3 hari berlalu Fatih akhirnya pulang. Sekarang Fatih sedang berada di kamar Opanya.
" Fatih, putuskan Rere sekarang. Opa sudah bilang jangan berhubungan lagi dengan dia !! Kenapa kamu tidak menuriti Opa?" Opa nya rupanya sudah tahu. Memang tidak ada yang bisa di sembunyikan dari Opanya.
" Maaf Opa tapi Fatih mencintai Rere Fatih tidak akan putus dengan Rere."
" Kamu memang keras kepala. Kamu sudah punya istri Fatih !!"
" Ini semua karena Opa. Kalau Opa tidak melarang aku menikahi Rere maka dia yang akan jadi istri aku bukan Hani. Jadi semua yang terjadi pada Hani penderitannya dan kesedihannya semua salah Opa bukan Fatih. Sama seperti Dirga semua salah Opa !!"
Fatih langsung keluar dari kamar Opanya. Meninggalkan Opanya yang terpaku lalu memegang dadanya. Ia tampak kesakitan. Opa lalu menjulurkan tangan hendak mengambil obat di atas meja. Tapi Opa sudah tidak mampu lagi bertahan. Begitu ia memegang obat itu tangannya terkulai obatnya terjatuh. Dan Opa jatuh tertidur di kasurnya tanpa ada yang tahu.
Satu jam kemudian Seruni masuk ke dalam. Ia melihat Opa yang tertidur. Awalnya ia tidak curiga namun begitu ia melihat ada botol obat yang tergeletak di lantai ia mencurigai sesuatu. Seruni segera menghampiri suaminya. Ia memanggil nama suaminya seraya mengguncang-guncang pundak Opa.
Tidak juga ada reaksi. Seruni mulai panik dan berteriak histeris memanggil suaminya. Teriakan Seruni terdengar sampai keluar kamar. Hani yang kebetulan mendengar suara Oma segera berlari ke kamar Opa.
Begitu masuk ia melihat Oma mengguncang tubuh Opa sambil menangis. Hatinya sudah tidak enak ia segera menghampiri Opa dan memegang tangannya. Hani mencari denyut nadinya. Ia tidak dapat menemukannya lalu ia memegang lehernya tidak ada juga. Hani menatap Oma dan menggelengkan kepala.
Hani keluar kamar dan berlari. Ia memanggil Dewa karena Dewa lebih dekat jaraknya dari kamar Opa
" Dewa ..Dewa..tolong Opa Dewa..ayo cepat..!" Hani langsung menarik lengan baju Dewa.
" Ada pa Hani?"
" Opa..Opa...hiks..Opa tidak bernafas !" Dewa langsung berlari mendengar penjelasan Hani.
Dewa masuk kamar Opa dan memeriksanya . Sudah terlambat Opa sudah tidak ada. Dewa tidak berkata apapun ia memanggil ambulance dan dokter pribadi keluarga Adinata. Ia tidak ingin gegabah. Biar dokter yang memberi tahu.
Dewa juga mengirim pesan chat pada Dirga. Lalu Dewa keluar untuk menunggu ambulance.
Hani berdiri di belakang Dewa ia menangis sambil memeluk Oma.
" Ada apa ini?" Angelica dan Fatih datang.
" Opa...Opa kenapa?" Tanya Angelica.
" Oma tadi ke kamar, Opa sudah tertidur. Begitu Oma bangunkan tidak ada reaksi." Kata Hani.
Angelica melihat botol obat tergeletak di lantai dekat tempat tidur. Ia mengambilnya.
" Ini kan obat jantung Opa. Mungkin Opa penyakitnya kumat dan ingin mengambil obat ini tapi obatnya jatuh jadi Opa tidak sempat meminumnya. Yang jadi pertanyaan apa yang membuat jantung Opa kumat? Apa ada kabar yang mengejutkannya atau ada yang membuat dia marah ?" Ucap Angelica. Fatih yang mendengarnya langsung teringat akan kejadian saat dia dan Opa berdebat berdua. Apakah Opa terkejut akan perkataannya. Mungkinkah Opa kambuh karena dia. Itu berarti dia pembunuhnya. Fatih merasa bersalah tangannya gemetar.Fatih gelisah. Dia mundur beberapa langkah. Bagaimana jika ada yang tahu kalau sebelumnya dia lah penyebab jantung Opa kambuh?
Mereka akan menyalahkannya. Tidak..tidak boleh ada yang tahu.
" FATIH !! Kenapa kau diam saja? Ayo kita pergi ke Rumah sakit ! Dari tadi kau di panggil tapi diam saja. Itu ambulancenya sudah datang. Ayo kita ikuti !" Teguran Mamahnya membuatnya tersadar. Dia melihat sudah tak ada siapapun.
Angelica sudah berlalu pergi. Fatih kemudian menyusulnya. Ia harus bersikap tenang seolah tidak terjadi apa-apa.
10 menit waktu yang di tempuh untuk sampai ke Rumah sakit. Opa langsung di bawa ke IGD. Pihak keluarga tidak boleh ikut ke dalam. Mereka di persilahkan untuk menunggu di ruang tunggu yang telah di sediakan. Dokter memeriksanya dengan seksama. Dokter memanggil Oma lalu menanyakan tentang beberapa hal. Dokter dengan menyesal memberi tahu bahwa Opa sudah meninggal sebelum sampai Rumah sakit. Kemungkinan sekitar satu jam. Karena sakit jantung. Bima baru datang setelah tadi istrinya menelepon.
Oma menangis dan memeluk Hani. Keluarga memutuskan akan membawa Opa pulang dan dimandikan di rumah.
Angelica sudah pulang lebih dulu untuk menyiapkan segalanya.
Satu jam kemudian ambulance yang membawa jenazah Opa tiba di kediaman Adinata.
Opa sekarang sedang di mandikan. Hanya beberapa orang saja yang berada di tempat itu.
Datanglah pria memakai masker dan peci putih. Rambut gonjesnya di gerai ia juga memakai syal.
Di dalam dia memdekati jenazah Opa.
" Saya cucunya. Boleh saya ikut memandikan beliau. Ini adalah pertemuan saya setelah beberapa tahun. Saya mohon izinkan saya untuk berbakti padanya terakhir kali." Pinta Dirga pada petugas yang memandikan jenazah.
" Iya silahkan ikuti bimbingan saya."
***
Mereka kini sedang berada di tempat persinggahan terakhir Opa. Tinggal keluarga mereka di depan pusara. Hani berjongkok memanjatkan do'a untuk Opa.
Di depan pusara Opa, Fatih meminta maaf dalam hati. Ia tidak bermaksud membuat Opanya sakit jantung. Ia mohon agar Opa mengampuninya dan tenang di alam sana.
Ia juga meminta maaf karena tidak bisa memenuhi permintaan terakhir Opa untuk meninggalkan Rere. Ia justru meminta agar Opa merestuinya dari sana sebab Fatih akan menikahi Rere dan menceraikan Hani.
Setelah beberapa menit Angelica mengajak Oma pulang. Satu persatu mereka pergi meninggalkan jasad orang yang mereka sayangi. Tapi tidak kenangannya. Kenangan tentang Opa akan selalu ada dalam hati setiap orang yang mengenalnya.
Setelah tak ada satu orangpun. Dirga keluar dari persembunyiannya. Ia mendekati pusara orang yang telah menjaganya selama ini. Mungkin orang berpikir Opa orang yang kejam karena telah mengurung cucunya sendiri. Tapi Dirga paham Opa hanya ingin melindunginya dari orang-orang yang ingin berbuat jahat padanya. Mungkin Opa sudah tahu siapa orang itu. Dan inilah cara Opa agar dia terlindungi.
Dewa adalah orang yang Opa suruh untuk merawatnya. Dan Dirga juga tahu Dewa selalu melapor pada Opa.
Dirga berjongkok dan memanjatkan do'a untuk Opa. Dia sudah memaafkan Opa atas kesalahannya. Opa sudah merasakan penyesalan seumur hidupnya. Dia pasti sangat senang di sana sekarang karena bisa bertemu dengan anaknya dan mengungkapkan penyesalannya secara langsung.
Setelah memanjatkan do'a Dirga bangkit dan meninggalkan makam Opa.
***
7 hari berlalu mereka baru saja selesai mengadakan acara tahlilan.
Dirga berada di kamarnya bersama Dewa. Dirga sudah memutuskan bahwa dia akan melakukan permintaan Opa, tapi dia tidak ingin melakukannya di sini.
" Jadi bagaimana keputusanmu Ga?" Dewa bertanya.
" Aku sudah pikirkan, dan aku akan melakukannya. Tapi tidak di sini. Melainkan di luar negeri. Aku minta kau merahasiakannya jangan biarkan orang lain tahu." Jawab Dirga
" Baik. Aku tidak akan mengatakan pada siapapun ! Aku akan menyiapkan semuanya. Kau tinggal tahu berangkat." Dewa senang dengan keputusan Dirga. Setelah sekian lama akhirnya Dirga bersedia.
" Oke terimakasih ." Dirga tersenyum.
" Oh ya..Wa, boleh aku minta tolong padamu. Tolong jaga Hani !" Lanjutnya pada Dewa.
" Tentu aku akan menjaganya semampuku." Ucap Dewa
" Terima kasih." Ucap Dirga.
...----------------...
"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
DPuspita
Dirga, oplas di Korea aja... Biar nanti pulang jadi oppa2 😁
2023-02-13
0
Ratih Meita.S
ayooo up lagi,ceritanya seru.
2022-01-25
3
Arabella
kapan nih hani cerai dr fatih trs si fatih hidup dlm penyesalan dan hani hidup dng org baru, hidup penuh kebahagiaan? masih lama ga kak?
2022-01-25
4