Titik Terang

Hujan yang datang bukan dari arah luar rumah, melainkan dari dalam rumah. Aku yang sedari tadi merekam video Clara dan Mas Bian hanya bisa menutup mulut dan memejamkan mata.

Harus bagaimana lagi agar hati ku kuat.

"Mas pelan pelan" Clara meringis karna ulah Mas Bian.

"Mas sudah ada dipuncak sayang. Tahan dikit lagi, mumpung rumah sepi" dengan diringi suara yang membuat telingaku jijik, Mas Bian melakukan aktivitas yang dulu kami sering lakukan.

Jijik sudah pasti saat ini aku rasakan. Tapi hatiku justru lebih sakit saat ini. Cinta yang dulu kupuja darinya, kini berubah jadi rasa benci yang amat mendalam.

Kukirimkan video Mas Bian pada kakak iparku. Aku tak tahu harus bagaimana, mungkin Mas Zidan bisa memberikan saran padaku.

[ Lihatlah adikmu yang hebat ini sedang berseanang senang dirumah. Dia mengabaikan darah dagingnya hanya karna nafsunya sudah tak bisa ia tahan] dalam diam tangisku tak henti hentinya mengalir.

Aku luruh dilantai dengan nafas yang sangat sesak. Tangisku takan bisa meredam semua amarah dan kecewaku saat pria yang mengikat janji suci dihadapan Allah kini tengah memadu kasih dengan wanita lain didalam kamarku.

Ruangan yang menjadi saksi penyatuan kasihku dan Mas Bian, kini ikut jadi saksi penyatuan suamiku beserta istri keduanya.

[ Kurang ajar itu anak. Sekarang kau cepat kesini dan temani Algi disini. Ibu dan Siska belum kembali, Ayah pun sedang pergi entah kemana. Kau cepat kesini dan jangan menangis. Aku yang akan memberikan mereka pelajaran] tak menunggu lama, Mas Zidan membalas video yang kukirim.

Kuhapus air mata dengan kasar seraya mulai bangkit dan berjalan dengan pelan. Apa salahku sehingga Mas Bian dan keluarganya tega memberikan aku luka sebanyak ini. Apa karna aku tak kunjung memiliki anak, mereka dengan teganya mengorek luka sedalam ini dihatiku. Aku lemah tapi aku belum kalah. Kini aku harus mulai menata hati dan menjadi Nayla yang baru.

"Lama banget, ngapain dulu Nay?" tanya Hamdi dengan wajah bingung.

"Tadi aku sakit perut jadi lama. Maaf" jawabku pelan.

Ditengah malam yang sunyi kususuri jalan ini bersama seorang pria asing yang baru saja kukenal melalui kakak iparku. Aku tak merasa takut berada disampingnya sebab terlihat jelas diwajahnya dia merupakan pria yang baik.

Tak terasa waktu begitu cepat. Hingga kini aku telah sampai didepan rumah sakit.

"Terimakasih Ham telah mengantarku" kulambaikan tangan kearahnya seraya tersenyum.

Terlihat dari kejauhan Mas Zidan datang menuju tempat aku berdiri. Dipeluknya erat tubuhku dan berbisik bahwa semuanya akan baik baik saja. Aku yang sejak tadi menahan tangis, kini runtuh sudah pertahananku. Tangisku dalam peluknya membuatku sedikit reda hingga aku sadar bahwa ini salah, kudorong pelan tubuh kekarnya agar menjauh.

"Maaf mas"

"Tak apa aku tahu kau terluka. Kau harus kuat, ada aku disini yang akan menjagamu" ucapnya dengan nada lembut.

Kami segera pergi menuju tempat Algi dirawat dan tak ada siapapun disini kecuali kami berdua.

"Mas tahu kau saat ini sedang sedih, tapi mengapa kau begitu kuat untuk menpertahankan pernikahannya?" tiba tiba saja Mas Zidan bertanya padaku.

"Kau tahu mas. Aku sebenarnya sudah mundur sejak tahu bahwa ia telah memiliki istri baru. Berkas perceraian sudah aku buat tinggal mengajukannya ke pengadilan. Hanya saja saat ini aku mengumpulkan bukti yang kuat agar Mas Bian dapat menyesal telah membohongiku dan menghianati pernikahan kita"

"Sekuat tenaga aku akan membantu mu Nay, sebab kaulah sahabat terbaik Arumi."

Dering ponsel yang nyaring mengiringi kedatangan Siska dan ibu. Tak lama disusul dengan ayah yang memegang berkas ditangannya.

Mas Zidan mengangkat telpon dan tergesa gesa keluar dari ruangan. Aku yang bingung ikit keluar dengan alasan akan pergi kekamar mandi.

"Kau sudah dapat cctv yang berada didekat panti? bagus. selama ini aku menunggu pihak polisi untuk menyelidiki kasus ini tapi tak ada hasilnya. Sekarang kau memiliki rekaman kejadian sebelum Arumi dibunuh. Tak sia sia aku memakai jasamu Ham. Terimakasih" panggilan pun diputus oleh Mas Zidan .

Kuhampiri dia yang kini sedang tersenyum. Baru kali ini kulihat Mas Zidan tersenyum dengan tulus. Rasa hancur yang ia dapat saat kehilangan arumi membuatnya menjadi pria dingin dan pendiam. Terlihat kebahagiaan terpancar dari wajahnya yang manis. Tunggu, kenapa aku malah memujinya.

"Nay, Mas sudah mendapatkan rekaman cctv Arumi terakhir dilihat"

"Benarkah mas? syukur kalau begitu. Semoga saja pelakunya cepat tertangkap mas"

Kulihat wajahnya dalam dalam, matanya mengatakan bahwa kini ia sangat bahagia. Penantian yang selama ini ia tunggu akhirnya telah tiba. Pelaku pembunuhan Arumi sebentar lagi akan tertangkap. Walaupun Arumi takan pernah kembali tetapi setidaknya hukuman untuk orang yang telah berbuat jahat akan segera tiba.

"Ngomong- ngomong apa rencanamu selanjutnya untuk Bian?"

"Entahlah mas, jika semua bukti yang memberatkannya telah terkumpul, aku akan segera berpisah darinya. Kau juga mas, takan pernah bertemu denganku lagi. Terimakasih karna telah membantuku sejauh ini" ada perasaan campur aduk dihatiku. Disatu sisi aku senang akan melepaskan beban berat dihidupku. Berbagi pria yang sangat kucintai jujur sangatlah berat. Namun mempertahankan pernikahan yang sudah dibumbui penghianatan jauh lebih berat. Dan disatu sisi aku sedih karna takan pernah bertemu dengan pria sebaik Mas Zidan.

"Besok aku akan menemui Hamdi untuk melihat rekaman cctv yang ia dapat. Setelah beberapa tahun aku menunggu titik terang, akhirnya kini telah terungkap walaupun hanya sedikit. Setidaknya aku akan mendapatkan ciri ciri dari orang yang telah mengambil Arumi dalam hidupku" Tatapan matanya yang kosong bercampur dengan tatapan tajam membuatku sedikit bergidik ngeri.

"Besok aku ikut mas boleh ?" tanyaku

"Boleh lah. Kau kan belum membantu apapun padaku, hutangmu masih banyak. Jadi kau harus membantuku mencari pembunuh Arumi. Kau tak perlu takut, aku telah suruh orang untuk besok memasang cctv dirumah, agar semua aktivitas Bian dan Clara dapat terpantau." jawabnya dengan senyuman yang entah kenapa membuat hatiku kian berdebar.

Pukul satu dini hari, Mas Bian terlihat datang bersama Clara. Terdapat beberapa tanda merah dibagian leher Mas Bian yang aku tahu itu bekas nyamuk besar ibunya Algi.

"Darimana saja kamu hah! orang lain menunggu anakmu, kau malah bersenang senang bersama suami orang!" Bentak Mas Zidan pada Clara

"An...anu mas tadi aku cari toko khusus bayi tapi semua sudah tutup. Jadi aku muter muter nyari toko yang masih buka"

"Kalau tokonya tutup, bisa kan besok belinya. Anak lagi sakit malah kelayapan. Lagi pula kau tahu bahwa Bian adalah suami orang, mengapa kau malah lengket denganya. Apakah kau tak takut kalu ada orang yang mengatakannya pada suamimu?"

Drama dari wanita kedua ini sangat hebat. Jurus andalan yang ia keluarkan adalah air matanya.

"Orang baru sampai, kau malah bentak bentak! lagi pula Bian ini sepupu Clara apa salahnya jika dia bersamanya? " potong ayah dengan murka.

"Ayah itu pria macam apa. Apakah ayah tak tahu jika menantu ayah mungkin diam diam merasa cemburu pada Clara. Ayah tak pernah membelanya ketika ia disudutkan oleh ibu dan Siska, sekarang Clara yang hanya sepupu malah dibela!" Jawab Mas Zidan dengan sengit.

"Dasar kau anak tak tahu diuntung!"

Saat ayah hendak memukul wajah Mas Zidan, para perawat dengan sigap menahan ayah dan membawanya keluar rumah sakit. Aku yang menyaksikan perdebatan antara Mas Zidan dan ayah hanya bisa diam membisu. Ibu, Siska, Mas Bian dan Clara pun tak ada yang berani mendekat ke arah ayah dan Mas Zidan.

"Jika kalian mau bikin onar, jangan didalam silahkan pergi dari rumah sakit ini banyak pasien yang akan merasa terganggu dengan keributan yang kalian buat"

Terpancar rasa benci dari mata Mas Zidan, aku yang baru kali ini melihat perdebatan hebat antara ayah dan Mas Zidan ikut takut. Diambilnya kunci mobil dan mulai menjalankan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Dengan cepat kuambil ponsel dan mulai mengirimkan pesan padanya.

[ Mas tahan emosimu, tak baik jika berkendara dalam keadaan marah seperti itu]

Tak ada jawaban darinya, membuatku khawatir akan keselamatannya. Baru juga dia merasakan bahagia karna pelaku pembunuhan Arumi mulai terkuak, kini ia harus merasakan sakit sebab keluarganya sendiri yang dengan terang terangan membela orang lain.

Terpopuler

Comments

Yuli Yuli

Yuli Yuli

orgtua g ada akhlak Uda tau anak skt kok tga" nya dtgal mlkukan yg g"

2024-04-17

0

Ersu Giarti

Ersu Giarti

?

2022-06-09

0

ligia .lukman

ligia .lukman

jangan2 anak Clara...anaknya Clara dengan ayah bian..🤭

2022-05-18

1

lihat semua
Episodes
1 Rahasia Suamiku
2 Tawaran Kerja Sama
3 Kesepakatan
4 Haruskah Aku Berbagi
5 Berbagi Suami
6 Panik
7 Titik Terang
8 Awal pertemuan
9 Semakin Dekat
10 Senyum Terakhir
11 Penyesalanku
12 Luka
13 Janggal
14 Nayla Berubah
15 Rekaman Cctv
16 Tertawa Bersama
17 Nayla yang Kuat
18 Rasa yang Salah
19 Rahasia Besar Mulai Terbongkar
20 Drama kolosal
21 Pertarungan Hebat
22 Menjadi Aneh
23 Bukti perselingkuhan Ayah
24 Tertangkap Basah
25 Perpisahan
26 Nyaman
27 Ikhlas
28 Pergi
29 Kejutan
30 Skandal Ayah
31 Bukti baru
32 Masalah
33 Terungkap
34 Pembalasan Baru dimulai
35 Kecewa
36 Mahluk halus
37 Keputusan yang sulit
38 Masa Lalu Dan Akan Tetap Seperti Itu
39 Terbukti Bersalah
40 Alasan
41 Hamil?
42 Pulang
43 Berteman
44 Cantik
45 Sidang
46 Bersalah
47 Sadar
48 Perasaan
49 Diusir
50 Kehidupan yang baru
51 Cemburu
52 Persaingan
53 Jodoh
54 Lamaran?
55 Ulang Tahun
56 Ditolak
57 Dijebak
58 Selamat
59 Ikhlas
60 Gugup
61 Kabar bahagia
62 Respon tak baik
63 Acara Lamaram
64 Status lajang
65 Sah
66 Menganggu
67 Bersemangat
68 Selamat atau Tidak
69 Makin memburuk
70 Belum sadar
71 Tamak
72 Siuman
73 Kembali
74 Misi
75 Keputusan
76 Masuk perangkap
77 Berangkat
78 Khawatir
79 Berkenalan
80 Akan Sulit
81 Berangkat
82 Sampai
83 Lancang
84 Dimulai
85 Dapat
86 Bicara
87 Pria misterius
88 Geram
89 Bertanya
90 Terdiam
91 Rinci
92 Rencana apalagi
93 Bimbang
94 Ingin menjadi lebih baik
95 Mengejutkan
96 Tak ada
97 Takut
98 Berontak
99 Tegang
100 Nikita
101 Hitam
102 Kenyataan
103 Syok
104 Mulai Mencari Tahu
105 Petunjuk
106 Kabar Bahagia
107 Bahagia didalam Duka
108 Tahu
109 Datang
110 Kesal
111 Penasaran
112 Misterius
113 Ternyata
114 Mencoba
115 Berhasil
116 Cinta Dalam Diam
117 Panik
118 Tak aman
119 Sampai
120 Ikhlas
121 Tulus
122 Dimakamkan
123 Lemah
124 Sakit?
125 Panik
126 Sadar
127 Meyakinkan
128 Lamaran
129 Mengunjungi
130 Kembali
131 Penasaran
132 Diserang
133 Curiga
134 Dijebak
135 Terkejut
136 Ciri ciri
137 Ragu
138 Tak percaya
139 Arogan
140 Iba
141 Jebakan
142 Permaianan
143 Geram
144 Berubah
145 Menyesal
146 Berpisah
147 Siapa dia
148 Naura
149 Melupakan
150 Setuju
151 Agresif
152 Dekat
153 Marah
154 Bullying
155 Ancaman
156 Undangan ?
157 Egois
158 Mimpi yang harus pupus ?
159 Mencoba menaklukan Hamdi
160 Licik
161 Siapa?
162 Tak menyangka
163 Terluka
164 Langka
165 Tak direstui
166 Rahasia Naura
167 Rekaman
168 mencuri?
169 Membalas
170 Ketar ketir
171 Keguguran?
172 Heran
173 Kembali?
174 Benci
175 Terbongkar
176 Kejutan yang membuat bungkam
177 Tak menyangka
178 Bersiap untuk perceraian
179 Jaminan
180 Basa basi
181 Sesakit ini?
182 Pembalasan
183 Dimulai
184 sisi baik telah pergi
185 Lamaran
186 Pilihan?
187 tamat
Episodes

Updated 187 Episodes

1
Rahasia Suamiku
2
Tawaran Kerja Sama
3
Kesepakatan
4
Haruskah Aku Berbagi
5
Berbagi Suami
6
Panik
7
Titik Terang
8
Awal pertemuan
9
Semakin Dekat
10
Senyum Terakhir
11
Penyesalanku
12
Luka
13
Janggal
14
Nayla Berubah
15
Rekaman Cctv
16
Tertawa Bersama
17
Nayla yang Kuat
18
Rasa yang Salah
19
Rahasia Besar Mulai Terbongkar
20
Drama kolosal
21
Pertarungan Hebat
22
Menjadi Aneh
23
Bukti perselingkuhan Ayah
24
Tertangkap Basah
25
Perpisahan
26
Nyaman
27
Ikhlas
28
Pergi
29
Kejutan
30
Skandal Ayah
31
Bukti baru
32
Masalah
33
Terungkap
34
Pembalasan Baru dimulai
35
Kecewa
36
Mahluk halus
37
Keputusan yang sulit
38
Masa Lalu Dan Akan Tetap Seperti Itu
39
Terbukti Bersalah
40
Alasan
41
Hamil?
42
Pulang
43
Berteman
44
Cantik
45
Sidang
46
Bersalah
47
Sadar
48
Perasaan
49
Diusir
50
Kehidupan yang baru
51
Cemburu
52
Persaingan
53
Jodoh
54
Lamaran?
55
Ulang Tahun
56
Ditolak
57
Dijebak
58
Selamat
59
Ikhlas
60
Gugup
61
Kabar bahagia
62
Respon tak baik
63
Acara Lamaram
64
Status lajang
65
Sah
66
Menganggu
67
Bersemangat
68
Selamat atau Tidak
69
Makin memburuk
70
Belum sadar
71
Tamak
72
Siuman
73
Kembali
74
Misi
75
Keputusan
76
Masuk perangkap
77
Berangkat
78
Khawatir
79
Berkenalan
80
Akan Sulit
81
Berangkat
82
Sampai
83
Lancang
84
Dimulai
85
Dapat
86
Bicara
87
Pria misterius
88
Geram
89
Bertanya
90
Terdiam
91
Rinci
92
Rencana apalagi
93
Bimbang
94
Ingin menjadi lebih baik
95
Mengejutkan
96
Tak ada
97
Takut
98
Berontak
99
Tegang
100
Nikita
101
Hitam
102
Kenyataan
103
Syok
104
Mulai Mencari Tahu
105
Petunjuk
106
Kabar Bahagia
107
Bahagia didalam Duka
108
Tahu
109
Datang
110
Kesal
111
Penasaran
112
Misterius
113
Ternyata
114
Mencoba
115
Berhasil
116
Cinta Dalam Diam
117
Panik
118
Tak aman
119
Sampai
120
Ikhlas
121
Tulus
122
Dimakamkan
123
Lemah
124
Sakit?
125
Panik
126
Sadar
127
Meyakinkan
128
Lamaran
129
Mengunjungi
130
Kembali
131
Penasaran
132
Diserang
133
Curiga
134
Dijebak
135
Terkejut
136
Ciri ciri
137
Ragu
138
Tak percaya
139
Arogan
140
Iba
141
Jebakan
142
Permaianan
143
Geram
144
Berubah
145
Menyesal
146
Berpisah
147
Siapa dia
148
Naura
149
Melupakan
150
Setuju
151
Agresif
152
Dekat
153
Marah
154
Bullying
155
Ancaman
156
Undangan ?
157
Egois
158
Mimpi yang harus pupus ?
159
Mencoba menaklukan Hamdi
160
Licik
161
Siapa?
162
Tak menyangka
163
Terluka
164
Langka
165
Tak direstui
166
Rahasia Naura
167
Rekaman
168
mencuri?
169
Membalas
170
Ketar ketir
171
Keguguran?
172
Heran
173
Kembali?
174
Benci
175
Terbongkar
176
Kejutan yang membuat bungkam
177
Tak menyangka
178
Bersiap untuk perceraian
179
Jaminan
180
Basa basi
181
Sesakit ini?
182
Pembalasan
183
Dimulai
184
sisi baik telah pergi
185
Lamaran
186
Pilihan?
187
tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!