Pagi ini suamiku mulai bekerja. Semalam aku langsung menelepon keluargaku begitu hatiku merasa gelisah. Syukurlah mereka semua baik- baik saja.
Suamiku sudah berpakaian sangat rapi dan wangi kami lalu keluar untuk sarapan.
" Sudah kau pikirkan ingin usaha apa?" Tanya FTib
" Sudah aku ingin membuka restoran keluarga. Makanan yang bisa dinikmati mulai dari balita sampai manula."
" Hm.. jarang yang membuat restoran seperti itu ."
" Karena itu aku ingin membuatnya. Karena aku ingin membuat restoran yang beda dari yang lain."
" Oke ! Tuliskan bagaimana konsepnya dan apa saja yang kau butuhkan. Lebih bagus lagi kalau kau buat proposal."
" Baik. "
Kami sampai di ruang makan semua sudah berkumpul.
" Apakah kami harus menunggu kalian? Waktu adalah uang, jadi jangan sia-siakan !"
" Maaf Mah, aku tadi menunggu suamiku , Maaf jika itu membuang waktumu sia-sia. "
" Sudah .. ayo Hani, Fatih duduk dan kita mulai sarapan !" Titah Opa yang langsung kami turuti.
Setelah sarapan selesai Fatih segera berangkat ke kantor. Papah juga sama. Hanya Opa dan Oma yang di rumah.
" Hani , Opa sama Oma mau pergi dulu mengunjungi Teman Opa yang masuk rumah sakit. Kamu gak apa-apa sendiri di rumah?"
" Gak apa-apa Oma, lagi pula kata siapa Hani di rumah sendiri. Di sini banyak orang Oma."
" Ya sudah. Kamu hati-hati di rumah ya. Opa sama Oma pergi dulu !"
" Opa dan Oma yang hati-hati. Hani kan gak pergi ke mana-mana. " Kata Hani.
" Iya sayang. Assalamu'alaikum." Kata Oma dan Opa.
" Wa'alaikumsalam. "
Aku melihat sekeliling... sepi. Lebih baik aku ke taman saja. Sampai di taman aku duduk di tempat favoritku. Ayunan bangku. Ku hidupkan ponsel yang ku pegang . Aku mencari kontak Bunda. Lalu aku telepon Bunda.
" Halo Assalamu'alaikum." Akhirnya sambungan di angkat oleh Bunda.
" Wa'alaikumsalam. Hani ! Apa kabar ?" Ku jauhkan ponselku dari telingaku. Bunda berteriak senang aku meneleponnya. Aku juga senang mendengar suaramu Bunda.
" Alhamdulillah baik, Bagaimana kabar Bunda?"
" ..........."
Hani Pov end.
Author Pov.
Hani tidak menyadari segala gerak-geriknya ada yang memperhatikan.
Pria itu tersenyum melihat betapa ceria nya Hani. Raut wajah Hani yang berubah-ubah terlihat menggemaskan.
" Akhirnya aku dapat melihatmu lagi, bidadari." Gumamnya.
Hani telah selesai menelepon. Dia lalu menutup ponselnya. Ia kemudian memperhatikan sekitar dan netranya berhenti di jendela kamar misteri. Julukan yang di beri Hani.
Dia melihat siluet itu lagi. Matanya masih sehat tidak minus dan plus. Dia melihat dengan jelas. Hani bahkan turun dari ayunan lalu berjalan mendekati jendela kamar itu agar bertambah jelas.
Benar itu adalah seorang pria. Hani mengambil ponselnya dan memotret objek itu. Dia mengambil foto beberapa kali.
Lalu Hani menatap lama jendela itu. Siapakah dia? Sedang apa dia di kamar itu? Hani kemudian teringat pada Dewa yang sempat terfoto olehnya sedang menatap kamar misteri itu.
Hani langsung menengok ke tempat waktu itu Dewa berada. Sekarang dia melihat Dewa di tempat yang sama dan sedang menatap jendela kamar misteri itu.
Dewa lalu beralih menatap ke arah Hani. Dia terkejut melihat Hani yang sedang menatapnya. Dewa cepat-cepat pergi dari tempat itu.
Hani segera berbalik dan melangkah ke dapur dia akan bertanya pada Dewa.
Sampai di dapur, Hani melihat Dewa sedang membuat kue.
" Sedang apa Mas Dewa? "
" Sedang berenang !"
" Oh.."
" Ck... Nyonya lihatnya saya sedang apa? Kenapa bertanya sesuatu yang sudah jelas Nyonya tahu jawabannya."
" Hehe..entah lah rasanya lebih afdol kalau saya mendengar langsung dari yang bersangkutan."
" Saya sedang membuat kue !"
" Saya juga tahu. Saya sudah lihat sendiri !" Perkataan Hani membuat Chef Dewa langsung mendelik padanya.
" He..he.. peace Mas !"
Hani menimbang apakah sebaiknya dia bertanya sekarang ?
" Khem... Mas sudah berapa lama kerja disini ?" Tanya Hani.
" Lumayan lama sekitar 2 tahun yang lalu. Kenapa. ?"
" Tidak apa-apa. Apa Mas tidak bosan bekerja di sini terus. Tidak ada keinginan untuk mulai buka usaha gitu, seperti buka restoran ?"
" Aku bukannya tidak ada keinginan. Tapi aku belum bisa meninggalkan tempat ini." Dewa berbicara sambil tangannya dengan cekatan mengaduk adonan.
" Kenapa? Apa sedang menunggu sesuatu? Atau menunggu seseorang?"
" Sebenarnya apa yang ingin Nyonya tanyakan ?"
" Begini. Sebenarnya ada siapa di kamar itu?"
" Kamar yang mana ?" Tanya Dewa seraya menumpahkan adonannya ke dalam loyang. Lalu ia masukkan ke dalam oven.
" Kamar sebelah kamarku ! Aku beberapa kali melihatnya berdiri di jendela dan sedang menatap ke arahku. Tapi begitu ku tanya pada semua yang ada di sini. Mereka tak pernah meliat atau mendengarkan sesuatu dari kamar itu."
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
fifid dwi ariani
trus sabar
2023-02-13
0
Miea Amanda
Fatih dan mamanya ngincar warisan dri Opa ya thor... tpi siapa laki" yg di kamar miesteri.. . penasaran.. .
2022-01-22
2
Yuli Wirnawan
siapa kah pria itu ... apakah saudara lelaki fatih.....yg wajah rusak karena ap?? masih misteri....cpt terbongkar thor... rahasianya
2022-01-22
2