Luka

Tawa dan tangis menjadi satu. Aku menangis karna aku telah gagal menjaga Arumi dari orang jahat yang telah merenggut dirinya dariku. Aku tertawa untuk menertawakan semua takdir hidup yang sudah digariskan Allah padaku.

Sekarang aku hanya sebutir debu yang terhempas dengan bayang bayang masa lalu. Ibu dan Ayah pergi meninggalkanku sewaktu aku kecil, dan sekarang Arumi yang menjadi semangatku hidup nyatanya pergi juga meninggalkanku.

"Siapa yang sudah berbuat semua ini pada Arumiku! Siapa?!" semua orang menatapku dengan iba. Tatapan yang paling kubenci saat masih kecil dulu, kini harus ku alami kembali.

"Arumi sejak kemarin malam hilang dan tak ada siapapun yang menemukannya. Ak...aku kemarin bersama ibu dipanti tapi Arumi pergi dan tak pernah kembali" isak Nayla dihadapanku.

"Bagaimana mungkin kau tak bisa menemukannya, andai saja kau menghubungiku pasti aku akan mencarinya. Mengapa kau seceroboh ini Nay?" aku tak bisa hidup tanpa Arumi. Separuh nyawaku ada bersamanya.

Ibu yang sedari tadi menangis kini mengelus kepalaku dengan lembut, bulir bening selalu saja menetes dari matanya yang sembab.

"Ikhlaskan nak, ini sudah takdir. Jangan pernah menyalahkan siapapun. Kami dipanti sudah mencoba menghubungi ponsel Arumi Namun dia membalas bahwa ada keperluan sebentar, setelah itu ponsel Arumi tak pernah aktif"

Aku yang teringat saat saat kemarin malam bersamanya kini mulai meraung tak terkendali.

"Ini salahku bu, salahku. Jika saja aku tak mengajaknya pergi mungkin Arumi masih hidup. Aku yang telah membuatnya berbohong pada ibu"

Ibu Aisyah dan Nayla kini menatapku. Terlihat kebencian dimata Nayla saat aku mengungkapkan pertemuan diam diamku bersama Arumi.

"Kau apakan Arumi?! Kau itu pria tak punya hati! kau sudah mengambil Arumi dariku dan ibu!" teriaknya padaku.

"Maafkan aku Nay, aku hanya ingi bertemu saja dengan Arumi. Aku hanya ingin memberikannya kalung ini agar dia pakai saat pertunangan kami" aku bersimbuh dihadapan Nayla dan jasad Arumi.

"Sudah cukup. Jangan menyalahkan diri sendiri. Sudah ibu bilang ini mungkin takdir untuk Arumi. Allah lebih sayang Arumi dibandingkan kita. Sekarang kita tunggu polisi dan ambulan untuk membawa jasad Arumi kerumah sakit" sanggah Ibu Aisyah.

Hancur sudah harapanku, impian bahagia kini telah sirna begitu saja. Aku hanya dapat diam dan sesekali menangisi Arumi yang kini pergi meninggalkanku begitu saja. Tak ada kata yang mampu ku ucapkan selain kata maaf saja.

Maaf karna aku yang membuatmu menjadi korban kejahatan sehingga kau tak bisa bernafas.

Polisi datang berserta perawat yang mulai mengangkat tubuh Arumi masuk kedalam ambulan. Tangis Nayla terdengar begitu pilu. Bian yang melihatku hanya bisa diam dan menenangkan Nayla. Kulihat ia menelpon ayah bahkan ibu, namun tak ada satupun yang mau datang kerumah sakit tempat Arumi diotopsi.

Ini memang takdir, namun takdir ini akibat kelalaianku. Jika saja aku tak menurunkannya dipesimpangan mungkin ia takan pernah bertemu dengan orang jahat. Dan jika aku tak memintanya menemuiku mungkin saja hari ini aku bisa memasangkan cincin ditangan lentiknya.

Perawat berlalu lalang melewatiku yang sedang menunggu hasil visum Arumi. Banyak dokter dan polisi bertanya pada Ibu Aisyah dan Nayla. Hingga akhirnya, dokter yang menangani Arumi keluar seraya membawa surat ditangannya.

"Maaf keluarga dari Arumi" sapanya pada ibu.

"Iya dok ada apa?"

"Dari hasil pemeriksaan Arumi mengalami pendarahan hebat dikepala akibat pukulan benda tumpul dan juga cekikan dilehernya. Ada beberapa robekan di area sensitifnya akibat pemaksaan atau bisa dibilang pelecehan" jelas dokter.

Aku yang sedari tadi menatap kosong kearah dokter, kini mulai tertawa dengan keras. Tak bisa kubayangkan Arumi yang polos dan alim, menjadi korban pelecehan dari seorang pria yang tak memiliki hati nurani.

"Hahaha jadi sebelum Arumi meninggal dia dilecehkan terlebih dahulu? Benar benar setan! biadab! akan ku cari orang itu dan menghancurkan hidupnya. Aku takan biarkan dia bernafas lega walaupun hanya sedetik saja"

Dipeluknya tubuhku oleh Ibu Aisyah, wanita paruh baya yang sudah kuanggap ibu sendiri kini menangis dipelukanku. Hancur, benar benar hancur. Aku yang hanya tahu Arumi jadi korban pembunuhan, kini harus mendengarkan pernyataan bahwa mahkota yang ia jaga selama ini diambil paksa oleh orang tak bertanggung jawab.

"Sekarang bapak bisa ikut kami ke kantor polisi untuk memberikan keterangan mengenai malam sebelum nona Arumi dibunuh" ucap polisi padaku.

Kuhapus kasar air mata ini, kuikuti langkah kaki pria berseragam coklat yang saat ini ada didepanku. Bian yang sedari tadi menemaniku kusuruh pulang agar dia memberikan kabar kepada keluarga besarnya supaya bisa membantu proses pemakaman Arumi besok.

Siang berganti malam, kepalaku terasa sangat sakit. Aku yang sedari pagi belum makan tak merasakan lapar bahkan haus sekalipun. Pertanyaan demi pertanyaan yang ditanyakan petugas, kujawab dengan jujur agar semua penyelidikan bisa selesai.

"Pak ini barang bukti yang kami temukan di TKP" salah satu polisi masuk untuk menyerahkan semua barang barang yang terakhir kali Arumi pakai.

Terlihat jelas bungkusan plastik, berisi gamis biru yang ia kenakan saat bertemu denganku, bunga mawar yang sudah layu dan dilumuri percikan darah, hingga sendal yang sudah rusak pun ada. Kupalingkan muka agar tak melihat lebih jelas gamis yang berlumuran darah dan sudah terkoyak paksa. Tanpa kusadari, liontin ibu yang digenggam Arumi pun ada didalam kantong plastik transparan.

"Pak apakah boleh saya minta liontin itu. Itu adalah pemberian ibu saya, yang sengaja saya berikan pada Arumi" aku memelas pada petugas yang berdiri dihadapanku.

"Maaf pak, ini akan menjadi barang bukti yang akan kami telusuri. Jika ini sangat berharga bagi bapa, tunggu proses penyelidikan selesai sebab siapa tahu pada liontin ini terdapat sidik jari pelaku. Insyaallah saya akan meminta ijin terlebih dahulu pada atasan apakah bisa barang ini kembali pada bapak saat penyelidikan sudah selesai"

"Terimakasih pak, terimakasih. Saya mohon tolong usahakan agar liontin itu bisa dikembalikan pada saya. Terlalu banyak kenangan saya bersama almarhumah ibu dan itulah barang yang terakhir Arumi pakai"

Malam kian merangkak, tak ada satupun keluargaku yang datang kesini. Bahkan saat aku dirumah sakit ayah dan ibu tak ada untuk menenangkan jiwaku yang sudah goyah. Aku mungkin bisa gila jika terus saja begini.

Kulangkahkan kaki menuju gerbang rumah, senyap dan sepi kurasakan. Jas yang kupakai kini kusut tak berbentuk. Wangi parfum kini berganti dengan bau lumpur dan air sungai.

Hari ini bumi menentang niat baikku, mulai detik ini aku takan pernah bergantung lagi pada cinta dan pengharapan. Senyum yang selalu kurindu, suara yang menyentuh kalbu hilang bersaaman dengan tangis haru.

"Ahhhhhhh!" Sekencang mungkin aku berteriak dikeheningan malam. Sesak yang kurasakan takan pernah bisa terbayarkan.

"Mengapa kau tega Arumi! mengapa kau sama seperti ibu dan ayah?! kau sudah berjanji takan pernah meninggalkanku. Tapi kau bohong! kau bohong Arumi !"

"Aku yang menjadikanmu haluan hidupku, menjadikanmu sebagai harapan untukku dengan kegagalanku menjagamu, kau marah dan pergi meninggalkanku seorang diri didunia yang jahat ini! mengapa kau begitu tega?! kau marah? kau kesal? kau bisa memukulku ataupun membunuhku! tapi kumohon kembalilah!" lirihku.

Hujan kembali mengguyur tubuhku, aku yang luruh didepan pagar rumah hanya bisa menatap nyalang pada pintu putih disebrang sana. Tak ada satu orangpun yang peduli dengan lukaku ini. Mereka hanya perduli dengan aset dan harta yang aku punya. Tak ada sandaran untuk aku mengadu. Tak ada tempat untuk aku mencurahkan semua kesedihanku.

Terpopuler

Comments

Yuli Yuli

Yuli Yuli

apa mgkn pembunuhan orgtuanya Zidan SM Arumi org yg sm krna g mau khlangan hartanya Zidan JD membunuh yg brhbungan dgn zidan

2024-04-18

0

Wien Narti

Wien Narti

mestinya kl udah ngg balik" lgsg telp zidan.in udah sehari mlh ngg telp...

2022-03-19

1

Ika Junaedi

Ika Junaedi

Habiskan org2 jahat thor...

2022-03-13

0

lihat semua
Episodes
1 Rahasia Suamiku
2 Tawaran Kerja Sama
3 Kesepakatan
4 Haruskah Aku Berbagi
5 Berbagi Suami
6 Panik
7 Titik Terang
8 Awal pertemuan
9 Semakin Dekat
10 Senyum Terakhir
11 Penyesalanku
12 Luka
13 Janggal
14 Nayla Berubah
15 Rekaman Cctv
16 Tertawa Bersama
17 Nayla yang Kuat
18 Rasa yang Salah
19 Rahasia Besar Mulai Terbongkar
20 Drama kolosal
21 Pertarungan Hebat
22 Menjadi Aneh
23 Bukti perselingkuhan Ayah
24 Tertangkap Basah
25 Perpisahan
26 Nyaman
27 Ikhlas
28 Pergi
29 Kejutan
30 Skandal Ayah
31 Bukti baru
32 Masalah
33 Terungkap
34 Pembalasan Baru dimulai
35 Kecewa
36 Mahluk halus
37 Keputusan yang sulit
38 Masa Lalu Dan Akan Tetap Seperti Itu
39 Terbukti Bersalah
40 Alasan
41 Hamil?
42 Pulang
43 Berteman
44 Cantik
45 Sidang
46 Bersalah
47 Sadar
48 Perasaan
49 Diusir
50 Kehidupan yang baru
51 Cemburu
52 Persaingan
53 Jodoh
54 Lamaran?
55 Ulang Tahun
56 Ditolak
57 Dijebak
58 Selamat
59 Ikhlas
60 Gugup
61 Kabar bahagia
62 Respon tak baik
63 Acara Lamaram
64 Status lajang
65 Sah
66 Menganggu
67 Bersemangat
68 Selamat atau Tidak
69 Makin memburuk
70 Belum sadar
71 Tamak
72 Siuman
73 Kembali
74 Misi
75 Keputusan
76 Masuk perangkap
77 Berangkat
78 Khawatir
79 Berkenalan
80 Akan Sulit
81 Berangkat
82 Sampai
83 Lancang
84 Dimulai
85 Dapat
86 Bicara
87 Pria misterius
88 Geram
89 Bertanya
90 Terdiam
91 Rinci
92 Rencana apalagi
93 Bimbang
94 Ingin menjadi lebih baik
95 Mengejutkan
96 Tak ada
97 Takut
98 Berontak
99 Tegang
100 Nikita
101 Hitam
102 Kenyataan
103 Syok
104 Mulai Mencari Tahu
105 Petunjuk
106 Kabar Bahagia
107 Bahagia didalam Duka
108 Tahu
109 Datang
110 Kesal
111 Penasaran
112 Misterius
113 Ternyata
114 Mencoba
115 Berhasil
116 Cinta Dalam Diam
117 Panik
118 Tak aman
119 Sampai
120 Ikhlas
121 Tulus
122 Dimakamkan
123 Lemah
124 Sakit?
125 Panik
126 Sadar
127 Meyakinkan
128 Lamaran
129 Mengunjungi
130 Kembali
131 Penasaran
132 Diserang
133 Curiga
134 Dijebak
135 Terkejut
136 Ciri ciri
137 Ragu
138 Tak percaya
139 Arogan
140 Iba
141 Jebakan
142 Permaianan
143 Geram
144 Berubah
145 Menyesal
146 Berpisah
147 Siapa dia
148 Naura
149 Melupakan
150 Setuju
151 Agresif
152 Dekat
153 Marah
154 Bullying
155 Ancaman
156 Undangan ?
157 Egois
158 Mimpi yang harus pupus ?
159 Mencoba menaklukan Hamdi
160 Licik
161 Siapa?
162 Tak menyangka
163 Terluka
164 Langka
165 Tak direstui
166 Rahasia Naura
167 Rekaman
168 mencuri?
169 Membalas
170 Ketar ketir
171 Keguguran?
172 Heran
173 Kembali?
174 Benci
175 Terbongkar
176 Kejutan yang membuat bungkam
177 Tak menyangka
178 Bersiap untuk perceraian
179 Jaminan
180 Basa basi
181 Sesakit ini?
182 Pembalasan
183 Dimulai
184 sisi baik telah pergi
185 Lamaran
186 Pilihan?
187 tamat
Episodes

Updated 187 Episodes

1
Rahasia Suamiku
2
Tawaran Kerja Sama
3
Kesepakatan
4
Haruskah Aku Berbagi
5
Berbagi Suami
6
Panik
7
Titik Terang
8
Awal pertemuan
9
Semakin Dekat
10
Senyum Terakhir
11
Penyesalanku
12
Luka
13
Janggal
14
Nayla Berubah
15
Rekaman Cctv
16
Tertawa Bersama
17
Nayla yang Kuat
18
Rasa yang Salah
19
Rahasia Besar Mulai Terbongkar
20
Drama kolosal
21
Pertarungan Hebat
22
Menjadi Aneh
23
Bukti perselingkuhan Ayah
24
Tertangkap Basah
25
Perpisahan
26
Nyaman
27
Ikhlas
28
Pergi
29
Kejutan
30
Skandal Ayah
31
Bukti baru
32
Masalah
33
Terungkap
34
Pembalasan Baru dimulai
35
Kecewa
36
Mahluk halus
37
Keputusan yang sulit
38
Masa Lalu Dan Akan Tetap Seperti Itu
39
Terbukti Bersalah
40
Alasan
41
Hamil?
42
Pulang
43
Berteman
44
Cantik
45
Sidang
46
Bersalah
47
Sadar
48
Perasaan
49
Diusir
50
Kehidupan yang baru
51
Cemburu
52
Persaingan
53
Jodoh
54
Lamaran?
55
Ulang Tahun
56
Ditolak
57
Dijebak
58
Selamat
59
Ikhlas
60
Gugup
61
Kabar bahagia
62
Respon tak baik
63
Acara Lamaram
64
Status lajang
65
Sah
66
Menganggu
67
Bersemangat
68
Selamat atau Tidak
69
Makin memburuk
70
Belum sadar
71
Tamak
72
Siuman
73
Kembali
74
Misi
75
Keputusan
76
Masuk perangkap
77
Berangkat
78
Khawatir
79
Berkenalan
80
Akan Sulit
81
Berangkat
82
Sampai
83
Lancang
84
Dimulai
85
Dapat
86
Bicara
87
Pria misterius
88
Geram
89
Bertanya
90
Terdiam
91
Rinci
92
Rencana apalagi
93
Bimbang
94
Ingin menjadi lebih baik
95
Mengejutkan
96
Tak ada
97
Takut
98
Berontak
99
Tegang
100
Nikita
101
Hitam
102
Kenyataan
103
Syok
104
Mulai Mencari Tahu
105
Petunjuk
106
Kabar Bahagia
107
Bahagia didalam Duka
108
Tahu
109
Datang
110
Kesal
111
Penasaran
112
Misterius
113
Ternyata
114
Mencoba
115
Berhasil
116
Cinta Dalam Diam
117
Panik
118
Tak aman
119
Sampai
120
Ikhlas
121
Tulus
122
Dimakamkan
123
Lemah
124
Sakit?
125
Panik
126
Sadar
127
Meyakinkan
128
Lamaran
129
Mengunjungi
130
Kembali
131
Penasaran
132
Diserang
133
Curiga
134
Dijebak
135
Terkejut
136
Ciri ciri
137
Ragu
138
Tak percaya
139
Arogan
140
Iba
141
Jebakan
142
Permaianan
143
Geram
144
Berubah
145
Menyesal
146
Berpisah
147
Siapa dia
148
Naura
149
Melupakan
150
Setuju
151
Agresif
152
Dekat
153
Marah
154
Bullying
155
Ancaman
156
Undangan ?
157
Egois
158
Mimpi yang harus pupus ?
159
Mencoba menaklukan Hamdi
160
Licik
161
Siapa?
162
Tak menyangka
163
Terluka
164
Langka
165
Tak direstui
166
Rahasia Naura
167
Rekaman
168
mencuri?
169
Membalas
170
Ketar ketir
171
Keguguran?
172
Heran
173
Kembali?
174
Benci
175
Terbongkar
176
Kejutan yang membuat bungkam
177
Tak menyangka
178
Bersiap untuk perceraian
179
Jaminan
180
Basa basi
181
Sesakit ini?
182
Pembalasan
183
Dimulai
184
sisi baik telah pergi
185
Lamaran
186
Pilihan?
187
tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!