Malam semakin dingin terlebih suara desiran air sungai yang mengalir semakin menambah suasana semakin syahdu.
Walau hanya untuk bisa tidur bersama, Roni rela mendaki gunung walau ia hampir mau pingsan.Keinginannya hanya satu yaitu untuk mendapat kepastian dari wanita yang sudah membuat hati nya porak poranda.
Roni memeluk Sefi yang terlelap di samping nya.Roni sudah terbiasa dengan kelakuan Sefi jika ia sudah tertidur,keributan apa pun tidak akan mampu untuk membangunkannya bahkan mungkin jika perang dunia ke tiga sekalipun tidak akan bisa mengusik tidur nya.Sefi akan terbangun jika sudah tiba waktunya bangun bak sebuah alarm yang sudah di setel sedemikian rupa itulah kebiasaannya.
Pukul setengah enam pagi Sefi sudah terlihat menggeliat,ia menggerakkan tubuhnya dan mengangkat tangannya ke atas.Matanya membulat sempurna tak kala tangannya menyentuh bulu-bulu kasar dari wajah seseorang.
"Sejak kapan Dena memiliki bulu kasar seperti ini"batin Sefi dengan mengelus wajah itu namun belum melihatnya.Tangan Sefi terasa seperti di kecup dengan lembut saat tangannya menyentuh bibir Roni.
"Selamat pagi sayang!apa tidur mu nyenyak"suara tak asing itu menyapa Sefi membuat ia langsung mendorong tubuh Roni agar ia bisa sedikit menjauh dan dapat melihat wajah Roni.
"Kak,apa yang kau lakukan disini? Mengapa kakak bisa ada disini?Dimana Dena?"tanya Sefi dengan suara nyaring hingga Deka di tenda yang berbeda dari mereka pun dapat mendengar suara Sefi.Roni menutup telinga nya saat mendengar suara Sefi.
"Pelan kan suara mu sayang"ucap Roni dengan santai seraya menatap Sefi dengan perasaan yang tidak menentu.
"Kak, keluar lah! Bagaimana jika nanti ada yang melihat mu masuk ke dalam tenda ini,aku sangat takut kak jika teman-teman ku melihat kita di dalam tenda yang sama."ucap Sefi sambil berusaha melihat keluar.
"Tenanglah tidak akan ada yang akan melihat kita dan aku masih mengantuk jadi kemarilah"ucap Roni seraya menarik tangan Sefi agar kembali berbaring dengannya namun Sefi menolaknya.
"Maksud kak Roni apa?"tanya Sefi dengan bingung karena ia belum sadar sedang berada dimana.
"Aku menculikmu dan membawamu jauh dari mereka"ucap Roni dengan santai.
"Kak,kau!"ucap Sefi terhenti saat ia mengeluarkan kepalanya dan melihat sekitarnya.
"Masih gelap dan hanya terlihat empat tenda yang berdiri.Apa benar teman-teman ku tidak ada disini"ucap Sefi pelan.
"Tentu saja,kita sudah sedikit menjauh dari mereka"ucap Roni seraya melebarkan senyumnya.
"Jadi sekarang hanya kita berdua di dalam tenda ini dengan udara yang semakin dingin.Kemarilah aku ingin memelukmu"ucap Roni.
Sefi kembali menutup tenda itu dan berbaring di samping Roni.
"Kak,apa tujuan mu menyusul ku?"tanya Sefi seraya menatap wajah Roni Abdullah yang terkesan sangat tampan itu.
"Aku mencintaimu Sefi.Aku hanya ingin dirimu menjadi istri ku satu-satunya.Aku hanya ingin menikahimu seorang"ucap Roni dengan pelan.
"Sefi aku hanya ingin memastikan apa keputusan mu dengan hubungan kita ini"ucap Roni lagi sambil mengusap wajah Sefi.
"Lidya.Bagaimana dengannya.Besok kalian akan bertunangan"ujar Sefi.
"Aku akan berterus terang kepadanya.Dan memintanya untuk membatalkan pertunangan itu"ucap Roni sambil mengecup sesekali bibir Sefi.
"Katakan apa kau mencintaiku?"tanya Roni lagi setelah melepas kecupan mesra nya.
"Kak, bagaimana jika Om Wanda kecewa padamu dan pada hubungan kita.Apa kak Roni bisa melihat mereka kecewa.Aku yakin kak Roni pasti akan menuruti keinginan mereka karena kak Roni tidak pernah menolak apa pun yang mereka inginkan"ucap Sefi karena ia sudah cukup mengenal bagaimana lemahnya Roni jika bersama keluarga Alexander.
Roni terdiam saat Sefi mengatakan yang sebenarnya.
"Katakan saja jika kau mencintaiku dan aku akan berjuang untuk mendapatkan mu"ucap Roni pelan ia merasa tidak berdaya.
"Maaf kak,aku tidak bisa"ucap Sefi dengan rasa yang tidak karuan.
"Maksud mu?"tanya Roni.
"Sebaiknya kita lupakan semuanya.Aku tidak bisa menyakiti tante Widia terlebih mereka juga masih keluarga ku"ucap Sefi.
"Jangan katakan seperti itu,aku tidak akan bisa menerima kenyataan ini."ucap Roni.
"Mengertilah kak, Lidya adalah jodohmu dan kalian sudah di jodohkan.Dan lupakan semua yang pernah kita lewati bersama.Aku mohon jangan mengharapkan ku lagi karena aku tidak bisa"ucap Sefi dan ia kemudian melepaskan pelukan Roni.
"Tidak, jangan katakan seperti itu"ucap Roni kemudian menarik tangan Sefi dan mengukungnya di bawahnya.
"Apa aku harus membuatmu hamil terlebih dahulu.Setelah itu kita akan menikah dan kau tidak akan bisa pergi jauh dari ku"ucap Roni tidak terima dan ia dengan cepat melahap bibir Sefi dan menciumnya dengan kasar.Sefi meronta dan berusaha keluar dari situasi saat ini.
"Kak, hentikan.Aku mohon jangan seperti ini"seru Sefi dan Roni menghentikan niatnya karena melihat Sefi sudah menitikkan air mata.
"Maafkan aku"ucap Roni sambil memperbaiki posisi baju Sefi kemudian bangkit berdiri dan keluar dari tenda.
"Kita pulang sekarang"ucap Roni kembali menatap Sefi yang masih terduduk di dalam tenda itu.Sefi menjawab hanya dengan anggukan saja kemudian ia ikut keluar dari tenda itu.
"Siapkan pertunangan ku besok dengan Lidya aku sudah siap bertunangan dengannya"ucap Roni menghubungi seseorang sambil menatap Sefi dengan dingin."Iya besok saja pertunangan itu di laksanakan buat apa menunda nya lagi"ucap Roni lagi.Dan Roni terlihat sudah selesai berbicara kemudian menghampiri Deka.
"Deka,ayo kita pulang"ajak Roni yang memang sejak tadi mereka sudah terbangun ketika mendengar suara Sefi berteriak.Terlihat Deka menyuruh anak buahnya untuk kembali merapikan ransel mereka dan membuka tenda.Deka terlihat menggelengkan kepalanya ia tidak mengerti apa yang sedang terjadi.
"Apa dia tidak berhasil membobol nya hingga mukanya itu terlihat seperti mau makan orang saja"gumam Deka.
Di perjalanan pulang terlihat Roni mendiamkan Sefi walaupun Sefi selalu mengajaknya berbicara seperti saat ini dimana Sefi sedang melihat ponselnya dan begitu banyak panggilan tidak terjawab dari kakaknya Reno.
"Kak Roni tolong antar kan Sefi pulang kerumahnya kak Reno.Karena kak Reno tidak menjawab telpon ku"ucap Sefi karena ia merasa bersalah pada kakak nya itu karena tidak mengabari kemana ia pergi.
Roni hanya mengangguk tampa menjawabnya.
"Setelah mengatakan ingin melupakan semuanya, sekarang ia ingin menghindariku lagi"gumam Roni dengan kesal sambil melajukan mobil nya dengan kencang.
"Kak,tolong pelankan sedikit.Akutakut!"seru Sefi sambil memegang tangan Roni namun Roni tidak menghiraukannya, pikiran nya masih berkenala mengingat apa yang sudah di katakan Sefi padanya."Dengan mudahnya ia mengatakan melupakan semuanya"batin Roni.
"Selamat berpuasa reader ku tercinta yang sedang menjalankannya.Tetap semangat.
Terima kasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Anggraini Sari
Jangan seperti ini bang Roni,kalian masih bisa membicarakannya secara baik-baik bukan?
2022-05-25
0
Helen Apriyanti
smngttt up lg yh kk lnjutttt
2022-04-05
1
Helen Apriyanti
kasian roni ...
2022-04-05
0