System Sang Psikopat
...Sistem Sang Psikopat : Season 1 (Balas Dendam)...
Episode 1 - Prolog
JLEB... JLEB... JLEB...
Suara tusukan pisau yang menusuk manusia berkali-kali.
Malam ini hujan sangatlah deras, aku sangat susah memindahkan mayat ini ke jurang. Aku telah membunuh kurang lebih 20 orang setiap harinya dalam 3 tahun terakhir ini. Aku hanya membunuh untuk bersenang-senang dan memuaskan hasrat dan gairah ku. Ketika aku sudah bermain dengan organ dalam tubuh sang korban, aku membuangnya ke jurang yang berada tak jauh dari kota.
Namun hari ini sangatlah beda, aku membunuh lebih banyak dari angka biasanya. Aku membunuh 35 orang sekaligus, rata-rata dari korban ku adalah gadis SMA.
Karena banyaknya korban yang kubawa hari ini, mobil pickup ku tak kuat untuk menanjak bukit dan akhirnya mogok. Aku terpaksa untuk membawa satu persatu menuju hutan dan itu membuat ku capek. Namun sialnya, polisi datang dan mengecek mobil yang ku parkir kan tak jauh dari hutan.
Diriku merasa panik dan aku mencoba untuk menenangkan diri. Aku mengangkat mayat yang ku bawa tadi dan membuangnya ke jurang. Polisi mendengar suara benda yang jatuh ke jurang dan segera mereka mengeceknya.
" Ah sial, aku sangat ceroboh. "
Aku segera bersembunyi dibalik pohon dan mencoba untuk menenangkan diri.
" Hei!!! Siapa disana? " Teriak salah satu polisi yang sedang mencahayai dasar jurang menggunakan senter.
" Untung saja yang datang hanya 2 orang. Mungkin mereka bisa menjadi mainan penutup ku. "
Tak berselang lama, ternyata datang helikopter dan beberapa mobil polisi ke hutan. Ternyata mereka telah dihubungi oleh salah satu polisi dan mengatakan bahwa masih ada pembunuh yang tak jauh dari hutan. Itulah mengapa semua polisi yang berada di kota datang semua ke tempat perkara. Tak hanya itu, ternyata tentara ikut datang. Aku yang melihatnya hanya bisa pasrah dan diam.
Aku yang tadinya bersembunyi memberanikan diri untuk lari dari kepungan mereka semua. Dan bodohnya, aku malah lari ke mobil untuk bisa kabur dengan cepat. Tak berpikir lama, polisi yang melihat diriku melarikan diri langsung menembak ke arah kakiku dan membuat diriku terjatuh.
Aku yang melihat mereka semua mendekati diriku hanya bisa pasrah dan menunggu ajal menjemputku.
Mereka lalu membius ku dan memasukkan ku kedalam mobil dan dibawa ke kantor polisi untuk diinterogasi secara lebih lanjut.
...----------------...
Aku mendengar suara wanita yang tengah membangunkan diriku. Aku membuka sedikit mataku, namun aku merasakan rasa sakit dibagian wajahku. Tak hanya itu, dari atas hingga bawah tubuhku merasakan kesakitan, mungkin ketika aku pingsan aku dipukuli dengan mereka.
" Hei... bangunlah. Waktu tidurmu telah selesai. " Teriak seorang penyidik wanita.
Aku mencoba untuk membuka mata perlahan dan melihat wanita cantik berada tepat di hadapanku. Aku bisa merasakan hembusan nafasnya tepat di wajahku. Aku mencium aroma parfum yang sangat wangi. Seketika aku mulai berkhayal dia menjadi kekasihku.
BRAK!!!
Aku kaget mendengar suara gebrakan meja, padahal tadinya aku sudah berkhayal telah menikah dengannya.
" Apa yang sedang kau pikirkan? " Tanya Wanita itu.
" Ntahlah, aku seperti melihat bidadari cantik disini. " Jawabku yang ngelantur.
" Menurut hasil catatan, kau telah membunuh 20 orang setiap harinya dan telah melakukannya selama 3 tahun. Apakah benar? " Sentaknya.
" Tenanglah sedikit Nona cantik. Jika kamu marah-marah, nanti kecantikan mu akan hilang. " Ucapku yang lagi-lagi ngelantur.
" Aku tidak bercanda lho. Lihat disekeliling mu sudah ada beberapa polisi yang akan menembak mu jika dirimu tak mau menjawab pertanyaan ku. " Ucap wanita itu.
" Oke deh, iya aku melakukannya. Tapi nggak setiap hari juga, mungkin ya... iya sih setiap hari. " Ucapku yang agak takut tapi santai.
" Menurut data, namamu adalah Yoga Maharaja. Umurmu 20 tahun dan dirimu tak memiliki keluarga satupun. Kamu akan dijatuhi hukuman mati yang mungkin akan dilaksanakan setelah pengadilan dan hakim memberi waktu yang ditentukan. Jika keluarga korban ingin dirimu tetap hidup, mungkin akan diberi keringanan seperti hukuman seumur hidup. Namun sepertinya itu tidak mungkin, karena dirimu telah membunuh lebih dari ribuan orang. " Ucap wanita itu yang panjang dan membuat ku bosan.
" Ah... Aku bosan, jika kalian ingin membunuhku. Lakukan saja sekarang, aku sudah menyerahkan diri bukan. " Ucapku yang sudah tak punya harapan untuk hidup lagi.
Polisi yang mendengar ucapanku seketika langsung menodongkan pistolnya ke arahku.
" Hentikan!!! Kalo kita langsung membunuhnya yang ada kita disalahkan dengan pemerintah. Jangan main hakim sendiri. " Teriak Wanita itu.
" Hei wanita cantik. Siapa namamu? " Tanyaku kepadanya.
Dia lalu melirik ku seperti lirikan orang penuh kebencian.
" Apa mau mu menanyakan namaku? "
" Ayolah... beritahu saja. "
" Natasya Nabila. "
" Terima kasih telah menjawabnya. Aku harap, di surga nanti kita bisa bertemu kembali. " Ucapku yang hanya penuh kepasrahan.
" Ya. " Jawabnya singkat.
Wanita yang bernama Natasya itu pergi meninggalkan diriku dan disusul dengan polisi yang menodongkan pistol ke arahku, sekarang aku merasakan kesepian.
...----------------...
Tibalah hari dimana aku pergi ketempat persidangan yang dimana sudah banyak orang menunggu kehadiran diriku. Ketika aku masuk, aku dilihat dengan banyak sekali orang yang menatapku dengan tatapan kebencian.
Aku lalu ditempatkan di kursi terdakwa dengan tangan yang diborgol. Entah kenapa, meski diriku tak diborgol aku tak ingin melarikan diri sekalipun.
Hakim lalu melemparkan pertanyaannya satu persatu dan diriku hanya bisa diam. Aku juga tak punya pengacara dan mungkin aku juga tak akan selamat dari persidangan ini.
Hakim telah menyatakan diriku bersalah dan ditetapkan hukumanku adalah hukuman mati. Semua keluarga korban yang mendengar hukuman itu merasa senang namun sedih karena anak yang menjadi korban ku telah tiada.
Aku dibawa oleh 2 orang polisi dan kepalaku ditutup dengan kain. Aku mencoba bertanya kepada para polisi tentang wanita yang menginterogasi ku kemarin tapi mereka tak menjawab.
Sampainya aku di tempat eksekusi, kain yang ada di kepalaku langsung dibuka. Aku diikat ke sebuah tiang dan aku juga melihat banyak polisi yang sudah bersiap untuk menembak ku.
Aku tak berfikir bagaimana rasa sakitnya terkena tembakan, namun aku berfikir akan ditempatkan dimana aku nantinya, di surga atau di neraka. Aku juga berfikir, bagaimana jika aku hidup lagi dan mengulang hidupku menjadi orang baik.
Aku melihat wanita kemarin yang berada diposisi belakang penembak jitu. Aku hanya bisa melihat wajahnya untuk terakhir kali dan akhirnya aku mendengar suara aba-aba untuk melakukan eksekusi.
Aku memejamkan mata dan berharap aku diampuni dengan Sang Pencipta.
DOR!!! DOR!!! DOR!!!
Suara tembakan itu sangat membuat diriku takut. Tanpa rasa penuh penyesalan, aku melemaskan diriku. Satu persatu peluru telah melubangi dadaku, perutku, kepalaku serta anggota tubuh yang lain.
" Aarrrggghhhh. "
Aku merasakan darah yang mengalir dari tubuhku. Perlahan-lahan mataku mulai memburam, aku sempat melihat wanita itu yang tidak lain adalah Natasya. Lalu mataku tertutup sendiri dan aku mungkin mati.
...----------------...
Ding dong!!!
...[ Selamat, anda telah terpilih menjadi host dari Crime System dari perusahaan berteknologi canggih bernama Zyrux Company yang berpusat di planet Zelta galaxy Megalonia. System akan mengunduh data dari server. ]...
Yoga merasa bingung ketika ada tulisan yang berada tepat didepan matanya. " Tulisan apa ini? " Ucapnya yang bingung.
...[ System meminta persetujuan. Apakah anda ingin mengunduh data dari server? ]...
...[ Ya/Tidak ]...
Yoga lalu memilih tulisan Ya dengan matanya. Yoga tak dapat bergerak dikarenakan seluruh anggota tubuhnya sudah mati total.
...[ System akan mengunduh, silahkan tunggu hingga system selesai. ]...
[ 0%]
[ 6% ]
[ 19% ]
[ 59% ]
[ 75% ]
[ 99% ]
[ 100% ]
[ Data telah diunduh. Selamat datang di Crime System.]
[ Silahkan pilih pilihan yang dibawah ini. ]
[ Reinkarnasi/Bangkit Kembali ]
Yoga kaget melihat kedua tulisan tersebut. Ia berfikir mungkin ia sedang mengalami masa kematian. Jadinya para malaikat sedang iseng kepadanya dan memberi khayalan tersebut. Sempat berfikir untuk memilih Bangkit Kembali, namun jika benar-benar nyata mungkin ia akan bangkit dari kubur. Tanpa berfikir panjang, ia memilih Reinkarnasi.
[ System sedang mencari tempat yang layak untuk tuan. ]
[ System menemukan tempat yang layak. ]
[ Apakah Tuan ingin pindah ke tubuh yang sudah saya temukan? ]
" Hah? Siapa itu? Eee... jika bisa. Tolong hidupkan aku kembali!!! " Teriak Yoga keras hingga batuk.
" Uhuk... ternyata di alam kubur bisa batuk juga. " Ucapnya.
[ System menerima. ]
[ Anda akan dikirimkan ke tubuh seseorang. ]
" Hah? benarkah? Kalau begitu aku siap. "
Seketika Yoga keluar dari tubuhnya yang hendak dibakar. Yoga yang sempat ingin memilih bangkit kembali akhirnya senang dan pilihannya. Ia lalu dikirimkan ke Surabaya yang dimana ada sesorang remaja yang ingin meloncat dari atas gedung.
" Hei System. Kau tidak bercanda kan? Setelah aku hidup aku akan merasakan kesakitan gitu? "
System tak menjawab.
" Hei... ayolah. Kembalikan saja aku ke tubuhku!!! " Teriak Yoga.
[ Maaf tuan, Saya tak bisa membatalkannya. ]
Seorang remaja yang akan menjadi tubuh baru Yoga, langsung terjun dari atas gedung. Yoga yang melihatnya hanya bisa pasrah untuk kedua kalinya.
" Ah... sudahlah. Merasakan kematian dua kali mungkin menjadi prestasiku. "
BRUKKK!!!
" Aaaaaaa.... "
Terdengar teriakan histeris dari warga yang melihat remaja yang bunuh diri tadi terkapar di tanah. Yoga lalu masuk kedalam tubuhnya dan System kembali bertanya.
[ Apakah anda ingin menyembuhkan luka anak ini? ]
Yoga lalu berkata. " Tentu saja. " Mendengar Yoga menyetujui nya, system itu langsung meregenerasi tubuh remaja tersebut kembali seperti normal.
[ Tuan, apakah anda ingin melihat biodata anak ini? ]
" Tentu saja. Hehehe... " Jawabnya dengan tertawa kegirangan.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Adhe Zafrullah
dipukuli oleh...., bukan dipukuli dengan..., thor
2022-04-28
3
Dragon Blood
lanjut min
2022-04-22
2
Aby Cunyamcunyam
ini pasti authornya orng surabaya
2022-04-22
3