni masih menatap tajam mereka berdua dari jarak yang masih terlalu jauh.
"Ayo,kita ke sana"ajak Deka agar mereka menghampiri para pendaki lainnya yang ada di tempat itu.
Roni mengikuti Deka berjalan di hadapannya sambil memasukkan ke dua tangannya ke dalam saku jaketnya.
"Hai,adik-adik!Maaf mengganggu kalian,apa kami boleh duduk di sini sebentar saja karena api unggun kami belum di nyalakan"ucap Deka sambil menatap para mahasiswa itu satu persatu.
"Boleh kak,apa kalian baru sampai"ucap Gio yang pada saat itu berada dekat dengan Deka.
"Iya,kebetulan kami baru saja sampai dan masih mendirikan tenda.Dan kebetulan aku sangat haus,apa boleh aku minta air hangat"ucap Deka tanpa rasa malu.
"Ehmm"Roni berdehem ketika Deka ingin bicara lagi namun Gio baru menoleh ke arah Roni.
"Sepertinya kita pernah bertemu"tanya Gio sambil mengingat-ingat wajah Roni.
"Gio,kamu sedang bicara dengan siapa?"tanya Sefi ketika ia baru saja ingin bergabung dengan yang lainnya.Sefi berjalan menghampiri Gio dan..
"Kak Roni?sedang apa di sini"tanya Sefi ketika melihat dengan siapa Gio berbicara.
"Ah iya,aku ingat sekarang.Kamu kakaknya Sefi kan,yang waktu itu menjemput Sefi dengan mobil"seru Gio sambil menepuk ke dua tangannya.Namun Roni tak menjawab bahkan tidak mendengarkan apa yang di katakan Gio.
Mata tajam Roni menatap Sefi seolah ingin mengulitinya begitu saja dan Sefi langsung menelan salivanya dengan bersusah payah.
"Kenapa kak Roni sangat tampan malam ini?apa dia datang menyusulku?Apa pertunangannya besok akan batal"batin Sefi ketika mata mereka beradu.
"Kamu,siapa nama kamu?"tanya Deka menunjuk Gio.
"Aku Gio kak"jawabnya.
"Ayo kita ke sana,sepertinya mereka butuh waktu untuk bicara"ajak Deka pada Gio yang sudah paham dengan tatapan Roni.
"Tapi kak..!ucap Gio terhenti ketika Deka langsung menyahut dan menariknya.
"Tidak apa-apa.Dia itu kakaknya,tidak ada yang perlu kamu khawatirkan"ucap Deka.Setelah mereka pergi,Roni langsung membalikkan badan dan berjalan menuju tenda mereka sambil berbicara.
"Kamu masih mau berdiri di sini?cepat ikut aku"ucap Roni tanpa menoleh ke arah Sefi.Dan tanpa ragu Sefi menyusul Roni dengan berlari kecil.
Roni terlihat masuk ke dalam tendanya yang sudah di siapkan oleh anak buahnya.
"Kak,apa Sefi juga boleh masuk?"tanya Sefi masih berdiri di luar.
"Di luar sangat dingin,Nona masuk lah ke dalam"ucap seorang pria yang berdiri tidak jauh dari tenda itu.
Sefi menoleh ke arah sumber suara dan melihat ada empat pria yang sedang berdiri di depan tenda ke dua.
"Kalian siapa?"tanya Sefi dengan heran.Namun ke empat orang itu terdiam.
"Sefi,masuk lah.Jangan hiraukan mereka"ucap Roni dari dalam tenda.Sefi terlihat masuk ke dalam dan ikut duduk di samping Roni sambil melipat tangannya di dada.
"Kamu tahu dimana letak kesalahanmu?"tanya Roni dengan pelan seraya menatap wajah Sefi dengan tajam.
Sefi terlihat menggeleng karena belum paham apa maksud Roni.
"Kamu pergi tanpa pamit dan sudah membuatku khawatir!"ucap Roni sedikit mengeraskan suaranya.
"Oh"mulut Sefi terbuka hanya untuk mengucapkan kata oh.
"Kamu mesti mendapat hukuman"ucap Roni dan langsung menarik wajah Sefi kemudian menyentuh bibir Sefi dengan jarinya.
Dan terdengar langkah kaki para anak buahnya sedikit menjauh dari tenda mereka.
"Apa yang mereka akan lakukan"bisik seorang anak buah Roni.
"Apa pun yang mereka lakukan,bukanlah urusan kita"ucap seorang lagi.
Roni semakin mendaratkan bibirnya di leher Sefi karena sudah terpancing oleh rasa ingin memiliki seutuhmya.
"Kak,apa kak Roni datang kemari untuk menyusulku?"tanya Sefi di sela-sela ciuman Roni.Entah mengapa Sefi memang merindukan sentuhan-sentuhan lembut yang di berikan Roni.
Bersambung..
"Nanggung Thor...gimana ini"teriak Roni di dalam hutan belantara😃😃
"Besok di lanjutkan babang Roni,author lagi sibuk nih mau potong kue ultah buatan sendiri"🎂Author kabur sambil bawa baki berisi kue ultah namun tanpa sengaja terjatuh karena tersandung kaki misua dan...Pletak...gling...gling...gling.terdengar suara baki menggelinding di lantai.Musnah sudah harapan mau potong kue ultahnya.Author auto duduk di lantai sambil merajuk😂.
"Makanya thor jangan buat aku nanggung gini dong,lah authorkan kualat sendiri"Roni masih belum terima di gantung aktifitasnya.
"Sekarepmu wae Roni"Author sudah merajuk.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Anggraini Sari
Jangan macem-macem kamu Roni yah,ingat ini masih di tengah hutan,takutnya banyak yang ngintip yang kasat mata😆😆😆😆
2022-05-25
0
Helen Apriyanti
smngtt smngtt smngtt up kk
2022-03-23
1
Helen Apriyanti
hshahaa kk authorr lucu bgt sich ... pas kta" trkhirnya tnya sndrinjwab sndri ...
bnr" nggung thorr ...
lnjuttt smngttt up lg yh kk
2022-03-23
1