Sepulang dari pembelajaran di kampus, Yoga dan kawan-kawan pulang dengan membawa Rendi bersama mereka, sedangkan Arthur sedang mencari Rehan yang belum keluar dari kampus.
Arthur mencari dari kelas ke kelas namun tak kunjung ketemu. Ia pergi ke kamar mandi untuk buang air kecil karena dia sudah menahan dari tadi, ternyata dosen yang mengajar di kelas mereka adalah dosen killer yang mengajar di kelas Yoga sebelumnya.
Belum masuk ke dalam toilet, ia melihat Rehan sedang duduk menyendiri di toilet duduk. Arthur lalu membuka lebar pintu kamar mandi itu dan ternyata Rehan sedang buang air besar, karena ia kebelet dan sudah sampai di ujung tanduk, akhirnya ia lupa untuk menutup pintu kamar mandi.
" Aaaaaa... pencabulan! " Teriak Rehan dari kamar mandi.
" Aaaaaa... sudah ketemu! " Teriak Arthur dan menutup pintu kamar mandinya lagi.
Arthur lalu buang air kecil di kamar mandi sebelahnya. Setelah ia selesai buang air kecil, ia langsung menyegel seluruh toilet agar Rehan tak bisa kabur darinya.
Yoga menelpon Arthur dan menyuruhnya untuk memakai taksi online untuk pulang, Arthur mengiyakan dan menutup telpon dari Yoga.
" Oi... Lama kali. " Ucap Arthur dan memukuli dinding toilet.
" Ada urusan apa menungguku? " Tanya Rehan yang sedang menyiram kamar mandi.
" Sudahlah, keluar cepat. " Bentak Arthur kesal.
Rehan keluar dari kamar mandi dan mencuci tangannya. Arthur lalu memberikan katana miliknya ke Rehan. " Buruan harakiri, kau pasti membuat kesalahan. " Ucap Arthur dengan tatapan bodoh sambil menyerahkan katana miliknya ke Rehan.
" Hah? Kesalahan? Aku membuat kesalahan apa? " Tanya Rehan dan menolak Arthur untuk menerima katana.
" Buktinya Boss Yoga menyuruhku untuk membawamu hidup-hidup kesana, " sempat teringat kalau dia disuruh membawa hidup-hidup. Arthur langsung menembakkan stun gun ke Rehan dan membuat Rehan pingsan seketika.
" Aku hampir lupa dengan perkataan Boss Yoga. " Gumamnya sambil memanggul Rehan di pundaknya.
...----------------...
Di apartemen, Yoga dan yang lainnya menunggu Arthur yang belum datang juga. Rendi disuguhi segelas soda sambil menunggu Arthur datang membawa Rehan.
" Yoga, kau yakin Arthur bisa membawa Rehan dengan mudah? " Tanya Jonathan yang ragu dengan kemampuan Arthur.
" Lihatlah, sebentar lagi juga datang. " Jawab Yoga dengan perasaan yang tenang.
BRAK!
Tiba-tiba ada suara orang menjatuhkan benda di depan pintu apartemen. Arthur lalu membuka pintu dan menyeret Rehan ke dalam apartemen.
" Hei Rehan, kau membunuhnya? " Tanya Leon yang panik melihat Rehan diseret dengan Arthur.
" Ahaha... tadi aku sempat ingin membunuhnya, tapi aku teringat dengan perkataan boss Yoga untuk membawanya hidup-hidup. " Jawabnya dan meletakkan Rehan di tengah tengah mereka.
" Sudah kubilang kan. " Bisik Yoga seraya menyenggol tangan Jonathan.
Jonathan hanya tertawa kecil dan membangunkan Rehan.
" Oi... bangun. Waktu tidurmu sudah selesai. "
Yang bangun bukan Rehan melainkan Bryan yang tertidur di sofa. " Hoamm... ada apa? " Tanya Bryan yang nyawanya belum kembali.
" Tidurlah lagi, kami bukan membangkitkan dirimu. " Jawab Arthur yang menyuruh Bryan tidur lagi.
" Bangkit? kau kira aku habis mati apa. " Ucap Bryan dan menjitak kepala Arthur.
Bryan pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka dan membawa segayung air dan disiramkan ke Rehan. Rehan terbangun dengan tubuh yang sudah basah, lalu Bryan kembali ke kamar mandi untuk mandi.
" Sial, bajuku basah semua. " Geram Rehan.
Rehan melihat sekitaran ruangan dan ia masih mengumpulkan nyawa. Ia juga melihat dirinya dikelilingi dengan Yoga dan kawan-kawan.
PLAK!
" Sudah sadar? " Ucap Yoga yang menepuk pipi Rehan.
" Hah! Aku dimana? " Tanya Rehan yang kebingungan.
" Nah... sudah bangun. Leon, silahkan menginterogasi. " Ucap Yoga yang menyuruh Leon untuk menginterogasi Rehan.
" Aku saja, " ucap Jonathan dan menyuruh Leon untuk beristirahat.
Yoga dan Jonathan pergi ke apartemen sebelah, kantor, dan menenteng Rehan untuk diinterogasi dengan kekerasan jika tak ingin menjawab.
Yoga meletakkan Rehan di kursi kantor dan mengikatnya menggunakan kabel listrik. Tak lupa, Yoga menutup semua hordeng dan pintu agar tak ada seseorang yang melihat mereka.
Jonathan mulai menginterogasi Rehan.
" Darimana kau mendapatkan barang ini? " Tanya Jonathan dan meletakkan barang-barang tersebut diatas meja.
" Sial, aku tak mau menjawab. " Umpat Rehan yang tak mau menjawab.
" Yoga, bisakah kita membunuhnya sekarang? Kayaknya dia gak peduli dengan nyawa, deh. " Ucap Jonathan sambil melepaskan jasnya.
Yoga kembali dari dapur sambil membawa sebilah pisau dapur yang sedang diasahnya.
" Hewan pemakan daging tidak akan memakan daging sebelum taringnya diasah terlebih dahulu. Karena aku manusia, aku mengasah pisau ini sebagai pengganti taringku. " Ucap Yoga dan langsung menancapkan pisau tepat diantara kedua paha Rehan. Rehan langsung ketakutan dan mengompol saat itu juga.
" Cih... malah ngompol. Kalau kau ku makan, siapa yang akan membersihkan bau pesing milikmu? " Tanya Yoga dan mengambil pisau yang menancap diantara kedua paha Rehan.
" Ba-baiklah... a-aku, a-akan.... "—mencoba untuk menahan rasa takut—" aku akan memberitahu kalian. " Lanjutnya dan merinding ketakutan.
" Kau terlalu berlebihan. " Bisik Jonathan ke Yoga.
" Berikan semua informasi yang kamu tahu, semuanya tanpa sisa. " Ucap Jonathan seraya menepuk pundak Rehan.
Rehan lalu menceritakan semua yang ia tahu, mulai dari ia mendapatkan barang-barang tersebut hingga menjualnya ke Rendi.
Rehan mendapatkan barang-barang itu dari seorang anggota geng yang tak dikenal. Ia menyebutkan ciri-ciri geng tersebut mulai dari tato yang bergambar anjing, jaket bergambar anjing serta motor yang bergambar anjing. Rehan mendapatkan barang-barang tersebut secara cuma-cuma tak mengeluarkan biaya sedikitpun, namun sebagai gantinya. Rehan harus membawa seorang perempuan dan diantarkan ke dirinya. Rehan menolak tawaran itu dan tetap mengambil barang-barang itu.
Namun ia diancam akan dilaporkan ke polisi jika ia tak menerima tawaran yang diberikannya. Rehan sempat mengembalikan barang tersebut namun dibuang dengan seorang geng tadi. Seorang geng tadi langsung pergi darinya dan tetap mengancam Rehan jika ia tak membawa perempuan malam ini.
" Kau tau geng ini? " Senggol Jonathan ke Yoga.
" Aku tanya Bryan dulu. " Ucap Yoga dan keluar dari ruangan untuk memanggil Bryan.
Beberapa menit kemudian, Yoga kembali dengan membawa Bryan. Yoga menceritakan geng yang berciri-ciri mempunyai gambar anjing, entah itu di tubuh, di baju, di jaket dan lainnya.
Bryan mengetahuinya.
" Itu adalah geng 12 shio. Ia berarti dari faksi anjing. " Jawab Bryan yang memberitahu mereka semua.
" 12 Shio? bukankah itu sistem astrologi Tionghoa? " Tanya Jonathan yang penasaran dengan geng 12 Shio.
" Ahaha... benar, tapi itu geng anak-anak. Mereka bukan gangster, tapi kita harus menghentikan mereka sebelum mereka lebih jauh melangkah. " Jawab Bryan yang menutup hidung karena mencium aroma pesing.
Bryan keluar dari ruangan itu karena tak tahan dengan baunya.
" Katakan, kapan dan dimana kalian akan bertemu. " Ucap Jonathan ke Rehan.
" Malam ini sekitar jam sebelas tempatnya disekitaran bandara. " Balasnya dan meminta tolong untuk dilepaskan ikatannya.
Yoga melepaskan ikatan tersebut namun tak membiarkan Rehan untuk pergi dari ruang ini. Jonathan lalu menelpon seseorang pembersih ruangan untuk membersihkan bekas Rehan mengompol tadi. Yoga memberi pakaiannya dan menyuruh Rehan segera mengganti pakaian.
" Cih... badan doang besar, tapi nyali kecil. " Gumam Yoga dan pergi ke ruangan sebelah untuk tidur.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Ahmad Marzen Dian
Lanjut Thor
2022-02-20
3