Senyum Terakhir

Hari ini mentari terlihat begitu indah, awan seolah ikut tersenyum mengikutiku. Besok adalah hari aku dan Arumi melangsungkan pertunangan. Tak ada yang spesial dirumah ini, ayah terlihat sibuk dengan bisnisnya dikantor dan ibu terlihat sibuk untuk mempersiapkan acara arisan dirumah ini. Hanya Bian yang sibuk membantuku menyiapkan semua keperluan untuk acara besok. Aku menyewa sebuah gedung didekat panti, agar semua orang dipanti dapat hadir diacaraku dan Arumi besok. Tak ada kata mewah diacaraku besok, sebab itu semua keinginan Arumi untuk mengadakan acara dengan sederhana.

"Bian bisa tolong pesankan makanan untuk acaraku besok, uangnya aku transfer ke rekeningmu" ucapku pada Bian yang sedari tadi mengecek kertas keperluanku besok.

Dia adalah adik yang baik, hanya saja ayah dan ibunya begitu tak adil terhadapku. Aku menyayanginya dan sangat bangga atas semua prestasinya dikantor.

"Baik mas, aku berangkat dulu. Sekalian aku mau membeli hadiah untuk Nayla. Mas mau nitip hadiah gak buat Mbak Arumi?"

"Mas gak mau nitip apa apa. Itu saja, makanan yang kamu pesan harus yang paling enak dan jangan lupa jumlahnya harus banyak takut tamu gak kebagian. Kan kalau lebih banyak bisa dibagikan ke orang orang dijalanan" pesanku pada Bian.

Hari beranjak sore, aku yang tak sabar ingin segera datang hari esok kini mengirim pesan pada Arumi untuk bisa bertemu. Tak lupa aku mengatakan bahwa jangan bilang pada siapapun jika dia akan bertemu denganku hari ini, agar Nayla tak ikut bersamanya. Aku ingin memberikan sedikit kejutan untuknya malam ini.

[Assalamualaikum calon istriku]

[Waalaikumsalam mas, ada apa?] tanyanya.

[ Boleh tidak kalau malam ini kita bertemu sebentar? aku punya sedikit kejutan untukmu. Jangan bilang pada siapapun kalau kamu akan bertemu denganku, supaya aku bisa memberikan kejutan yang hanya kamu dan aku yang tahu. Tenang saja, disini banyak orang, kamu gak usah takut aku gak akan macam macam. Aku berjanji]

Tak lama aku mendapatkan balasan dari wanita yang membuat hatiku selalu bergetar. Dia setuju untuk bertemu malam ini tanpa ada siapapun.

[Insyaallah aku bisa bertemu dengamu mas. Aku percaya padamu bahwa kau takan berbuat jahat padaku]

Mendapatkan kepercayaan seorang wanita yang kita cintai dan kagumi adalah sebuah penghargaan yang takan pernah bisa dinilai dengan apapun.

Malam ini kupakai setelan jas berwarna biru dengan dasi yang senada. Harum parfum menyeruak dikamarku, tak lupa ku bawa kalung liontin milik almarhumah ibu untuk kuberikan padanya, sebelum besok acara pertunangan. Di jalan aku melihat seorang wanita tua menjual bunga mawar yang sangat indah. Tak lupa ku hampiri dia dan membeli semua dagangannya untuk kuberikan pada Arumi nanti.

Saat hendak aku membayar sejumlah uang pada nenek itu, dia terseyum dan berdoa agar aku terlindung dari segala marah bahaya. Tak ada yang aneh dari ucapannya, ku aminkan doa darinya seraya memeluk tubuhnya.

Tiba dipersimpangan jalan, kulihat seorang gadis cantik bergamis biru sedang menunggu pangerannya yang tak lain adalah aku.

"Assalamualaikum cantik"

kuucapkan salam serta memberikannya beberapa ikat bunga. Terlihat dia begitu senang dan masuk kedalam mobil yang kukendarai.

"Waalaikumsalam mas. Ini bunga banyak sekali, apakah mas sengaja membelinya? ini terlalu banyak pasti sangat mahal harganya" jawabnya dengan suara pelan.

"Aku tadi tak sengaja bertemu dengan sorang wanita paruh baya dijalan, karna aku kasihan melihatnya berjualan malam malam gini, kubeli semua dagangannya agar dia bisa lekas pulang"

"Masyallah mas, kau sangat baik sekali. Terimakasih mas karna kau telah membantu orang yang sedang kesusahan"

Aku yang begitu malu karna dipuji olehnya hanya bisa tersenyum dengan perkataannya.

Selang beberapa menit kini aku sudah berada ditempat yang sudah kupesan sebelumnya. Terlihat beberapa karyawan pria dan karyawan wanita yang kusuruh untuk datang ketempat ini agar Arumi tak merasa takut jika hanya ada aku dan dia disini.

"Boleh saya menutup matamu nona?" tanya seorang wanita suruhanku.

Arumi melihat kearahku dan akupun mengangguk untuk meyakinkannya bahwa takan pernah terjadi apapun padanya.

"Hati hati nona, biar saya pegang" tangan lentik Arumi kini digenggam oleh karyawan wanitaku. Diarahkannya menuju lantai paling atas. Aku sudah menyiapkan meja makan dan hidangan istimewa yang sangat mewah. Banyak bunga disepanjang jalan yang dilalui Arumi sampai dengan bunga yang kususun berbentuk hati dibawah meja tempat nanti kami makan malam. Lilin yang kususun dengan rapih didekat kolam menambah suasana romantis malam ini.

"Dalam hitungan ketiga, kamu bisa membuka mata" Ucapku

"1, 2, 3...."

Arumi membuka matanya pelan pelan, hingga saat mata indahnya terbuka sempurna ia tak bisa menyembunyikan tangis harunya.

"Mas apakah kau yang telah menata semua ini?"

"Ya, aku yang menatanya Arumi. Apakah kau suka?" tanyaku

"Ya, aku sangat suka. Terimaksih" bulir bening terus membanjiri mata indah yang selalu meneduhkan hatiku.

Tangisnya adalah tangis haru yang akupun sebenarnya tak rela jika air matanya jatuh karnaku walupun itu tangis bahagia.

Aku bersimpuh dihadapannya seraya mengeluarkan kalung liontin berwarna biru.

"Ini hadiah untukmu Arumi, kalung yang selalu almarhumah ibuku kenakan saat ia masih hidup. Tolong pakai ini dan jaga ini baik baik, sebab ini peninggalan ibuku yang ayahku berikan padanya saat mereka pertama kali memilikiku" jelasku pada Arumi.

"Insyaallah aku akan menjaganya dengan baik mas"

Akhirnya kami larut dalam suasana romantis ini tangis dan tawa menjadi satu. Kini aku dan Arumi menikmati makan malam bersama dengan hidangan yang sangat lezat.

"Mas aku boleh minta sesuatu?"

"Tentu saja, apapun yang kau minta akan aku berikan Arumi"

Hening beberapa saat, hingga kulihat dia menarik nafas dengan dalam.

"Aku minta, tolong kau jaga Nayla jika aku tak ada disampingnya. Aku sangat sayang padanya, dia sudah kuanggap seperti adik kandungku sendiri. Sejak kecil jika ia menangis, aku selalu menggendongnya dipangkuanku. Tawanya adalah kebahagiaanku, dan tangisnya adalah luka bagiku. Jadi aku mohon, jika nanti aku tak ada disampingnya, buat dia bahagia dan jangan pernah membuatnya mengeluarkan air mata"

Aneh yang kurasa saat Arumi berbicara seolah dia akan pergi jauh dariku. Tatapan matanya yang kosong, seolah tengah menerawang jauh entah kemana. Aku pun dengan hati yang entah harus bagaimana kuungkapkan, hanya bisa mengatakan iya padanya, sebab aku tak ingin dia bersedih.

"Hush, kamu ini kaya yang mau pergi aja. Plis jangan pernah berbicara seperti itu, aku takut kehilangan mu. Aku berjanji akan menjaga Nayla dan takan pernah membuatnya menangis oleh siapapun. Tapi kau juga berjanji jangan pernah tinggalkan aku"

Arumi yang sedari tadi sedang memasukan makanan kedalam mulutnya, kini menatapku dalam seraya tersenyum. Tak ada jawaban dari mulutnya yang merah merona, hanya senyumannya yang indah membuat hatiku seakan lepas entah kemana.

Pukul 19.00 ku putuskan untuk segera mengantarnya pulang kerumah sebab aku takut Ibu Aisyah khawatir dan mencarinya. Malam ini adalah malam yang sangat indah untukku dan Arumi. Kalung milik ibu sekarang terpakai dilehernya Arumi. Esok aku pun akan memasangkan cincin indah milik ibu kepada calon istriku ini.

Waktu berjalan dengan cepat, kini aku sudah berada dipersimpangan jalan dekat panti asuhan Ibu Aisyah.

"Arumi! " teriakku saat ia sudah berada diluar mobil.

"Ya, ada apa mas?" tanyanya dengan lembut.

"Arumi, aku cinta kamu karna Allah"

Senyum indah terukir dibibirnya, aku yang malu kini hanya bisa menutup sedikit mulut dan pipiku dengan tangan. Kuharap besok acara pertunanganku dengannya berjalan dengan lancar.

Tubuh seorang wanita yang tertutup dengan gamis dan kerudungnya yang panjang kini menghilang dikegelapan malam. Aku memutar balik mobil untuk segera pulang. Tak lupa memberinya pesan untuk ia baca setelah sampai di panti.

[Assalamualaikum calon istri Zidan Wirawan Atmaja. Terimakasih karna kau mau menerima segala kekuranganku. Kutunggu kau esok di tempat acara pertunangan kita nanti. Mimpi indah sayang. Wassalamualaikum]

Untuk pertama kalinya aku memanggil Arumi dengan kata sayang. Aku yang malu malu, kini melajukan mobil dengan kecepatan sedang agar bisa menikmati angin malam ini.

Tak ada jawaban dari Arumi atas pesan yang kukirim, mungkin ia capek atau mungkin sedang sibuk untuk acara besok. Hingga ku tahu, bahwa itu adalah malam terakhir aku bisa melihat senyum indah dibibirnya, malam terakhir juga aku bisa melihatnya bernafas. Sebab seoseorang telah mengambilnya jiwa dan raganya dihidupku.

Terpopuler

Comments

Yuli Yuli

Yuli Yuli

ksian ya Arumi

2024-04-18

0

Mien Mey

Mien Mey

pntes zidan brbah jd orng tertutup karna kehingan cinta yg amat besar

2022-04-02

1

Yully Produsen

Yully Produsen

Arumi gadis soleba hrs nya día tetap memberitahukn pertemuan dgn Zidan kpda Nayla utk menjaganya dr jauh tnpa mengganggu kebersamaannya dgn Zidan, takdir Author tak menijinkan Arumi berjodoh dgn Zidan Kita ikuti sa ja alur ceritanya😄

2022-03-28

0

lihat semua
Episodes
1 Rahasia Suamiku
2 Tawaran Kerja Sama
3 Kesepakatan
4 Haruskah Aku Berbagi
5 Berbagi Suami
6 Panik
7 Titik Terang
8 Awal pertemuan
9 Semakin Dekat
10 Senyum Terakhir
11 Penyesalanku
12 Luka
13 Janggal
14 Nayla Berubah
15 Rekaman Cctv
16 Tertawa Bersama
17 Nayla yang Kuat
18 Rasa yang Salah
19 Rahasia Besar Mulai Terbongkar
20 Drama kolosal
21 Pertarungan Hebat
22 Menjadi Aneh
23 Bukti perselingkuhan Ayah
24 Tertangkap Basah
25 Perpisahan
26 Nyaman
27 Ikhlas
28 Pergi
29 Kejutan
30 Skandal Ayah
31 Bukti baru
32 Masalah
33 Terungkap
34 Pembalasan Baru dimulai
35 Kecewa
36 Mahluk halus
37 Keputusan yang sulit
38 Masa Lalu Dan Akan Tetap Seperti Itu
39 Terbukti Bersalah
40 Alasan
41 Hamil?
42 Pulang
43 Berteman
44 Cantik
45 Sidang
46 Bersalah
47 Sadar
48 Perasaan
49 Diusir
50 Kehidupan yang baru
51 Cemburu
52 Persaingan
53 Jodoh
54 Lamaran?
55 Ulang Tahun
56 Ditolak
57 Dijebak
58 Selamat
59 Ikhlas
60 Gugup
61 Kabar bahagia
62 Respon tak baik
63 Acara Lamaram
64 Status lajang
65 Sah
66 Menganggu
67 Bersemangat
68 Selamat atau Tidak
69 Makin memburuk
70 Belum sadar
71 Tamak
72 Siuman
73 Kembali
74 Misi
75 Keputusan
76 Masuk perangkap
77 Berangkat
78 Khawatir
79 Berkenalan
80 Akan Sulit
81 Berangkat
82 Sampai
83 Lancang
84 Dimulai
85 Dapat
86 Bicara
87 Pria misterius
88 Geram
89 Bertanya
90 Terdiam
91 Rinci
92 Rencana apalagi
93 Bimbang
94 Ingin menjadi lebih baik
95 Mengejutkan
96 Tak ada
97 Takut
98 Berontak
99 Tegang
100 Nikita
101 Hitam
102 Kenyataan
103 Syok
104 Mulai Mencari Tahu
105 Petunjuk
106 Kabar Bahagia
107 Bahagia didalam Duka
108 Tahu
109 Datang
110 Kesal
111 Penasaran
112 Misterius
113 Ternyata
114 Mencoba
115 Berhasil
116 Cinta Dalam Diam
117 Panik
118 Tak aman
119 Sampai
120 Ikhlas
121 Tulus
122 Dimakamkan
123 Lemah
124 Sakit?
125 Panik
126 Sadar
127 Meyakinkan
128 Lamaran
129 Mengunjungi
130 Kembali
131 Penasaran
132 Diserang
133 Curiga
134 Dijebak
135 Terkejut
136 Ciri ciri
137 Ragu
138 Tak percaya
139 Arogan
140 Iba
141 Jebakan
142 Permaianan
143 Geram
144 Berubah
145 Menyesal
146 Berpisah
147 Siapa dia
148 Naura
149 Melupakan
150 Setuju
151 Agresif
152 Dekat
153 Marah
154 Bullying
155 Ancaman
156 Undangan ?
157 Egois
158 Mimpi yang harus pupus ?
159 Mencoba menaklukan Hamdi
160 Licik
161 Siapa?
162 Tak menyangka
163 Terluka
164 Langka
165 Tak direstui
166 Rahasia Naura
167 Rekaman
168 mencuri?
169 Membalas
170 Ketar ketir
171 Keguguran?
172 Heran
173 Kembali?
174 Benci
175 Terbongkar
176 Kejutan yang membuat bungkam
177 Tak menyangka
178 Bersiap untuk perceraian
179 Jaminan
180 Basa basi
181 Sesakit ini?
182 Pembalasan
183 Dimulai
184 sisi baik telah pergi
185 Lamaran
186 Pilihan?
187 tamat
Episodes

Updated 187 Episodes

1
Rahasia Suamiku
2
Tawaran Kerja Sama
3
Kesepakatan
4
Haruskah Aku Berbagi
5
Berbagi Suami
6
Panik
7
Titik Terang
8
Awal pertemuan
9
Semakin Dekat
10
Senyum Terakhir
11
Penyesalanku
12
Luka
13
Janggal
14
Nayla Berubah
15
Rekaman Cctv
16
Tertawa Bersama
17
Nayla yang Kuat
18
Rasa yang Salah
19
Rahasia Besar Mulai Terbongkar
20
Drama kolosal
21
Pertarungan Hebat
22
Menjadi Aneh
23
Bukti perselingkuhan Ayah
24
Tertangkap Basah
25
Perpisahan
26
Nyaman
27
Ikhlas
28
Pergi
29
Kejutan
30
Skandal Ayah
31
Bukti baru
32
Masalah
33
Terungkap
34
Pembalasan Baru dimulai
35
Kecewa
36
Mahluk halus
37
Keputusan yang sulit
38
Masa Lalu Dan Akan Tetap Seperti Itu
39
Terbukti Bersalah
40
Alasan
41
Hamil?
42
Pulang
43
Berteman
44
Cantik
45
Sidang
46
Bersalah
47
Sadar
48
Perasaan
49
Diusir
50
Kehidupan yang baru
51
Cemburu
52
Persaingan
53
Jodoh
54
Lamaran?
55
Ulang Tahun
56
Ditolak
57
Dijebak
58
Selamat
59
Ikhlas
60
Gugup
61
Kabar bahagia
62
Respon tak baik
63
Acara Lamaram
64
Status lajang
65
Sah
66
Menganggu
67
Bersemangat
68
Selamat atau Tidak
69
Makin memburuk
70
Belum sadar
71
Tamak
72
Siuman
73
Kembali
74
Misi
75
Keputusan
76
Masuk perangkap
77
Berangkat
78
Khawatir
79
Berkenalan
80
Akan Sulit
81
Berangkat
82
Sampai
83
Lancang
84
Dimulai
85
Dapat
86
Bicara
87
Pria misterius
88
Geram
89
Bertanya
90
Terdiam
91
Rinci
92
Rencana apalagi
93
Bimbang
94
Ingin menjadi lebih baik
95
Mengejutkan
96
Tak ada
97
Takut
98
Berontak
99
Tegang
100
Nikita
101
Hitam
102
Kenyataan
103
Syok
104
Mulai Mencari Tahu
105
Petunjuk
106
Kabar Bahagia
107
Bahagia didalam Duka
108
Tahu
109
Datang
110
Kesal
111
Penasaran
112
Misterius
113
Ternyata
114
Mencoba
115
Berhasil
116
Cinta Dalam Diam
117
Panik
118
Tak aman
119
Sampai
120
Ikhlas
121
Tulus
122
Dimakamkan
123
Lemah
124
Sakit?
125
Panik
126
Sadar
127
Meyakinkan
128
Lamaran
129
Mengunjungi
130
Kembali
131
Penasaran
132
Diserang
133
Curiga
134
Dijebak
135
Terkejut
136
Ciri ciri
137
Ragu
138
Tak percaya
139
Arogan
140
Iba
141
Jebakan
142
Permaianan
143
Geram
144
Berubah
145
Menyesal
146
Berpisah
147
Siapa dia
148
Naura
149
Melupakan
150
Setuju
151
Agresif
152
Dekat
153
Marah
154
Bullying
155
Ancaman
156
Undangan ?
157
Egois
158
Mimpi yang harus pupus ?
159
Mencoba menaklukan Hamdi
160
Licik
161
Siapa?
162
Tak menyangka
163
Terluka
164
Langka
165
Tak direstui
166
Rahasia Naura
167
Rekaman
168
mencuri?
169
Membalas
170
Ketar ketir
171
Keguguran?
172
Heran
173
Kembali?
174
Benci
175
Terbongkar
176
Kejutan yang membuat bungkam
177
Tak menyangka
178
Bersiap untuk perceraian
179
Jaminan
180
Basa basi
181
Sesakit ini?
182
Pembalasan
183
Dimulai
184
sisi baik telah pergi
185
Lamaran
186
Pilihan?
187
tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!