Pov Zidan
Aku adalah seorang pria yang kesepian. Tak ada yang bisa membuat hatiku menjadi nyaman selain Arumi. Ya, wanita yang kukenal tak sengaja saat menabraknya yang hendak menyebrang. Nayla yang sat itu sedang bersamanya tak terluka sedikitpun sebab Arumi mendorong tubuhnya hingga ialah yang menjadi korban ketelodaranku.
"Arumi! kau tak papa? apa yang sakit? ayo kita berangkat kerumah sakit" ucap Nayla tanpa henti.
Arumi yang terduduk ditengah jalan hanya tersenyum dan berkata bahwa ia tak mengalami luka serius, hanya saja kakinya yang cedera membuatnya sedikit susah untuk bangun dan berjalan. Saat aku hendak memegang tubuhnya, dia mendorong pelan tubuhku seraya tersenyum. Baru kali ini kutatap wajah cantik dan manis seorang perempuan yang mampu membuatku terpana tanpa berkedip sedikitpun.
"Maaf aku tak papa, tak usah pegang saya, kita bukan mukhrim" ucapnya pelan.
Lain halnya dengan Nayla yang langsung memberondongku dengan berbagai kata kata mutiaranya.
"Kau kalau bawa mobil pakai mata! sudah tahu lampu merah, masih aja diterobos. Matamu dipakai dimana? dasar pria gila! kau tahu ada orang yang sedang menyebrang, malah kau tancap gas. Untung saja Arumi tak sampai luka dalam. Kalau sampai Arumi kenapa kenapa, aku akan mematahkan kakimu dan menjitak kepalamu dengan palu!"
"Maaf saya tak sengaja, saya tak tahu kalau lampunya sudah merah. Mari aku akan membawamu kerumah sakit. Aku akan bertanggung jawab" kutatap mata indah Arumi yang meneduhkan. Tak ada sedikitpun noda kurasa diwajahnya yang cantik. Kerudung panjang yang ia kenakan kotor akibat jatuh dijalan yang masih basah bekas hujan semalam.
"Aku tak papa, aku baik baik saja. Kami sudah terlambat mari" dengan langkah yang sulit, ia memaksakan untuk berdiri dan mulai berjalan sembari dipapah oleh Nayla.
Aku yang tak tega melihatnya kesakitan hanya bisa menatapnya yang mulai menjauh. Ada getaran di hati dan bayangan wajahnya yang menari nari. Hingga kuputuskan untuk mengejarnya dan memberikan kartu namaku serta meminta nomor ponselnya agar aku bisa lebih mengenal Arumi dengan baik.
"Dasar ya! sudah tahu orang lagi sakit malah dicegat" bentak Nayla padaku.
"Aku bukan mau mencegahmu.Aku hanya takut ada sesuatu terjadi pada temanmu. Ini kartu namaku jika terjadi sesuatu kau telpon saja atau datangi rumahku. Bolehkah saya meminta nomormu Arumi ? "
"Maaf aku tak punya ponsel. Nayla bolehkah pria ini meminta nomormu siapa tahu nanti kita perlu." jawabnya dengan pelan.
"Ini nomor ponselku 08*******732 , sekarang sudah ya. Kau boleh pergi, jangan halangi jalan kami. Kami sudah terlambat dari tadi, kau hanya membuang waktu ku dan Arumi" Nayla yang dulu sangatlah garang. Tak ada lembut lembutnya seperti Arumi.
Waktu berlalu dengan cepat, kini aku telah pulang menuju rumahku, rumah yang sangat aku rindukan saat ibu dan ayah masih ada. Kami hidup sangat bahagia sebelum kecelakaan menimpa ibu dan ayah.
Kuambil gawai dan mulai menulis pesan untuk Arumi.
[ Assalamualaikum. hai aku Zidan, pria yang tak sengaja menabrakmu Arumi]
Tak ada balasan, membuatku sedikit malu sebab telah berani mengirim pesan pada seorang gadis yang baru saja kutemui. Lama kutunggu hingga suara notifikasi membuatku tersadar dari lamunanku.
[ waalaikumsalam. Oh ini ya pria aneh yang tadi menabrak Arumi. Kau ini tak tahu malu atau apa. Mengirim pesan hanya perkenalan bukannya meminta maaf ] ocehnya.
Tak kubalas pesannya, sebab dia sangat pemarah dan terus saja memancing emosiku. Malam ini aku tak bisa tidur dengan nyenyak karna memikirkan keadaan wanita yang siang tadi tak sengaja kuatabrak. Tatapan matanya yang teduh dan senyumnya yang memabukanku, terus saja menari nari dipikiranku.
Kulihat jam menunjukan pukul 22.00 malam, sebuah notifikasi pesan masuk di ponselku.
[ Assalamualaikum. Maaf pesan yang tadi baru sempat ku balas sekarang. Aku Arumi]
Senyum dan bahagia tak dapat kubendung, aku bersemangat untuk mengirimnya pesan balasan kepada wanita bernama Arumi ini.
[ Bagaimana keadaanmu? apakah kau baik baik saja? Maafkan aku, sebab kecereobohanku kau menjadi sakit. Oh ya jika ada apa apa hubungi saja aku. Aku akan datang kerumahmu]
Tak harus menunggu lama pesanku pun akhirnya dibalas.
[Untuk apa kau datang kerumahku! Dasar tak tahu malu! ]
Nyes... Hatiku langsung berdenyut. Mengapa Arumi sekasar ini.
[ Kenapa kau tak membalasnya? apakah kau takut? haha payah. Aku bukan Arumi, mana mungkin Arumi sebarbar ini]
Lega rasanya jika mendengar bahwa yang membalas pesanku bukan Arumi.
[Heh kau wanita aneh! mengapa malah kau yang membalas pesanku? kemana Arumi? ]
[ Idih malah ngegas. Ini ponselku ya pasti aku yang balas. Sudah dulu. Nanti kubilang ke Arumi bahwa ada pria gila mengirimnya pesan. Wassalamualaikum]
[ Waalaikumsalam]
Kuakhiri percakapan melalui sms bersama wanita aneh itu. Sangat menyebalkan sekali dia.
Aku yang terus memikirkan gadis bernama Arumi kini hanya bisa menatap langit langit dengan rasa bahagia. Wajahnya yang cantik dan budi perkertinya yang baik, membuatku terhipnotis akan dirinya. Dia adalah gadis yang sempurna dimataku. Saat aku melihatnya untuk pertama kali, hatiku langsung berdetak lebih cepat tak seperti biasanya.
Senyumnya dan tatapan matanya, seolah candu bagiku yang kesepian ini. Berbeda halnya dengan wanita yang bersamanya tadi. Sama cantiknya namun kelakukannya sangat menyebalkan dan terbilang songong sekali. Aku yang berpikir bahwa dia adalah wanita yang mungkin akan terlahir sebagai seorang pria malah terjebak diraga seorang wanita.
Tak ada kepribadian yang mencerminkan dirinya sebagai wanita. Ucapannya yang selalu saja dengan nada yang tak enak didengar dan cara berbicaranya yang membuatku naik pitam. Tak ada anggun anggunnya dia sebagai wanita.
Jika saja tadi aku tak menabrak gadis bernama Arumi itu, mungkin saja dia takan pernah merasakan sakit yang ia rasakan dibagian kakinya. Beribu maaf kuucapkan melalui khayalanku yang tengah berhadapan dengannya. Namun kenyataan selalu saja berbanding terbalik, aku tak berani untuk menatap matanya yang indah dan berkata maafkan aku Arumi.
Untuk menatap matanya saja, aku harus mengumpulkan keberanianku sebab matanya yang indah mungkin saja membuatku lupa akan dunia ini.
Arumi maafkan aku, karna aku telah membuat kakimu sakit hingga kau sulit untuk berjalan. Akan kupastikan, aku akan menjadi penopang dalam setiap perjalananmu dan menjadi penyanggah dalam segala kesulitanmu.
Kutatap langit dari balkon kamarku. Terbayang bayang wajah Arumi yang menari nari dipikiranku, dan terbayang saat aku akan menyentuh tangannya yang lentik, justru mendapat cakaran dari Nayla yang kini ada disamping Arumi.
Selain pengganggu dikehidupan nyata, ternyata gadis barbar bernama Nayla akan selalu menganggu moment saat saat aku bersama Arumi, walaupun lewat khyalan yang semu ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 187 Episodes
Comments
Dwi Intan Retno Asih
zidan smg dapet jodoh yg sepadan, jangan sm Nayla soalnya nanti takut Nayla di bunuh lagi deh
2022-08-19
1
Mien Mey
zidan nayla jodoh yg tertunda😅
2022-04-02
0
Tri Widayanti
Semoga sj nanti Nayla sama Zidan
2022-03-13
1