Haruskah Aku Berbagi

Detak jantung yang tak beraturan. Nafas yang kini mulai tercekat, membuatku seakan tak memiliki tulang untuk berdiri.

"Hai sayang darimana saja? dan kenapa kau bisa bersama Mas Zidan?" tanya seorang pria yang kini telah membuatku hancur.

"Aku kebetulan bertemu dengan Mas Zidan dijalan saat pulang dari panti. Siapa dia mas? kenapa ada dia disini? apakah dia juga salah satu keluargamu ? mengapa kau tak pernah mengenalkannya padaku?" tanpa jeda aku bertanya padanya. Terlihat jelas dia bingung dan gugup untuk menjawab semua pertanyaanku.

"Dia adalah Clara. Wanita cantik dan pintar, dia adalah sepupu jauh Bian dari kakak nenekku" potong ibu.

"Tapi aku juga tak pernah tahu dia adalah keluarga. Lagi pula untuk apa dia dirumah ini?" ucap Mas Zidan dengan datar.

"Diam kau Zidan. Jangan ikut bicara! kau itu hanya bisa ikut campur" sela ayah.

"Oh aku lupa, maksudku untuk apa wanita ini ada dirumahku. Rumahku bukan tempat mengungsi apalagi untuk orang yang tak aku kenal"

"Jaga bicaramu Zidan ! kau ini anak tak punya sopan santun!" dengan dada yang naik turun ayah mencoba menahan amarah.

Aku, Siska, Ibu dan Mas Bian hanya terdiam. Beda halnya dengan wanita dihadapanku, dia mulai menangis dan melangkah pergi menuju pintu.

"Jika anda tak mau saya tinggal disini baiklah. Lagi pula saya cuman mau menumpang sebentar disini, suami saya sedang pergi bekerja dan dirumah saya cuman berdua dengan anak saya yang masih bayi. Saya takut dengan mantan pacar saya. Dia selalu meneror rumah saya" bulir bening membasahi pipinya yang mulus.

Suatu pemandangan yang membuatku berdenyut nyeri, ketika Mas Bian memeluk istri keduanya dihadapanku. Tepat dihadapanku.

"Mas Zidan izinkan dia tinggal disini, kasihan malam malam gini bayi harus kena imbasnya. Lagi pula ada kamar kosong didekat dapurkan. Kau tak apakan tinggal dikamar belakang? disana akan kubereskan terlebih dahulu supaya kau nyaman" aku pun ikut berbicara setelah kurasa situasi kian memanas.

"Eh.. ko disuruh dikamar belakang sih. Kamu aja yang dibelakang, Mba Clara tinggal dikamar Mas Bian aja , kasian bayi harus tinggal dikamar kecil apalagi gak ada AC nya" sanggah Siska.

Dengan cepat Ibu mencubit lengan Siska disertai sandiwaranya yang lain.

"Ngomong apa sih kamu Siska. Kalau Nayla disuruh tinggal dibelakang, otomatis Bian juga harus ikut tidur disana. Kan dia suaminya"

"Sudah cepat kau ambil barang barangmu kebelakang, aku lelah tak ingin mendengarkan ocehan tak jelas kalian" Mas Zidan pun berlalu. Meninggalkanku yang kini bersama para keluarganya yang merupakan aktris terkenal dengan drama yang sangat memukau.

Kuhampiri bayi yang berada dipangkuan Clara seraya mengusap lembut kepala dan pipinya. Disatu sisi aku kasihan dan merasa senang sebab ada bayi dirumah ini walaupun dia bukan anak yang keluar dari rahimku. Disatu sisi hatiku merasa sakit ketika membayangkan setiap sentuhan yang Mas Bian lakukan pada Clara.

"Uhh lucunya, namanya siapa mba?" tanyaku pada Clara.

"Namanya Algi Maharaja mba"

"Ganteng ya mba mirip Mas Bian" ucapku dengan spontan.

Terdengar suara batuk dari Mas Bian dan juga dari Clara. Memang pasangan serasi, sampai batukpun harus berbarengan.

"Kenapa kalian bisa batuk? aku hanya berkata bahwa Algi ini sangat tampan seperti kau. Mas Bian kan pamannya Algi jadi wajar kalau ada miripnya dengan keponakan" sanggahku.

"Sudah jangan terus diajak ngobrol kasihan tuh Algi udah ngantuk. Nayla cepat bereskan kamar dibelakang! buat kamarnya nyaman, jangan sampai Algi tak betah tinggal disini" dengan satu dorongan pada bahuku, ibu menyuruhku untuk mempersiapkan kamar yang akan ditinggali oleh maduku.

Malam kian beranjak, tak terasa kini kusudah berada dikamar yang mungkin tak lama lagi akan menjadi tempat yang sama untuk ibu dari anak suamiku.

"Nay" bisik Mas Bian lembut ditelingaku

Kuhiraukan panggilan lembutnya, rasanya hidupku kini sudah tak ada tumpuan lagi. Pria yang kuanggap bisa menjadi tempat berlindung kini menjadi sandaran wanita lain. Pria yang dulu ku harap bisa menjadi tempat curahan kasih seorang ayah yang tak pernah kudapat, kini menjadi rumah bagi seorang anak dari wanita lain.

Kupejamkan mata dengan rapat, sakit dihati ini tak bisa diungkapkan dengan kata kata. Air mata yang sedari tadi mengalir deras takan pernah bisa mengurangi rasa sakit penghianatan dari pria yang sangat kucintai.

"Kau tidur Nay? "

Tak ku jawab pertanyaan Mas Bian. Posisi tidurku kini tengah membelakanginya hingga dia tak tahu bahwa aku tengah merasa kasihan pada diriku sendiri.

Tak berselang lama, kurasa ada pergerakan dibelakangku. Mas Bian kini beranjak dari tempat tidur dan pergi keluar dari kamar. Ku tahu bahwa mungkin dia akan pergi meuju wanita yang telah melahirkan seorang putra yang dia dambakan.

Perlahan kuikuti langkah kaki Mas Bian yang kini berada tepat didepan pintu kamar Clara. Terdengar obrolan diantara mereka yang tengah membicarakanku.

"Mas bisa bisanya ya kamu enak enakan tidur sama wanita yang tak jelas asal usulnya"

"Pelankan suaramu Clara, nanti ada yang dengar. Lagi pula dia itu istriku, istri yang sangat kucintai. Kau tak boleh seenaknya berkata buruk tentang Nayla"

"Oh jadi Mas bela wanita itu. Baik, akan ku adukan pada ayah"

"Kau ini, dikit dikit ngadu sama ayah. Kau ini kunikahi sebab ayah yang meminta cucu, dan kau ini dipilih oleh ayah untuk menjadi istriku. Aku cinta kau dan Algi. Tapi kau juga tak boleh berkata hal buruk tentang Nayla. Dia cinta pertamaku dan kau tahu itu"

"Cinta saja tak cukup mas. Jika kini kau bagi cinta dan raga pada wanita lain" gumamku dalam hati.

Entah berapa lama aku berdiri mendengarkan percakapan mereka. Hingga terlihat Mas Zidan tengah berjalan kearahku.

"Kau sedang apa" bisiknya.

Kutarik lengan kaka iparku dengan cepat. Terlihat dia begitu terkejut sebab untuk pertama kalinya aku menyentuh tangannya. Saat kurasa jarak kami dan kamar Clara terasa cukup jauh kini aku mulai mengatakan semuanya pada Mas Zidan.

"Jadi itu sebabnya kau menguping dikamar istri kedua suamimu. Hapus dulu air matamu. Kau tahu wajahmu sangat jelek, sekarang kau malah menangis. Terlihat sekali jika kau sudah tua bila terus menangis" dengan tawa mengejek dia memberikan satu pack tisu kearahku.

Tak kuhiraukan kata katanya, sebab aku percaya bahwa wajahku tak begitu buruk.

"Kau jahat sekali, kesepakatan yang kita buat tidak termasuk dengan penghinaanmu mas. Kalau begitu kesepakatan kita batal. Sekarang aku lebih mudah mencari informasi Clara dirumah ini dan tak butuh bantuanmu"

"Perjanjian kita tak bisa batal. Kau harus membayar semua uang yang telah kukeluarkan untuk membayar Hamdi beserta ongkos bensin dan makan direstoran kemarin" sanggahnya.

Dia tahu, mana mungkin aku memiliki uang banyak untuk mengganti semua itu. Lagi pula aku juga hanya bercanda untuk membalas pengihinaannya. Jujur saja baru kali ini dia mulai mau bercanda bersamaku tanpa ada Arumi diantara kami. Sejak dulu saat Mas Zidan dan Arumi sering bertemu, aku selalu ikut untuk menjadi penjaga Arumi agar tak ada setan diantaranya. Eh tunggu. Apakah aku termasuk yang dimaksud orang ketiga sebab ada kata kata bahwa jika ada perempuan dan laki laki yang bukan muhrim berdua, akan ada setan diantaranya. Tapi selama Arumi dan Mas Zidan berduaan selalu ada aku diantaranya. Jadi aku...

Terpopuler

Comments

Pisces97

Pisces97

sepertinya Zidan mencintai Nayla makanya setiap pertemuan selalu bertiga...
kalau sama Arumi mungkin sayang sekedar sebagai adik kakak

2024-07-06

0

Yuli Yuli

Yuli Yuli

Bru mnikah 1 THN kok Uda dtutut soal cucu, alasan aja ayahmu bian

2024-04-17

0

Yully Produsen

Yully Produsen

Good Zidan, ambil berlian itu bila sdh terlepas dr pemiliknya,Jadikan día ratumu, rebut kembali aset klrgamu yg dikuasain klrgane Bian

2022-03-28

1

lihat semua
Episodes
1 Rahasia Suamiku
2 Tawaran Kerja Sama
3 Kesepakatan
4 Haruskah Aku Berbagi
5 Berbagi Suami
6 Panik
7 Titik Terang
8 Awal pertemuan
9 Semakin Dekat
10 Senyum Terakhir
11 Penyesalanku
12 Luka
13 Janggal
14 Nayla Berubah
15 Rekaman Cctv
16 Tertawa Bersama
17 Nayla yang Kuat
18 Rasa yang Salah
19 Rahasia Besar Mulai Terbongkar
20 Drama kolosal
21 Pertarungan Hebat
22 Menjadi Aneh
23 Bukti perselingkuhan Ayah
24 Tertangkap Basah
25 Perpisahan
26 Nyaman
27 Ikhlas
28 Pergi
29 Kejutan
30 Skandal Ayah
31 Bukti baru
32 Masalah
33 Terungkap
34 Pembalasan Baru dimulai
35 Kecewa
36 Mahluk halus
37 Keputusan yang sulit
38 Masa Lalu Dan Akan Tetap Seperti Itu
39 Terbukti Bersalah
40 Alasan
41 Hamil?
42 Pulang
43 Berteman
44 Cantik
45 Sidang
46 Bersalah
47 Sadar
48 Perasaan
49 Diusir
50 Kehidupan yang baru
51 Cemburu
52 Persaingan
53 Jodoh
54 Lamaran?
55 Ulang Tahun
56 Ditolak
57 Dijebak
58 Selamat
59 Ikhlas
60 Gugup
61 Kabar bahagia
62 Respon tak baik
63 Acara Lamaram
64 Status lajang
65 Sah
66 Menganggu
67 Bersemangat
68 Selamat atau Tidak
69 Makin memburuk
70 Belum sadar
71 Tamak
72 Siuman
73 Kembali
74 Misi
75 Keputusan
76 Masuk perangkap
77 Berangkat
78 Khawatir
79 Berkenalan
80 Akan Sulit
81 Berangkat
82 Sampai
83 Lancang
84 Dimulai
85 Dapat
86 Bicara
87 Pria misterius
88 Geram
89 Bertanya
90 Terdiam
91 Rinci
92 Rencana apalagi
93 Bimbang
94 Ingin menjadi lebih baik
95 Mengejutkan
96 Tak ada
97 Takut
98 Berontak
99 Tegang
100 Nikita
101 Hitam
102 Kenyataan
103 Syok
104 Mulai Mencari Tahu
105 Petunjuk
106 Kabar Bahagia
107 Bahagia didalam Duka
108 Tahu
109 Datang
110 Kesal
111 Penasaran
112 Misterius
113 Ternyata
114 Mencoba
115 Berhasil
116 Cinta Dalam Diam
117 Panik
118 Tak aman
119 Sampai
120 Ikhlas
121 Tulus
122 Dimakamkan
123 Lemah
124 Sakit?
125 Panik
126 Sadar
127 Meyakinkan
128 Lamaran
129 Mengunjungi
130 Kembali
131 Penasaran
132 Diserang
133 Curiga
134 Dijebak
135 Terkejut
136 Ciri ciri
137 Ragu
138 Tak percaya
139 Arogan
140 Iba
141 Jebakan
142 Permaianan
143 Geram
144 Berubah
145 Menyesal
146 Berpisah
147 Siapa dia
148 Naura
149 Melupakan
150 Setuju
151 Agresif
152 Dekat
153 Marah
154 Bullying
155 Ancaman
156 Undangan ?
157 Egois
158 Mimpi yang harus pupus ?
159 Mencoba menaklukan Hamdi
160 Licik
161 Siapa?
162 Tak menyangka
163 Terluka
164 Langka
165 Tak direstui
166 Rahasia Naura
167 Rekaman
168 mencuri?
169 Membalas
170 Ketar ketir
171 Keguguran?
172 Heran
173 Kembali?
174 Benci
175 Terbongkar
176 Kejutan yang membuat bungkam
177 Tak menyangka
178 Bersiap untuk perceraian
179 Jaminan
180 Basa basi
181 Sesakit ini?
182 Pembalasan
183 Dimulai
184 sisi baik telah pergi
185 Lamaran
186 Pilihan?
187 tamat
Episodes

Updated 187 Episodes

1
Rahasia Suamiku
2
Tawaran Kerja Sama
3
Kesepakatan
4
Haruskah Aku Berbagi
5
Berbagi Suami
6
Panik
7
Titik Terang
8
Awal pertemuan
9
Semakin Dekat
10
Senyum Terakhir
11
Penyesalanku
12
Luka
13
Janggal
14
Nayla Berubah
15
Rekaman Cctv
16
Tertawa Bersama
17
Nayla yang Kuat
18
Rasa yang Salah
19
Rahasia Besar Mulai Terbongkar
20
Drama kolosal
21
Pertarungan Hebat
22
Menjadi Aneh
23
Bukti perselingkuhan Ayah
24
Tertangkap Basah
25
Perpisahan
26
Nyaman
27
Ikhlas
28
Pergi
29
Kejutan
30
Skandal Ayah
31
Bukti baru
32
Masalah
33
Terungkap
34
Pembalasan Baru dimulai
35
Kecewa
36
Mahluk halus
37
Keputusan yang sulit
38
Masa Lalu Dan Akan Tetap Seperti Itu
39
Terbukti Bersalah
40
Alasan
41
Hamil?
42
Pulang
43
Berteman
44
Cantik
45
Sidang
46
Bersalah
47
Sadar
48
Perasaan
49
Diusir
50
Kehidupan yang baru
51
Cemburu
52
Persaingan
53
Jodoh
54
Lamaran?
55
Ulang Tahun
56
Ditolak
57
Dijebak
58
Selamat
59
Ikhlas
60
Gugup
61
Kabar bahagia
62
Respon tak baik
63
Acara Lamaram
64
Status lajang
65
Sah
66
Menganggu
67
Bersemangat
68
Selamat atau Tidak
69
Makin memburuk
70
Belum sadar
71
Tamak
72
Siuman
73
Kembali
74
Misi
75
Keputusan
76
Masuk perangkap
77
Berangkat
78
Khawatir
79
Berkenalan
80
Akan Sulit
81
Berangkat
82
Sampai
83
Lancang
84
Dimulai
85
Dapat
86
Bicara
87
Pria misterius
88
Geram
89
Bertanya
90
Terdiam
91
Rinci
92
Rencana apalagi
93
Bimbang
94
Ingin menjadi lebih baik
95
Mengejutkan
96
Tak ada
97
Takut
98
Berontak
99
Tegang
100
Nikita
101
Hitam
102
Kenyataan
103
Syok
104
Mulai Mencari Tahu
105
Petunjuk
106
Kabar Bahagia
107
Bahagia didalam Duka
108
Tahu
109
Datang
110
Kesal
111
Penasaran
112
Misterius
113
Ternyata
114
Mencoba
115
Berhasil
116
Cinta Dalam Diam
117
Panik
118
Tak aman
119
Sampai
120
Ikhlas
121
Tulus
122
Dimakamkan
123
Lemah
124
Sakit?
125
Panik
126
Sadar
127
Meyakinkan
128
Lamaran
129
Mengunjungi
130
Kembali
131
Penasaran
132
Diserang
133
Curiga
134
Dijebak
135
Terkejut
136
Ciri ciri
137
Ragu
138
Tak percaya
139
Arogan
140
Iba
141
Jebakan
142
Permaianan
143
Geram
144
Berubah
145
Menyesal
146
Berpisah
147
Siapa dia
148
Naura
149
Melupakan
150
Setuju
151
Agresif
152
Dekat
153
Marah
154
Bullying
155
Ancaman
156
Undangan ?
157
Egois
158
Mimpi yang harus pupus ?
159
Mencoba menaklukan Hamdi
160
Licik
161
Siapa?
162
Tak menyangka
163
Terluka
164
Langka
165
Tak direstui
166
Rahasia Naura
167
Rekaman
168
mencuri?
169
Membalas
170
Ketar ketir
171
Keguguran?
172
Heran
173
Kembali?
174
Benci
175
Terbongkar
176
Kejutan yang membuat bungkam
177
Tak menyangka
178
Bersiap untuk perceraian
179
Jaminan
180
Basa basi
181
Sesakit ini?
182
Pembalasan
183
Dimulai
184
sisi baik telah pergi
185
Lamaran
186
Pilihan?
187
tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!