Seperti biasanya, Yoga, Leon dan Luna berangkat ke kampus bersama-sama, sebenarnya sih rumah mereka sudah menjadi satu. Karena Leon khawatir dengan Yoga yang bisa lepas kendali, akhirnya ia memutuskan untuk tinggal bersama-sama.
" Yoga, pulang nanti langsung jenguk Bryan yuk. " Ajak Leon.
" Oke. " Jawab Yoga.
Mereka bertiga langsung masuk ke kelas karena pelajaran akan segera dimulai.
BRAK!!!
Terdengar suara orang yang menabrak sesuatu, seisi kelas penasaran dengan suara tersebut. Ternyata suara itu berasal dari seseorang yang menabrak pintu.
Mereka yang tadinya penasaran, akhirnya melanjutkan pelajaran mereka lagi.
" Hei Yoga, terlihat aneh nggak sih. Seseorang menabrak pintu dengan suara yang sangat kencang. " Ucap Leon.
" Kenapa nggak memakai sistem mu saja untuk melihat kejadian barusan. " Balas Yoga.
Leon langsung menggunakan sistem nya untuk melihat kejadian barusan.
" Hei, kau terlihat mencurigakan Leon. " Ucap Yoga.
" Hah! Apa sa—"
" Sssttt... jangan banyak bicara, kau bukan seorang peramalkan. "
" Maksudnya? "
" Jelas-jelas kau ini time traveller, jujur saja kan. Tapi kau tak bisa berpindah ke waktu yang diinginkan, melainkan hanya bisa melihat saja. "
Yoga mendekati Leon dan menariknya menuju keluar kelas. Sebelum keluar, ia meminta izin kepada dosen untuk keluar sebentar dan langsung meninggalkan kelas.
" Apa-apaan sih Yoga, main narik-narik aja. " Leon yang kesal.
" Kau bilang, orang yang seperti kita ada banyak kan? "
" Iya... "
" Mereka sedang menunggu kita. "
Yoga dan Leon langsung berhadapan dengan pengguna sistem yang lainnya. Ada tiga orang yang menghadang mereka, dua laki-laki dan satu perempuan. Sebenarnya mereka tak menghadang Yoga dan Leon, justru Yoga lah yang menghadang mereka.
" Kau tahu kalau mereka seorang user? " Tanya Leon.
*[ User yang dimaksud adalah pengguna sistem. ]
" Bukankah dirimu kenal denganku dari melihat tampilan sistem ku. " Jawab Yoga.
" I-itu... itu hanya bercanda. Aku bukanlah peramal, melainkan time traveller. Aku hanya menebak dirimu seorang user, karena waktu di kelas, kau seperti menekan sebuah tombol. " Jelas Leon.
" Tidak, kau bohong kan? Buktinya, aku bisa melihat tampilan sistem mu. " Ucap Yoga yang bingung dengan penjelasan Leon.
" Hei... serius? Jadi kau melihat aku mendapatkan tuxedo itu dan kau beneran melihatnya? "
" Yes sir, dan sekarang kita berhadapan dengan pengguna sistem. "
Tiga lawan dua, siapakah yang akan menang. Namun tampaknya Yoga tak berniat untuk menyerang langsung, karena ia belum mengetahui sistem apa yang mereka punya.
" Hei... minggir lah, jangan menghalangi jalan kami. " Ucap seorang lelaki yang tingginya sama seperti Yoga, berambut perak dan memakai hoodie berwarna merah.
" Minggir? Syaratnya, perkenalkan diri kalian terlebih dahulu. " Balas Yoga yang melepaskan Leon.
" Maaf, kami mahasiswa baru, jadi tolong jangan bully kami. " Sahut seorang wanita yang berambut pirang, tubuhnya cukup ideal dan menarik untuk dilihat.
" Kau pikir kami bodoh? " Bentak Leon yang sebenarnya nggak tahu apa yang akan dilakukan Yoga, tapi ia hanya mengikuti permainannya.
" Baiklah... Namaku Rian, ini Nita dan ini Arthur. Sudahkan? Tolong minggir ya. " Ucap pria yang berambut hitam pekat memakai kacamata, tingginya seperti Leon yang lebih tinggi dari Yoga. Postur tubuhnya seperti seorang binaragawan.
" Oke... silahkan lewat. " Ucap Yoga dan langsung memberi jalan.
Mereka langsung melewati Yoga dan Leon, namun.
" Penyihir, Kesatria dan Keberuntungan. Menarik. " Ucap Yoga yang terdengar samar-samar, namun membuat mereka bertiga langsung berhenti.
" Hei Yoga, kau bicara apa tadi? " Tanya Leon yang ragu mengikuti permainan Yoga.
" Penyihir, Kesatria dan Keberuntungan. Emangnya kenapa? ada yang salah dengan ucapanku? " Tanya balik Yoga.
" Bagaimana kau mengetahuinya? " Tanya Arthur.
" Kau penasaran ya? " Jawab Yoga.
...----------------...
Nampak lima remaja sedang duduk dengan tenang di sebuah cafe yang tak jauh dari kampus. Saking tenangnya, mereka tak bergerak sama sekali. Namun, ada satu orang yang berani bergerak.
" Hei, sampai kapan kita begini terus? " Tanya Leon.
Mereka sama sekali tak menghiraukan ucapan Leon.
BRAK!!!
Leon menggebrak meja mereka dan membuat para pelanggan cafe kaget.
" Apa ada yang bisa saya bantu? " Tanya seorang pelayan.
" Eh... maaf, kami sudah biasa melakukan hal ini. " Jawab Leon.
Pelayan itu langsung kembali ke tempatnya.
" Oi Yoga, kau yang mengajak mereka kesini kan? Kenapa kau juga ikut diam? "
Tak ada respon dari Yoga.
" Para baji**an kepa**t, SAMPAI KAPAN KALIAN BEGINI TERUS? "
Tak ada respon dari mereka.
" Aisshh... sudahlah, pulang saja. " Ucap Leon yang putus asa.
Leon berdiri dari bangkunya, namun seketika Yoga menahan Leon untuk berdiri.
" Hei... lepaskan sialan. " Ucap Leon yang kesal.
" Duduklah. " Ucap Yoga dengan tenang.
" Huft... awas saja kalian. "
...----------------...
Yoga dan Leon kembali ke kelas untuk mengambil tas mereka. Mereka berjalan dengan perasaan penuh semangat seperti sedang ingin mendapatkan sesuatu.
" Kalian dari mana saja? " Tanya Luna yang tiba-tiba muncul dibelakang mereka.
" Eh Yoga... Kita meninggalkan kelas berapa lama? "
" Mmmm... Empat jam. "
Yoga dan Leon langsung lari mengambil tas dan kabur dari Luna yang marah.
" KALIAN BOLOS PELAJARAN YA!!! PULANG NANTI KENA HUKUMAN KALIAN!!! " Teriak Luna yang keras.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Ahmad Marzen Dian
Pasti bahas tentang bikin kelompok
2022-02-20
3
gak jelas😑
lanjuut
2022-02-18
2
Akun Terhapus
hukum enak enak
2022-02-17
2