Pagi hari awan gelap menyelimuti ibukota. Bergelut dibawah selimut adalah kegiatan yang paling cocok dicuaca seperti ini. Tapi tidak dengan keluarga kecil Ayanda. Di cuaca yang mendung ini hanya ada perdebatan diantara dua manusia ini.
"Yank, gak usah ke toko dulu ya hujan," pinta Rion di sela-sela mengunyah makanan.
"Gak bisa Yank, banyak kerjaan hari ini."
"Diluar hujan Yank, dan cuacanya gak bagus nanti kamu sakit."
Echa yang mendengar perdebatan sepele, yang tidak ada ujungnya antara kedua orangtuanya hanya bisa menggelengkan kepalanya dan menyudahi sarapannya.
"Echa berangkat Mah," ucapnya lalu mencium tangan sang mamah lalu mencium tangan ayahnya.
"Posesif boleh, ngekang jangan!!" Sindir Echa kepada ayahnya dan pergi meninggalkan kedua orang tuanya.
"Tuh denger, anak kamu aja ngerti," timpal Ayanda.
"Aku posesif juga karena sayang sama kamu, gak mau kamu kenapa-kenapa"
"Iya Sayangku," sahut Ayanda, dan mengecup pipi Rion untuk mengakhiri perdebatan tak berguna ini.
Akhirnya Rion mengalah, mengizinkan Ayanda untuk pergi ke toko dengan syarat harus diantar olehnya. Ayanda pun menuruti syarat yang diajukan oleh Rion daripada nantinya berdebat lagi. Entah kenapa semakin hari Rion semakin posesif kepadanya. Tidak boleh terjadi hal sekecil apapun yang menimpanya. Ketika nyamuk menggigitnya pun mungkin ia akan marah. #lebay
Mobil Rion pun berhenti di depan toko cabang. Ia segera turun dari mobil dan membuka payung, memutari mobil untuk membukakan pintu untuk istrinya.
Rion mengulurkan tangannya yang disambut oleh tangan Ayanda. "terimakasih Sayang," ucapnya. Mereka pun berada dalam satu payung. Rion memeluk erat pinggang Ayanda sampai pintu masuk toko.
"Makasih ya," ucapnya seraya tersenyum tulus dan di balas senyuman kembali oleh Rion.
"Aku berangkat ya," pamitnys sambil mengecup kening Ayanda. Banyak mata yang memperhatikan mereka tapi duo sejoli ini seolah tak peduli. Bab juga diantara mereka yang berbisik-bisik tentang kedua bossnya itu.
"Hati-hati ya," ucap Ayanda pada Rion.
"Pak Epi, jaga Istri saya," perintahnya pada security.
"Siap Pak boss," sahutnya dengan gerakan hormat.
Rion pun masuk ke dalam mobilnya dan melajukan mobilnya ke toko pusat.
Ayanda bergegas menuju ruangannya dan disambut oleh asistennya.
"Pagi Bu," sapa Sita.
"Pagi, semua laporan sudah siap?" tanyanya.
"Sudah saya simpan di meja Bu."
"Baiklah," balas Ayanda dan langsung masuk ke ruangannya.
Disinilah Ayanda, bergelut dengan laporan-laporan toko cabang lainnya yang dibumbui sedikit kekacauan. Mngharuskannya bekerja lebih ekstra lagi. Sesekali ia menghembuskan nafas berat, entah karena pekerjaannya atau karena hal lain. Hanya Ayanda dan Tuhan yang tau.
Tak terasa sudah waktunya jam pulang untuk Ayanda. Ayanda mengecek ponselnya dan ada satu pesan masuk dari suaminya.
Sayang, maaf hari ini aku ga bisa Anter kamu pulang.
Iya gak apa apa, aku minta jemput Pak Mat. balasnya.
Ayanda berjalan menuju jendela kaca ruangannya. Memandangi rintik hujan yang turun berirama, seolah tak ingin buru-buru menyudahi tetesan rindunya untuk bumi. Awan mendung dan hujan adalah satu kesatuan yang sempurna, meskipun kadang terjadinya hujan tidak mengharuskan awan menjadi mendung. Ayanda bergelut sendiri dengan pikirannya dengan terus menatap hujan.
Pelukan pinggang dan kecupan di kepala belakang membuyarkan pikirannya. Ia menengadahkan kepalanya ke belakang. Tersenyum melihat seseorang yang sudah beberapa Minggu ini mengisi penuh relung hatinya. Ia pun menyandarkan kepalanya ke dada sang suami dan memegang erat tangan suaminya yang melingkar di pinggangnya. Entah berapa lama mereka berdiri menyaksikan hujan dengan posisi itu. Hingga Ayanda membuka suara.
"Katanya gak bisa jemput?"
"Aku hanya ingin memberikanmu kejutan kecil," sahutnya seraya menaruh dagunya di pundak Ayanda, dengan tangan masih memeluk erat pinggang Ayanda.
"Tapi nyatanya aku gak terkejut."
"Tapi kamu nyaman kan di peluk seperti ini secara diam-diam sama aku," timpalnya.
Ayanda hanya tersenyum mendengarnya, "kamu juga nyaman kan bersandar di bahuku," ujarnya.
"Tidak hanya wanita, laki-laki pun perlu bahu tuk bersandar, perlu kaki lain untuk menopang tubuhnya yang kadang goyah. Makanya aku butuh kamu untuk tempat bersandarku dan penopang tubuhku ketika aku rapuh."
Ayanda tersenyum bahagia dan mengelus pipi suaminya.
"Kamu tau kenapa aku suka dengan hujan?" tanyanya.
"Kenapa?"
"Setelah hujan, selalu ada seseorang yang datang sebagai pelangi dan memelukku. Aku ingin kamu selamanya."
Rion tersenyum bahagia, dan membalikkan tubuh Ayanda agar berhadapan dengannya.
"Apakah ini ungkapan cinta darimu untukku?" tanya Rion. Menatap sang istri dengan penuh tanya. Dijawab dengan anggukan oleh Ayanda. Hari ini Rion merasa sangat bahagia karena perjuangannya selama ini tidak sia-sia untuk mendapatkan hati seorang Ayanda. Ia mengecup kening Ayanda sangat dalam, lalu kemudian turun ke bibir. Berciuman dua insan manusia yang sedang di mabuk cinta dengan background hujan adalah momen yang sangat sempurna.
******
Di lain benua ada seseorang yang sedang menatap langit gelap yang diguyur rintik hujan. Pandangannya hampa dan tangannya mencoba meraih air hujan.
Bagaimana kabarmu? Apa kamu bahagia kembali bersamanya?
Ia menutup pintu jendelanya dan masih mematung dibalik jendela melihat tetesan air yang mengalir di kaca jendela.
Seharusnya aku tidak boleh jatuh cinta saat hujan. Karena ketika aku patah hati, setiap kali hujan turun aku akan terkenang dengan kejadian menyakitkan itu. Saat orang lain bahagia menatap hujan aku justru nelangsa sedih melihat jendela . Dan sekarang aku hanya manusia bodoh yang masih mengharapkanmu sedangkan kamu sudah bersama orang lain dan mungkin sekarang kamu sudah bahagia dengannya.
Hanya helaan nafas panjang keluar dari mulutnya.
Aku kangen kamu Ayank, batinnya.
Setelah bergelut dengan rindunya, akhirnya ia memutuskan untuk membaringkan tubuhnya di kasur empuk. Menatap ke atas langit-langit kamar dan teringat kenangan manis bersamanya.
Tak terasa lima tahun berlalu, apakah kamu masih sama seperti dulu? Apa senyummu masih semanis dulu? Aku sangat merindukanmu. Bayang-bayang wajahmu masih setia berada di dalam pikiranku, karena kamulah aku berubah dan karena kamu jugalah aku menjadi manusia setia sekarang. Bahkan saking setianya aku masih tergolong ke dalam orang-orang yang belum bisa move on, miris ya hidupku. gumamnya sambil tersenyum perih.
Jika aku kembali, aku harap bisa bertemu denganmu lagi, kita berbagi cerita dan tawa bersama seperti dulu. Meskipun keadaanya sudah berbeda, sekarang kamu sudah bersamanya. Aku akan menerimanya dengan lapang dada asalkan kamu bahagia. Dirimu tetap satu-satunya dihatiku dan belum ada yang bisa menggantikan posisimu sampai saat ini. Aku rindu senyummu yang selalu menenangkan hatiku. Aku rindu tawamu yang membuatku bahagia. Aku rindu kamu Ayank. Apakah disana kamu juga merindukan aku? Atau kamu sudah melupakanku? gumamnya sambil melihat foto ketika bersamanya dengan seorang putri kecil yang terlihat bahagia. Secara sepintas bisa dilihat mereka adalah keluarga kecil yang bahagia.
*****
Hay readers ,,
Maaf aku baru up,
Karena kemarin semangatku tiba tiba hilang begitu saja dan akhirnya aku malas nulis episode baru. Maafkan aku yang masih labil.
Jangan lupa jadikan Air Mata Ayanda ke favorit kalian ,,
Kalian adalah semangatku, jadi cukup menyemangati aku dengan jempol , komen, dan vote kalian ya ,,
Biar aku semangat lagi nulisnya.
Happy Reading,,,
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
mommy neng
ini siapa pula yang manggil ayank
2023-03-04
0
🍇🍇selllaa🍇🍇
zahe recomended bgt novelnya mksih y udh ngasih tau judul sm authorbya😍😍😍
2021-07-14
0
Emmisa Lamichhane
babang gio.....
2021-07-09
0