Sandaran hati.

Mohon kasih like dan komennya sayang kuh..!!

Happy reading..!!

Sefi duduk di samping Roni sambil sesekali memperbaiki Jas yang di pakainya sambil mendengarkan Roni bercerita dengan Fardan.Mereka bertiga yang saat ini sedang menunggu Bela di ruang operasi.Sefi sesekai terlihat menutup mulutnya karena menguap,rasa kantuk sudah menyerangnya hingga membuat Roni menyudahi obrolannya dengan Fardan.

"Fardan,apa aku bisa pulang sebentar"tanya Roni pada Fardan.

"Tentu saja,pergilah biar aku yang jaga Bela"ucap Fardan.

"Sefi,ayo ikut aku"seru Roni sambil menarik Sefi dari kursi panjang itu.

"Mau kemana kak"tanya Sefi masih dalam mode mengantuk ia berusaha berdiri dengan kakinya yang lemas.

"Biar kamu ku antar saja pulang,kamu sudah lelah dan sangat mengantuk,bukan?"ucap Roni sambil permisi pada Fardan yang sedang melihat mereka.

"Tapi bagaimana dengan Bela"Sefi menahan tangan Roni sesaat.

"Fardan,aku tinggal sebentar.Aku akan kembali secepatnya setelah mengantar Sefi pulang"ucap Roni.Fardan hanya terlihat menganggukan kepalanya.

Roni menggandeng tangan Sefi melewati lorong rumah sakit itu sambil berjalan cepat.

"Kak,jalannya kenapa cepat sekali.Sefi lelah"ucap Sefi seraya melepas tangan Roni kemudian menunduk menahan lututnya.

"Kamu kenapa"tanya Roni ikut berhenti dan menoleh ke arah Sefi.

"Jalannya pelan-pelan saja"ucap Sefi kembali menegakkan tubuhnya dan menarik napas panjang.

"Mau aku gendong"tanya Roni menawarkan diri.

"Ya mau lah masak enggak!Ayo kak Roni membungkuk biar Sefi naik di pundak kakak"seru Sefi sambil menyuruh Roni jongkok kemudian ia naik dan mengalungkan tangannya dari belakang ke leher Roni.Roni tampak tersenyum melihat Sefi manja pada nya.

"Apa sudah siap?"tanya Roni setelah dirasa Sefi sudah naik.

"Sudah kak,ayo jalanlah kuda ku!"seru Sefi sambil menepuk pundak Roni dengan pelan.Roni menggendong Sefi hingga menuju parkiran mobil mereka.

"Sefi"panggil Roni saat mereka sudah di dalam mobil.

"Iya,kak"jawab Sefi tanpa menoleh.

"Ini buat kamu"Roni memberikan sebuah kotak berukuran kecil berwarna ungu ke tangan Sefi.

"Apa ini"tanya Sefi sambil memutar kotak itu seraya menatap Roni dengan bingung.Roni tersenyum sambil menyalakan mobilnya dan melaju dengan santai.

"Jangan di buka jika kamu belum siap.Namun sebaliknya bukalah jika kamu sudah siap"ucap Roni penuh dengan teka-teki.

"Apa ini berupa hadiah?tapi aku tidak sedang ulang tahun kak!"ucap Sefi.

"Jika ini hadiah untukku mengapa aku tidak boleh membukanya!?"tanya Sefi lagi.

"Bukan tidak boleh,tapi jika kamu membukanya maka aku akan menganggapnya kamu sudah siap menerima cintaku"ucap Roni.

"Ooh "mulut Sefi membulat membetuk huruf o.Sefi diam sejenak kemudian langsung memasukkan kotak itu ke dalam tasnya.

Tampak Roni menghembuskan napas kasar karena melihat Sefi memilih memasukkan kotak itu ke dalam tasnya.Mobil melaju dengan lancar hingga tidak terasa sudah sampai di kediaman Alexander.

Roni menyuruh Sefi turun dan setelah terlihat Sefi masuk kerumah itu barulah Roni kembali melajukan mobilnya menuju rumah sakit.

Di kamar Sefi.

Sefi memilih langsung merebahkan tubuhnya karena memang cukup lelah.Ia memejamkan matanya berulang kali namun tidak bisa membuatnya terlelap.Hingga ia mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang.

"Hallo"terdengar suara seseorang menjawab telponnya dari seberang.

"Gio, apa kamu sudah sampai di rumah orang tua kamu"tanya Sefi.

"Sefi,aku sudah sampai dari tadi,kamu sendiri bagaimana?apa sekarang kamu sudah sampai juga di rumah sepupu kamu"tanya Gio.

"Sudah,ini aku lagi di kamar mau istirahat"ucap Sefi.

"Dari tadi aku sudah coba nelpon kamu Sefi,tapi tidak aktif nomer kamu"tanya Gio dengan nada khawatir.

"Iya tadi ponsel aku mati baterai ponselku habis"ucap Sefi.

"Oh gitu yah,aku pikir kamu sengaja menghindar dari aku"ucap Gio.

"Kenapa kamu berpikiran begitu?"terlihat Sefi bangkit dari tempat tidurnya sambil mengambil air minum yang sudah ia sediakan di atas meja nakas.

"Mungkin saja,karena tadi yang ku ucapkan itu.Aku sangat serius dengan apa yang aku katakan tentang perasaanku padamu"jawab Gio.

"Astaga,Gio kamu ini ada -ada saja.Jika kita tidak bisa berpacaran maka kita masih bisa berteman,bukan?"ucap Sefi dengan santai.

"Tapi aku tidak mau berteman lagi denganmu,karena sudah cukup bagiku selama sembilan tahun berteman denganmu,aku berharap lebih dari sekedar berteman"ucap Gio.

"Goi"seru Sefi dengan pelan.

"Sefi,aku memaksa.Besok kita bertemu di kampus baru kita,aku menunggu kepastian darimu.Sekarang kamu istirahatlah biar besok tidak terlambat datang ke kampus"ucap Gio.

"Selamat malam"ucap Sefi.

"Selamat malam juga"balas Gio.Panggilanpun selesai setelah itu Sefi memilih merenbahkan kembali tubuhnya di tempat tidur.

"Bagaimana ini,lebih baik aku tidur dari pada memikirkan semua ini"ucap Sefi pada diri sendiri.

Sementara itu di rumah sakit tampak Roni sudah memakai selimutnya yang di bawanya dari dalam mobilnya.Ia berbaring di kursi tunggu yang panjang itu sambil menutupi semua bagian tubuhnya termasuk dengan wajahnya.Terdengar suara dengkuran halus pertanda ia sudah terlelap.Fardan melihat kelakuan Roni dengan menggelengkan kepalanya.

"Jika lelah mengapa di paksakan menemaniku di sini"gumam Fardan sambil duduk di kursi panjang yang bersebrangan dengan posisi Roni saat ini.Fardan masih setia menunggu putrinya dengan melipat tangannya menahan dinginnya malam.

Hari semakin larut dan udara malam pun semakin dingin mampu menusuk hingga ke tulang-tulang.Tampak Roni semakin meringkuk hingga mampu memeluk lututnya sendiri.Apalah daya nasib seorang anak angkat yang selalu patuh.Roni memang tidak mampu menolak apa pun jika keluarga dari Alexander itu menyuruhnya atau meminta tolong sesuatu,dengan segenap hati ia akan melakukannya bahkan jika bertaruh nyawa sekalipun ia pasti akan lakukan.

Roni sangat menyayangi keluarga Alexander terutama Widia mamanya Brian yang sudah di anggap sebagai mama kandungnya sendiri.Begitu juga Widia tidak pernah membedakan antara Brian anak kandungnya sendiri dengan Roni.Mereka berdua selalu mendapat perhatian dan kasih sayang yang tulus dari Widia.

Perhatian dan kasih sayang yang di berikan Widia padanya mampu membuat Roni menjadi anak yang kuat,karena ia ketika masih kecil Roni sempat terpuruk karena kematian kedua orang tuanya.

Butuh bertahun-tahun lamanya untuk membuatnya bangkit dan melupakan semuanya dan semua itu tak luput dari perhatian yang di berikan Widia.

Jangan lupa kasih like sama komennya yah Bestie...

Terima kasih sudah setia menunggu author untuk up date walaupaun jarang yah...Karena masih fokus sama Tia dan Brian.

Terima kasih.

Terpopuler

Comments

Anggraini Sari

Anggraini Sari

Huhuhu.?Bang Roni aku padamu😊😊😊

2022-05-25

0

Helen Apriyanti

Helen Apriyanti

sefi dilema...
pilih siapakh... roni/ gio !??
lnjuttt smngtt up lg yh thorr

2022-03-15

2

Helen Apriyanti

Helen Apriyanti

pengbdian roni kpd kluarga Alexsander jd mnrt sj krn sngt mnyayangi kluarga tsb

2022-03-15

2

lihat semua
Episodes
1 Perkenalan.
2 Keinginan Sefi
3 Naik motor
4 Di jemput Roni
5 Tidur di mobil.
6 Kedinginan
7 Ke rumah sakit
8 Sandaran hati.
9 Semudah itu kah
10 Selembut kapas.
11 Gelapnya malam
12 Kasmaran
13 Kecewa
14 Berusaha tenang.
15 Perhatian
16 Pertunangan Roni.
17 Hatiku tak berdaya
18 Haruskah aku mengejarnya?
19 Sefi pergi
20 Titik terang.
21 Kejujuran
22 Kejutan besar.
23 Tidak sesuai harapan.
24 Bab baru kehidupan.
25 Menjodohkan nyà kembali.
26 Diam-diam memantau.
27 Masih ada harapan kah?
28 Sisi kehidupan.
29 Pulang ke rumah.
30 Seseorang bisa berubah.
31 Ketemu nenek Salma.
32 Pertemuan.
33 Bahagia
34 Vani berharap lebih.
35 Campur aduk.
36 Terkejut.
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 4O
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 BAb 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 58
60 Bab 59
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Ban 94
95 #95
96 #96
Episodes

Updated 96 Episodes

1
Perkenalan.
2
Keinginan Sefi
3
Naik motor
4
Di jemput Roni
5
Tidur di mobil.
6
Kedinginan
7
Ke rumah sakit
8
Sandaran hati.
9
Semudah itu kah
10
Selembut kapas.
11
Gelapnya malam
12
Kasmaran
13
Kecewa
14
Berusaha tenang.
15
Perhatian
16
Pertunangan Roni.
17
Hatiku tak berdaya
18
Haruskah aku mengejarnya?
19
Sefi pergi
20
Titik terang.
21
Kejujuran
22
Kejutan besar.
23
Tidak sesuai harapan.
24
Bab baru kehidupan.
25
Menjodohkan nyà kembali.
26
Diam-diam memantau.
27
Masih ada harapan kah?
28
Sisi kehidupan.
29
Pulang ke rumah.
30
Seseorang bisa berubah.
31
Ketemu nenek Salma.
32
Pertemuan.
33
Bahagia
34
Vani berharap lebih.
35
Campur aduk.
36
Terkejut.
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 4O
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
BAb 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 58
60
Bab 59
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Ban 94
95
#95
96
#96

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!