" Ja-jadi... ada orang jahat yang mendapatkan sistem juga? " Tanya Rian yang ketakutan.
" Iya, contohnya aja aku. Tapi kamu beruntung bertemu dengan orang jahat yang baik. " Balas Yoga.
" Hah? Maksudnya? " Tanya serentak mereka semua.
" Hah? Kenapa? Ada yang salah? " Tanya bingung Yoga.
" Orang jahat yang baik gimana? " Tanya Arthur.
" Owalah... Kalian nggak tau? Aku ini psikopat. " Ucap Yoga dan menancapkan garpu ke meja.
" Aura intimidasi milik Yoga, sangatlah kuat. " Bisik Leon ke Bryan.
" Iya, aku aja takut sama dia. " Bisik balik.
" Oiya, Yoga. Aku mau ke kelas dulu, ya. Bel nya udah bunyi. " Ucap Yoga dan meninggalkan mereka.
" Jangan lupa chat aku kalau pulang. " Teriak Yoga ke Jonathan. Jonathan hanya mengacungkan jempol dan menjauh perlahan-lahan.
Arthur, Nita dan Rian juga meninggalkan mereka. Luna, kembali ke kelas. Tersisa Yoga, Leon dan Bryan.
" Hei Yoga, maaf. " Bisik Bryan di telinga kanan Yoga.
" Maaf? Maaf kenapa? " Yoga bingung.
" Maaf menceritakan tentangmu ke Joseph dan Vulkan. " Bryan lalu menjauh dari Yoga.
" Jadi... apa tanggapan mereka? " Tanya Yoga yang marah.
" Vulkan tak percaya, namun Joseph sepertinya mengetahui sesuatu. " Ucap Vulkan.
Ponsel Yoga berbunyi, ternyata Joseph menelpon Yoga. Ia panik dan ketakutan, namun ia tetap mengangkatnya.
" Mmm... halo. " Yoga.
" Halo Yoga, nanti bisa temui aku di kedai makan mie instan yang kemarin nggak? " Joseph.
" O-oke... sepulang nanti aku langsung kesana. " Yoga.
" Ku tunggu ya.... " Joseph.
Telepon pun berakhir, Yoga mendekati Bryan dan berkata. " Kalau terjadi apa-apa, aku... aku.... " Sedang memikirkan ancaman yang terbaik. " Aku lempar ke hutan biar dimakan mayat yang kubunuh. " Ucap Yoga sambil tersenyum layaknya psikopat.
" Ah... sudahlah, ayo kembali ke kelas. Bye, bye Bryan. " Ucap Leon dan melambaikan tangan.
Tinggal Bryan sendirian, sekarang ia pergi dari sana dan kembali ke rumah untuk tidur.
...----------------...
Sepulang sekolah, Yoga langsung menemui Joseph di kedai mie instan. Ia melihat Joseph sudah menunggu lama dan juga sudah memesan dua porsi mie untuk mereka berdua. Yoga segera duduk di sebelahnya dan melepaskan jaket.
" Lama tak bertemu. " Ucap Joseph yang menatap Yoga.
" Bukankah kita kemarin bertemu? " Tanya Yoga.
" Bukan, bukan itu. " Jawab Joseph.
" Seorang pembunuh bayaran, itu dirimu bukan? " Lanjut Joseph. Yoga terkejut mendengar hal tersebut dan teringat mimpi semalam.
" Ah... haha... Bryan menceritakannya, ya? "
" Tidak, Bryan hanya menceritakan tentang dirimu yang bangkit lagi. "
" Plis, jangan menangkap ku, paman. " Wajah Yoga memelas.
" Hah? Siapa yang ingin menangkapmu. Justru aku senang melihatmu bisa hidup kembali. "
" Maksudnya? Kok jadi senang? " Tatapan bingung.
" Seorang pembunuh bayaran yang sangat berbahaya, bahkan para polisi tak pernah berhasil menangkapnya. Dia berpura-pura menjadi seorang dokter bedah sedangkan dirinya masih berumur 26 tahun. " Jelas Joseph yang mengetahui tentang Yoga.
" Ya... itu masa lalu yang kelam. Itu benar-benar membuatku benci untuk mengingatnya kembali. " Yoga yang mulai menyantai dengan pembicaraan.
" Kau kenal dia? " Joseph mengeluarkan selembar foto wanita yang sangat membuat Yoga terkejut.
" Natasya Nabila, dimana dia? " Tanya Yoga yang penasaran.
" Sebenarnya dia banyak bercerita tentangmu padaku. Dia juga menyesal telah membiarkan dirimu mati begitu saja. " Ucap Joseph.
" Natasya itu teman sekelasmu sewaktu SMA kan? "
" Ah... benar.... " Yoga berusaha mengingat masa lalunya.
...----------------...
Aku Yoga, aku adalah seorang murid pendiam di sekolah. Meski pendiam, aku juga terkenal sebagai siswa paling ditakuti di sekolah. Aku juga seorang atlit bela diri taekwondo, itulah mengapa mereka semua takut kepadaku.
Namanya Natasya, sering dipanggil Nana karena nama lengkapnya adalah Natasya Nabila. Aku sangat menyukai gadis tersebut, tapi aku tak bisa mengungkapkan isi hatiku ini.
Waktu itu, kami ada kegiatan berkemah. Aku satu kelompok dengan Nana dan itu sangat membuatku bahagia. Tapi ternyata, ada pria lain yang sudah lebih dulu mendekati dirinya.
Seperti biasanya aku menyendiri, tapi kali aku menyendiri di tengah hutan. Aku sudah biasa berada di tengah hutan, karena aku sering diajak ayahku untuk berburu tengah malam.
Aku mendengar suara wanita yang sedang dipaksa. Aku juga mendengarnya meminta tolong. Dengan cepat aku mencarinya dan ternyata melihat Nana sedang dipaksa dengan pria tadi untuk melakukan sesuatu yang tidak sopan.
Sungguh marah aku melihat Nana diperlakukan seperti itu, tanpa ku sadari aku membunuh mereka semua. Aku membunuh ketiga laki-laki yang mengganggu Nana. Nana sempat ketakutan melihat diriku yang membunuh orang. Aku segera memberikannya syal yang kupakai dan ku suruh untuk menutup matanya.
Aku membuang ketiga mayat tersebut ke jurang dan tak lupa membersihkan jejakku agar tak dicurigai. Aku juga membersihkan tanganku dari darah dengan dedaunan yang gugur dan langsung menemui Nana lalu mengajaknya untuk kembali ke kemah.
Kejadian tersebut disembunyikan oleh Nana, aku juga memohon kepadanya untuk tidak bilang ke siapa-siapa. Hingga sampailah kami dihari kelulusan yang dimana aku dan Nana mulai berpacaran.
Aku melanjutkan pendidikan ku dan berkuliah mengambil jurusan kedokteran, sedangkan Nana masuk ke akademi militer.
Sudah dua tahun kami berpacaran, aku juga sudah direstui dengan orang tuanya dan disuruh untuk segera menikah.
Sayangnya, kebahagiaan itu hanyalah sementara.
Sewaktu kami berjalan-jalan, mobil kami ditabrak dengan sebuah truk bermuatan mobil. Untungnya kami berdua selamat, tapi sialnya Nana diculik dengan mereka.
Mereka langsung pergi meninggalkan ku menggunakan mobil yang diangkut truk barusan. Mobil yang ku kendarai terjepit dan susah untuk keluar dengan cepat.
Tak berpikir lama, aku mencuri motor yang dikendarai seseorang dan langsung mengejar mereka. Dengan emosi yang penuh dengan kemarahan dan berniat untuk membunuh mereka semua. Ia langsung menabrak mobil tersebut dan meloncat ke arah mereka.
Yoga ditikam tepat dibagian perut dan sempat merasakan kesakitan. Namun ia tetap bertahan dan mencabut pisau tersebut dan balik menusuk wajah yang menikam tadi.
Dengan agresifnya, Yoga membunuh mereka semua dan berhasil menyelamatkan Nana dari para penculik. Tapi nasib tak berpihak dengan mereka. Polisi datang mengepung mereka dan menodongkan pistol ke arah Yoga.
Dengan pasrah, Yoga mengangkat tangan dan membungkukkan badan dan meletakkan kepala di kap mobil.
DOR!!! DOR!!! DOR!!! BLARRR!!!
Terdengar suara tembakan disusul dengan suara ledakan. Yoga langsung mengangkat kepala dan melindungi Nana dari kobaran api yang ingin melahap mereka. Beruntungnya, ada seseorang yang langsung menarik mereka ke dalam mobil dan langsung pergi dari tempat itu.
Nana dipulangkan kembali ke rumahnya sedangkan Yoga dibawa dengan pria misterius yang menyelamatkan mereka. Sejak kejadian itu, Natasya tak pernah bertemu dengan Yoga dan muncul berita tentang kematian Yoga akibat ledakan kemarin.
Ingatan selesai.
...----------------...
" Sekarang kemana dia? " Tanya Yoga.
" Aku tak bisa menceritakannya padamu. " Jawab Joseph.
" Aku penasaran, apakah dia menangisi ku? " Tanya Yoga lagi.
" Natasya, maaf. Dia koma selama dua tahun ini. " Jawab Joseph dan membuat Yoga terpaku sejenak.
Yoga hanya terdiam dan meneteskan air mata.
" Kenapa menangis? Pembunuh itu kok menangis. " Sindir Joseph.
" Kenapa dia bisa begitu? " Tanya Yoga yang menyesali dirinya.
" Waktu itu, kami melakukan tugas bersama untuk menangkap penjahat ini. " Joseph memberikan selembar foto lagi ke Yoga.
" Hah? Stephen Logan. " Ucap Yoga yang samar-samar.
" Kau mengenalnya? " Tanya Joseph yang mendengar nama dia dari Yoga.
" Haha... tidak. Aku hanya asal menyebutnya. " Jawab Yoga yang sebenarnya tau siapa dia.
Yoga dan Joseph pergi keluar karena telah selesai menghabiskan makanan mereka.
" Joseph, tolong jaga dia. Jika dia bangun, jangan pernah memberitahu siapa diriku. " Ucap Yoga yang tersenyum.
Joseph menganggukkan kepala dan berjalan menuju tempat parkir dan menggumamkan suatu hal. " Ternyata manusia bisa reinkarnasi, ya? "
Yoga yang mendengar hal tersebut langsung menyahut. " Manusia tak akan bisa hidup kembali, sedangkan aku? Aku hanya diberi kehidupan kedua untuk berubah. "
" Kau sudah berubah Yoga. "
Yoga mengacungkan jempol dan menaiki motornya. Ia menyalakan motor dan pergi meninggalkan Joseph.
" Yoga... Yang menembak mati dirimu waktu itu diriku. " Teriak Joseph.
Entah dengar atau tidak, Yoga hanya mengacungkan jempol dan pulang ke rumah.
" Pembunuh bayaran yang terobsesi dengan organ tubuh, hehehe. Bisa begitu, ya. " Batin Yoga.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Inyoman Raka
koq gak beriteraksi dengan gangter2nya
2024-04-22
0
Mir D Horus
emm gimana?
2022-05-13
0
Ahmad Marzen Dian
Hmm... aku tau. Pasti Yoga ini dibawa untuk dijadikan pembunuh bayaran. Diliat² sih gitu ceritanya
2022-02-20
2