Hani terbangun saat mendengar suara adzan dari ponselnya. Ia telah menyetel alarmnya dengan suara adzan.
Hani Pov.
Alhamdulillahilladzi Ahyaanaa ba'damaa amaatanaa wa ilaihin nushur.
Kulihat jam pada ponselku sudah jam setengah 5. Aku duduk sejenak agar tidak pusing bila langsung bangun . Setelah 5 menit ku beranjak ke kamar mandi. Sebelumnya aku mengambil baju ganti yang akan ku kenakan setelah mandi.
Setelah selesai mandi dan berpakaian aku sholat subuh.
Ini adalah pagi pertamaku di rumah ini dan tidak ada suamiku.
Selesai sholat dan berdandan aku keluar. Tidak mungkin aku keluar dalam keadaan yang tidak rapi.
Aku langsung menuju dapur untuk membuat sarapan. Tapi masalahnya di mana dapurnya aku tidak tahu. Aku hanya tengok kanan dan kiri. Aku terus berjalan tanpa tahu aku akan ke mana. Ah sangat lucu diriku ini. Tersesat di dalam rumah mertua. Adakah yang seperti diriku?.
" Nyonya maaf ada yang bisa saya bantu ?" Tanya seorang pekerja di sana.
" Ah .. iya apa kau bisa antar aku ke dapur . Aku masih belum begitu hafal rumah ini.
" Tentu Nyonya.. mari saya antar."
Aku berjalan bersamanya. Menyusuri lorong melewati beberapa ruangan.
" Ini dapurnya Nyonya. Ada perlu apa Nyonya ke dapur?"
" Saya ingin memasak untuk sarapan. Siapa namamu ?"
" Nama saya Retno nyonya, Tenang saja Nyonya sudah ada yang masak untuk sarapan. Anda tidak perlu repot. Anda cukup katakan ingin makan apa. "
" Saya tidak repot. Saya justru senang bisa memasak untuk keluarga baru saya. Rasanya akan berbeda jika keluarga yang memasak . Seperti saat aku di rumah . Masakan Ayah adalah yang paling enak. Walaupun hanya mi instant tapi bila memasak dengan kasih sayang dan ketulusan rasanya 100 kali lebih nikmat. " Aku melihat Retno yang hanya tersenyum mendengarku.
" Anda benar Nyonya. Keluargamu sepertinya hangat dan menyenangkan. "
" Tentu.. tapi tidak dengan adikku, dia itu tukang palak, jail , boros, jorok, pokoknya kami selalu bertengkar kalau bertemu. "
" Anda pasti sangat kesal padanya ."
" Ya benar."
" Tapi anda menceritakannya dengan tersenyum bahagia. Anda pasti sangat menyayanginya."
" Kau benar dan sekarang aku merindukannya. Tidak ku sangka aku akan merindukan kejailannya."
" Itu wajar Nyonya, adik kakak memang seperti itu . Saling menyayangi tapi jarang diucapkan. Bila dekat bertengkar bila jauh saling merindukan."
" Kau benar Retno. Oh ya..boleh aku masak ?"
" Tapi Nyonya saya tidak berani mengizinkan itu bukan wewenang saya. Nyonya bicara saja pada koki nya. Dia akan datang pada jam 6 tepat."
" Masih setengah jam lagi. Bagaimana jika sambil menunggu saya akan membuat sandwich dan minuman. Apa kau tahu kesukaan dari tiap anggota rumah ini? Juga Apakah mereka punya alergi atau tidak ?"
" Iya saya tahu Nyonya."
" Ya sudah ayo kamu bantu saya. Kamu ceritakan kesukaan dan alergi mereka."
" Baik Nyonya. "
Hani mulai membuat sandwich. Dan minuman.
" Bagaimana dengan Rere? Apa kesukaannya ? " Tanyaku
" Rere?" Tanya Retno. Kenapa nadanya seperti orang yang bingung.
" Iya. Rere adiknya Fatih. Kenapa kamu seperti heran begitu ?"
" Ah tidak apa-apa Nyonya , itu karena Rere tidak tinggal di sini. Dia katanya ingin mandiri. "
" Oh begitu."
" Kalian sedang apa ?" Suara seorang pria mengalihkan perhatianku. Fatih dia sedang berdiri menatap kami dengan satu tangan di dalam kantong celana. Dari mana dia ?
" Selamat pagi tuan. " Sapa Retno pada Fatih.
" Pagi, kamu boleh pergi !"
" Baik Tuan ." Retno berlalu pergi. Kenapa suamiku arogan sekali.
" Kamu sedang apa ?" Tanyanya padaku dengan nada tegas.
" Membuat sandwich ." Jawabku singkat.
" Kau tidak perlu menyiapkannya, kami punya koki. Dia akan membuat sandwich ala restoran tidak seperti sandwich buatanmu." Aku terpaku mendengar yang dikatakannya. Dia belum mencoba tapi sudah menolak buatanku. Tidak menghargai sama sekali. Bukankah dia yang minta ingin istri yang soleh dan baik. Sekarang ketika aku berusaha menjadi istri yang baik di larang dan di hina. Suami yang kaya gini nih yang perlu di sleding.
Aku berbalik dan menatapnya sambil tersenyum lebar.
" Kalau kau tidak mau, tidak masalah. Aku bisa membagikannya pada yang lain. Aku juga bisa menghabiskannya sendiri. Awas kalau kau menyentuh sandwich buatanku." Ancam ku pada lelaki arogan ini.
" Selamat pagi Tuan Nyonya. Apa ada yang bisa saya bantu ?" Tanya seorang lelaki yang baru datang.
" Tidak perlu. Kau mulailah bekerja !" Titahnya pada lelaki itu yang baru datang . Lalu dia pergi masuk ke dalam.
" Nyonya pasti istri Tuan Fatih. Perkenalkan nama saya Dewa, koki di sini. Dan dapur ini adalah kekuasaan saya tidak boleh ada seorangpun masuk dan memasak tanpa seizin saya !"
" Oh, begitukah Tuan Dewa. Maaf saya tidak tahu. Sebagai permintaan maaf saya, bagaimana jika saya memberi kan anda Beberapa samdwich buatan saya. Anda adalah orang pertama yang mencicipinya di sini."
" Hem.. baiklah anda saya maafkan karena anda baru datang dan tidak tahu aturan di sini. Dan sandwich ini saya terima, sepertinya enak."
" Silahkan di coba !" Chef Dewa mengambil sandwich dan memakannya. Dia makan dengan pelan seperti sedang meneliti dan merasakan sandwichnya. Aku jadi merasa tegang menanti penilaian dia tentang masakanku. Aku seperti berada di master chef.
" Hm..rasanya ..hm..rasanya ratusan !" Wah nih orang ngajak bercanda.
" Hahaha...maaf Nyonya tapi wajah Anda sangat lucu. Rasa sandwich ini sangat enak. Boleh aku minta satu lagi?"
" Silahkan. Syukurlah kamu menyukainya. "
" Sekarang izinkan saya bekerja. Sebentar lagi mereka akan turun untuk sarapan."
" Oh ya maaf saya sudah menganggu." Aku pun beranjak dari dapur itu.
Aku ingin kembali ke kamarku tapi aku lupa lewat mana.
Aku malah tak sengaja menemukan, Taman yang indah . Aku melangkah menuju taman. Dari sini dapat terlihat jendela kamarku. Aku pun dapat melihat suamiku sedang menelepon Dia memang gagah, tampan , tinggi tapi ada sesuatu yang membuatku merasa aku harus waspada padanya, dia seperti menyembunyikan sesuatu. Aku juga tidak tahu kenapa aku merasa seperti itu.
Kenapa suamiku lama sekali meneleponnya. Sebenarnya siapa yang sedang dia telepon? Aduh aku ke gap. Dia menatapku. Suamiku tahu aku memperhatikannya. Dia lalu menutup tirai kamar. Cih.. GR sekali. Siapa yang mau merhatiin situ. Aku cuma tidak sengaja melihat.
" Hani , sedang apa ? " Suara Oma terdengar aku berbalik badan dan tersenyum.
" Eh... Oma , selamat pagi. Aku sedang berjemur Oma, sambil menghirup udara segar. Di sini wangi bunga." Alasanku masuk akal tidak ya.
" Oh.. Ayo kita sarapan. Hari ini adalah sarapan pertama kamu di sini. Ayo sekalian Oma akan perkenalkan kamu dengan semua Aaisten di sini !" Ajak Oma.
" Iya Oma .." Aku melangkahkan kaki mendekati Oma. Di dalam Opa sedang menunggu.
" Pagi Opa."
" Pagi sayang. Ayo kita sarapan bersama !"
" Iya Opa. " Kami berjalan bersama, menuju ruang makan.
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Anisnikmah
Rere ya pacar Fatih
2022-03-20
0
Yuli Wirnawan
lanjut upnya Thor
2022-01-19
3
Riyanti
hani lebih nyeseg ketimbang fathi..ini jels2 ditipu suami sedari awal
kalau hasbi kan karena ditekan emaknya...jahara banget, jan bilang itu si rara pacarnya fatih...kalau iya entar kita sleding palanya biar mampus
2022-01-19
5