Hani bersiap akan tidur. Ia sedang memakai hand body lotion. Masuklah Fatih. Ia langsung ke kamar mandi.
" Orang mabuk memang tidak punya etika. Wajahnya seram. Boro-boro mau membalas senyumku menengok pun tidak !" Gumam Hani.
Lalu ia merapikan kasurnya. Ia segera membaringkan tubuhnya. Ia merasa pusing. Badannya belakangan ini menjadi cepat lelah. Apa karena ia akan menstruasi. Minggu ini adalah jadwalnya.
Terdengar suara air. Hani menatap pintu kamar mandi. Fatih sedang mandi. Ia lalu menatap jam dinding. Sudah jam 10 malam. Mungkin Fatih mandi biar otaknya bersih dari efek minum. Hani lalu membaringkan badannya dan berdo'a.
Fatih selesai mandi ia lalu melilitkan handuk dan keluar dari kamar mandi. Dilihatnya Hani yang sudah tertidur. Ia lalu ke walking closet dan berpakaian.
Fatih kemudian mengeringkan rambutnya dengan hairdryer. Hanya sebentar dan kemudian ia mematikan lampu dan tidur di sisi Hani.
Fatih menatap punggung Hani. Sebenarnya Hani baik, cantik dan lembut. Tapi sungguh malang nasib Hani harus terjebak bersamanya. Dia sadar diri bahwa dia bukanlah pria dan suami yang baik. Tak ada cinta dalam dirinya untuk Hani.
Namun semua akan segera berubah ia akan melepaskan Hani. Setelah besok pengacara Opa akan membacakan pembagian warisan. Ia akan menceraikan Hani.
Perlahan Fatih mulai terpejam dan tidur terbuai mimpi.
***
Semua berkumpul di ruang keluarga setelah sarapan, Bersama pengacara Opa, Thomas Robinson. Hani tidak ikut hadir sebab ia merasa ia bukan anggota keluarga inti. Ini adalah urusan keluarga suaminya ia tidak ingin ikut campur.
Fatih juga tidak mengajaknya. Bahkan mertuanya tadi sudah mewanti-wantinya bahwa hanya keluarga intilah yang boleh hadir.
Tok...tok..
Hani membuka pintu, terlihat Retno sedang menatapnya sambil tersenyum.
" Ada apa Ret?" Tanya Hani.
" Nyonya di panggil Nyonya besar ." Jawab Retno.
" Oke..terima kasih Ret." Hani lalu keluar dan menutup pintu ia juga menguncinya. Hani berjalan ke arah ruang keluarga sedangkan Retno kembali ke dapur.
" Hani sini sayang ! Ini Hani Pak Thomas, istrinya Fatih. " Ucap Oma memperkenalkan Hani pafa pengacaranya.
" Ini Pak Thomas pengacara keluarga Adinata. " Om memperkenalkan Pak Thomas pada Hani.
" Apa perlu Hani hadir di sini? Ia bukan keluarga inti. " Tanya Angelica.
" Perlu ! Karena Hani termasuk dalam penerima warisan ." Jawab Thomas.
" Apa? Hani bahkan baru menikah dengan Fatih ! Bagaimana bisa dia menjadi ahli waris juga ?" Tanya Bima.
" Itulah yang tertulis dalam surat wasiat almarhum ." Jawab Thomas.
" Apa? Opa membuat surat wasiat ?" Fatih bertanya.
" Iya. Baiklah karena semua sudah berkumpul, tapi tunggu dulu di mana tuan Dirga ? "Tanya Thomas setelah menghitung jumlahnya kurang 1.
" Dirga juga harus hadir?" Tanya Bima lagi.
" Iya !" Jawab Thomas.
" Oma akan memberitahunya." Ia lalu mengambil ponsel dan mengechat Dirga.
15 menit mereka menunggu. "Oma kenapa kita harus menunggunya?" Keluh Angelica.
" Dirga juga cucu Oma anak Dira sudah seharusnya dia ada di sini !" Jawab Oma tegas.
Angelica langsung terdiam. Tak lama datang Seorang pria dengan memakai topeng.
" Pak Thomas ini adalah Dirga cucu saya dari anak pertama saya Nadira... Dirga Abimanyu." Ucap Oma.
" Dirga buka topengmu. Siapa tahu kau bukan Dirga !" perintah Angelica.
Dirga melihat ke Omanya. Yang dibalas anggukan oleh Oma.
" Ya, Tuan Dirga lebih baik anda membuka topengnya untuk memastikan bahwa ini benar memang anda. " Ucap Pengacara.
Dirga menatap semua yang ada di ruangan itu. Lalu terakhir ia menatap Hani. Bagaimana Hani jika melihatnya. Walau Hani bilang ia tidak takut tapi Hani belum pernah melihatnya secara langsung dan jelas.
" Ayo cepat Dirga biar cepat selesai Pak Thomas juga masih banyak kerjaan lain !" Tegur Bima.
Dirga mulai membuka perlahan topengnya. Tapi sebelumnya ia membuka ikatan rambutnya lebih dulu. Lalu ia melepaskan topeng itu perlahan.
Rambut gonjesnya ia gerai ke depan. Semua menatapnya. Pengacara Thomas menatap lekat lalu mengangguk.
" Kau boleh memakai kembali topengmu. Saya hanya ingin memastikan saja !"
Dirga memakai kembali topengnya.
Fatih menatap Hani. Kenapa Hani tidak nampak terkejut melihat Dirga. Seperti Rere atau semua yang baru melihatnya. Akan ada raut terkejut dan takut di wajah mereka.
Tapi kenapa Hani tidak ? Kecuali Hani pernah bertemu dengan Dirga. Tadi pun ia melihat Dirga menatap Hani dalam. Apa telah terjadi sesuatu di antara mereka? Ia harus berhati-hati jangan sampai Hani dekat dengan Dirga.
" Baiklah kita mulai saja !"
Pengacara Thomas mulai membacakan isi surat wasiat itu.
" Dari surat ini jelas bahwa Tuan Braja ingin hartanya di bagi sesuai aturan islam. Tapi khusus untuk Hani beliau memberikan saham perusahaan yang sedang Fatih pegang. sebanyak 20%"
" Apa? Yang benar saja. Hani baru menikah beberapa minggu. Dan ia sudah mendapat saham sebanyak itu ?"
" Iya anda baca sendiri suratnya."
Perbincangan mereka di ruang kelurga manjadi perhatian Retno.
Ia juga memperhatikan seseorang yang memakai topeng. Retno bertanya-tanya siapa dia ? Kenapa memakai topeng ? Retno baru melihatnya? Oh ternyata dia adalah cucu Tuan besar. Retno akan mencoba mencari tahu dan mendekatinya.
Siapa tahu nanti pria itu akan tertarik padanya. Retno terus mengintip.
" Retno sedang apa kamu?" Tanya seseorang di bekakang Retno. Membuat Retno terkesiap dan berpikir cepat. Ia lalu berbalik badan.
" Eh..chef Dewa. Ini saya sedang melihat itu, Pria bertopeng ! Siapa dia. Apa kau tahu Chef ?"
" Itu bukan urusan saya juga bukan urusan kamu. Jangan ngintip di sini. Ayo kerja lagi. Lebih baik kamu bantu saya di belakang !" Dewa memperingati Retno dan mengajaknya ke belakang. Retno mengikuti Dewa.
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
fifid dwi ariani
trus semangat
2023-02-13
0
DPuspita
Retno tuch kubunya siapa ya? 🤔
2023-02-13
0
Lisa Z
dasar pembantu gatel
2022-03-17
0