Sinar mentari menyeruak masuk ke dalam kamar melalui celah -celah tirai jendela. Dirga membuka matanya. Ia mengedipkan matanya untuk menyesuaikannya dengan cahaya yang masuk.
Dirga melihat sekeliling. Ia kemudian menatap langit-langit kamarnya yang berhias bintang. Ini adalah tidur ternyenyak sepanjang hidupnya.
Apakah dia sedang bermimpi. Sebab semua terasa indah.
Dirga lalu duduk. Ia menyibakkan selimutnya dan beranjak bangun. Ia menatap cermin. Ia teringat ketika Hani bilang bahwa rambutnya gonjes. Ia terkekeh.
" Hani ." Gumam Dirga.
Ia melihat ke meja yang ada di kamarnya. Sudah tersaji hidangan untuk sarapan. Rupanya Dewa sudah datang. Sayang ia tidak bisa menceritakan kejadian semalam.
Dirga duduk dan makan. Ia melihat ada kertas terselip di bawah piring. Ia membacanya.
KELIHATANNYA MIMPIMU SANGAT INDAH HINGGA MENTARI BANGUN LEBIH DULU DARIMU .
Ia terkekeh membaca tulisan Dewa. Hanya Dewa yang bisa mengerti dirinya dan tetap berada di sampingnya . Ia tidak marah atau menjauhinya ketika ia sedang emosi atau selalu marah-marah. Dewa tulus berteman dengannya.
Sementara di ruang keluarga. Angelica sedang duduk bersama Seruni.
" Angelica ke mana sebenarnya Fatih? Dia tidak pulang dari kemarin."
" Fatih sedang ke luar kota Mi."
" Tapi, dia sama sekali tidak mengabari Hani ."
" Dia mungkin sibuk Mi. Dia saja hanya mengabari aku sekali, waktu dia mau berangkat ke luar kota. "
" Tapi Fati sudah tidak berhubungan dengan Rere kan?"
" Tentu saja tidak Mi. Dia bahkan sudah lama tidak bertemu Rere. Sekarang Fati kan sudah punya istri Mi. Fati itu tipe suami yang setia ." Ucap Angelica.
" Syukurlah kalau begitu. Kasihan Hani kalau sampai Fatih mengkhianatinya. Mami teringat Nadira bila melihat Hani."
" Mami jangan di ingat-ingat lagi masalah itu. Kak Nadira dan Kak Galang sudah tenang di sana. "
" Mami merasa bersalah andai dulu Mami tidak terlalu keras pada mereka dan memaksakan kehendak pasti sekarang mereka masih di sini bersama Dirga."
" Sudahlah Mi. Itu semua bukan salah Mami. Tapi Kak Galang yang membawa pengaruh buruk Kak Nadira. "
" Tidak Angelic , Galang adalah lelaki baik. Ia sangat mencintai Nadira. Harusnya aku menyadari itu lebih awal. Tapi sayang aku menyadarinya setelah mereka tiada. " Angelica memutar bola matanya. Ia mencibir Seruni di belakangnya. Dia malas sekali membicarakan Nadira.
" Do'akan saja semoga mereka tenang di sana Mi. Sekarang kuta pikirkan Dirga. Mereka meninggalkan Dirga bersama kita."
" Ya kamu benar. Mami akan mengurus Dirga. Andai saja dia mau operasi plastik. Mungkin sekarang dia sudah menikah."
" Kita paksa saja Mi. Tidak mungkin dia terus seperti itu bersembunyi di kamarnya. Umur siapa yang tahu. Jika kita sudah tiada. Apakah Dirga akan sendirian. Tidak mungkin Fatih akan mengurusnya, dia juga punya keluarga sendiri dan akan punya anak suatu saat nanti." "Bila Dirga mau operasi. Itu adalah kesempatan ku untuk melenyapkannya." Batin Angelic.
" Kamu benar. Mami akan bicara padanya. "
" Tapi jangan sendirian Mi. Kita tidak tahu apa yang akan di lakukannya. Nanti dia bisa mengamuk seperti dulu lagi. "
" Iya Mami akan ajak Dewa."
Seruni berpikir bagaimana cara dia menjodohkan Dirga. Keberadaannya selama ini di sembunyikan. Bahkan para pekerja di sini juga tidak tahu. Karena Dirga tidak pernah keluar kamar.
Dan apakah ada yang mau dengan Dirga mengingat wajahnya yang cacat. Tapi jika di imingi uang siapa yang tidak mau. Haruskah seperti itu? Tapi itu berarti cinta mereka tidak tulus dan hanya mengincar harta. Bukannya membuat Dirga bahagia ia justru akan membuat hidup Dirga menderita. Tidak..tidak itu tidak boleh. Dia harus mencari wanita yang tulus mencintai Dirga.
" Ke mana Hani ?" Tanya Seruni.
" Tadi setelah sarapan dia ke kamarnya Mi, mungkin mau menelepon Fatih ." Angelic tersenyum. Seruni terkekeh.
" Maklum pengantin baru, tidak bisa jauh selalu rindu." Ucap Seruni.
" Maaf Nyonya ada tamu. Keluarga Nyonya Hani." Datang asisten rumah tangganya memberi laporan.
" Suruh masuk dan tolong panggilkan Tuan besar juga Hani. Sekalian nanti buatkan minum ya !"
" Baik Nyonya." Asisten itu pergi ke depan.
" Ayo Angelic kita sambut keluarga besan." Ajak Seruni.
Seruni dan Angelica pergi ke ruang tamu. Di sana sudah duduk Mubarak beserta Halimah dan Abdillah.
" Assalamu'alaikum ." Ucap Ayah Hani. Keluarga Hani berdiri.
" Wa'alaikumsalam." Ucap Seruni.
" Silahkan duduk ." Lanjut Seruni.
" Terima kasih.." Mereka duduk bersama lagi.
" Maaf kami pagi-pagi bertamu ke sini ingin silaturahmi. Kami juga membawa sedikit buah tangan. Tidak enak rasanya berkunjung dengan tangan kosong. Semoga berkenan. " Ayah Hani memberikan kue buatannnya.
" Wah..sepertinya enak. Ini buatan sendiri Pak ?"
" Iya buatan saya sendiri." Ayah Hani tersenyum.
" Ayah Bunda..Abdil !" Hani langsung memeluk ibunya. Lalu beralih ke ayahnya dan terakhir adiknya.
" Ada angin apa kalian datang ke sini. Hani senang sekali bisa melihat kalian. " Ucapnya tapi semua orang fokus menatap wajah Hani . Mata sembab dan merah, hidung merah, pipi merah. Seperti orang yang habis menangis.
" Hani sayang ..ayo duduk ." Angelica berkata dengan lembut.
Hani tersenyum miring. Ia lalu mengajak sang Bunda untuk duduk di sampingnya.
" Ini mata , kenapa sembab begini ?" Tanya Bunda Hani.
" Itu tadi Hani lagi nonton drakor ceritanya sedih banget Bun."
" Oh..."
" Oma pikir kamu sedih ditinggal sama Fatih." Mubarak, Halimah dan Abdil langsung melihat ke arah Oma.
" Kalian kan pengantin baru tapi Fatih malah pergi kerja ke luar kota. Dari kemarin belum pulang."
Abdil mengepalkan tangannya.
"Pekerjaan apa? Dia pasti tak berani pulang dengan wajah babak belur seperti itu. Sudah pasti dia bersama wanita itu !" Batin Abdillah.
" Eh.. gak..Hani gak sedih kok. Hani tahu itu adalah pekerjaan Mas Fatih.." Hani tidak menceritakan pada Oma dan mamah mertuanya peristiwa di restoran itu.
Tadi dia memang menonton drakor. Mungkin karena itu mereka salah paham.
Lalu datanglah Opa. Mereka lalu berbincang. Sekitar setengah jam kemudian mereka pamit pulang. Hani mengantarkan mereka sampai mobil.
" Hani... kami pulang dulu ya. Ingatlah apa pun yang terjadi kami menyayangimu dan akan selalu mendukungmu. " Ucap Bunda.
" Iya Bunda Hani tahu. Kalian tidak usah khawatir ya. "
" Hani sayang maafkan Bunda jika kamu menikah karena tekanan dari Bunda."
" Bunda udah ih...Hani menikah karena memang sudah waktu dan takdir Nya."
" Sudah Bun. Ayo kita pulang! Hani Ayah pulang dulu ya. Kamu baik-baik di rumah ini. Kalau kamu perlu kami telepon aja ."
" Iya Ayah. Kalian hati-hati di jalan."
Keluarga Hani masuk ke mobil. Lalu mobil melaju meninggalkan kediamam Adinata.
Hani kembali masuk ke dalam . Di ruang tamu sudah tidak ada siapa pun.
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
fifid dwi ariani
trus ceria
2023-02-13
0
Lisa Z
jejak dulu ya kak,aku udah baca 3 chap. nanti aku lanjut.
2022-03-06
1
Titik Sajjoo
Lanjuuuutttt
2022-01-25
1