Suasana di kediaman rumah Mubarak terlihat tegang. Setelah makan malam Abdillah di interogasi oleh Ayahnya. Perihal punggung tangannya yang nampak merah. Seperti bekas menonjok seseorang.
" Katakan pada Ayah, kenapa tanganmu seperi itu ?" Tanya Ayahnya.
" Habis berantem Yah."
" Kapan dan dengan siapa?"
" Tadi sewaktu mengantar Kak Hani. Dengan... " Abdil diam dia bingung apakah dia harus jujur bertengkar dengan siapa.
" Ayo katakan ! Kenapa diam ? Dan ingat jangan berbohong !" Sepertinya Ia tidak punya pilihan lain. Ia akan mengatakan yang sebenarnya.
" Dengan Kak Fatih ."
" Apa !! Fatih Suami Hani ?"
" Iya ." Abdil menunduk.
" Alasannya? Tidak mungkin kamu tiba-tiba berantem apalagi sama Kakak iparmu sendiri !"
" Alasannya ...karena.... Abdil melihat Kak Fatih mencium wanita lain di restoran."
" Apa? Coba kamu ulangi !" Ucap Bunda yang shock mendengar jawaban Abdil.
" Abdil melihat Kak Fatih mencium wanita lain di restoran. Jadi Abdil tonjok !"
" Apa Hani juga melihatnya ?"
" Kak Hani hanya melihat saat aku memukulinya . Ia tidak melihat saat Kak Fatih mencium wanita itu."
" Kurang ajar mereka ! Bunda tidak terima. Besok kita ke sana dan melihat keadaan Hani, dia pasti sedih. Baru menikah beberapa hari tapi sudah dikhanati. " Ucap Bunda menggebu.
" Iya Bun kita ke sana."
" Tidak usah Yah..Bun. Kak Hani itu sosok yang kuat, ia pasti tidak ingin melihat kita sedih dan khawatir. Kita pura-pura saja tidak tahu ya Bun..."
Plak
" Aduh kenapa Bunda mukul Abdil."
" Kamu pikir Bunda tidak kenal anak sendiri ? Kita ke rumah Hani bilangnya ingin silaturahmi sama keluarga besan. "
" Iya Bun ...tapi jangan mukul juga Bun."
" Kamu jadi laki-laki kok lembek !"
" Eh.. Bunda menghina ayo kita tarung siapa yang menang !"
Plak...
" Aduh Ayah kenapa kepala Abdil di pukul lagi " Keluh Abdil sambil mengusap kepalanya. Tadi kepalanya di pukul Bunda sekarang Ayahnya.
" Kamu mau kualat sama orang tua. Orang tua kok di tantangin. "
" Maaf Yah.. habisnya Bunda menghina Abdil lembek. Harga diri Abdil sebagai lelaki terluka Yah !"
" Lebay.. gitu aja baper.. kaya cewek aja ! Udah yuk Bun, lita tinggalin aja . Mending kita ke kamar. Kita gulat ." Ayah menarik tangan Bunda. Abdil cemberut. Ayah sama saja dengan Bundanya.
Sedangkan Hani yang berada di kediaman Adinata, sedang di sidang oleh Opa dan yang lainnya. Tanpa mereka tahu Pria misterius sedang mengawasi mereka. Melalui kamera tersembunyi yang di pasang Dewa.
" Hani Opa ingin kamu jujur, kamu kenal suamimu dari mana ?"
Hani menjawab pertanyaan Opa dan menceritakan semuanya. Dari awal pertemuannya dengan Rere.
" Begitulah Opa, Hani akhirnya menerima tawaran ta'aruf Fatih."
" Oh.. begitu. Baiklah hanya itu yang ingin Opa tahu. Kamu boleh istirahat, sekarang sudah malam ayo semuanya tidur." Braja dan Seruni pergi ke kamar mereka.
" Hani lebih baik kau berhati-hati bicara pada Opa. Dia punya penyakit jantung. Jangan membuat Opa terkejut atau akibatnya bisa fatal !" Setelah mengatakan itu Bima pergi disusul Angelica.
" Aku telah melakukan kesalahan ." Ucap Hani lalu melangkah menuju kamarnya. Harusnya ia tidak usah mengajak Opa ke apartemen Rere. Hani yakin ada orang yang memberitahu kepergian mereka pada Fatih. Sekarang ia tidak akan percaya siapa pun di rumah ini.
" Apa yang terjadi Hani? Apa kamu sudah melihat suamimu dengan Rere? Andai rupaku tak seperti ini. Aku akan merebut mu dari Fatih."
Pria itu termenung menatap cermin ia menyentuhnya luka itu. Ia kemudian menelepon Dewa.
...***...
Malam kian larut. Waktu menunjukkan pukul 2 malam . Hani terbangun. Ia mengambil gelas ingin minum tapi rupanya gelasnya kosong. Hani bangun dan memakai hijabnya . Ia membuka pintu kamar dan pergi setelah menutup pintunya kembali.
Hani berjalan di bawah cahaya yang redup. Begitu sampai dapur ia membuat coklat hangat. Hani akan membawanya ke kamar.
Dia melihat sekilas ke arah taman. Seperti apa taman di malam hari. Hani belok ke taman. Begitu ia akan ke tempat favoritnya, ia melihat siluet bayangan seorang lelaki. Posisi pria itu membelakanginya. Ia sedang duduk di bangku kesukaannya.
" Siapa pria itu. Kalau Dewa tidak mungkin. Rambutnya saja berbeda. Pria ini berambut gondrong sepundak. Aku coba pancing supaya dia melihat ke sini." Gumam Hani pelan. Hani melihat ke sekitar. Ia mencari apa yang bisa di pakai. Hani mengambil ranting yang berada tak jauh darinya. Hani melempar ranting itu.
Pluk...
Pria itu langsung melihat ke belakang. Ia merasa ada yang melemparinya sesuatu. Ia bangun dan menutup lehernya dengan slayer.
Hani bersembunyi di balik tanaman yang rindang, dan mengintip dari sela sela daun.
Ia berusaha melihat wajah pria itu. Apakah dia pria yang ada dalam kisah Dewa? Sepertinya iya karena sebelah wajahnya ditutupi rambut, dan lehernya ditutupi slayer.
Pria itu merasa ada yang mengawasinya ia pun hendak pergi dari taman.
" Tunggu !" Hani mencegah pria itu.
" Siapa namamu?" Tanya Hani.
Pria itu berbalik hendak melihat siapa wanita ini. Begitu ia tahu kalau itu Hani. Dia langsung membalikkan badan.
" Aku Hani."Ucap Hani.
" Jangan mendekat. Tetaplah di tempatmu ! Siapa aku, kau tidak perlu tahu !"
" Aku tahu ! tanpa kau bilang aku tahu siapa dirimu tapi aku tak tahu siapa namamu." Timpal Hani cepat begitu ia melihat lelaki itu akan pergi.
" Kau tahu? Kau tidak takut padaku ?" Lelaki itu kemudian berbalik.
" Ya aku tahu ! Aku tidak takut padamu. Tidak ada yang aku takuti di dunia ini kecuali Allah."
" Tapi aku bisa saja berbuat jahat padamu."
" Kalau kau berniat jahat padaku, sudah kau lakukan sejak pertama aku menginjakkan kaki di rumah ini lalu melihatmu di jendela kamar itu. Aku bahkan melihatmu tersenyum padaku. Cuma aku tak tahu ternyata rambutmu gonjes ya.. " Hani tersenyum. Lelaki itu merasa gelisah.
" Maaf tapi aku harus pergi !"
" Tunggu dulu ! Apa kau tidak nyaman padaku ? Maaf jika aku menganggu. Aku yang seharusnya pergi bukan kamu. Jadi tetaplah di sini. Aku pergi." Hani berbalik badan dan melangkah pergi.
" Dirga .. itu namaku." Ucap lelaki itu begitu Hani sudah berjalan beberapa langkah.
Hani menghentikan langkahnya dan berbalik. Ia tersenyum
" Selamat malam Dirga." Lalu Hani kembali melanjutkan langkahnya.
Hani tidak tahu bahwa ucapannya barusan membuat Hati Dirga menghangat. Untuk pertama kalinya ada orang yang menyapanya dengan tersenyum manis. Bukan dengan wajah takut dan risih ataupun dengan tatapan iba.
Hani memang berbeda dia bidadari tanpa sayap yang Tuhan kirim untuknya. Walau tidak bisa dia miliki, keberadaannya saja sudah membuat dia bahagia.
Dirga tersenyum dan pergi dari taman itu. Dia kembali ke kamarnya lewat pintu rahasia. Dia tidak sabar menunggu hari esok dan menceritakannya pada Dewa.
Hani sudah sampai di kamarnya. Ia mengintip lewat jendela. Netranya mencari sesuatu di taman itu. Tapi dia tidak menemukannya. Ke mana dia? Hani lalu bergegas mendekati pintu kamarnya dan membukanya sedikit tapi dia juga tidak melihatnya masuk lewat pintu. Hani akan menunggunya sampai Dirga muncul. Tapi lama Hani menunggu sudah lebih dari setengah jam. Tapi Dirga tidak muncul juga. Hani akhirnya menyerah dan menutup pintu. Lalu ia duduk di tepi tempat tidur.
" Apakah Dirga benar lelaki yang diceritakan Dewa. Atau dia tidak tinggal di kamar sebelah. Tapi aku melihatnya di kamar itu. Lalu jika ia tinggal di kamar itu lewat mana dia masuk. Sedangkan pintu itu tidak pernah terbuka. Tunggu apakah ada pintu lain untuk masuk ke kamar itu? Ya benar pasti ada pintu rahasia. Another mystery solved . Jadi itulah sebabnya pintu itu tidak pernah terbuka karena ada pintu masuk yang lain. " Hani merasa perkiraannya benar. Ia telah memecahkan satu misteri lagi.
...----------------...
Another mystery solved\=> Misteri lain terpecahkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Angel Santos
ceritanya bagus kak, saya suka yg misteri jd buat penasaran..
2025-02-16
0
fifid dwi ariani
trus sabar
2023-02-13
0
Nurmalia Irma
katanya sedih tau anak ceweknya dikhianati eeh yg di aniaya anak yg cwok trs pake dites juga ketangguhan si abdil 😂
2023-01-16
0