Mereka sampai di sebuah tempat kawasan Apartemen.
" Ini di mana Mas ?" Tanya Hani.
" Tempat Rere. "
"Oh.."
" Ayo turun !" Hani dan Fatih lalu turun. Fatih berjalan mendahului Hani.
Hani Pov.
Kami naik ke lantai 10. Fatih kemudian menekan pasword pintu Apartemen Rere. Pintu pun terbuka. Fatih masuk lebih dulu.
Aku hanya mengikuti di belakang Fatih.
"Duduklah di sana, sepertinya dia sedang tidur siang. Aku akan membangunkannya. " Ucap Fatih padaku.
" Ok..! Aku lalu duduk di sofa. Ku amati sekeliling ruangan ini. Tampak minimalis tapi elegan. Aku jatuh cinta pada design interior tempat ini.
Aku alihkan netraku pada jajaran bingkai foto di samping sofa. Berisi foto- foto Rere dan juga Fatih. Sebagai kakak adik, foto mereka terbilang mesra. Aku saja tidak begitu sama adikku. Pose mereka lebih terlihat seperti pasangan kekasih.
Mereka lama sekali. Kalau aku menyalakan TV gak apa-apa kali ya. Buat menghilangkan bosan. Ku nyalakan TV dan menonton acara masak.
***
Fatih Pov.
Ku tinggalkan Hani di ruang tamu. Aku ke kamar Rere. Begitu ku bukan pintu, kulihat dia sedang rebahan sambil membaca majalah Fashion sambil mendengarkan musik memakai Head set.
" Pantas aku masuk kamu gak tahu, rupanya sedang mendengarkan musik." Aku lalu melepas head set itu. Rere bangun dan duduk.
" Sayang, kamu di sini?" Aku mengangguk, duduk dan memeluknya. Lalu mengecup bibirnya.
" Iya , ada Hani di depan. Aku sengaja bawa dia ke sini. Jadi aku bisa dekat kamu dan Hani dalam pengawasanku." Ucapku seraya mencium lehernya.
" Kamu bisa aja. Ayo nanti Hani curiga bisa kacau rencana kita." Rere bangun dan menarik tanganku untuk ikut bangun. Tapi aku menarik tangannya kembali. Dia jatuh dalam pangkuanku. Aku memeluknya.
" Sebentar aja, aku masih rindu. Hani tidak akan ke mana- mana. Dia juga tidak akan berani masuk." Aku tatap matanya dan beralih pada bibirnya. Rere tersenyum dan langsung menyambar bibirku. She is a good kisser. Dan aku selalu terbuai oleh ciumannya. Setelah beberapa menit, dia melepaskan pagutan bibirnya.
" Udah ah.. nanti saja di lanjut. Kamu tidak akan bisa berhenti kalau kita teruskan. Ayo cepat kita harus menemui Hani." Ucapnya sambil kembali mengecup bibirku singkat.
Rere mengelap bibirku dengan tisu basah. Dan juga mengelap bibirnya. Dia bercermin sebentar dan kami keluar. Rere berjalan di depanku. Aku lihat Hani sedang asyik menonton.
" Hai Hani. Akhirnya Abang mengajakmu ke sini. Aku senang sekali. Tapi kenapa Abang tidak bilang akan datang sekarang . Aku tidak masak. Kalau bilang setidaknya aku akan membuatkan sesuatu untuk Kakak Ipar." Rere duduk di samping kanan Hani.
Dan aku juga duduk di samping kiri Hani. Di belakang Hani tangan kami saling bertaut.
" Aku juga tidak tahu dia akan mengajakku ke sini. Ini semua dadakan tapi aku senang bisa bertemu denganmu. Dan kau tidak perlu repot-repot membuat sesuatu. Iya kan Mas ?" Aku langsung melepaskan tautan tangan Rere begitu Hani melihat ke arahku.
" Iya, biar hari ini Kakak ipar kamu yang masak. Betulkan Hani ?" Biar aku kerjain dia.
" Oh..ok..Aku senang sekali. Kita akan masak berdua di dapur. Akhirnya impianku tercapai memasak berdua dengan istri Abang. "
" Kamu tidak usah membantu Hani. Biar dia memasak sendiri. Dia akan membuatkan masakan spesial khusus untuk kamu. "
" Benarkah ?" Tanya Rere.
" Iya betul. Iya kan Hani ?"
" Iya boleh . Khusus untuk hari ini aku akan masak yang spesial buat kamu. "
" Ok.. ayo kita ke dapur. Aku beri tahu letak -letak bahan makanannya ." Rere mengajak Hani ke dapur. Aku mengikutinya di belakang .
Sampai di dapur.
" Hm.. sebentar, kamu perlu apa Han ?" Tanya Rere.
" Kamu mau makan apa ?" Hani balik bertanya.
" Kalau aku apa aja , Kamu yang mau masak untukku. Jadi terserah kamu."
" Ok.. kalau begitu, coba aku lihat dulu ada bahan apa?" Hani membuka kulkas. Ternyata kulkasnya kosong.
" Maaf, aku belum belanja. Kalau begitu kamu tulis apa yang kamu butuhkan. Aku akan belanja sekarang. Aku ke kamar dulu mau ganti baju !" Rere berlari ke kamarnya.
" Lebih baik kamu yang belanja agar tidak ada yang terlewat. Kamu yang akan masak, jadi kamu yang lebih tahu apa yang kamu butuhkan. Lagi pula. Super market ada di lantai bawah gedung ini. Jadi kamu bisa ke sana sendiri !"
" Oh.. ok ! Kamu benar lebih baik aku pergi sendiri saja. " Hani lalu pergi ke ruang tamu. Aku mengikutinya. Dia mengambil dompet dan ponselnya. Aku ambil dompetku dan mengeluarkan uang merah 5 lembar.
" Ini ambil untuk belanja kamu." Ucapku. Hani mengambil uang itu.
" Makasih. " Dia lalu pergi ke luar dan menutup pintu. Aku segera ke kamar Rere.
...***...
Author Pov.
Hani pergi ke lantai bawah, untuk belanja bahan makanan.
Sementara Fatih dan Rere mereka sedang berada di kamar.
" Mas, kamu ada aja idenya, jadi sekarang kita bisa berduaan."
" Iya.. itu tujuanku."
" Sayang, aku menyuruh Hani untuk membuat usaha, biar dia tidak di rumah terus dan mengobrol dengan Opa dan Oma. Kalau mereka menjadi dekat rencana kita bisa gagal. "
" Apa? membuat usaha? Dan aku selama ini yang selalu minta sama kamu gak pernah kamu kasih !"
" Ya itu karena kamu itu pacar aku, kalau kamu mau apa-apa tinggal minta aja sama aku."
" Tapi kan aku bosan gak ngapa-ngapain."
" Kan ada aku."
" Kamu kan udah nikah sama sama Hani."
" Semalam saja aku tidur disini. Aku akan lebih banyak menghabiskan waktu denganmu. Nikah dengan Hani kan hanya di atas kertas. Demi kita. "
" Iya, semoga saja ini cepat selesai dan kamu bisa bercerai. Lalu kita akan menikah."
" Iya sayang. Makanya kamu sabar ya"
" Iya."
Hani datang setengah jam kemudian. Lalu ia masak. Rere membantu Hani memasak. Satu jam berbagai macam masakan telah tersaji. Kemudian mereka makan bersama.
***
Hani dan Fatih pulang ketika hari sudah senja. Mereka segera ke kamar.
Seseorang di kamar sebelah, sedang menatap jendela. Ia melihat ke arah taman. Ia sedang menunggu Hani. Kini ia sudah tahu nama itu. Dewa memberitahunya. Ternyata dia adalah istri dari Fatih. Ia patah hati. Beruntungnya Fatih mendapatkan bidadari. Ia hanya bisa menatap Hani dari jauh dan secara sembunyi. Dewa bilang padanya, kalau Hani itu orang yang lucu dan orangnya tenang dan pintar membaca situasi. Hani juga ramah dan pintar masak. Hani adalah tipe wanita idamannya.
Tapi Fatih dan orang tuanya bukanlah orang yang baik. Bukankah Fatih sudah punya kekasih ?Apakah yang sedang mereka rencanakan? Sepertinya mereka memanfaatkan Hani. Bagaimana jika itu benar ? Apa yang harus dia lakukan ? Semua pertanyaan itu berputar dipikiran pria itu. Ia bercermin dan memandang wajahnya. Ia lalu mengusap pipinya.
Prang..
Pria itu menonjok cermin yang ada di hadapannya dengan keras. Tapi tidak akan terdengar ke luar. Karena kamar ini kedap suara. Bukan hanya kali ini saja, pria ini memecahkan cermin karena itu kamar ini kedap suara.
Pria itu berjalan ke tempat tidurnya. Tidak memperdulikan tangannya yang mengeluarkan darah.
Sementara itu di kamar Hani. Dia tiba-tiba menjatuhkan ponselnya karena merasa terkejut. Ia menatap sekitar tapi tidak ada apa-apa. Tapi jantungnya berdebar kencang, dan dia merasa gelisah. Terdengar suara gemiricik air dari kamar mandi ia ingat Fatih sedang berada di dalam kamar mandi.
Hani berdo'a semoga semua baik- baik saja. Semoga semua keluarga dan orang yang dia sayang baik-baik saja.
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
fifid dwi ariani
trus ceria
2023-02-13
0
Rofi'ah Suhendra
Hani sama someone. yg di kamar sebelah,,, tp siapa yaaa🤔🤔🤔
2022-05-12
0
Rofi'ah Suhendra
Hani sama someone. yg di kamar sebelah,,, tp siapa yaaa🤔
2022-05-12
0