Belum hilang keterkejutanku mengenai Clara dan Bian yang pulang dengan keadaan mabuk, kini aku dikejutkan juga oleh fakta bahwa bahwa ayah memiliki hubungan gelap dengan Clara.
Pikiranku melayang kala memikirkan setiap sentuhan yang ayah berikan pada menantunya sendiri. Aku tak tahu harus bagaimana agar bisa menyelesaikan semua masalah yang bersumber dari wanita mura**han itu.
Belum selesai masalah perselingkuhan Bian dan Clara, sekarang muncul lagi masalah baru mengenai perselingkuhan ayah.
Kasihan sekali Nayla jika harus memikirkan semua masalah ini dan menyelesaikannya sendiri. Aku pasti bisa membantunya dan harus bisa.
"Nay, apa yang akan kita lakukan sekarang?" tanyaku pada wanita bergamis pink disampingku.
Tak ada jawaban darinya. Terlihat dia sedang memegang pelipisnya yang mungkin terasa sakit.
"Sekarang kita sembunyikan dulu fakta ini mas, aku tak mau ibu merasakan sakit yang sama sepertiku. Kita sembunyikan dulu fakta ini dan mencari tahu semua kebenaran yang ada"
"Tapi fakta apa lagi yang harus kita cari tahu Nay? ibu pasti sangat sakit jika terus dibohongi" sanggahku.
"Mas jika ibu sudah tahu hubungan ayah bagaimana? dan bagaimana jika Mas Bian juga tahu hubungan ayah dan Clara? pasti mereka akan menyanggah semua fakta yang ada dan malah merahasiakan hal lainnya. Aku tahu bagaimana sikap Clara, jika memang benar ibu dan Mas Bian belum tahu, dia akan memutar balikan fakta dan mungkin ibu akan membelanya" jelas Nayla.
Ya memang ibu memiliki sifat seperti itu. Jika dia tak suka pada seseorang, sampai kapanpun dia takan pernah suka. Walaupun kebenaran ada didepan matanya.
Clara adalah sumber masalah yang terjadi didalam rumah. Ja**lang itu benar benar seperti virus yang lambat laun mengusik seisi rumah dengan masalah yang ia perbuat.
Aku tak tahu harus berbuat apa sekarang. Yang aku tahu hanya rahasia besar milik ayah dan sebagian lagi rahasia Bian yang masih belum selesai. Nayla yang kini harus ikut terlibat dalam permasalahan rumah tangga ibu dan ayah pun masih bingung harus melakukan apa.
Adzan berkumandang menandakan waktu shalat subuh telah datang. Ku pergi menuju mushola dan melaksanakan shalat subuh berjamaah. Kupanjatkan doa pada sang pencipta alam semesta agar semua masalah yang kami hadapi cepat selesai. Nayla yang kini menungguku bersama Algi disana tak luput dari doaku. Aku berharap agar wanita itu dapat tersenyum kembali dan merasakan kebahagaiaan bersama pria yang tepat. Algi yang sekarang tengah sakit, kudoakan agar ia cepat pulih dan menjadi anak sholeh agar tidak seperti ayah dan ibunya sendiri.
Kini giliran aku menjaga Algi diruangan tempat ia dirawat. Nayla yang saat ini tengah menjalankan kewajibannya beribadah kepada Allah, menitipkan malaikat kecil ini padaku. Dan akupun dengan senang hati menjaga Algi. Walau bagaimanapun dia adalah keponakanku satu satunya.
Tak ada tangis yang keluar dari mulutnya yang mungil. Terlihat sekali bahwa Algi akan menjadi seorang pria tampan sepertiku. Sebab ketampanan ayahnya tak begitu jelas seperti Algi. Kuusap pelan kepalanya yang ditumbuhi oleh rambut halus yang sangat lebat dan hitam. kuucapkan doa diatas kepalanya seraya mencium tangan kecilnya.
Sungguh indah ciptaanmu Ya Allah, makhluk sebesar ini bisa lahir dari rahim seorang perempuan yang jika dipikirkan takan pernah muat. Aku berharap, jika nanti suatu saat aku memiliki putra atau putri dari seorang perempuan yang aku cintai, aku dapat menjaga dan melindunginya dari segala masalah serta mara bahaya. Aku yang kehilangan sosok ibu dan ayah, begitu paham akan keadaan anak yang kurang dapat pehatian dari ibu dan ayahnya itu sangat menyakitkan.
Tak terasa hatiku begitu hanyut dalam situasi saat ini. Bulir bening menetes dimataku, terbayang jika saat itu aku jadi menikahi Arumi, mungkin kami telah dikaruniai anak anak yang lucu. Wajahnya yang cantik dan wajahku yang tampan akan menjadi perpaduan yang sangat luar biasa jika digabungkan. Sayangnya itu hayalanku saja. Kenyataannya Arumi kini mungkin sedang berbahagia disyurganya Allah dan mungkin telah melupakanku yang dulu sangat ia cintai.
Kematian Arumi sampai detik ini masih bekum juga terungkap, bukti yang aku kumpulkan selama ini, belum bisa mengungkap siapa pelaku pembunuhan sebenarnya. Orang yang menjadi saksi mata pun tak dapat memberikan ciri ciri yang jelas mengenai wajah pelaku.
Pintu dibuka, terlihat Nayla kini tengah berjalan kerahku. Wajahnya yang cantik dan putih bersih setelah terkena basuhan air wudhu, kini terlihat jelas. Senyum yang manis diukir diwajahnya kerahku.
"Sedang apa mas, kok melamun gitu?" tanya Nayla padaku.
"Ini Nay, aku sedang membayangkan jika saja aku dan Arumi saat itu menikah, mungkin saat ini kamu tengah merawat anak anak kami yang lucu. Jika saja semua itu terjadi, kau sudah kujadikan babysitter dirumah kami dengan upah gorengan saja pasti kau mau" tawaku renyah padanya.
Muka masam ia tunjukan padaku. Terlihat kekesalan kini tengah menyelimuti hatinya.
"Kau ini mas, aku takan pernah mau menjadi babysitter dirumah majikan yang menyebalkan sepertimu. Kau ini suka sekali membuat ku kesal. Jika memang dulu Arumi jadi menikah denganmu dan memiliki anak, akan aku pastikan, aku akan menjadi tante yang baik dan cekatan dalam menjaga mereka. Bukan sebagai babysitter saja, aku akan menjaga mereka seperti anakku sendiri sebab aku sangat ikhlas menjaga buah hati Arumi. Dan jika Arumi masih hidup akan kubujuk dia untuk menikahi pria lain bukannya dirimu" ejeknya padaku.
Kudekati wanita yang kini dihadapanku, terlihat jelas kecanggungan ada pada dirinya. Gemas kurasa saat melihat ekspresi diwajah mungilnya. Cantik. Hanya itu yang kini aku bisa katakan dilubuk hatiku paling dalam.
"Mas mau ngapain?" Nayla bertanya seraya melangkah mundur menjauhiku.
Tak kujawab pertanyaannya hingga saat ia mentok berada ditembok, dipejamkannya mata seraya menyilangkan tangan diarah tubuhnya dan aku hanya memandang kelucuan yang dilakukannya.
"Dasar bodoh!" ucapku sambil menyentil pucuk kepalanya.
"Masa sama aku aja takut" sambungku.
Mukanya merah merona, bercampur dengan merah padam diseluruh matanya. Singa betina akan menerkam ayam polos tak berdosa.
"Kau itu sungguh sangat menyebalkan !" teriaknya dengan nada yang ditekan, mungkin supaya Algi tak bangun.
Diambilnya Sepatu yang ia pakai, dan mulai memukulkan keseluruh badanku yang kekar dan berotot ini. Dia sangat dzolim padaku yang lemah ini.
"Nay ampun Nay" ucapku memohon agar ia menghentikan aksinya.
Tak dihiraukannya ucapanku, malah ia semakin menjadi memukul badanku dengan keras.
"Kau ini mas, so jadi manusia paling lemah dan tak bersalah. Padahal kau yang memulai semua ini! rasakan ini!"
Pukulan demi pukulan ia hujamkan ketubuhku. Cukup lama ia memukul tubuhku, sampai akupun merasakan pegal pegal dan sakit dibeberapa bagian yang ia pukul dengan lumayan keras. Hingga mungkin dia merasa lelah kemudian duduk diatas sofa dan memijit keningnya.
"Ak...aku haus mas, bisakah kamu ambilkan minum?"
"Baik bidadari yang cantik" ucapku memujinya.
Sungguh drama kolosal yang baik diperankan kami berdua. Terlihat tawa dari bibir Nayla yang sedikit pucat menahan haus. Aku yang tak tega segera mengambilkan air galon tepat dibalik pintu rungan ini dan memberikannya kepada Nayla.
"Kau dapat dari mana air ini mas? " tanya Nayla dengan heran.
" Aku tadi mengambil air itu dari popok Algi yang basah. Tadi sengaja aku peras dulu dan menampungnya didalam gelas" Ucapku bercanda.
Terlihat Nayla kini melotot kearahku dengan mulut tertutup sedang menahan air didalam mulutnya. Tiba tiba semburan dari mulut dukun tepat mengenai wajahku yang tampan rupawan seperti personil boyband korea ini.
"Sungguh terlalu" jawabku dengan tangan mengelap seluruh muka yang basah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 187 Episodes
Comments
Yuli Yuli
rasain tu Zidan mknya jgn jahil
2024-04-22
0
Nnek Titin
hahaha kena deh tuh muka d sembur
2024-01-27
0
Dewi Nirwani
masa udah liat banyak bukti2 suami dan jg mertua , msh bingung mau melakukan apa.. urus perceraian dan setelah cerai , buka aib mertua
2023-10-24
1