Ke rumah sakit

Jalan yang macet sejak tadi sudah terlihat sedikit perubahan,para pengemudi sudah mulai menjalankan mobilnya walau hanya sedikit demi sedikit.Sefi sudah merasa bosan berada di mobil itu dan Roni juga merasakan hal yang sama.

"Sefi"panggil Roni dengan lembut.

"Iya,ada apa kak?"jawab Sefi tanpa menoleh.

"Tadi Brian bilang kalau kamu di antar oleh supir namun kenapa bisa naik motor sama pria tadi?"tanya Roni yang sebenarnya sejak tadi ingin ia tanyakan.

"Hmm,itu kak Sefi cuma malas sama supir berdua di dalam mobil.Mending naik motor bisa boncengan berdua sama Gio"ucap Sefi seadanya.

"Lain kali jangan lakukan hal yang sama,aku tidak bisa menjamin jika ia orang yang baik"ucap Roni dengan datar.

"Kak,jangan menilai buku dari sampulnya saja.Walaupun penampilan Gio itu sedikit urakan dengan gaya yang seperti preman dia itu sahabat Sefi yang paling baik kak!"bela Sefi.

"Pokoknya mulai sekarang jangan terlalu dekat dengannya lagi"ucap Roni yang sebenarnya tidak ingin ada seseorang yang bersaing dengannya apa lagi jika pria itu lebih muda dan tampan dari nya.

Sefi diam tanpa menjawab apa yang di katakan Roni padanya.

Hening...

Di dalam mobil itu suasana kembali menjadi hening namun tiba-tiba ponsel Roni berdering.Roni meraih ponselnya kemudian mengangkatnya.

"Hallo Brian ada apa?"jawab Roni.

"Kak,apa bisa datang ke rumah sakit sekarang"tanya Brian di seberang sana.

"Baiklah tunggu lima belas menit lagi,aku akan kesana "ucap Roni sambil menunggu jawaban dari Brian.

"Aku tunggu "ucap Brian sambil mengakhiri panggilannya.

"Sefi,ambilkan jas ku di belakang dan pakailah,kita tidak sempat mampir ke rumah untuk mengganti bajumu"seru Roni sambil menoleh sebentar ke arah Sefi.

"Emang kita mau kemana kak"tanya Sefi penasaran jangan sampai Roni membawanya ke suatu tempat.

"Ke rumah sakit,Bela sedang di ruang operasi.Kita harus menggantikan mereka untuk menjaganya karena Tia dan Brian mau pulang"jawab Roni.Sefi langsung merangkak ke kursi belakang mencari jas Roni untuk di pakainya.Saat Sefi menunduk lagi-lagi Roni melihat sesuatu yang membuat juniornya berdiri.Napas Roni terlihat naik turun ia tidak sanggup menahan cobaan yang berat ini.

"Sudah selesai"ucap Sefi bicara sendiri di kursi belakang sambil memakai jas Roni.

Sefi kembali menunduk untuk pindah ke kursi depan sambil merangkak dengan pelan.

"Kak,sebenarnya Sefi sudah sangat mengantuk.Nanti kak Roni masuk ke rumah sakit sendiri karena Sefi mau tidur di mobil"ucap Sefi sambil memandang wajah Roni.

"Kamu bisa tidur di rumah sakit nanti"jawab Roni tak ingin ia berjalan sendiri ke dalam rumah sakit apa lagi melewati beberapa lorong rumah sakit yang menurut Roni sangat menyeramkan.Terlihat Sefi menghembuskan napas dengan kasar karena merasa kesal.Perjalanan mulai lancar hinggar Roni membawa mobilnya dengan cepat agar cepat sampai di rumah sakit.Beberapa menit kemudian mobil mereka pun terlihat masuk ke dalam parkiran rumah sakit,Roni memarkirkan sedikit jauh dari beberapa mobil yang ada parkir di situ.

"Sefi"panggil Roni dengan suara serak.

Belum sempat Sefi menjawab tangannya sudah di tarik Roni agar Sefi duduk di pangkuannya.

"Kak"seru Sefi yang terkejut dengan apa yang di lakukan Roni.

Roni memeluk pinggang ramping Sefi dan menempelkan ke dadanya hingga Sefi bisa merasakan detakan jantung Roni yang kencang apa lagi benda keras itu juga semakin terasa karena Sefi mendudukinya.Roni mencium bibir Sefi dan melu matnya dengan lembut.

"Sebentar saja,aku janji"gumam Roni pelan namun masih bisa di dengar oleh Sefi.

Tangan Roni mulai menaikkan baju Sefi ke atas dan terlihatlah paha Sefi nan mulus itu.Tangan itu tidak tinggal diam ia mulai meraba dan mengelus tanpa melepas pangutannya.

"Sefi aku menginginkanmu"rancau Roni dengan suara seraknya.Ia menuntun tangan Sefi ke arah benda yang sudah mengeras itu walau masih terbungkus oleh kain dengan rapi.

"Kak"Sefi terkejut karena tangannya menyentuh benda milik Roni ia langsung menarik tangannya membuat Roni menatapnya sesaat.

"Kenapa,apa aku harus membukanya agar bisa kau sentuh secara langsung?"ucap Roni dan Sefi langsung menggeleng.

"Sefi,aku mohon sentuh dia"ucap Roni sambil membuka kancing celananya dan melonggarkan ikatan tali pinggangnya.

"Kak,aku gak mau.Aku takut kak"ucap Sefi pelan dan saat melihat benda itu ia sangat terkejut dengan ukurannya yang cukup besar.Tangan Roni kembali menuntun tangan Sefi agar menyentuh benda itu.

"Lakukan seperti ini"ucap Roni sambil mengajarkan bagaimana cara menyentuhnya.Dengan mata yang terpejam Sefi melakukannya hingga terdengar suara Roni yang mendesah.Roni tidak tinggal diam ia kembali melu mat bibir Sefi dengan lembut dan menyelusuri leher Sefi hingga perlahan turun ke suatu benda yang masih terbungkus.Tangan Roni mengangkat lebih ke atas lagi pakaian yang di pakai Sefi hingga terlihat seluruh tubuh Sefi walau masih ada penghalang yang menghalanginya.

Roni terlihat mengeluarkan benda kenyal itu dari sarangnya walau tidak membukanya secara langsung ia kemudian mengisap ujungnya kemudian menyesapnya.'

"Ahh"terdengar rengkuhan suara Sefi hingga membuatnya semakin ingin melakukannya.Roni kembali menyesap dan mengisapnya hingga memenuhi seluruh isi mulutnya bagaikan seorang bayi yang menyusui.Tanpa pergerakan dan goyangan yang memadai Roni menyemburkan benihnya di tangan Sefi yang masih memegangnya.

"Sefi"rancau nya dengan perasaan yang puas karena sudah mengeluarkan larva panasnya.

"Kak,kau jorok sekali"Sefi menarik tangannya kemudian meraih tisu dari belakangnya.Roni mengambil tisu itu dari tangan Sefi dan ia membersihkan tangan Sefi hingga bersih kemudian memperbaiki resleting celananya kemudian mengetatkan kembali tali pinggangnya.

"Terima kasih"ucap Roni sambil mengecup bibir Sefi sesaat.Tangan Roni menurunkan pakaian Sefi seperti semula dan memperbaiki letak jasnya di tubuh Sefi.Sefi turun dari pangkuan Roni setelah di rasa sudah rapi.

Mereka berdua turun dari mobil dan berjalan bersama masuk ke dalam rumah sakit dan mencari ruangan tempat Bela di operasi.

"Kak,bisa temani Sefi ke toilet.Sefi mau buang air kecil sekalian cuci tangan"ucap Sefi dan Roni pun mengikuti Sefi hingga menemukan toilet di rumah sakit itu.Setelah Sefi masuk ke dalam toilet,Roni memilih menunggu di luar sambil berdiri dan bersandar di dinding.Roni mengingat apa yang mereka lakukan tadi sungguh keterlaluan.

"Hubungan seperti apa yang ku jalani saat ini,apa Sefi marah atas apa yang ku lakukan padanya"gumam Roni tanpa peduli tatapan para pasien yang keluar masuk ke dalam toilet.

Pembaca tercinta.

Mohon like,komen dan dukungannya untuk Sefia Gadis matreku agar dapat rekomendsi dari noveltoon. Terima kasih.

Terpopuler

Comments

Sari imuetandbeauty

Sari imuetandbeauty

apa judul nya di ganti yah...aku baca sefia gadis matre tapi sekarang kenapa sefia cinta matiku.apapun itu judulnya kisahnya tetap sama.Author the best.

2023-03-15

0

Anggraini Sari

Anggraini Sari

Huh..sungguh terlalu kamu Babang Roni.Ntar author kasih kamu pelajaran,abis kamu nakal sih !😡😡

2022-05-25

1

Helen Apriyanti

Helen Apriyanti

lnjuttttt

2022-03-12

0

lihat semua
Episodes
1 Perkenalan.
2 Keinginan Sefi
3 Naik motor
4 Di jemput Roni
5 Tidur di mobil.
6 Kedinginan
7 Ke rumah sakit
8 Sandaran hati.
9 Semudah itu kah
10 Selembut kapas.
11 Gelapnya malam
12 Kasmaran
13 Kecewa
14 Berusaha tenang.
15 Perhatian
16 Pertunangan Roni.
17 Hatiku tak berdaya
18 Haruskah aku mengejarnya?
19 Sefi pergi
20 Titik terang.
21 Kejujuran
22 Kejutan besar.
23 Tidak sesuai harapan.
24 Bab baru kehidupan.
25 Menjodohkan nyà kembali.
26 Diam-diam memantau.
27 Masih ada harapan kah?
28 Sisi kehidupan.
29 Pulang ke rumah.
30 Seseorang bisa berubah.
31 Ketemu nenek Salma.
32 Pertemuan.
33 Bahagia
34 Vani berharap lebih.
35 Campur aduk.
36 Terkejut.
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 4O
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 BAb 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 58
60 Bab 59
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Ban 94
95 #95
96 #96
Episodes

Updated 96 Episodes

1
Perkenalan.
2
Keinginan Sefi
3
Naik motor
4
Di jemput Roni
5
Tidur di mobil.
6
Kedinginan
7
Ke rumah sakit
8
Sandaran hati.
9
Semudah itu kah
10
Selembut kapas.
11
Gelapnya malam
12
Kasmaran
13
Kecewa
14
Berusaha tenang.
15
Perhatian
16
Pertunangan Roni.
17
Hatiku tak berdaya
18
Haruskah aku mengejarnya?
19
Sefi pergi
20
Titik terang.
21
Kejujuran
22
Kejutan besar.
23
Tidak sesuai harapan.
24
Bab baru kehidupan.
25
Menjodohkan nyà kembali.
26
Diam-diam memantau.
27
Masih ada harapan kah?
28
Sisi kehidupan.
29
Pulang ke rumah.
30
Seseorang bisa berubah.
31
Ketemu nenek Salma.
32
Pertemuan.
33
Bahagia
34
Vani berharap lebih.
35
Campur aduk.
36
Terkejut.
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 4O
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
BAb 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 58
60
Bab 59
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Ban 94
95
#95
96
#96

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!