pagi harinya keluarga kecil Rion melakukan aktifitas seperti biasanya.
Di meja makan,
"Mah, Echa ntar pulang telat ya," ijinnya sambil mengunyah sarapan.
"Mau kemana?" tanya sang ayah.
"Echa mau nyari buku sama Mima sama Sasa sambil nonton."
"Sama cowok ga?" tanyanya lagi
"Ish, ayah mah, dibilang sama Mima sama Sasa," kesalnya.
"Iya boleh, tapi dianter sama Pak Mat ya dan nanti biar Pak Mat nunggu kalian sampe selesai," jawab lembut sang mamah.
"Oke Mah," serunya, lalu pamit dan cium tangan ke sang mamah.
"Kalo mau posesif ke Mamah aja," ketus Echa sambil cium tangan sang ayah.
Rion hanya melirikkan matanya kesal karena ucapan sang anak.
Ayanda hanya tersenyum melihat kelakuan anak dan suaminya yang kadang sayang-sayangan dan kadang kekanak-kanakan.
Echa pun berangkat ke sekolah, tak lama kemudian Rion pun selesai sarapan dan siap berangkat kerja.
"Aku berangkat ya, jangan lupa makan sama jangan kecapean," Ucap Rion sambil memeluk pinggang Ayanda dan mencium keningnya.
"Iya, kamu hati-hati ya." balas Ayanda sambil tersenyum dan mencium pipi suaminya.
"Gini nih yang bikin aku males berangkat kalo udah liat senyuman kamu," gombal-gembelnya.
"Apa sih udah sana berangkat, urus semua toko aku ya," candanya
"Siap ibu boss sayang," ucapnya dan mencium kening istrinya lagi.
Rion pun berangkat ke kantor.
******
Di Kantor.
"Pagi Pak Boss," sapa Arya.
"Pagi, ntar lu ke ruangan gua ya."
"Ada apa?"
"Ga usah banyak tanya, disini gua Bossnya."
"Iya, iya, boss mah bebas," rutuk Arya.
Arya adalah sahabat sekaligus orang kepercayaan Rion yang membantunya untuk mengurus dan menghandle semua toko miliknya.
Di ruangan Boss.
"Ada apa ku nyuruh gua kesini?" tanyana tanpa basa-basi dan tanpa mengetuk pintu.
"Kebiasaan lu, main nyelonong aja gak ada sopan-sopannya sama boss."
"Rajin amat gua sopan sama manusia modelan kayak lu."
"Brengsek lu!" sahutnya dan melempar pulpen ke arah Arya dan langsung duduk di sofa sambil selonjoran.
"Kagak dikasih jatah lu sama bu boss, galau amat kayaknya," ujarnya dan mendudukkan diri di sofa.
"Udah lima tahun gua balikan sama Yanda, tapi sampe sekarang gua belum bisa buat dia yakin sama gua," katanya dengan memulai sesi curhat.
"Kalo ada yang nyebut nama Dinda udah kaya kata keramat buat dia, pasti dalam sekejap dia berubah terus nangis. Apa semenyakitkan itu perbuatan gua di masa lalu? Sampe dia belum bisa lupain semuanya," ungkapnya.
Arya hanya menarik nafas dalam.
Emang bloon tingkat dewa nih temen gua satu. Percuma mantan playboy kalo yang beginian aja kagak ngerti.
"Bapak Rion Juanda yang terhormat, wanita itu ahli sejarah. Sekecil apapun kesalahan lu di masa lalu pasti akan selalu dia ingat apalagi kesalahan lu yang luar biasa banyaknya itu, wajar kalo bini lu masih ragu sama lu, dia takut dikecewain lagi sama lu. Bekas luka operasi aja lama sembuhnya apalagi ini lukanya berlapis-lapis dan sangat dalam. Ya gak akan sembuh dengan semudah itu bodoh. Cik mikir atuh!!" Tekannya sambil nunjuk kepalanya.
"Apa pembuktian cinta gua selama lima tahun ini kurang buat dia. Padahal semua toko yang gua punya udah atas nama dia, malah rasa sayang dan cinta gua ke dia makin hari makin dalam, kayak ABG yang baru ngerasain jatuh cinta."
"Wanita itu hatinya lembut, kalo seorang wanita di bentak pasti ia nangis. Apalagi ini yang lu lakuin ke Ayanda, lu selingkuh, bawa selingkuhan lu ke rumah, lu dengan entengnya bilang mau kawin sama tuh cewek terus lu usir bini lu. Dimana hati lu bro? Gua aja yang cuma ngedenger cerita dari lu aja sakit hati banget apalagi Ayanda. Gua yakin hatinya remuk berkeping keping. Inget kebahagiaan itu ga bisa dibeli sama materi," jwabnya panjang lebar.
"Iya gua akuin gua manusia tersalah di waktu itu, tapi kan gua balik lagi sama Yanda ga semudah itu. Gua harus sabar nunggu dua tahun lamanya untuk ngeyakinin hatinya."
"Hey bro, susah mana ngembaliin hati yang udah remuk sama perjuangan kecil lu itu? Itu hati Ayanda walaupun udah lu lem pake lem sebagus apapun ga akan kembali utuh dan bagus kaya semula. Jujur ya, kalo lu bukan teman udah gua tikung tuh bini lu. Udah cantik, lembut dan punya hati luar biasa baiknya. Kurang apa coba bini lu," jelasnya.
Rion hanya diam dan membenarkan semua yang dikatakan Arya padanya.
"Lu cuma lelaki bodoh yang melepas sebuah berlian hanya untuk mendapatkan kotoran. Penyesalan itu datangnya belakangan bro, makanya jangan sia-siakan berlian yang udah lu genggam. Jaga berlian lu jangan ngulangin lagi kebodohan lu yang di luar akal sehat manusia, sekali wanita kecewa selamanya dia akan sulit percaya."
"Jir gua berasa curhat sama dewa cinta, padahal lu kan jomblo expired ya," ejeknya sambil beranjak duduk.
"Sialan lu kampret!" teriak Arya lalu melempar bantal ke tubuh Rion.
Tok tok tok
"Masuk," jawab Rion.
"Maaf Pak, ada Bu Sita di bawah," Ucap Pak Andi security dengan ragu.
"Suruh tunggu dulu di bawah," sahutnya malas sambil menyenderkan kepalanya di sofa.
"Baik pak," Pak Andi pun keluar meninggalkan ruangan sang Boss.
"Terus gimana itu asisten pribadi lu?" tanya Arya.
"Gua bilang Ayanda dulu lah, kan ini toko punya dia gak bisa gua yang mutusin," jawabnya.
"Tetap ustiqomah ya," kata Arya tertawa.
"Apaan?" tanyanya bingung.
"Ikatan Suami Takut Istri Kalo Di Rumah," jelas Arya terrtawa ngakak sambil beranjak dari sofa dan pergi meninggalkan sang Boss.
"Setan lu!" teriak Rion.
*****
Suamiku Calling..
Me : Iya ada apa?
Suamiku : Ke toko pusat ya sekarang.
Me : Ada apa?
Suamiku : Ngga ada apa-apa Sayang, Cuma kangen kamu.
Me : Dih, serius ini ada apa? Ga lucu.
Suamiku : Emang aku Komeng ngelucu. Cepetan kesini.
Tut Tut Tut.
Sambungan telpon pun terputus.
Ada apa sih sebenarnya? Tumben tumbenan disuruh ke toko pusat. Apa ada yang ga beres?
******
30 menit kemudian Ayanda tiba di toko pusat.
"Siang bu boss." sapa security.
Ayanda menjawabnya dengan senyuman ramah.
Istri Pak Boss benar benar cantik. Beruntungnya Pak Boss udah ganteng dapet istri cantik pula.
Ayanda langsung menuju ruangan kerja suaminya.
Ceklek ,
Ayanda membuka pintu, di dalam ruangan sudah ada tiga orang yang duduk di sofa. Salah satunya adalah wanita yang membuat ia salah paham dengan suaminya.
Rion menghampiri Ayanda yang sedang mematung di depan pintu.
"Kamu udah sampe?" tanyanya sambil memeluk pinggang Ayanda dan mengajaknya duduk di sofa.
Sita yang sedari tadi ada di ruangan hanya bisa terdiam dan tertunduk. Tidak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulutnya.
"Arya, ada apa ini?" tanyanya setelah duduk di sofa di samping suaminya dan sambil melihat tajam ke arah Sita.
Dipecat gua yakin nih si Sita.
"Ini Bu Boss, Asisten pribadi Pak Boss gimana? Mau dilanjut apa ...." ucapnya menggantung.
"Saya mau lihat CV-nya."
Rion memandang Arya dan Arya hanya mengangkat bahunya.
"Ini Bu Boss," menyerahkan CV Sita.
Sita semakin tertunduk dan merasa sangat takut.
"Sayang, kenapa kamu minta CVnya? Kamu cukup bilang lanjut atau tidak untuk wanita itu," ujar Rion sambil melirik tajam ke arah Sita.
"Diam!" tegasnya dengan nada lebih tinggi.
Membuat Rion dan Arya terdiam kaget.
Njirr ternyata Bu Boss galak juga ya, pantesan si Pak Boss Istiqomah.
"Ini toko aku jadi aku yang mutusin," jawaban Ayanda tegas dan seolah tidak ingin di bantah.
Untuk sekarang Rion bisa apa karena semua toko sudah atas nama istrinya, jadi semua keputusan ada di tangan sang istri.
"Kamu tetap bekerja disini, tapi jadi asisten pribadi saya," ucapnya.
Membuat Rion dan Arya membelalakkan mata tak percaya.
Ini Ibu Boss apa ga sakit hati, padahal jelas-jelas dia nangis kemarin karena wanita ini, tapi masih mau mempekerjakan dia apalagi jadi asisten pribadinya.
Terbuat dari apa hatimu Bu Boss, batin Arya.
"Terimakasih Bu, karena sudah tidak memecat saya. Karena saya sangat membutuhkan pekerjaan ini. Maafkan saya Bu karena kesalahan saya kemarin yang ...."
"Sudah saya maafkan dan saya bukan orang yang pendendam, saya tau kinerja kamu bagus. Tapi alangkah bagus lagi dibarengi dengan attitude yang bagus pula."
"Iya Bu, saya menyesal," ungkapnya sambil menundukkan kepalanya dalam dalam.
"Jangan melakukan ini kepada orang lain, saya bisa memaafkan kamu tapi belum tentu orang lain akan memaafkan kesalahanmu itu. Kamu cantik, tapi kamu tidak perlu seperti wanita murahan yang menjual wajah dan tubuh kamu hanya untuk uang," Nasihatnya.
Rion dan Arya yang mendengar ucapan dari mulut Ayanda hanya bisa terdiam karena kagum.
"Sekarang kamu boleh pulang, besok saya hubungi kamu," ujarnya kembali.
"Baik Bu, saya permisi," pamit Sita pada Ayanda dan meninggalkan ruangan itu.
"Saya juga pamit bu Boss, sepertinya saya sudah tidak dibutuhkan disini," kata Arya.
"Pergi sonoh lu jauh jauh," usir Rion.
"Tuh bu boss, kelakuan suaminya kalo disini suka dzalim sama karyawannya," adu Arya.
"Karyawan ngelunjak kayak lu mah wajib gua dzalimin."
Ayanda hanya tertawa melihat perdebatan dua lelaki dewasa itu.
"Ternyata Bu boss galak juga ya. Pantes Pak boss songong itu jadi Istiqomah," ucap Arya sembari pergi keluar dari ruangan itu.
"Sialan lu!" teriak Rion dan hanya mendapat tertawaan dari Arya.
Selepas mereka berdua pergi tinggallah sepasang suami istri ini.
"Maksud kamu jadiin Sita asisten pribadi itu apa? Kok aku mulai curiga ya," todong Rion.
"Aku mau kembali ngontrol toko cabang," sahutnya dan memposisikan tubuhnya berhadapan dengan Rion.
"Ngga boleh," tolaknya.
"Sayang, aku tuh bete di rumah terus, pengen ada kegiatan di luar, kamu mau istrimu ini menua sebelum waktunya?"
"Tapi kan semuanya udah aku handle sama Arya, kamu tinggal duduk manis aja di rumah. Aku pengen istriku selalu ada mengantarkan aku kerja dan menyambutku ketika aku pulang kerja."
"Aku kerja cuma sampe jam 2 Sayang, boleh ya?" jawabnya dengan menunjukkan puppy eyes.
"Iya, iya boleh, tapi jaga kesehatan kamu."
"Iya sayangku," jawabnya sambil memeluk Rion.
"Giliran ada maunya aja manja," ejeknya.
"Jadi gak mau nih di peluk aku," timpal Ayanda sewot dan melepaskan pelukannya.
Rion kembali menarik tangan Ayanda untuk memeluknya lagi.
"Aku pengen lebih dari ini," bisiknya.
"Suami mesum," ujarnta dan memperat pelukannya.
******
Pak Mat disuruh Ayanda untuk menjemput Echa dan mengantarkannya ke toko buku, Ayanda sendiri akan pulang bersama Rion.
"Non, jadi ke toko bukunya?" tanya Pak Mat ketika mereka bertiga sudah masuk ke dalam mobil.
"Ga pak, kita pulang aja," jawab Echa.
Pak Mat pun akhirnya melajukan mobilnya ke arah rumah majikannya. Sesampainya di rumah mereka bertiga langsung ke taman belakang.
Tak lama kemudian Ayanda dan Rion pun tiba.
"Pak Mat, gak nganter Echa?"
"Non Echa gak jadi pergi Bu, sekarang lagi di taman belakang."
"Oh ya udah,"
"Ada apa Sayang?" tanya Rion setelah memasukkan mobilnya ke garasi.
"Nggak apa-apa, ya udah kamu mandi gih aku temuin Echa sama temen temennya dulu di taman belakang."
Rion pun menuruti perintah Ayanda, Ayanda pun menuju taman belakang.
"Loh kenapa gak jadi ke toko bukunya?" tanya Ayanda setelah berada di taman belakang.
Echa dan Sasa hanya saling pandang dan mata mereka tertuju pada Mima yang murung. Ayanda pun mendekati Mima.
"Kenapa Mima?" tanya lembut Ayanda sambil mengelus punggungnya.
Mima hanya diam dan kemudian terisak. Ayanda pun langsung memeluk tubuh mungilnya.
"Ada apa sayang? Cerita sama Tante jangan kamu pendam sendiri."
"Papah Mima nikah lagi Tante," jawabnya gemetar.
Echa dan Sasa pun kaget, karna dari tadi Mima bungkam akan masalahnya.
"Papah sama Mamah pisah aja udah nyakitin Mima, dan sekarang Papah malah nikah lagi, hidup Mima makin hancur Tante," ujarnya lagi sambil terus terisak.
"Gak ada yang hancur sayang, kalo kita bisa memaafkan. Maafkanlah kesalahan Mamah Papahmu, mereka berpisah bukan untuk menyakitimu, tapi mungkin mereka sudah tidak ada kecocokan lagi. Maafkan mereka, ikhlaskan apa yang sudah terjadi. Ini sudah menjadi jalan Tuhan untuk keluargamu, jadi jangan pernah protes apa yang sudah Tuhan tentukan. Kita hanya sebagai pemerannya, ikuti saja alurnya. Setelah hujan pasti akan ada pelangi, setelah ada kesedihan pasti akan ada kebahagiaan." Nasihatnya.
"Mima ngerasa Papah sama Mamah udah gak sayang lagi sama Mima, apalagi sekarang Papah udah nikah lagi pasti akan lebih jauh lagi," timpalnya dan masih terus menangis.
"Sayang, jangan pernah merasa sendiri. Kamu punya Echa dan Sasa yang sayang sama kamu, ada Tante juga yang udah anggap kamu seperti anak Tante sendiri. Belajar memaafkan dengan sendirinya hati kamu akan ikhlas menerima semuanya. Ingat sayang, papah dan Mamahmu itu sangat sayang sama kamu."
Mima merasa nyaman berada di pelukan Ayanda, seolah sang mamahlah yang memeluk erat tubuhnya saat ini.
"Makasih Tante atas nasihatnya, Mima akan coba maafkan semua kesalahan orang tua Mima, meskipun itu sulit," ucapnya dan masih terus memeluk erat tubuh Ayanda.
Echa dan Sasa pun terbawa suasana, mereka ikutan melow dan ikut memeluk Mima.
Tanpa mereka sadari ada seseorang yang dari tadi menyaksikan drama kehidupan Mima, dan memandang kagum pada sosok sang wanitanya.
*******
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
🏕️𝕽ᵗᵐLing𝕽𝖍'𝖘😎 𝕽z
awas aj y klo si Rion kmbli nyakitin ayanda
org baik gtu
2020-07-19
1
Lina Atiek Budiarti
ayanda the best
2020-07-12
1
.
author bijak yaa...bikin terhura 😂😂
2020-06-26
4