...🍀🍀🍀...
Bram melotot pada Anna, mengisyaratkan pada gadis itu agar tidak mengatakan apapun pada Bu Nilam.
Tapi Anna tidak peduli, dia mengacuhkan Bram. Gadis itu merogoh sesuatu di saku piyama tidurnya, dia mengeluarkan tespack milik Amayra.
"Anna sayang, ini tespack hasil positif.. ini milik siapa?" tanya Bu Nilam pada cucunya, dahinya berkerut.
"Oma, om sudah menghamili seorang wanita dan orang itu adalah temanku," jawab Anna dengan mata berkaca-kaca menatap sang nenek.
"Anna!" teriak Bram murka pada keponakan nya itu.
Bu Nilam melihat tespack dengan garis dua itu baik-baik. Dia terpana melihatnya, apalagi ucapan Anna yang mengatakan kalau Bram sudah menghamili seorang wanita. Bram tentu saja menyangkal ucapan Anna dan membela dirinya sendiri di depan sang mama.
Bram dan Anna lagi-lagi berdebat soal Amayra, Bu Nilam terlihat bingung dan syok bersamaan.
"Bram, kamu...," Bu Nilam memegang dadanya, dia jatuh terduduk. Anna langsung menopang tubuh Oma nya itu.
"Oma!"
"Mama!" Bram memapah tubuh Bu Nilam, "Ini gara-gara kamu ya, Anna!" Bram menunjuk ke arah Anna dengan marah.
"Diam! Duduk kalian dan jelaskan satu persatu!" teriak Bu Nilam meminta anak dan cucunya duduk di sofa.
Mereka bertiga duduk di sofa, Bram dan Anna saling melirik tidak suka. Bu Nilam langsung meminta penjelasan dari Bram dan Anna tentang tespack garis dua yang di pegang nya itu.
Anna menceritakan nya lebih dulu, semua kejadian di Villa tentang Amayra dan Bram. Lagi-lagi pria itu menyangkal telah memperkosa Amayra. Betapa kecewa dan terluka hati Anna karena om nya dengan tega mengatakan kalau Amayra menggodanya, dan Amayra bukanlah wanita baik-baik.
"Jawab Mama, Bram! Benar, kamu telah memperkosa teman nya Anna?" tanya Bu Nilam, dia menajamkan pandangannya pada Bram.
"Itu...,"
"Jawab dengan jujur!" tegas Bu Nilam kepada anak laki-laki nya.
"Ayo ngaku om!" titah Anna pada Bram, meminta nya mengaku.
"Benar, aku sudah melakukan nya. Tapi, itu karena wanita itu menggodaku!" Bram mengaku, namun dia memakai alasan lain lagi dan tidak mau disalahkan.
"Apa? Om, temanku tidak seperti itu! Om yang datang dalam keadaan mabuk dan memaksanya!" teriak Anna menjelaskan yang sebenarnya.
"Cukup Anna! Bram, benar wanita itu yang menggoda kamu?" tanya Bu Nilam pada anak nya.
"Omaa..!" Anna menatap Bu Nilam, dia tidak percaya kalau Oma nya akan bertanya seperti itu. Bukannya menanyakan tentang Amayra atau kehamilannya.
"Iya, dia yang menggoda ku ma.. mama tau kan kalau aku sangat mencintai Alexis, gak mungkin lah aku memperkosa wanita lain tanpa sebab dan tanpa alasan?" Bram melakukan pembelaan diri di depan mama nya.
"Seperti nya alasan Bram masuk akal, pasti teman kamu yang sudah menggoda nya," ucap Bu Nilam percaya pada anak nya dari pada Anna, cucunya.
Anna menelan kekecewaan lagi terhadap keluarga nya yang menganggap remeh Amayra, karena status sosial dan ekonomi nya. Tak terbayangkan nantinya, bila Amayra masuk ke dalam keluarga Calabria. Keluarga yang sangat mementingkan status sosial dan ketat.
Lebih kagetnya lagi, Bu Nilam malah membenarkan dan setuju dengan ucapan Bram untuk menggugurkan bayi yang ada di kandungan Amayra untuk menutupi nama baik keluarga mereka.
Sudah lelah bicara dengan Bram dan neneknya yang sama saja, dia memutuskan untuk pergi ke balkon kamarnya. Disana dia menangis sedih, memikirkan Amayra.
"Ternyata Oma sama om sama aja...mereka gak punya hati. Kalau aku bilang semua ini sama opa, apakah akan beda hasilnya? Bagaimana kalau aku bilang dulu ini sama kak Satria? Ah.. tapi kan kak Satria gak pernah peduli sama urusan orang lain, dia juga pasti gak punya solusinya," gumam Anna sambil menyeka air matanya.
"Kata siapa aku gak peduli?"
Suara seorang pria terdengar dari sebelah kiri Anna, "Om Satria?" Anna heran melihat om nya ada di rumah karena dia biasanya tidak pulang ke rumah dan sibuk di rumah sakit.
"Kamu lagi ada masalah ya? Aku gak jamin bisa bantu, tapi aku bisa jadi pendengar yang baik," ucap Satria dengan wajah datar seperti biasanya.
"Om, sebenarnya ini masalah temanku..aku gak tau harus cerita sama om atau enggak, tapi ini masalah yang besar," Anna bingung.
"Hm.. apa ini berkaitan dengan om Bram tersayang mu itu?" tanya Satria sambil menoleh ke arah Anna.
Mendengar nama Bram disebut, kemarahan Anna semakin mendidih. Dia tidak senang mendengar nama pria pengecut dan tidak mau bertanggungjawab itu, "Om jangan sebut lagi nama om Bram di depanku!"
"Kenapa? Apa kalian bertengkar? Biasanya kalian kan sangat dekat?" tanya Satria heran, selama ini dia selalu melihat Anna lebih dekat dan sayang sekali pada Bram daripada dirinya.
"Pokoknya aku gak suka sama om Bram sekarang dan seterusnya! Aku gak suka.. hiks..hiks.." Anna menangis lagi, dia teringat Amayra.
Melihat keponakan nya menangis, hati Satria tergerak. Dia melompat dari balkon nya dan menghampiri Anna. "Kamu kenapa An? Ada masalah apa sampai kamu menangis begini?"
Apa dia adalah om ku yang dingin? Kenapa dia bisa bertanya seperti ini kepadaku dan perhatian?. Anna terperanjat mendengar pertanyaan perhatian dan hangat dari Satria. Pria yang jarang bicara itu, kini perhatian padanya.
"Om...tolongin temen aku om, tolongin dia..," ucap Anna seraya memohon pada Satria.
"Om bisa bantu apa?" tanya Satria sambil memegang tangan Anna.
"Om Bram.. om Bram sudah memperkosa temanku om dan sekarang temanku sedang hamil, hiks..hikss..," Anna mengadu pada Satria, dia tidak tahu harus berbagi pada siapa lagi. Hanya Satria orang dewasa yang bisa mendengarkan dia, mungkin saja Satria juga bisa memberikan nya solusi.
Satria terkejut, mata nya membulat kaget. Bram memerkosa seorang anak SMA? Dan anak SMA itu adalah teman Anna, dia juga sedang hamil? Satria kaget bukan main, dan bagaimana pula hal itu bisa terjadi?
Apa kegalauan Anna selama ini karena memikirkan temannya? Makanya dia bertengkar dengan kak Bram?
Semuanya jadi masuk akal, akhir-akhir ini Satria melihat hubungan Anna dan Bram terlihat tidak baik. Ternyata karena masalah besar ini.
"Anna, yang kamu omongin ini gak bercanda kan?" tanya Satria meyakinkan sekali lagi ucapan keponakan nya. Satria tau bahwa Bram sangat mencintai dan tergila-gila pada Alexis, jadi rasanya tidak mungkin dia akan mengkhianati Alexis.
"Aku gak bohong om, ini benar.. temanku hamil diperkosa oleh om Bram,"
"Haah...udah kamu jangan nangis lagi ya, sekarang bicara sama om, bagaimana bisa ini terjadi? An, bisa kamu ceritakan kejadiannya?" tanya Satria berusaha menenangkan Anna dengan menyeka air mata di pipi Anna.
"Jadi...,"
Anna menceritakan semua kejadian yang menimpa Amayra, secara panjang lebar. Bahkan tentang Bu Nilam dan Bram yang sudah memutuskan untuk mengakhiri hidup janin di dalam rahim Amayra yang belum lahir itu.
"Mama dan kak Bram sungguh keterlaluan, kalau mereka gak bisa diajak bicara. Maka om akan bicara sama Opa kamu,"
"Iya om, tolong bantu Anna.. bantu juga temen Anna, kasihan temen Anna om," pinta Anna pada om nya.
Aku tidak menyangka kalau om Satria bisa lebih dewasa dari om Bram, padahal umur mereka berbeda jauh. Aku pikir om Satria orang nya tidak peduli pada orang lain, ternyata dia hangat di dalamnya.
"Besok opa kamu pulang dari luar negeri, saat itu om akan langsung bicara padanya," Satria menenangkan keponakan nya, dia tersenyum tipis dan memegang bahu Anna.
Anna berterimakasih, dia bersyukur karena Satria mau membantunya. Membantu keadilan untuk Amayra. Ya, Satria juga tau kalau Amayra adalah gadis yang baik. Dia tidak mungkin seperti apa yang Bram tuduhkan, Bram saja yang brengsek telah merenggut mahkotanya!
Keesokan harinya, Amayra pergi ke sekolah seperti biasa. Wajahnya terlihat pucat, di sepanjang perjalanan dia teringat pertemuan nya dan Bram nanti sore dengan maksud untuk menggugurkan kandungannya.
Ya Allah, aku masih ingin sekolah.. bagaimana kalau aku mengugurkan kandungan ini? Masa depan anak ini menjadi tidak jelas karena dia adalah anak tidak sah, anak hamil di luar nikah hasil perzinahan. Bagaimana aku membesarkan nya nanti? Tapi, anak ini juga tidak bersalah... Amayra dilema, dia punya niat untuk menggugurkan anaknya, tapi dia tau membunuh janin yang hidup itu adalah dosa.
****
Ketika sampai di sekolah, semua siswa-siswi disana menatap Amayra dengan tatapan tajam tidak ramah dan hangat seperti biasanya.
"Ini nih, udah datang si gak tau malu," ucap Angel sambil menghampiri Amayra, dia menyambut gadis berkerudung putih itu dengan tatapan sinis.
"Gimana hasilnya? Garis satu apa garis dua?" tanya Reina nyinyir.
Deg!
Amayra terkejut mendengar pertanyaan Reina, dan tatapan orang-orang kepadanya. Dia dikerumuni oleh teman-temannya, dan menatapnya dengan penasaran.
"Udah berapa bulan kandungannya Amayra?" tanya Naya menyindir gadis itu.
"Gak nyangka ya, ternyata gadis berhijab dan keliatan alim kaya Lo bisa bisanya beli tespack," ucap Reina mengatakan yang sebenarnya.
Ya Allah, gimana Reina bisa tau? Tidak, aku harus tetap tenang, aku gak boleh bertindak sembarangan.
"Kamu gak punya bukti apa-apa, kata siapa aku beli tespack? Menuduh tanpa bukti itu namanya fitnah, dan fitnah lebih kejam dari pembunuhan!" Amayra menyangkal pernyataan Reina yang seperti menuduhnya.
"Gimana dong? Sayangnya gue gak fitnah, gue bahkan punya buktinya! Bahkan saat Lo ke rumah sakit," Reina tersenyum licik.
Bukti-bukti itu terpampang di Mading, foto foto Amayra berada di apotik dan juga di rumah sakit. Ternyata dokter yang memeriksa kondisi Amayra di rumah sakit adalah bibi nya Reina, itu sebabnya Reina bisa tau tentang Amayra.
Disana juga ada fotonya bersama Bram, Anna dan Fania. Amayra tercengang melihatnya, belum lagi saat rekaman pengakuan bibi Reina tentang keadaan Amayra yang sedang hamil muda.
Semua orang menatapnya dengan tatapan tidak percaya! Bahwa ada salah satu teman mereka yang hamil diluar nikah, dan orang itu adalah gadis berhijab yang terkenal baik, Sholehah, rajin beribadah dan alim.
Gadis itu tidak berkutik ketika tatapan tatapan mata itu menusuk hatinya! Dia membatu disana, ingin mencoba menjelaskan semua pada teman-teman nya.
"Lo lihat ini, semua media sosial udah tau kalau Lo hamil di luar nikah!" seru Reina sambil menunjukkan berita di ponselnya, semua isinya menghujat Amayra
"Parah banget ya Lo, jadiin kerudung sebagai kedok doang!" Naya memaki dan menghina gadis itu.
"Itu gak benar! Aku tidak..."
"Masih masih mau ngeles Lo? Buktinya udah ada, apa Reina perlu bawa bibinya kesini?" tanya Angel sambil menyilangkan kedua tangannya di dada.
"Gue gak nyangka May, ternyata Lo kaya gini," ucap seorang teman sekelas Amayra dengan tatapan jijik nya.
"Enggak Cha, aku.. ini gak seperti yang kalian kita, aku bisa jelaskan semuanya," Amayra celingukan kesana kemari, tidak ada satupun orang yang mau mendengarkannya.
"Jadi Lo benar-benar hamil? Lo ngerayu om nya Anna?" tanya seorang siswi menuduh Amayra.
"Pasti biar Lo bisa jadi orang kaya, kan?" tanya seorang siswi lainnya dengan nyinyir.
Sekuat tenaga dia menahan tangisnya ditengah orang-orang itu, dia memilih pergi tapi semua orang menahannya. Kakinya sudah lemas, dia tidak mampu untuk berdiri tegap.
"Aku mohon, kalian harus mendengarkan aku dulu!" seru Amayra.
Mengapa? Padahal aku ini korban, kenapa semua orang menganggap aku salah?
Belum cukup dengan tatapan membunuh, belum cukup dengan kejamnya netizen di dunia maya, dia juga di hujat teman-teman nya.
Kemudian dia mendapatkan panggilan dari kepala sekolah dan wali kelasnya.
"Amayra, ikut ibu ke kantor kepala sekolah!" seru Bu Maya dengan tatapan sinis nya pada Amayra.
...---***---...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 281 Episodes
Comments
meE😊😊
knp sii klo korban perkosaan sllu d bully d hujat tnp ad yg mw pduli sdgkn ank yg hsil d luar nikah krn hbungan sma2 suka anteng2 aja tuh..
2022-08-08
1
" sarmila"
aku dpt nama author dri thor sky
tpi aku plih ini dulu kyknya d baca nya bkin pnsaran.
bnr2 bikin rasa penasaran
semoga ja kdpn nya bnr2 seru
karna klu g seru mf ya thor aku lngsung mundur d tengah jln
semngat💪💪💪💪
2022-05-31
1
Askana Sakhi Guarva
kadang om, kadang kak, jdi bingung, pdhal cetitanya bgus banget, bru bca smpai disini aku udah masukan ke novel v'favorit aku thor
2022-03-30
2