"Sayang, sepertinya besok aku harus pergi ke Surabaya untuk melihat proyek pembangunan yoko cabang yang baru," ucap Rion yang masih fokus menyetir .
"Emang ada masalah sama proyeknya?"
"Sedikit, makanya aku harus kesana untuk meninjau langsung apanya yang gak beres."
"Jangan nakal kamu disana," ancam Ayanda.
"Gak akan Sayang, aku hanya bisa nakal ke kamu doank," jawabnya sambil tertawa dan meraih tangan Ayanda lalu menciumnya.
Mereka pun tiba di toko cabang.
"Udah sampe, selamat bekerja Sayang," ucapnya lalu mencium kening Ayanda.
"Iya, makasih,"balasnya. Sbelum turun Ayanda mencium pipi suaminya dulu.
Semakin hari rasa sayang dan cinta Ayanda semakin besar kepada Rion. Sama halnya dengan Rion apalagi ia sudah mendapatkan pengakuan bahwa Ayanda sudah benar-benar membuka hatinya untuknya. Penantian panjang selama lima tahun ini akhirnya berbuah manis. Cintanya akhirnya terbalas. Tidak ada perjuangan yang sia-sia asalkan kita sungguh-sungguh dalam mengejarnya dan jangan pernah menyerah dalam keadaan apapun, terus maju meskipun harus tertatih.
*****
Di dalam jet pribadi.
Aku kembali Ayank, semoga kita bisa bertemu lagi. Aku sangat merindukanmu, gumamnya.
"Boss, Kita mau ke villa atau ke apartemen?" tanya asistennya.
"Kita ke villa saja, sudah lama tak menghirup udara segar. Ingin merelaxasikan diriku sejenak."
"Baik Boss, Oh iya Boss apa boss besar tau Anda kembali ke tanah air?" tanyanya penasaran.
"Gua kembali karena perintah Ayah, jika tanpa perintah gua gak akan kesini gua kan tahanan ayah," ucapnya ngenes.
Dijawab dengan tertawa renyah asistennya.
"Seneng lu ya ngeliat gua menderita, gua potong gaji lu bulan ini," Ancamnya.
"Jangan dong Boss, anak saya banyak masih kecil-kecil masih butuh banyak biaya," pintanya sambil memohon dengan wajah melas.
"Basi lah ucapan lu, suruh siapa lu punya anak banyak? Musingin diri sendiri."
"Anak adalah rezeki Boss, makanya cepetan nikah biar cepat punya anak," sahut Remon, asistennya.
"Terus aja lu cengin gua, terus,," seru atasannya yang sudah meluncurkan pulpen ke arah tubuh asistennya. Seperti biasa dijawab dengan kekehan lucu.
"Jangan ditunda tunda Boss, ntar jadi bujang lapuk," ucapnya sambil terkekeh.
"Makin ngelunjak lu ya, gua pecat lu sekarang juga," sarkasnya.
"Saya bisa dipecat jika Boss besar yang memecat saya. Kan tadi Boss bilang Boss hanya tahanan Boss Besar."
"Sialan lu!" geramnya. Lalu melempar buku ke arah asistennya dan tetap dijawab dengan kekehan renyah.
*****
Sudah jam makan siang, Ayanda merentangkan otot-ototnya karena lelah dengan laporan-laporan yang sedikit kacau. Ia pun merebahkan badannya di sofa panjang sambil memejamkan mata.
Seseorang membuka pintu membawa dua cangkir hot chocolate. Ia mencari sang pemilik ruangan karena tidak ada orang dan suara. Ia berjalan perlahan menuju sofa panjang. Lalu ia tersenyum, orang yang dicarinya sedang memejamkan mata. Ia pun meletakkan cangkir berisi hot chocolate di atas meja, lalu duduk dilantai sembari menopang dagunya dengan kedua tangan yang diletakkan di pinggiran sofa.
"Sepertinya hari ini sangat melelahkan," ucapnya dan mengagetkan Ayanda.
"Ya ampun Sayang, ngagetin aja," kata Ayanda sambil memukul lengan suaminya, disambut kekehan oleh suaminya.
"Aku bawa hot chocolate kesukaan kamu. Semoga bisa mengembalikan mood mu."
"Makasih Sayang, kamu emang the best." ucapnya seraya mencium pipi suaminya.
Mereka pun menikmati hot choclate sambil bercerita, bercanda, tertawa bersama. Setiap hari Rion akan selalu datang ke toko cabang untuk makan siang bersama istrinya ataupun sesekali makan di luar. Pulangnya pun Rion akan menjemput Ayanda dan mengantarkannya sampai rumah dan nanti ia akan kembali ke Toko pusat. Begitulah rutinitas setiap hari yang ia lakoni. Ia rela menjadi sopir pribadi untuk Ayanda, padahal Ayanda tidak pernah memintanya apalagi menyuruhnya.
"Nanti sore aku jemput ya, aku akan ajak kamu ke suatu tempat."
"Kemana?"
"Rahasia, yang pasti kamu akan suka," jawabnya sembari tersenyum.
"Aku pamit ya," ujarnya. Kemudian mengecup dalam kening Ayanda.
Ayanda menjawabnya dengan anggukan dan memeluk Rion dengan erat.
"Kok tumben manja begini," timpalnya seraya mengelus rambut Ayanda.
"Gak tau, sepertinya aku gak ingin pisah sama kamu," sahutnya dengan menelusupkan wajahnya ke dada Rion .
Rion membiarkannya karena Rion juga teramat sangat bahagia dengan sikap Ayanda seperti sekarang ini. Seperti mimpi tapi ini nyata.
Perlahan Ayanda melepaskan pelukannya, dan menatap intens sang suami dengan mendongakkan kepala.
"Kenapa?" tanya Rion.
Hanya dijawab dengan gelengan kepala dan senyuman indah. Tanpa basa-basi Rion mengecup bibir Ayanda sangat dalam. Seolah mengatakan bahwa aku hanya untukmu dan kamu hanya untukku.
Setelah bermesraan Rion pun memutuskan untuk tidak kembali ke toko pusat karena istrinya sekarang ini sedang ingin bermanja dengannya. Ia pun mengeluarkan benda pipih dari sakunya.
"Apaan?" jawab seseorang di sebrang sana.
"Gua gak balik lagi ke toko pusat."
"Kenapa? Kerjaan lu numpuk ini."
"Urus sama lu dulu."
"Bangke lu, nyuruh seenak jidat lu."
"Gua Bossnya," sahutnya emosi.
"Bosen gua dengernya, kalo mau ena-ena sama bini lu pasti nyusahin gua, kampret emang lu!" Sambungan telpon pun terputus.
"Dasar bawahan kurang ajar," gerutunya.
Ayanda tertawa melihat kelakuan suaminya yang sedang mengumpat sahabatnya sendiri. Sedangkan ia sedang asyik bergelayut manja di tangan suaminya.
"Tumben sih hari ini istriku manja banget," ujarnya sambil mengecup ujung rambut Ayanda.
"Gak ngerti aku juga, tapi hari ini sepertinya aku gak ingin jauh dari kamu," jawabnya sambil menyandarkan kepalanya di bahu Rion. Rion menarik tangan Ayanda agar memeluknya dan menelusup kan kepala Ayanda ke dadanya.
"Aku sangat-sangat bahagia dengan manjamu seperti ini. Terimakasih karena sudah membuka hatimu untukku," ungkapnya dan terus menciumi ujung kepala Ayanda.
Sambil menunggu jam pulang kerja mereka pun bermanja-manja dan bermesraan seolah dunia ini hanya milik mereka berdua.
Jam pulang kerja untuk Ayanda telah tiba dan Rion mengajak Ayanda ke suatu tempat. Mereka pun berhenti di suatu danau.
"Wah cantik sekali," takjubnya.
"Kamu suka?"
"Banget Sayang," jawabnya yang bergelayut manja di lengan suaminya dan berjalan menuju kursi di pinggiran danau.
"Jika senja tiba tempat ini akan sangat indah," kata Rion.
"Apa kamu pernah kesini sebelumnya?"
"Sudah, tapi tujuh tahun yang lalu dan danau ini belum seindah seperti sekarang."
"Sendiri atau ...." ucapnya menggantung dan langsung dibekap oleh bibir Rion.
"Ehmm,," Riom mencium bibir Ayanda dengan lembut, lalu melepaskannya.
"Jangan membahas itu, karena aku benar-benar tidak suka. Masa depanku hanya kamu Sayang, kamu segalanya untukku. Jika kamu meninggalkanku lagi aku pasti akan menjadi gila," ujarnya serius.
Ayanda melihat keseriusan di mata Rion. Lalu ia mengalihkan perhatiannya.
"Aku haus, aku beli minum dulu ya."
"Biar aku aja yang belinya kamu duduk disini."
"Nggak Sayang, aku aja. Penjual minumnya juga deket ko tuh disitu," ujarnya, seraya menunjuk ke arah tukang minuman.
"Baiklah," Rion pun mengalah.
Rion duduk di depan danau memandang tenangnya air danau. Tiba-tiba ada yang menutup matanya dari arah belakang.
"Sayang," ucapnya. Kemudian memegang tangan orang itu dan membuka tangan yang menutup matanya. Alangkah terkejutnya Rion, yang dilihatnya bukanlah istrinya.
"Dinda?" ucapnya kaget. Ia benar+benar tak percaya manusia yang sangat tidak ingin ia temui malah ada di depan matanya sekarang.
******
Hay para readers ,,
Aku up lagi,
Up aku mah gak jelas ya😁
Ga terjadwal gitu gak kaya author-author yang lain, Mon maap ya karena aku juga sibuk ngurus urusan di dunia nyata jadi ngehalunya agak ke pending.
Tetap dukung Air Mata Ayanda dengan like, comment, vote Dan jadikan favorit pada rak buku kalian ,,
Dukungan kalian adalah semangatku,,
Happy reading sayangkuh,,😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
ani nurhaeni
lnjuut
2021-06-21
1
🏕️𝕽ᵗᵐLing𝕽𝖍'𝖘😎 𝕽z
geleeh
Dinda TK tau malu
2020-07-21
0
Vitamin A
good
2020-05-22
2