Yank? batin Sita.
"Silahkan di minum Pak boss kopinya masih panas, seperti hati saya," ucapnya penuh dengan penekanan dan tatapannya yang ingin membunuh.
Berlalu meninggalkan ruangan itu dan membanting pintu dengan keras.
Bruk!
Arya pun yang baru sampai di depan ruangan Pak boss sangat terkejut dengan bantingan pintu dari istri bossnya.
"Loh Bu boss udah mau pulang?"
Ayanda berlalu tak menghiraukan Arya. Baru saja Arya hendak masuk ke ruangan boss, sang boss sudah membuka pintu dan langsung berlari.
"Yank, tunggu!" teriak Rion ketika Ayanda semakin menjauh darinya.
"Pak boss ada apa?" tanya Arya bingung.
Wah ada yang ga beres ini mah, batinnya.
Ayanda terus berjalan cepat menuju mobilnya. Rion terus berlari dan berhasil menghentikan langkah Ayanda.
"Yank aku bisa jelasin, itu gak seperti yang kamu lihat."
"Please yank dengerin aku," pintanya sambil memegang tangan istrinya.
Ayanda hanya terdiam, tidak merespon sama sekali. Hanya menatap Rion dengan tatapan membunuh.
Arya pun masuk ke ruangan sang boss.
"Kamu bikin masalah,ya?" tanyanya.
"Ng-nggak kok Pak," jawab Sita terbata.
"Kamu mau menggoda Pak boss dengan cara pakaian kamu itu?"
Sita hanya menunduk tak bisa mengelak ucapan Arya.
"Kita liat bagaimana nasib kamu setelah ini," ancam Arya.
Arya pun pergi berlalu meninggalkan Sita sendiri.
Emang siapa sih cewek itu? Apa pacar Pak boss OB yang tadi? tanyanya dalam hati.
*****
"Yank, aku mohon kita omongin ini baik-baik ya."
Tetap saja Ayanda tidak bergeming.
"Kamu mau ya dengerin penjelasan aku."
Hanya tatapan dingin dan mata tajam seolah akan memangsa makanannya.
"Sekarang ikut aku,"ajaknya. Rion menggenggam tangan istrinya dan membawanya keluar dari Toko Pusat.
Tidak ada bantahan dan penolakan dari Ayanda.
Di sebuah kedai kopi.
"Sayang," panggilnya sambil meraih tangan istrinya di atas meja.
"Itu semua gak seperti yang kamu lihat," Rion pun menceritakan semuanya tanpa terlewat.
#flashback on
Rion menyuruh Sita untuk masuk ke ruangannya. Sita terpesona dengan ketampanan sang bos, ia menyangka bahwa calon atasannya ini masih single. Akhirnya ia sedikit melancarkan rencana licik. Membuka beberapa kancing kemeja atasnya sampai terlihat belahan dadanya.
"Silahkan duduk," ucap Rion sambil terus melihat-lihat lamaran yang Sita berikan dan tidak menyadari jika Sita akan menggodanya.
Setelah interview selesai Rion langsung mengulurkan tangannya kepada Sita.
"Kamu saya terima jadi asisten saya."
Sita pun membalas uluran tangan sang boss dengan senyuman cantiknya.
Rion pun memberitahukan tugas apa saja yang harus dilakukannya ketika menjadi asistennya. Semua tugas dan peraturan ada di dalam laptop. Sita sengaja menundukkan kepalanya dekat dengan wajah Rion ke arah laptop.
"Ini maksudnya apa ya Pak?" tanyanya sambil menunjukkan poin yang tidak dia pahami. Padahal semuanya sudah ia mengerti.
Rion menoleh kepada poin yang ditunjuk Sita dan ternyata dengan sengaja Sita ikut menoleh. Bibir mereka pun bertemu.
Cup.
#flashback off
"Gitu yank ceritanya," ungkap Rion dengan terus menggenggam tangan istrinya.
"Kamu percaya kan sama aku?"
Ayanda tetap terdiam menutup mulutnya rapat-rapat. Karena yang ada dipikirannya saat ini adalah memori pengkhianatan 8 tahun lalu.
"Sayang, jawab aku."
Karna tidak ada jawaban sama sekali dari mulut Ayanda, Rion pun berdiri menghampiri Ayanda dan langsung bersimpuh di pangkuannya.
"Yank, tolong maafin aku."
"Semakin kamu diam begini hati aku semakin sakit."
"Yank, aku mohon," pintanya sambil terus menggenggam erat tangan sang istri.
Tak peduli semua mata tertuju padanya.
********
Rion : Cek CCTV ruangan gua, sebentar lagi gua balik kesana.
Arya : Siap Pak Boss.
"Diamuk Bu boss nih pasti," monolognya sambil terkekeh.
*****
"Sayang, tolong jangan diam terus."
Rion masih bersimpuh dan menundukkan kepalanya di pangkuan istrinya.
"Pengkhianatan delapan tahun lalu,” jawabnya datar.
Rion langsung mendongak ke atas, menatap istrinya dalam keadaan sendu. Rion langsung berdiri memeluk Ayanda.
"Sayang, maafkan aku. Tidak akan ada lagi pengkhianatan aku janji sama kamu," ujarnya sambil mengecup ujung rambut istrinya.
"Sekarang kita ke toko pusat, kita cek CCTV disana. Kalo cerita aku bohong aku rela kamu hukum apapun."
Di dalam mobil selama perjalanan menuju Toko pusat hanya suasana hening yang ada. Ayanda hanya menatap ke samping kaca mobil.
Rion sesekali melirik ke arah istrinya. Yang dia lihat hanya wajah kecewa di wajah istrinya.
Begitu bodohnya aku di masa lalu, menggoreskan luka yang sangat dalam kepada kamu Yank, hingga luka itu belum juga sembuh sampai saat ini.
Rion terus menggenggam erat tangan Ayanda dan membawa ke ruangannya. Sesampainya di depan pintu langkah Ayanda terhenti.
"Kenapa Sayang? Kita akan memastikan Semuanya lewat CCTV jika aku yang salah, aku siap kamu hukum," tegasnya.
Tak terasa air mata Ayanda jatuh, ingatan akan masa lalu hadir lagi, membuat hati Ayanda terasa sesak dan sakit. Rion yang menyadarinya langsung memeluk erat tubuh istrinya.
"Sayang, aku harus gimana untuk mengobati rasa sakitmu? Aku tau aku hanya lelaki bodoh pada waktu itu, maafkan aku yank."
Ayanda melepaskan pelukan Rion dan mengusap air matanya
"Rasa sakit itu gak akan pernah hilang dan gak akan pernah ada obatnya."
Ucapan Ayanda menusuk tajam ke ulu hati Rion.
Arya membuka pintu ruangan.
"Eh udah pada datang, kenapa gak masuk? Udah saya siapin semua."
Mereka pun masuk ke ruangan, Rion tak sedikitpun melepaskan genggaman tangannya kepada Ayanda.
"Nih rekaman CCTV ruangan Pak Boss."
Mereka bertiga melihat rekamannya.
"Cantik-cantik kok licik," ucap Arya kesal.
"Kamu udah liat kan semuanya, dan aku bener-bener gak sengaja," ujar Rion serius.
Merasa dirinya tidak dibutuhkan lagi Arya pun meninggalkan ruangan Bossnya yang sudah dipenuhi aura gelap.
"Sayang, aku mohon bicaralah padaku. Jangan terus terusan diam begini."
"Aku hanya ingin menenangkan hati aku, kejadian ini mengingatkan aku pada kejadian waktu itu," lirihnya.
"Sayang, lihat aku," pinta Rion sambil menangkup wajah Ayanda dengan kedua tangannya agar menghadap padanya, lalu menghapus air mata yang sudah membasahi pipi sang istri.
"Jangan menangis lagi, hati aku terluka melihat kamu kayak gini. Kamu boleh marah sama aku, boleh pukul aku tapi jangan menangis seperti ini yank, aku merasa gagal karena sampai saat ini aku belum bisa buat orang yang aku sayangi bahagia," imbuhnya serius.
"Beri waktu aku untuk sendiri."
Ayanda pun berdiri hendak meninggalkan Rion. Dengan cepat menangkap tubuh Ayanda memeluknya dari belakang.
"Jangan pernah bilang kamu ingin sendiri, karna ada aku di sini yang akan selalu menemani dan menjaga kamu. Jangan pergi yank, aku mohon. Aku akan berusaha mengobati rasa sakitmu dengan segala cara. Walaupun aku tau, kecil kemungkinannya jika sakitmu akan sembuh. Tapi izinkan aku untuk jadi obat penawar di saat sakitmu hadir," jelasnya dengan memperat pelukannya.
*****
Happy reading,,
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Yus Nita
acklis tuch cwk gak benar utk semua perusahaan biar tau rasa tuch ulat keket
2024-10-02
0
Fatimah Zahra
awalx aq bingung novel ini arah ceritax kmna ya, dn d bab ini baru aq paham
2021-07-28
2
Jeni Safitri
Kalau sempat di terima juga karyawan baru itu kelewatan pasti
2021-04-16
0