Bab 20. Banyak istighfar

🍀🍀🍀

Ayah beri aku kekuatan yah..

"Walaupun mama mau bicara seperti apapun juga, saya tetap menanti mama," ucap Amayra percaya diri.

"Cuih! Punya menantu anak tukang sampah seperti mu?" Nilam berdiri dan menatap jijik menantunya itu. Tak cukup menatap nya, dia bahkan menghinanya.

"Bukankah kak Satria suamiku adalah anak mama, itu artinya saya adalah menantu mama. Mohon bantuannya ma, saya akan berusaha menjadi menantu yang baik untuk keluarga ini.." Amayra menundukkan kepalanya dengan sopan di depan wanita sombong itu.

"Hah! Terserah kamu saja!" Nilam meninggalkan Amayra dengan kesal. Nilam pergi entah kemana.

Sungguh tidak tahu malu wanita kampung ini! Dia pasti telah menjebak Bram sehingga tidur dengan dia. Tidak mungkin Bram anakku yang sempurna dalam segala hal, akan tidur dengan sampah liar yang ada di luar. Sudah jelas kalau Alexis menantu idaman keluarga ku adalah berlian.

"Astaghfirullahal 'adziim, sabar kan hatiku ya Allah..," Amayra menelan kepahitan hinaan dari mertuanya. Dia ingat kata-kata ayahnya bahwa dia tidak boleh melawan yang lebih tua.

Ingat ya nak, kamu tidak boleh melawan orang yang lebih tua..kamu tidak boleh membantah omongan mertua atau suamimu. Karena mulai sekarang dan seterusnya mereka akan menjadi keluarga mu..hormati mereka seperti kamu menghormat ayah nak..

"Ayah, semoga aku bisa sabar.. doakan aku yah," Amayra teringat ayahnya.

Setelah itu Amayra pergi ke kamarnya yang akan dia tempati bersama Satria. Kamar yang luas dan bersih, banyak buku berjejer di lemari itu. Terutama buku tentang medis.

"Woah.. banyak sekali buku-buku nya," Amayra takjub melihat rak yang penuh buku-buku itu, dia tertarik pada buku. Ya, dia memang di juluki kutu buku.

Satria melihat ketertarikan Amayra terhadap buku," Kamu suka baca buku?"

"Iya kak, aku suka sekali.. tapi sekarang seperti nya aku tidak bisa,"

"Kenapa?"

"Aku sudah tidak sekolah lagi," Amayra duduk di sofa yang ada disana.

"Memang kenapa kalau sudah tidak sekolah lagi? Memangnya ada larangan untuk membaca buku? Kamu bebas membaca buku sebanyak apapun yang kamu mau," Satria mengambilkan salah satu buku di rak bukunya dan menyerahkan buku itu pada Amayra.

Buku yang diserahkan nya adalah buku tentang motivasi belajar. Amayra memegang buku itu dengan hati yang sedih. Dia jadi teringat suasana belajar di sekolah.

Satria juga menyayangkan karena Amayra harus putus sekolah di usia muda, apalagi tinggal 2 bulan lagi menuju ujian nasional. Amayra di keluarkan dari sekolahnya dengan cara yang tidak hormat. Pasti hatinya sakit.

"Kamu bisa meneruskan sekolah mu. Kamu bisa mengambil paket, walau ijazahnya berbeda dengan ijazah sekolah pada umumnya," Satria memberitahu Amayra tentang kejar paket.

"Ya aku tau kak, makasih..," Amayra tersenyum lembut pada pria itu.

Kenapa dia tersenyum seperti itu?

"Pokoknya lakukan apapun yang kamu di rumah ini. Maaf, aku tidak akan selalu ada di rumah, dan hari ini juga aku tidak bisa mengantar kamu ke dokter kandungan," jelas Satria.

"Kenapa kak?" tanya Amayra heran.

"Minggu ini aku sibuk di rumah sakit," jawab Satria tanpa basa-basi.

"Iya gak apa-apa," jawab Amayra sambil tersenyum. Dia paham betul bagaimana sibuknya bekerja di rumah sakit.

"Ya, sekarang pun aku harus pergi.. karena ada masalah dengan pasienku di rumah sakit," Satria memberitahu Amayra kemana dia akan pergi dan kenapa dia harus pergi.

"Iya kak, kakak jangan lupa makan ya," ucap Amayra mengingatkan.

"Oh ya, kalau ada apa-apa kamu bisa menelpon ku. Mana ponselmu? Aku akan masukkan nomor ku!" Satria menadahkan tangan nya.

"Maaf tapi aku gak punya ponsel,"

"Hah? Apa? Serius? Kamu gak punya ponsel?" Satria tidak percaya dengan jawaban Amayra. Pada zaman sekarang mana ada yang tidak punya ponsel.

"Iya gak punya, aku pernah sih mau dibelikan ponsel sama ayahku. Tapi, aku rasa itu gak penting," Amayra berbicara dengan wajah polosnya.

"Baiklah, ya sudah...kalau ada apa-apa telpon saja lewat telpon rumah," ucap Satria sambil menepuk keningnya.

Tidak bisa dipercaya kalau anak zaman sekarang tidak punya ponsel.

Satria pamit pergi kepada Amayra, dengan sopan Amayra mencium tangan suaminya layaknya seorang istri. Satria dan Amayra sama-sama gugup dengan apa yang mereka lakukan. Sementara Nilam hanya menatap mereka dengan sinis.

Nilam terlihat tidak peduli pada Amayra maupun Satria. Dia hanya menikmati waktu bersantai nya di rumah. Ketika Satria sudah pergi dari rumah, Nilam menghampiri Amayra yang sedang membereskan bajunya di lemari baju milik Satria.

"Ada apa ma? Apa mama perlu sesuatu?" tanya Amayra sambil beranjak berdiri dari ranjangnya.

"Hari ini teman-teman saya mau datang," Nilam bicara dengan nada ketus seperti biasanya.

"Iya ma, lalu saya harus melakukan apa?" tanya Amayra sopan.

"Tentu saja kamu harus melayani mereka! Sana bantu Bi Dewi sama Bi Lulu di dapur! Jangan mentang-mentang lagi hamil terus kamu diem terus di kamar!" Nilam bicara dengan sedikit membentak.

"Iya ma, udah beresin bajunya saya segera ke dapur," ucap Amayra patuh.

Nilam melotot pada Amayra, "Eh...kamu mau membantah ku? Sekarang gak pakai lama!" teriak Nilam marah-marah.

Astagfirullah.. sabar kan aku ya Allah. Amayra hanya bisa mengelus dada di dalam hatinya.

"I-iya ma, saya segera pergi ke dapur!"

"Nah gitu dong!" Nilam tersenyum sinis pada Amayra.

Wanita hamil itu langsung pergi ke dapur, dia berkenalan dengan bi Lulu dan Bi Dewi, dua asisten rumah tangga yang ada di rumah itu. Bi Dewi terlihat menyambut Amayra tapi bi Lulu terlihat tidak senang dengan kehadiran nya.

Bi Lulu menganggap kalau Amayra adalah wanita penggoda yang menjebak majikannya. Pikirannya sudah negatif tentang Amayra sejak awal.

"Apa lagi yang harus saya potong-potong Bi?" tanya Amayra pada Bi Lulu, dia baru saja memotong wortel.

"Tuh, masih ada bawang putih yang harus di potong!" jawab Lulu dengan ketus.

"Iya, saya bantu potong ya," Amayra tersenyum sabar dan ramah, dia memotong bawang putih di meja dapur yang tak jauh disana.

"Lu, kalau nona yang potong semuanya.. kamu kerjanya apa?" tanya Dewi tidak senang dengan perlakuan Lulu pada Amayra.

"Kamu lupa ya kata nyonya besar? Dia harus diperlakukan sama seperti kita, ya artinya dia bawahan kita dong," Lulu nyinyir.

"Nona Amayra itu lagi hamil lho, kita gak boleh bersikap seperti sama dia!" Dewi membela Amayra, dia menatap kasihan Amayra yang sedang mengupas bawang merah dengan susah payah.

"Kamu mau bersikap baik sama dia ya silahkan! Itu berarti kamu gak takut dipecat nyonya besar," Lulu mengingatkan ancaman Nilam sebelumnya, bahwa jika mereka berbuat baik pada Amayra. Maka akan dipecat atau di

hukum. Dewi terdiam mendengar peringatan dari Lulu, dia merasa dilema dan kasihan pada Amayra.

Setelah itu Lulu pergi ke halaman belakang untuk menyiram bunga.

Tiba-tiba saja Amayra mual-mual, ketika dia mulai beralih memotong bawang mutih.

"Uwekk...uwekk.."

"Nona Mayra kenapa, non?" tanya Dewi sambil menghampiri Amayra dengan cemas.

"Gak apa-apa bi Dewi, saya udah biasa mual mual kaya gini kok setiap pagi," Amayra memegang perutnya yang bergejolak lagi.

"Non pasti morning sickness. Udah ya, non diam dulu saja! Biar saya yang memotong bawangnya!" Dewi mengambil pisau yang dipegang Amayra, dia ingin menggantikan pekerjaan Amayra.

"Gak apa-apa bi, gak usah. Nanti bibi di marahin mama Nilam," Amayra tidak mau membuat orang lain kesusahan karena dirinya.

"Tidak apa-apa, lagipula Lulu gak ada disini. Saya bantu sebentar, non Mayra ke kamar mandi dulu aja ya," Dewi membantu Amayra dengan lembut.

Ya Allah terimakasih, karena di rumah ini masih banyak orang yang baik padaku.

"Makasih Bik," Amayra bersyukur masih ada orang baik di rumah itu, walaupun dibenci satu orang itu juga berat rasanya.

Setelah selesai memuntahkan semua nya. Amayra membantu Dewi menyajikan cemilan dan makanan yang mereka buat. Terlihat beberapa teman sosialita Nilam duduk di sofa mewah dan empuk itu. Mereka menatap Amayra dengan tatapan tidak senang.

Tanpa bicara apapun, Amayra menyajikan makanan itu di meja. Niatnya ingin segera pergi, karena dia merasa ada firasat buruk dari tatapan mereka. Tapi seseorang menjegal kakinya hingga ia terjatuh ke lantai.

Brugh!

"Astaghfirullahal 'adzim!"

Dewi menghampiri Amayra dan membantunya berdiri.

"Jadi ini perempuan yang menggoda anak Bu Nilam? Kok bisa ya perempuan seperti ini menggoda anak Bu Nilam?" tanya seorang ibu paruh baya yang mengenakan baju warna merah.

"Namanya juga wanita penggoda, mau seperti apapun juga ya tetap penggoda," kata seorang ibu lainnya mengejek Amayra.

"Biasalah, namanya orang miskin yang mau naik kelas. Ya kaya gini?" Nilam menambahkan, dia mengejek Amayra di depan semua teman-teman nya.

Astagfirullahal adziim.. Dewi membatin, dia terkejut karena Amayra mendapatkan perlakuan yang buruk pada hari pertama nya berada di rumah mertua.

Amayra mengepalkan tangannya, dia berusaha menahan batas kesabaran nya.

Ayah, aku harus bagaimana?

...---***---...

Readers ku yang baik, 🤭☺️🙏Bantu support author ya dengan like, komen, rate 5, Favorit, gift atau vote nya juga boleh kok ❤️❤️😘

Terpopuler

Comments

Echa Fairlysyarma

Echa Fairlysyarma

klo aq udh pasti plng kerumah ayahku.... tp kenyataannya ayahku udh meninggal, ngikutin ajalah alurnya Thor😆💪💪💪

2023-06-14

0

Desnawati

Desnawati

banyak2 istikfar nilam tuhan tidak tidur

2022-10-29

0

" sarmila"

" sarmila"

kesabaran membuahkn hasil yg memuaskn

2022-05-31

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Prolog /Murid teladan
2 Bab 2. Pria sombong yang baik
3 Bab 3. Villa
4 Bab 4. Aku sudah ternoda
5 Bab 5. Tolong jaga rahasia ini
6 Bab 6. Anna kecewa
7 Bab 7. Ada yang aneh pada tubuhku
8 Bab 8. Tespack
9 Bab 9. Garis dua
10 Bab 10. Dia benar-benar hamil
11 Bab 11. Hanya satu kesalahan
12 Bab 12. Curhat pada Satria
13 Bab 13. D.O
14 Bab 14. Siapa ayahnya?
15 Bab 15. Bukan aku yang menghamili
16 Bab 16. Menikah
17 Bab 17. Aku seorang istri
18 Bab 18. Malam pertama mereka
19 Bab 19. Rumah mertua
20 Bab 20. Banyak istighfar
21 Bab 21. Diam dulu saja
22 Bab 22. Mulai perhatian
23 Bab 23. Cinta itu buta
24 Bab 24. Jantungku berdetak kencang
25 Bab 25. Bram kembali
26 Bab 26. Kemarahan Amayra
27 Bab 27. Kesempatan
28 Bab 28. Aku hanya kasihan
29 Bab 29. Apa kamu yang menghamili?
30 Bab 30. Pengakuan cinta
31 Bab 31. Pulang ke rumah ayah
32 Bab 32. Menjemput istri
33 Bab 33. Aku minta maaf
34 Bab 34. Lo bapak nya,Bram!
35 Bab 35. Aku suaminya
36 Bab 36. Membuktikan perasaan
37 Bab 37. Mulai perhatian
38 Bab 38. Iqbal
39 Bab 39. Masih banyak waktu
40 Bab 40. Imam baik, Makmum baik
41 Bab 41. Masya Allah
42 Bab 42. Tempat kerja
43 Bab 43. Ada apa dengan Bram?
44 Bab 44. Kebenaran pahit
45 Bab 45. Kesedihan Satria
46 Bab 46. Ibu kandung Satria
47 Bab 47. Bram mabuk
48 Bab 48. Terluka
49 Bab 49. Akar kebencian
50 Bab 50. Tempat tinggal baru
51 Bab 51. Surat Iqbal
52 Bab 52. Bunga matahari
53 Bab 53. Tipu daya
54 Bab 54. Hari kelulusan
55 Bab 55. Rasa bersalah Anna
56 Bab 56. Tante Amayra
57 Bab 57. Karma datang
58 Bab 58. Rumah sakit
59 Bab 59. Cemburu
60 Bab 60. Maaf yang terlambat
61 Bab 61. Cucuku
62 Bab 62. Bram mau nya apa?
63 Bab 63. Kebenaran
64 Bab 64. Menjauhlah
65 Bab 65. Berdua denganmu
66 Bab 66. Celaka
67 Bab 67. Pilihan sulit
68 Kak Ririn
69 Bab 68. Keputusan sulit
70 Bab 69. Kekuatan doa
71 Bab 70. Muntah darah
72 Bab 71. Baby R
73 Bab 72. Permintaan Bram
74 Bab 73. Pindah sementara
75 Bab 74. Aku bersama kakak
76 Bab 75. Masih belum menyerah
77 Bab 76. Gantian jaga bayi
78 Promo kak Novi Rahajeng
79 Bab 77. Maaf aku belum sempurna
80 Bab 78. Air mata
81 Bab 79. Pergi ke masjid
82 Bab 80. Sayang
83 Kak Erma ~~
84 Bab 81. Lidah tak bertulang
85 Bab 82. Acara Aqiqah Rey
86 Bab 83. Jadi dia orangnya
87 Bab 84. Kesal tak jelas
88 Bab 85. Doa anak sholeh
89 Bab 86. Dua pria bicara
90 Bab 87. Waspada Bram
91 Permisi sebentar - Promo kak Ratna Dini
92 Bab 88. Rumah sakit
93 Bab 89. Suami siaga, ayah idaman.
94 Bab 90. Tentang Azab
95 Bab 91. Kembali ke rumah lama
96 Bab 92. Jadi milikku seutuhnya
97 Bab 93. Terimakasih kak
98 Bab 94. Jangan marah May
99 Promo kak Liana Aksara
100 Bab 95. Dokter jutek
101 Bab 96. Satria galau
102 Bab 97. Mabuk
103 Bab 98. Pertengkaran pertama
104 Promo kak Je~
105 Bab 99. Perang dingin
106 Bab 100. Kunjungan Harun
107 Bab 101. Kunjungan Harun (2)
108 Bab 102. Baikan
109 Bab 103. Harun sakit
110 Bab 104. Takdir Allah
111 Bab 105. Menjenguk Bram
112 Bab 106. Keputusan Satria
113 Bab 107. Jangan marah
114 Bab 108. Dua couple
115 Bab 109. Tabligh Akbar
116 Bab 110. Datangnya mantan suami
117 Bab 111. Kami akan menikah
118 Bab 112. Kesempatan untuk Diana
119 Bab 113. Keberangkatan Satria
120 Bab 114. Sudah rindu saja
121 Bab 115. Semangat Amayra!
122 Bab 116. Mahasiswa baru
123 Bab 117. Anak nakal
124 Bab 118. Jahil
125 Bab 119. LDR
126 Bab 120. Jangan sok suci loh!
127 Bab 121. Izin pulang
128 Bab 122. I Don't care
129 Bab 123. Tidak ada kabar
130 Bab 124. Ternyata dia udah nikah
131 Bab 125. Ken baperan
132 Bab 126. Sampaikan rindu untuknya
133 Bab 127. Fitnah
134 Bab 128. Allah maha melihat
135 Bab 129. Tunggu aku pulang
136 Bab 130. Berita Satria kembali pulang
137 Bab 131. Ada yang pulang, ada yang pergi
138 Bab 132. Selamat jalan ayah
139 Bab 133. Aku bersamamu
140 Bab 134. Ingin dipanggil Mas
141 Bab 135. Kampus dan Rumah sakit
142 Bab 136. Ngegosip
143 Bab 137. Berantem
144 Bab 138. Curhatnya Amayra
145 Bab 139. Malam pertama lagi
146 Bab 140. Tanggal 15? Ada apa?
147 Bab 141. Anggap saja impas
148 Bab 142. Janji damai
149 Bab 143. Istriku imut
150 Bab 144. Cinta sepihak
151 Bab 145. Kecurigaan Satria
152 Bab 146. Menginap
153 Bab 147. Gue jomblo
154 Bab 148. Dasar tukang palak!
155 Bab 149. Anna berubah?
156 Bab 150. Terbawa pergaulan
157 Bab 151. Astagfirullah Anna
158 Bab 152. Polisi di rumah sakit?
159 Bab 153. Aku kecewa, Mas
160 Bab 154. Kamu gak boleh kenapa-napa!
161 Bab 155. Ini gak lucu!
162 Bab 156. Hari Anniversary
163 Bab 157. Honeymoon sehari
164 Bab 158. Aku sayang kamu
165 Bab 159. Menyatakan perasaan
166 Bab 160. Kemana ya?
167 Bab 161. Amayra melamun?
168 Bab 162. Gimana? Udah ketemu?
169 Bab 163. Kita baikan ya?
170 Bab 164. Pilihan hati
171 Bab 165. Resepsi
172 Bab 166. Nanggung
173 Bab 167. Kamu masih perawan?
174 Bab 168. Maafkan aku Mas
175 Bab 169. Gemasnya Rey
176 Bab 170. Ada yang mau buka hati?
177 Bab 172. Ada apa dengan Rey?
178 Bab 173. Jangan lagi..
179 Bab 174. Banjir air mata
180 Bab 175. Selamat jalan Sholehnya Mama..
181 Bab 176. Bahagia dibalik duka?
182 Bab 177.Bangkit
183 Bab 178. Gara-gara rujak
184 Bab 179. Hamil lagi
185 Bab 180. Protektifnya Satria
186 Bab 181. Tumpahan minyak
187 Bab 182. Hadirnya couple baru
188 Bab 183. Studio musik
189 Bab 184. Karena cinta
190 Bab 185. Orang gila
191 Bab 186. Jangan lengah Satria!
192 Bab 187. Amanah masih terjaga
193 Bab 188. Nilam oh Nilam
194 Bab 189. Bodyguard
195 Bab 190. Jambu ngidam
196 Bab 191. Kemesraan
197 Bab 192. Insecure
198 Bab 193. Siapa Bima?
199 Bab 194. Mayra bertemu Bima
200 Bab 195. Matamu sama seperti dia
201 Bab 196. Ingin kemping
202 Bab 197. Maafin papa
203 Bab 198. Kapan kamu hamil?
204 Bab 199. Peringatan kecil
205 Bab 200. Ada dua
206 Bab 201. Maaf aku terlambat
207 Bab 202. Drama baru
208 Bab 203. Pura-pura
209 Bab 204. Amnesia
210 Bab 205. Amayra itu kuat
211 Bab 206. Dalam penyamaran
212 Bab 207. Luluh
213 Bab 208. Institusi Bram
214 Bab 209. Demi kebaikan?
215 Bab 210. Mendadak action
216 Bab 211. Dimana suamiku?
217 Bab 212. Saudara kembar
218 Bab 213. Ketahuan!
219 Bab 214. Amayra siuman
220 Bab 215. Sandiwara Cinta
221 Bab 216. Cepat siuman
222 Bab 217. Kepergok?
223 Bab 218. Cakra murka
224 Bab 219. langsung ke penghulu?
225 Bab 220. Luka lama Anna
226 Bab 221. Lamaran dadakan
227 Bab 222. Bima minta maaf
228 Bab 223. Gimana aktingku?
229 Bab 224. Nikmatnya ibu hamil
230 Bab 225. Kakiku mati rasa
231 Bab 226. Bibirmu manis
232 Bab 227. Perkenalan Bima
233 Bab 228. Nilam bikin kesal
234 Bab 229. Clara masuk jebakan
235 Bab 230. Tamat riwayatnya Clara!
236 Bab 231. Akan bahagia
237 Bab 232. Aku yang mandul
238 Bab 233. Luka Bram
239 Bab 234. Jalan bersama
240 Bab 235. Panggil saya mama
241 Bab 236. Nilam minta maaf
242 Bab 237. Menuju wedding
243 Bab 238. Sah tapi ditilang
244 Bab 239. Lahiran?
245 Bab 240. Bayi kedua
246 Bab 241. Tak sadarkan diri
247 Bab 242. Alhamdulillah
248 Bab 243. Otw first time
249 Bab 244. Make Love
250 Bab 245. Video Call
251 Bab 246. Nama si kembar
252 Bab 247. Cemberut terus
253 Bab 248. Anak Sholeh
254 Bab 249. Syukuran Zahwa Zayn
255 Bab 250. Kita jodohkan saja
256 Bab 251. Namanya Reyndra
257 Bab 252. Adopsi Reyndra
258 Bab 253. Darah di pisau
259 Bab 254. Ini bukan salahmu
260 Bab 255. Rey pergi
261 Bab 256. Kebesaran hati si kecil
262 Bab 257. Nilam Taubat
263 Bab 256. Om bucin
264 Bab 257. Hilal jodoh
265 Bab 258. Waktu berlalu
266 Bab 259. Rey kakak yang baik
267 Bab 260. Setelah 6 tahun menunggu
268 Bab 261. Hadiah terindah
269 Bab 262. Ustadz Iqbal datang
270 Bab 263. Namanya Rayhan
271 Bab 264. Kecil sudah bucin
272 Bab 265. Gara-gara Zahwa
273 Bab 266. Sesal Zayn
274 Bab 267. Aku mau pulang
275 Bab 268. Ikatan batin
276 Bab 269. Doa Zahwa
277 Bab 270. Sayang keluarga (End)
278 Percayalah, Aku masih suci
279 Promo novel, spesial Ramadhan
280 When Bad Boy Meet Sholehah, novel baru!
281 Membawa Benih Suami Kontrak!
Episodes

Updated 281 Episodes

1
Bab 1. Prolog /Murid teladan
2
Bab 2. Pria sombong yang baik
3
Bab 3. Villa
4
Bab 4. Aku sudah ternoda
5
Bab 5. Tolong jaga rahasia ini
6
Bab 6. Anna kecewa
7
Bab 7. Ada yang aneh pada tubuhku
8
Bab 8. Tespack
9
Bab 9. Garis dua
10
Bab 10. Dia benar-benar hamil
11
Bab 11. Hanya satu kesalahan
12
Bab 12. Curhat pada Satria
13
Bab 13. D.O
14
Bab 14. Siapa ayahnya?
15
Bab 15. Bukan aku yang menghamili
16
Bab 16. Menikah
17
Bab 17. Aku seorang istri
18
Bab 18. Malam pertama mereka
19
Bab 19. Rumah mertua
20
Bab 20. Banyak istighfar
21
Bab 21. Diam dulu saja
22
Bab 22. Mulai perhatian
23
Bab 23. Cinta itu buta
24
Bab 24. Jantungku berdetak kencang
25
Bab 25. Bram kembali
26
Bab 26. Kemarahan Amayra
27
Bab 27. Kesempatan
28
Bab 28. Aku hanya kasihan
29
Bab 29. Apa kamu yang menghamili?
30
Bab 30. Pengakuan cinta
31
Bab 31. Pulang ke rumah ayah
32
Bab 32. Menjemput istri
33
Bab 33. Aku minta maaf
34
Bab 34. Lo bapak nya,Bram!
35
Bab 35. Aku suaminya
36
Bab 36. Membuktikan perasaan
37
Bab 37. Mulai perhatian
38
Bab 38. Iqbal
39
Bab 39. Masih banyak waktu
40
Bab 40. Imam baik, Makmum baik
41
Bab 41. Masya Allah
42
Bab 42. Tempat kerja
43
Bab 43. Ada apa dengan Bram?
44
Bab 44. Kebenaran pahit
45
Bab 45. Kesedihan Satria
46
Bab 46. Ibu kandung Satria
47
Bab 47. Bram mabuk
48
Bab 48. Terluka
49
Bab 49. Akar kebencian
50
Bab 50. Tempat tinggal baru
51
Bab 51. Surat Iqbal
52
Bab 52. Bunga matahari
53
Bab 53. Tipu daya
54
Bab 54. Hari kelulusan
55
Bab 55. Rasa bersalah Anna
56
Bab 56. Tante Amayra
57
Bab 57. Karma datang
58
Bab 58. Rumah sakit
59
Bab 59. Cemburu
60
Bab 60. Maaf yang terlambat
61
Bab 61. Cucuku
62
Bab 62. Bram mau nya apa?
63
Bab 63. Kebenaran
64
Bab 64. Menjauhlah
65
Bab 65. Berdua denganmu
66
Bab 66. Celaka
67
Bab 67. Pilihan sulit
68
Kak Ririn
69
Bab 68. Keputusan sulit
70
Bab 69. Kekuatan doa
71
Bab 70. Muntah darah
72
Bab 71. Baby R
73
Bab 72. Permintaan Bram
74
Bab 73. Pindah sementara
75
Bab 74. Aku bersama kakak
76
Bab 75. Masih belum menyerah
77
Bab 76. Gantian jaga bayi
78
Promo kak Novi Rahajeng
79
Bab 77. Maaf aku belum sempurna
80
Bab 78. Air mata
81
Bab 79. Pergi ke masjid
82
Bab 80. Sayang
83
Kak Erma ~~
84
Bab 81. Lidah tak bertulang
85
Bab 82. Acara Aqiqah Rey
86
Bab 83. Jadi dia orangnya
87
Bab 84. Kesal tak jelas
88
Bab 85. Doa anak sholeh
89
Bab 86. Dua pria bicara
90
Bab 87. Waspada Bram
91
Permisi sebentar - Promo kak Ratna Dini
92
Bab 88. Rumah sakit
93
Bab 89. Suami siaga, ayah idaman.
94
Bab 90. Tentang Azab
95
Bab 91. Kembali ke rumah lama
96
Bab 92. Jadi milikku seutuhnya
97
Bab 93. Terimakasih kak
98
Bab 94. Jangan marah May
99
Promo kak Liana Aksara
100
Bab 95. Dokter jutek
101
Bab 96. Satria galau
102
Bab 97. Mabuk
103
Bab 98. Pertengkaran pertama
104
Promo kak Je~
105
Bab 99. Perang dingin
106
Bab 100. Kunjungan Harun
107
Bab 101. Kunjungan Harun (2)
108
Bab 102. Baikan
109
Bab 103. Harun sakit
110
Bab 104. Takdir Allah
111
Bab 105. Menjenguk Bram
112
Bab 106. Keputusan Satria
113
Bab 107. Jangan marah
114
Bab 108. Dua couple
115
Bab 109. Tabligh Akbar
116
Bab 110. Datangnya mantan suami
117
Bab 111. Kami akan menikah
118
Bab 112. Kesempatan untuk Diana
119
Bab 113. Keberangkatan Satria
120
Bab 114. Sudah rindu saja
121
Bab 115. Semangat Amayra!
122
Bab 116. Mahasiswa baru
123
Bab 117. Anak nakal
124
Bab 118. Jahil
125
Bab 119. LDR
126
Bab 120. Jangan sok suci loh!
127
Bab 121. Izin pulang
128
Bab 122. I Don't care
129
Bab 123. Tidak ada kabar
130
Bab 124. Ternyata dia udah nikah
131
Bab 125. Ken baperan
132
Bab 126. Sampaikan rindu untuknya
133
Bab 127. Fitnah
134
Bab 128. Allah maha melihat
135
Bab 129. Tunggu aku pulang
136
Bab 130. Berita Satria kembali pulang
137
Bab 131. Ada yang pulang, ada yang pergi
138
Bab 132. Selamat jalan ayah
139
Bab 133. Aku bersamamu
140
Bab 134. Ingin dipanggil Mas
141
Bab 135. Kampus dan Rumah sakit
142
Bab 136. Ngegosip
143
Bab 137. Berantem
144
Bab 138. Curhatnya Amayra
145
Bab 139. Malam pertama lagi
146
Bab 140. Tanggal 15? Ada apa?
147
Bab 141. Anggap saja impas
148
Bab 142. Janji damai
149
Bab 143. Istriku imut
150
Bab 144. Cinta sepihak
151
Bab 145. Kecurigaan Satria
152
Bab 146. Menginap
153
Bab 147. Gue jomblo
154
Bab 148. Dasar tukang palak!
155
Bab 149. Anna berubah?
156
Bab 150. Terbawa pergaulan
157
Bab 151. Astagfirullah Anna
158
Bab 152. Polisi di rumah sakit?
159
Bab 153. Aku kecewa, Mas
160
Bab 154. Kamu gak boleh kenapa-napa!
161
Bab 155. Ini gak lucu!
162
Bab 156. Hari Anniversary
163
Bab 157. Honeymoon sehari
164
Bab 158. Aku sayang kamu
165
Bab 159. Menyatakan perasaan
166
Bab 160. Kemana ya?
167
Bab 161. Amayra melamun?
168
Bab 162. Gimana? Udah ketemu?
169
Bab 163. Kita baikan ya?
170
Bab 164. Pilihan hati
171
Bab 165. Resepsi
172
Bab 166. Nanggung
173
Bab 167. Kamu masih perawan?
174
Bab 168. Maafkan aku Mas
175
Bab 169. Gemasnya Rey
176
Bab 170. Ada yang mau buka hati?
177
Bab 172. Ada apa dengan Rey?
178
Bab 173. Jangan lagi..
179
Bab 174. Banjir air mata
180
Bab 175. Selamat jalan Sholehnya Mama..
181
Bab 176. Bahagia dibalik duka?
182
Bab 177.Bangkit
183
Bab 178. Gara-gara rujak
184
Bab 179. Hamil lagi
185
Bab 180. Protektifnya Satria
186
Bab 181. Tumpahan minyak
187
Bab 182. Hadirnya couple baru
188
Bab 183. Studio musik
189
Bab 184. Karena cinta
190
Bab 185. Orang gila
191
Bab 186. Jangan lengah Satria!
192
Bab 187. Amanah masih terjaga
193
Bab 188. Nilam oh Nilam
194
Bab 189. Bodyguard
195
Bab 190. Jambu ngidam
196
Bab 191. Kemesraan
197
Bab 192. Insecure
198
Bab 193. Siapa Bima?
199
Bab 194. Mayra bertemu Bima
200
Bab 195. Matamu sama seperti dia
201
Bab 196. Ingin kemping
202
Bab 197. Maafin papa
203
Bab 198. Kapan kamu hamil?
204
Bab 199. Peringatan kecil
205
Bab 200. Ada dua
206
Bab 201. Maaf aku terlambat
207
Bab 202. Drama baru
208
Bab 203. Pura-pura
209
Bab 204. Amnesia
210
Bab 205. Amayra itu kuat
211
Bab 206. Dalam penyamaran
212
Bab 207. Luluh
213
Bab 208. Institusi Bram
214
Bab 209. Demi kebaikan?
215
Bab 210. Mendadak action
216
Bab 211. Dimana suamiku?
217
Bab 212. Saudara kembar
218
Bab 213. Ketahuan!
219
Bab 214. Amayra siuman
220
Bab 215. Sandiwara Cinta
221
Bab 216. Cepat siuman
222
Bab 217. Kepergok?
223
Bab 218. Cakra murka
224
Bab 219. langsung ke penghulu?
225
Bab 220. Luka lama Anna
226
Bab 221. Lamaran dadakan
227
Bab 222. Bima minta maaf
228
Bab 223. Gimana aktingku?
229
Bab 224. Nikmatnya ibu hamil
230
Bab 225. Kakiku mati rasa
231
Bab 226. Bibirmu manis
232
Bab 227. Perkenalan Bima
233
Bab 228. Nilam bikin kesal
234
Bab 229. Clara masuk jebakan
235
Bab 230. Tamat riwayatnya Clara!
236
Bab 231. Akan bahagia
237
Bab 232. Aku yang mandul
238
Bab 233. Luka Bram
239
Bab 234. Jalan bersama
240
Bab 235. Panggil saya mama
241
Bab 236. Nilam minta maaf
242
Bab 237. Menuju wedding
243
Bab 238. Sah tapi ditilang
244
Bab 239. Lahiran?
245
Bab 240. Bayi kedua
246
Bab 241. Tak sadarkan diri
247
Bab 242. Alhamdulillah
248
Bab 243. Otw first time
249
Bab 244. Make Love
250
Bab 245. Video Call
251
Bab 246. Nama si kembar
252
Bab 247. Cemberut terus
253
Bab 248. Anak Sholeh
254
Bab 249. Syukuran Zahwa Zayn
255
Bab 250. Kita jodohkan saja
256
Bab 251. Namanya Reyndra
257
Bab 252. Adopsi Reyndra
258
Bab 253. Darah di pisau
259
Bab 254. Ini bukan salahmu
260
Bab 255. Rey pergi
261
Bab 256. Kebesaran hati si kecil
262
Bab 257. Nilam Taubat
263
Bab 256. Om bucin
264
Bab 257. Hilal jodoh
265
Bab 258. Waktu berlalu
266
Bab 259. Rey kakak yang baik
267
Bab 260. Setelah 6 tahun menunggu
268
Bab 261. Hadiah terindah
269
Bab 262. Ustadz Iqbal datang
270
Bab 263. Namanya Rayhan
271
Bab 264. Kecil sudah bucin
272
Bab 265. Gara-gara Zahwa
273
Bab 266. Sesal Zayn
274
Bab 267. Aku mau pulang
275
Bab 268. Ikatan batin
276
Bab 269. Doa Zahwa
277
Bab 270. Sayang keluarga (End)
278
Percayalah, Aku masih suci
279
Promo novel, spesial Ramadhan
280
When Bad Boy Meet Sholehah, novel baru!
281
Membawa Benih Suami Kontrak!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!