Nayla yang Kuat

Hari ini kami melewati hari bersama dengan tawa yang selalu saja ada. Terimakasih Nay karna telah mau mengisi kekosongan hidupku. Walaupun kutahu kau hanya adik ipar, tapi kau itu sangat spesial.

Kini aku mulai melajukan mobil menuju rumah sakit, karna Nayla ingin bertemu dengan Bian. Ya, ini tak ada yang salah. Sebab Bian adalah suaminya. Namun kenapa, hatiku seakan tak rela melihat Nayla harus menahan rasa sakit yang disebabkan oleh Bian. Dan akupun tak rela melihatnya yang nantinya akan dipeluk ataupun bermesraan dengan Bian. Aku tahu bahwa itu adalah hak Bian, tapi kenapa hatiku seakan menolak semua sentuhan yang diberikan Bian untuk Nayla. Mungkin saja ini rasa peduli karna Arumi yang berpesan padaku untuk menjaga Nayla. Ya, hanya karna pesan saja.

Kuparkirkan mobil dihalaman rumah sakit. Kutatap wajah cantik wanita disampingku yang kini berjalan dengan angun. Tak ada tangis ataupun rasa marah yang kini ia tampilkan dimata indahnya. Syukurlah.

Lama kami berjalan dilorong ini, hingga kami sampai didepan pintu kamar Algi dan mendengarkan suara aneh.

"Mas jangan disini" suara Clara terdengar dengan jelas.

Aku dan Nayla langsung berdiri mematung didepan pintu tempat Algi dirawat.

"Sebentar aja Clara. Aku udah gak tahan ini"

"Gak bisa mas, nanti ada yang masuk" jawab Clara dengan suara yang mulai terdengar sedikit menahan sesuatu.

"Gak bakalan ada yang masuk kok Clara. Ya sudah ini saja ya " Terlihat dari kaca pintu yang kecil kini Bian mulai mendekat kearah Clara. Hingga merekapun tak terlihat lagi karna mendekat kearah pojok ruangan.

Nayla hanya bisa diam membisu dengan tubuh yang seolah terkunci. Tak bisa kubayangka jika aku ada diposisinya mungkin hatiku sudah hancur, bahkan mungkin saja aku melenyapkan diri sendiri karna melihat orang yang kucintai tengah bermesraan dengan orang lain.

"Nay, kamu tak papa" tanyaku dengan suara yang pelan.

Terlihat tubuhnya mulai bergetar hebat. Seberapa kuat Nayla, pasti akan rapuh juga. Bulir bening menetes dimatanya. Diusapnya dengan kasar air mata yang jatuh, dan segera menarik nafas dalam dalam dan mulai tersenyum.

"Aku tak papa mas. Ayo kita masuk" ajaknya padaku.

Kubuka pintu dengan perlahan, hingga menampilkan Clara yang tengah duduk dipangkuan Bian segera bangkit dan merapihkan pakaiannya.

"Na....Nay, ka...kamu sedang apa" tanya Bian dengan gugup.

Aku dan Nayla kini berjalan mendekati Clara dan Bian yang tengah berdiri dengan muka yang pucat seperti mayat.

"Kamu sedang apa mbak? kok duduk di atas paha Mas Bian? itu kursi masih kosong kok milih duduk di paha suami saya" ucap Nayla dengan senyum menyeringai.

Didekatinya Clara dan merapihkan kerah baju Clara yang sedikit melorot.

" Benerin dulu bajunya mba. Ini aurat, banyak laki laki disini. Apalagi ada Mas Bian, yang notabenenya suami orang"

Clara yang salah tingkah kini hanya bisa menunduk seraya terus membenarkan bajunya agar menutupi bagian lehernya yang memerah.

"Eh Mas Bian, aku kangen sama kamu. Kok kamu belum pulang pulang sih. Jadi aku nyusul kamu kesini" Dipeluknya tubuh Bian dengan sangat erat. Ada rasa panas didalam dada kala melihat Nayla yang begitu mesra dengan Bian.

"Ini sleting celana mas kok gak ditutup. Nanti ada yang lihat loh mas masa gak malu?" sambungnya.

Aku menahan tawa melihat kedua manusia berotak hewan didepanku sedang salah tingkah karna perbuatannya. Nyali mereka ciut jika berhadapan dengan Nayla. Mereka belum tahu bahwa yang mereka hadapi adalah seorang manusia seperti singa betina.

"A...anu Nay. Ini tadi...ini tadi...ini tadi " ucap Bian tergagap.

" Ini tadi, ini tadi, ini tadi terus. Kamu kenapa Bian kok kaya yang gugup? jawab pertanyaan gampang aja kaya sulit" potongku.

"Ini tadi mas, aku habis dari kamar mandi lupa gak di tutup lagi resletingnya. Dan saat aku masuk, tadi Clara gak sengaja kepeleset hingga jatuh menimpa badanku dibelakangnya"

Hanya orang bodoh yang akan percaya dengan ucapannya. Logikanya jika Bian masuk ke ruangan ini kenapa bisa Clara jatuh pas di bagian pahanya Bian. Kebohongan yang aneh.

"Oh begitu mas. Ya sudah aku gak papa. Tapi ini apa mas kok merah merah lehermu? apa tadi ada drakula disini? atau vampir? oh iya aku tahu! kemarin aku baca novel tentang nenek lampir, bahwa dia juga bisa hisap darah manusia. Hati hati loh mas" sindir Nayla pada kedua pasangan tak punya otak itu.

"Eh enggak ko Nay. Ini tadi ada nyamuk terus gigit leher mas, jadi mas garuk sampe merah begini" terangnya dengan gelagapan.

"Oh begitu toh mas. Ngomong ngomong nyamuknya besar juga ya, sampe sampe bisa bikin tanda merah leher banyak gitu. Mbak Clara juga sama digigit nyamuknya ya. Nanti aku kasih obat salep dirumah ya"

Tawa ini sangat menyiksaku. Terlihat wajah Bian dan Clara memucat seperti tak ada aliran darah ditubuhnya. Kuacungi jempol kaki pada Nayla. Sebab jika kuacungi dia jempol tangan, Bian dan Clara pasti akan curiga. Apalagi jika ku acungi jempol yang lainnya, mungkin mereka akan membunuhku. Jempol? jempol kaki yang satunya maksudku.

Nayla kini menjadi sangat kuat. Dia tak menujukan kesedihan dihadapan Bian dan Clara. Dia juga sekarang lebih cerdik dalam hal membungkam mulut pelakor dan suaminya yang memiliki telor. Maksudnya stok telor dirumah ya jangan traveling.

"Misi mbak saya mau ketoilet dulu" Clara kini berlalu meninggalkan kami.

Terlihat Bian kini semakin menunduk takit kami hakimi dengan berbagai macam pertanyaan.

"Mas bagaimana kondisi Algi" tanya Nayla.

"Algi sudah lebih sehat sekarang. Kata dokter besok dia bisa pulang" jawab Bian dengan pandangan menatap Algi.

Algi memiliki wajah yang mirip sekali dengan Bian, matanya, hidungnya, bibirnya, semuanya hampir sama. Hanya saja warna kulit dan rambutnya terlihat sangat mirip dengan Clara. Aku tak menyangka bahwa Bian yang kukenal pendiam, ternyata memang diam diam menikah lagi dengan wanita lain. Dia juga diam diam menduakan Nayla dan memiliki anak bersama wanita lain.

"Mas sekarang bisa pulang, Nayla sekarang sudah sama aku disini. Tolong kabari ayah dan ibu bahwa kami bertiga akan menjaga Algi dirumah sakit sampai besok" ucap Bian padaku.

Serakah sekali Bian. Dia ingin diapit oleh dua wanita sekaligus, dasar licik. Aku yang tak rela melihat Nayla jika harus terus bersama dua manusia tak bermoral ini memiliki ide yang sangat cermerlang.

"Gak papa Bian, biar mas disini saja. Kamu pulanglah sama Nayla dan Clara. Kasihan mereka jika harus tinggal dirumah sakit terus"

"Tapi mas , besok mas kan harus pergi ke kantor" jawab Bian dengan cepat.

"Iya mas mas harus pergi kekantor, biarkan aku disini sama Mas Bian saja. Clara kau antar pulang mas." sambung Nayla.

Tak berselang lama Clara pun tiba dirungan ini dan mulai terpancing dengan ide cemerlang yang aku buat.

" Aku gak mau jika harus pergi sama dia. Aku ingin pulang sama Bian saja" rengeknya.

Nayla yang seolah mengerti kini berjalan meuju ranjang tempat Algi dirawat.

"Kalau begitu, ya sudah Mas Bian, Mas Zidan dan Mbak Clara saja yang pulang, aku akan jaga Algi disini sendiri"

Kini giliranku untuk menjawab semua strategi yang kubuat sendiri.

"Jangan Nay, kamu juga pasti lelah. Jadi biarkan aku menemanimu disini dan biarkan Bian juga Clara pulang. Besok pagi kan Algi bisa pulang, jadi Bian dan Clara besok saja kesini lagi. Jangan khawatir, nanti jika Nayla mengantuk aku akan menggantikannya untuk menjaga Algi"

Senyum mengembang diwajah Clara. Diapitnya tangan Bian dan mulai berjalan membereskan barang barang yang dilantai.

"Ya sudah kalau begitu, aku sama Bian pulang dulu ya. Kalian tolong jagain Algi ya, jangan sampai rewel. Susu formula ada didalam tas dan dotnya itu diatas laci. Popok sama baju ganti juga ada didalam tas kok" ucap Clara dengan semangat.

Nasib malang menimpa Algi, ibu kandungnya seolah acuh tak acuh terhadap kesehatannya. Dia lebih mementingkan Bian daripada anaknya sendiri.

"Maaf ya Nay, aku harus pulang duluan. Kau tak apa kan menunggu disini bersama Mas Zidan?" tanya Bian pada Nayla yang kini tengah mengusap lembut pipi Algi.

"Tak apa mas, aku juga suka disini kok. Aku senang bisa menemani Algi, itung itu aku latihan jika nanti memiliki anak"

Kini Bian dan Clara pergi menuju luar ruangan Algi. Diciumnya kening Nayla dengan sangat lama. Hingga beberapa saat kemudian, mereka berjalan menjauh meninggalkanku dan Nayla hanya berdua didalam sini. Maksudku bertiga dengan Algi disini.

Kututup pintu dengan rapat, kubalikan badan dan mulai berteriak girang.

"Yesss!"

"Kau kenapa mas?" tanya Nayla.

"Ini...anu...ini aku sudah dapat kabar dari orang suruhan yang pasang cctv di rumah kita, bahwa tadi siang, mereka sudah pasang kamera kecil disetiap sudut ruangan. Dan pekerjaan mereka sudah beres Nay" jawabku bohong.

Sebenarnya aku senang bisa berdua saja dengan Nayla disini, dan alasan aku berteriak tadi adalah untuk mengungkapkan kebahagiaan ini. Tapi mengenai kamera yang aku pasang memang sungguhan sudah beres. Sebab tadi saat mereka memasang kamera, dirumah sedang tak ada siapapun.

Terpopuler

Comments

Yuli Yuli

Yuli Yuli

orgtua g ada akhlak

2024-04-21

0

Mien Mey

Mien Mey

ciee om zidan otw kutunggu jandamu donk😅

2022-04-02

0

¢ᖱ'D⃤ ̐𝙽❗𝙽 𝙶

¢ᖱ'D⃤ ̐𝙽❗𝙽 𝙶

astaga parah nih pasangan selingkuhan😒

2022-03-28

0

lihat semua
Episodes
1 Rahasia Suamiku
2 Tawaran Kerja Sama
3 Kesepakatan
4 Haruskah Aku Berbagi
5 Berbagi Suami
6 Panik
7 Titik Terang
8 Awal pertemuan
9 Semakin Dekat
10 Senyum Terakhir
11 Penyesalanku
12 Luka
13 Janggal
14 Nayla Berubah
15 Rekaman Cctv
16 Tertawa Bersama
17 Nayla yang Kuat
18 Rasa yang Salah
19 Rahasia Besar Mulai Terbongkar
20 Drama kolosal
21 Pertarungan Hebat
22 Menjadi Aneh
23 Bukti perselingkuhan Ayah
24 Tertangkap Basah
25 Perpisahan
26 Nyaman
27 Ikhlas
28 Pergi
29 Kejutan
30 Skandal Ayah
31 Bukti baru
32 Masalah
33 Terungkap
34 Pembalasan Baru dimulai
35 Kecewa
36 Mahluk halus
37 Keputusan yang sulit
38 Masa Lalu Dan Akan Tetap Seperti Itu
39 Terbukti Bersalah
40 Alasan
41 Hamil?
42 Pulang
43 Berteman
44 Cantik
45 Sidang
46 Bersalah
47 Sadar
48 Perasaan
49 Diusir
50 Kehidupan yang baru
51 Cemburu
52 Persaingan
53 Jodoh
54 Lamaran?
55 Ulang Tahun
56 Ditolak
57 Dijebak
58 Selamat
59 Ikhlas
60 Gugup
61 Kabar bahagia
62 Respon tak baik
63 Acara Lamaram
64 Status lajang
65 Sah
66 Menganggu
67 Bersemangat
68 Selamat atau Tidak
69 Makin memburuk
70 Belum sadar
71 Tamak
72 Siuman
73 Kembali
74 Misi
75 Keputusan
76 Masuk perangkap
77 Berangkat
78 Khawatir
79 Berkenalan
80 Akan Sulit
81 Berangkat
82 Sampai
83 Lancang
84 Dimulai
85 Dapat
86 Bicara
87 Pria misterius
88 Geram
89 Bertanya
90 Terdiam
91 Rinci
92 Rencana apalagi
93 Bimbang
94 Ingin menjadi lebih baik
95 Mengejutkan
96 Tak ada
97 Takut
98 Berontak
99 Tegang
100 Nikita
101 Hitam
102 Kenyataan
103 Syok
104 Mulai Mencari Tahu
105 Petunjuk
106 Kabar Bahagia
107 Bahagia didalam Duka
108 Tahu
109 Datang
110 Kesal
111 Penasaran
112 Misterius
113 Ternyata
114 Mencoba
115 Berhasil
116 Cinta Dalam Diam
117 Panik
118 Tak aman
119 Sampai
120 Ikhlas
121 Tulus
122 Dimakamkan
123 Lemah
124 Sakit?
125 Panik
126 Sadar
127 Meyakinkan
128 Lamaran
129 Mengunjungi
130 Kembali
131 Penasaran
132 Diserang
133 Curiga
134 Dijebak
135 Terkejut
136 Ciri ciri
137 Ragu
138 Tak percaya
139 Arogan
140 Iba
141 Jebakan
142 Permaianan
143 Geram
144 Berubah
145 Menyesal
146 Berpisah
147 Siapa dia
148 Naura
149 Melupakan
150 Setuju
151 Agresif
152 Dekat
153 Marah
154 Bullying
155 Ancaman
156 Undangan ?
157 Egois
158 Mimpi yang harus pupus ?
159 Mencoba menaklukan Hamdi
160 Licik
161 Siapa?
162 Tak menyangka
163 Terluka
164 Langka
165 Tak direstui
166 Rahasia Naura
167 Rekaman
168 mencuri?
169 Membalas
170 Ketar ketir
171 Keguguran?
172 Heran
173 Kembali?
174 Benci
175 Terbongkar
176 Kejutan yang membuat bungkam
177 Tak menyangka
178 Bersiap untuk perceraian
179 Jaminan
180 Basa basi
181 Sesakit ini?
182 Pembalasan
183 Dimulai
184 sisi baik telah pergi
185 Lamaran
186 Pilihan?
187 tamat
Episodes

Updated 187 Episodes

1
Rahasia Suamiku
2
Tawaran Kerja Sama
3
Kesepakatan
4
Haruskah Aku Berbagi
5
Berbagi Suami
6
Panik
7
Titik Terang
8
Awal pertemuan
9
Semakin Dekat
10
Senyum Terakhir
11
Penyesalanku
12
Luka
13
Janggal
14
Nayla Berubah
15
Rekaman Cctv
16
Tertawa Bersama
17
Nayla yang Kuat
18
Rasa yang Salah
19
Rahasia Besar Mulai Terbongkar
20
Drama kolosal
21
Pertarungan Hebat
22
Menjadi Aneh
23
Bukti perselingkuhan Ayah
24
Tertangkap Basah
25
Perpisahan
26
Nyaman
27
Ikhlas
28
Pergi
29
Kejutan
30
Skandal Ayah
31
Bukti baru
32
Masalah
33
Terungkap
34
Pembalasan Baru dimulai
35
Kecewa
36
Mahluk halus
37
Keputusan yang sulit
38
Masa Lalu Dan Akan Tetap Seperti Itu
39
Terbukti Bersalah
40
Alasan
41
Hamil?
42
Pulang
43
Berteman
44
Cantik
45
Sidang
46
Bersalah
47
Sadar
48
Perasaan
49
Diusir
50
Kehidupan yang baru
51
Cemburu
52
Persaingan
53
Jodoh
54
Lamaran?
55
Ulang Tahun
56
Ditolak
57
Dijebak
58
Selamat
59
Ikhlas
60
Gugup
61
Kabar bahagia
62
Respon tak baik
63
Acara Lamaram
64
Status lajang
65
Sah
66
Menganggu
67
Bersemangat
68
Selamat atau Tidak
69
Makin memburuk
70
Belum sadar
71
Tamak
72
Siuman
73
Kembali
74
Misi
75
Keputusan
76
Masuk perangkap
77
Berangkat
78
Khawatir
79
Berkenalan
80
Akan Sulit
81
Berangkat
82
Sampai
83
Lancang
84
Dimulai
85
Dapat
86
Bicara
87
Pria misterius
88
Geram
89
Bertanya
90
Terdiam
91
Rinci
92
Rencana apalagi
93
Bimbang
94
Ingin menjadi lebih baik
95
Mengejutkan
96
Tak ada
97
Takut
98
Berontak
99
Tegang
100
Nikita
101
Hitam
102
Kenyataan
103
Syok
104
Mulai Mencari Tahu
105
Petunjuk
106
Kabar Bahagia
107
Bahagia didalam Duka
108
Tahu
109
Datang
110
Kesal
111
Penasaran
112
Misterius
113
Ternyata
114
Mencoba
115
Berhasil
116
Cinta Dalam Diam
117
Panik
118
Tak aman
119
Sampai
120
Ikhlas
121
Tulus
122
Dimakamkan
123
Lemah
124
Sakit?
125
Panik
126
Sadar
127
Meyakinkan
128
Lamaran
129
Mengunjungi
130
Kembali
131
Penasaran
132
Diserang
133
Curiga
134
Dijebak
135
Terkejut
136
Ciri ciri
137
Ragu
138
Tak percaya
139
Arogan
140
Iba
141
Jebakan
142
Permaianan
143
Geram
144
Berubah
145
Menyesal
146
Berpisah
147
Siapa dia
148
Naura
149
Melupakan
150
Setuju
151
Agresif
152
Dekat
153
Marah
154
Bullying
155
Ancaman
156
Undangan ?
157
Egois
158
Mimpi yang harus pupus ?
159
Mencoba menaklukan Hamdi
160
Licik
161
Siapa?
162
Tak menyangka
163
Terluka
164
Langka
165
Tak direstui
166
Rahasia Naura
167
Rekaman
168
mencuri?
169
Membalas
170
Ketar ketir
171
Keguguran?
172
Heran
173
Kembali?
174
Benci
175
Terbongkar
176
Kejutan yang membuat bungkam
177
Tak menyangka
178
Bersiap untuk perceraian
179
Jaminan
180
Basa basi
181
Sesakit ini?
182
Pembalasan
183
Dimulai
184
sisi baik telah pergi
185
Lamaran
186
Pilihan?
187
tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!