Hani di tarik oleh ibunya ke dalam rumah ia kemudian di suruh duduk di sofa. Ayah dan adiknya mengikuti Hani. Mereka duduk mengelilinginya.
" Cerita sama Bunda ! Apa mereka memperlakukanmu dengan baik ?" Tanya Bunda begitu Hani duduk.
" Alhamdulillah Bunda mereka sangat baik." Tidak mungkin Hani akan mengatakan bagaimana sikap keluarga suaminya pada dirinya. Dia tidak ingin mereka khawatir.
" Apa mereka tahu kamu ke sini ?" Tanya Ayah Hani.
" Aku sudah bilang sama Mas Fatih. Aku merindukan Bunda dan Ayah juga adikku yang tengil ini." Jawab Hani.
" Aku tidak tengil ya kak ! " Sanggah Abdillah.
" Hahaha ..iya sayang, kau tidak tengil tapi jail !" Sindir Hani.
" Apa kamu betah di sana ?" Tanya Bunda.
" Rumah itu terlalu besar untukku Bunda. Bahkan aku tersasar waktu pertama kali aku datang. Untunglah asisten di sana baik-baik. Dan Bunda, Mas Fatih bertanya padaku, aku ingin membuka usaha apa ? Dia akan memberi modal. Aku bilang kalau aku ingin membuka restoran keluarga, " Jawab Hani.
" Entahlah Hani, Ayah tidak setuju ." Celetuk Ayahnya.
" Kenapa Ayah ?" Tanya Hani.
" Kalau kau membuat usaha dengan uangnya, nanti orang akan berfikir kau memanfaatkan harta suamimu. Ayah ingin kau membuat usaha dengan uangmu sendiri. Ayah yang akan bantu. Ayah punya uang untuk membuatkan restoran !"
" Tapi kalau aku menolaknya dan memakai uang ayah. Nanti Mas Fatih malah akan tersinggung, merasa tidak di hargai."
" Tidak, kau bilang saja kau punya cukup tabungan untuk membuka restoran. Kau takut nanti usahamu gagal dan tidak balik modal. Karena itu kau memakai uangmu sendiri dulu. Nanti jika sudah ramai dan maju baru kau akan meminta modal untuk cabang. Kau bilang begitu saja."
" Ayah benar aku tidak berpikir bagaimana kalau aku gagal, maka aku akan di cap mengahabiskan uang suami. Tapi aku juga tidak akan memakai uang Ayah. Aku punya cukup uang tabungan."
" Tidak nak pakai uang Ayah, kalau kau tidak mau Ayah kasih . Maka anggap saja itu hutang, Kau bisa kembalikan jika usahamu sudah berkembang."
" Iya sayang, kalau.membuka restoran jangan tanggung , tempat harus yang menarik apalagi kamu adalah seorang istri pengusaha. Jadi pasti akan di sorot."
" Iya Kak , sudah pakai uang Ayah saja dulu. Aku setuju dengan Ayah. Aku merasa itu lebih baik. " Kata Abdil.
" Baiklah ..aku kalah Ayah. Aku akan menurutimu. aku takut kualat." Hani terkekeh.
" Ayah hanya ingin yang terbaik untukmu sayang."
" Iya Ayah. Hani tahu ." Kata Hani lalu memeluk ayahnya.
" Eh..sudah jam berapa ini. Bunda mau masak untuk makan siang. Ayo Hani kita masak makanan spesial . Karena hari ini istimewa, hari pertama anak Bunda pulang setelah menikah."
" Iya Bunda ayo! tapi Hani ke kamar dulu ya, mau ganti baju dulu !" Hani menjawab dengan antusias.
" Iya.." Hani pergi ke kamarnya.
Tak butuh waktu lama Hani sudah berada di dapur.
Ia memasak dengan Bundanya sambil bercerita banyak hal. Bunda juga menceritakan bagaimana suasana di rumah pasca Hani pergi.
Masakan telah selesai, Hani dan Bunda menata makanan di meja. "Panggil Ayahmu Han !" Titah Bunda
" Iya Bunda. "
Hani beranjak dari ruang makan. Untuk memanggil Ayah dan adiknya.
" Dek.. Yah..ayo kita makan siang." Panggil Hani pada adeknya.
" Oh..udah siap. Ayo !" Kata Ayah dan bangun merangkul Hani. Mereka berjalan bersama ke ruang makan.
Setelah makan Hani mencuci semua perangkat makan yang kotor.
Lalu ia pergi ke kamar adiknya. Kebiasaan adiknya yaitu bermain game setelah makan karena katanya agar makanannya cepat dicerna. Entah teori dari mana itu . Yang pasti bagi Hani itu teori untuk orang hobi ngegame .. mungkin.
"Dek.. Kakai boleh masuk ?" Hani berteriak di depan pintu adiknya yang tertutup.
" Iya Kak, masuk aja." Terdengar jawaban dari dalam. Hani membuka pintu dan masuk.
" Ada apa Kak ?" Tanya Abdil tanpa mengalihkan netranya dari layar game nya. Hani duduk di tepi kasur.
" Hm..Kakak mau bicara sama kamu !" Abdil mempause game nya. Tumben Kakaknya mau bicara izin dulu. Biasanya juga tinggal ngomong. Berarti ini sesuatu yang penting begitu pikir Abdil. Lalu ia beralih duduk di tepi kasur, di samping Hani.
" Bicara apa Kak ? Sepertinya penting. Biasanya juga tinggal ngomong !"
" Hm..begini , sebenarnya di rumah keluarga Mas Fatih, Kakak merasakan keanehan. Ada sesuatu di rumah itu. Mereka menyembunyikan sesuatu dan juga ada kamar misteri yang membuat Kakak psnasaran Dek !" Abdillah merasa tertarik dengan topik yang di bicarakan Kakaknya .
" Benarkah, misteri apa Kak ? " Tanya nya penasaran.
" Kakak juga tidak tahu. Semua bilang kamar itu kosong. Tapi Kakak jelas melihat ada orang di sana, bahkan beberapa kali dari taman Kakak melihatnya di jendela. Ini Kakak punya fotonya. Kakak kirim ke kamu ya. Tolong kamu lihat dan perjelas wajah orang itu !" Hani mengirim beberapa foto ke ponsel adiknya. Abdil sudah menerimanya lalu dia mengecek foto itu.
" Benar ini orang Kak, Dan dia pria. Tapi sebentar ! Sepertinya ada sesuatu." Abdil memperbesar gambar itu. Dia menggunakan aplikasi untuk mengedit foto untuk menghilangkan latar dan sesuatu yang menghalangi wajahnya.
" Ini Kak, dia menutupi wajahnya dengan tirai itu. Dan dia sedang tersenyum padamu. Sepertinya dia tahu kalau dia sedang di foto." Abdil memberikan ponselnya pada Hani.
" Apa? Jadi ini wajah aslinya. Dia bukan hantu kan ?" Tanya Hani. Dia terkejut melihat wajah pria itu yang sudah tidak tertutup Tirai. Wajahnya rusak sebelah sampai leher. Bukannya takut Hani justru merasa kasihan.
" Jadi kisah itu nyata bukan dongeng. Kejam sekali mereka padamu." Ucapnya serasa mengusap layar ponsel Abdil. Hani tak sadar meneteskan air mata.
" Kakak tahu dia ? Dan kenapa orang bilang kamar itu kosong? Apa Kakak tidak pernah bertemu dengannya ?" Tanya Andil bertubi.
" Aku tidak pernah melihatnya. Hanya melihat dari jauh. Aku pernah bertanya pada chef Dewa sebab beberapa kali aku pergoki dia sedang menatap jendela. Dan dia justru menceritakan sebuah kisah pada Kakak."
" Kisah apa ?"
" Seperti ini kisahnya......" Hani menceritakan kisah yang diceritakan Dewa.
" Kakak tidak tahu itu adalah kisah nyata. Kakak pikir itu hanya dongeng semata. Tapi kamu jangan ceritakan hal ini pada Ayah dan Bunda ya. Kakak tidak mau mereka khawatir !"
" Iya Kak. Tapi jika itu benar dan sepertinya memang benar. Berarti keluarga mereka itu jahat. Aku jadi curiga mengenai pernikahan Kakak. Apakah ada sesuatu di balik itu ?"
" Kamu benar dek , sepertinya mereka hanya memanfaatkan pernikahan ini untuk maksud tertentu !"
"Maaf Kak. Bukan begitu maksudku. Kakak harus lebih hati-hati dan waspada. Jangan percaya pada siapa pun. Dan telepon adek kalau Kakak perlu bantuan. Mungkin ada udang di balik batu. Tapi aku yakin dan percaya kalau Kakakku ini mampu menghancurkan udang menggunakan batu itu. Mereka akan dihancurkan oleh rencananya sendiri ! Belum tahu mereka siapa Kakakku ini. Hani si Wanita Tangguh !"
" Kamu dek, ada-ada saja."
"Loh betul, itu julukan Pak Haji pada Kakak di perguruan." Hani terkekeh.
" Aku jadi rindu ingin ke perguruan. Nanti kapan -kapan kita ke sana bersama ya dek."
" Iya Kak, mereka juga rindu ingin bertemu Kakak. "
" Ya sudah makasih ya dek, Kakak mau sholat dulu. " Hani beranjak bangun.
" Kak, jika memang ada pria itu. Adek minta Kakak jangan memaksa segala cara untuk bertemu dengannya. Kakak boleh bersimpati dan iba padanya. Tapi jangan terlalu dekat. Kita tidak tahu karakternya. Aku takut nanti dia berbuat kasar pada Kakak !" Abdil memberi Kakaknya saran dan peringatan.
" Iya dek, makasih ya. Kamu cepat sholat dzuhur !"
" Iya Kak" Kata Abdil. Hani pergi ke luar kamar dan menutup pintu.
...----------------...
"
"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
fifid dwi ariani
trus bahagia
2023-02-13
0
Lusi Agustina
keluarga Hani, keluarga harmonis
2022-02-20
0
Yuli Wirnawan
lanjut upnya Thor
2022-01-23
2