Bram duduk di sudut ranjang, dia tidak tidur sepanjang malam mencari tunangan nya yang menghilang. Belum lagi perjalanan dari Jakarta ke Paris menempuh waktu 17 jam lamanya.
Di dalam lelahnya dia hanya memikirkan Alexis dan kemarahan nya ketika gadis itu tau bahwa tunangan nya menghamili wanita lain.
"Gadis kampung itu! Semuanya karena dia! Kalau saja dia tidak hadir saat itu, aku tidak akan kehilangan Alexis!"
Bahkan disaat-saat seperti itu, Bram tetap menyalahkan Amayra. Tunangannya menghilang karena Amayra mengandung anaknya. "Awas saja! Kalau aku tidak menemukan Alexis, maka aku akan menghabisi mu beserta anak yang ada di dalam kandungan mu!" Bram murka.
****
Jakarta~~
Satria berhasil menarik tubuh Amayra ke tempat yang aman. Mereka berada di bawah tiang jembatan.
Tubuh gadis itu tak sengaja menindih diatas tubuh Satria. Lengan Satria yang kekar masih merengkuh tubuh Amayra untuk melindungi nya dari aspal. Satria berada di bawah tubuh gadis itu.
"Kamu pikir dengan mengakhiri hidup mu akan mengakhiri semua masalah?!!" teriak Satria kepada gadis yang masih berada di atas tubuhnya.
"Ta-tapi, a-aku..," Amayra tergagap, matanya bertemu dengan mata berwarna coklat di depannya. Mata itu adalah mata Satria, mata yang menatap Amayra dengan kesal.
Mata berkaca-kaca dan merah itu menatap nya, membuat Satria luluh.
Kalau melihatnya begini, aku jadi tidak bisa marah. Dia seperti anak kecil yang habis dimarahi karena mencuri permen. batin Satria ketika dia melihat tatapan mata Amayra yang masih polos dan suci itu.
"Minggir!" ujar Satria kepada Amayra.
"Ma-maaf," Amayra segera menyingkir dari tubuh Satria.
"Kenapa kamu minta maaf padaku?"tanya Satria sambil duduk di aspal itu. Suara nya meninggi.
"Karena tubuh saya berat dan menimpa om," jawab nya polos. Mata sembabnya masih terlihat jelas.
"Bodoh! Aku marah bukan karena itu dan kamu juga sama sekali tidak berat," jawab Satria.
"Hiks..hiks..huuu...huuu...huuu..."
Amayra menangis semakin menjadi-jadi, mengingat semua penderitaan yang dihadapi nya. Satria terlihat bingung, dia tidak tau bagaimana menghibur atau menghadapi wanita yang menangis.
"Hey, kenapa kamu menangis? He-hey..jangan menangis.., apa kamu terluka? Apa ada yang sakit?" tanya Satria berusaha menenangkan Amayra.
Wanita memang makhluk paling ribet.
"Huhu... sakit...sakit sekali...," Amayra menangis dan memegang erat dadanya.
Anna selalu bilang kalau dia adalah temannya yang paling dewasa dan paling tenang diantara semua tenannya.Tapi seberapa pun dewasanya dia dalam bersikap, tetap saja dia masih anak kecil. Apalagi ketika dia berada di dalam masalah besar, ya ini tidak mudah untuknya. Satria mulai bersimpati pada Amayra.
"Apa nya yang sakit?" tanya Satria dengan wajah datarnya.
"Hatiku.. hatiku sangat sakit, ayah.. ayahku marah padaku, ayah sangat marah.. dia tidak mau bicara padaku. Aku sudah membuatnya sedih, ayah menangis dan hatiku sakit melihatnya," tanpa sadar gadis itu mencurahkan isi hatinya pada Satria yang notebene nya bukan siapa-siapa.
Satria terperangah mendengar curahan hati Amayra. Kenapa dia terperangah? Itu karena dia bisa merasakan kasih sayang Amayra kepada ayahnya sangat besar.
Dia bukan memikirkan dirinya sendiri, tapi perasaan ayahnya? Dia menangis karena ayahnya? Ya Allah, dia sangat sayang pada ayahnya...dan kak Bram menghancurkan masa depan gadis baik-baik seperti ini? Tega kau kak!. Satria merutuki kakak nya di dalam hati.
Satu hal yang bisa Satria simpulkan ketika dia melihat Amayra saat ini. Dia yakin Amayra bukan gadis yang egois.
"Om, apa ayah membenciku? Dia tidak membenciku kan?" tanya Amayra sambil menangis tersedu-sedu. Dia takut kalau ayahnya membencinya.
"Tidak, ayahmu tidak membencimu. Buktinya dia mencari mu ke rumah ku," jawab Satria dengan nada bicara yang dingin seperti biasanya.
"Benarkah? Ayah mencari ku?" tanya Amayra tak percaya bahwa ayahnya mencari dia. Amayra senang karena pak Harun masih peduli padanya.
Satria bangun lebih dulu, dia mengulurkan tangannya pada Amayra, "Iya, aku akan mengantarmu pada pak Harun. Bangunlah!"
"Aku bisa bangun sendiri. Kita bukan muhrim jadi tidak boleh bersentuhan," Amayra menyeka air matanya.
"Tadi kita bersentuhan, bahkan berpelukan," gumam Satria dengan suara kecilnya.
"Om bilang apa?" tanya Amayra sambil berjalan mendekat ke arah jembatan. Matanya tertuju pada sesuatu yang berada di dekat tiang jembatan itu.
"Hey! Kenapa kamu kesitu lagi? Aku kan sudah bilang kalau bunuh diri itu dosa!" Satria menghampiri Amayra dengan wajah panik. Takut gadis itu akan melakukan hal yang tidak-tidak.
"Siapa yang mau bunuh diri? Aku cuma mau ngambil syal ku!" Amayra mengambil syal miliknya yang tersangkut di tiang jembatan. Makanya dia naik untuk mengambilnya. Syal itu adakah syal buatan Alm. ibunya.
"Jadi, tadi itu kamu bukannya mau bunuh diri." tanya Satria terpana.
"Bukan lah, aku juga tau tempatnya dimana orang-orang yang bunuh diri itu akan tinggal. Seberapa putus asa dan frustasi nya diriku, aku tidak akan melakukan dosa besar itu," kata Amayra dengan mata yang tangguh dan senyuman pahit.
Satria tercekat mendengar ucapan Amayra, dia menatap gadis itu dalam-dalam.
Kemana perginya tatapan mata yang polos tadi? Kenapa dia tiba-tiba berubah menjadi lebih tegas?
Aku harus kuat, aku tidak boleh sedih. Ada bayi di dalam perutku. Batin Amayra sedih.
Mimpi nya sudah terlanjur hancur, masa depannya sudah tidak ada harapan lagi. Tapi hidup harus tetap berjalan. Ini ujian untuknya, ujian terberat untuk naik ke tingkat yang lebih tinggi. Ujian dan musibah? Seperti nya ini yang dia sedang alami.
"Kalau begitu, ayo pergi! Ayah mu ada di rumahku," ucap Satria mengajak Amayra.
"Tunggu..aku ambil tas ku dulu," ucap Amayra sambil melihat ke arah tas besar yang ada di depan jembatan. Satria langsung menyabet tas itu dan membawanya ke dalam mobil lebih dulu.
"Masuk!" seru Satria dengan wajah cueknya.
Gadis itu patuh dan masuk ke dalam mobil bersama dengan Satria. Mereka pergi menuju ke rumah keluarga Calabria.
Sesampainya disana, Harun langsung memeluk putrinya dengan cemas. "Nak, kamu dari mana saja?! Ayah sudah mencari mu kemana-mana!" Harun menatap putrinya dengan khawatir.
Ayah, ternyata ayah khawatir padaku. Dan tadi aku berfikir untuk kabur.
"Aku baik-baik saja Ayah," jawab Amayra terharu, karena Harun masih mencemaskan dirinya.
"Pak Harun, karena anak bapak sudah ditemukan. Mari kita bicarakan soal anak anak kita!" seru Cakra kepada Harun.
"Baik pak,"
"Silahkan masuk ke dalam," ucap Bu Nilam dengan wajah juteknya menyambut tamu itu.
Untunglah Bram tidak ada disini, kalau dia ada disini. Dia akan menikahi wanita kampung ini. Aku sungguh tidak rela anakku menikahi wanita seperti ini! Bu Nilam memberikan tatapan tajam yang menusuk pada Amayra. Tatapan merendahkan dan mengejek nya.Namun, dengan sopan nya gadis itu malah membalasnya dengan senyuman ramah.
Mereka semua masuk ke dalam rumah, termasuk Satria. Cakra sudah mengambil keputusan untuk menikahkan anak bungsunya dan Amayra.
Amayra terkejut mendengar nya, lalu bagaimana dengan sekolah nya? Bagaimana dengan cita-cita nya kalau dia harus menikah di usia dini? Dan kenapa dia harus menikah dengan pria yang bukan ayah bayinya?
Aku akan menikahi gadis ini?. Batin Satria tidak percaya akan menikahi seseorang yang sudah seperti bocah baginya.
Harun setuju dengan keputusan Cakra meski dalam hatinya dia berat meninggalkan Amayra pada keluarga itu. Satria juga tidak bisa menolak, entah karena nama baik keluarga nya atau karena dia simpati pada gadis yang hamil oleh kakak nya itu.
"Jadi, pak Harun setuju?"tanya Cakra.
"Saya setuju, tapi..saya ingin anak pernikahan sederhana untuk anak saya,"
"Tidak bisa! Kami ini adalah keluarga ternama , pernikahan di dalam keluarga ini tentu saja harus mewah!" kata Bu Nilam tidak setuju dengan Harun, "Apa bapak takut tidak punya uang?"
"Ma! Jaga omongan mama!" bentak Cakra pada istrinya.
"Sebelumnya saya minta maaf, saya ingin menikahkan anak saya setelah dia selesai melahirkan," ucap Harun lagi.
Cakra dan Nilam menolak usulan Harun. Karena semua orang sudah tau tentang kehamilan Amayra oleh keluarga Calabria. Maka demi menutupi nya, pernikahan itu harus mewah dan dilaksanakan secepatnya.
Masalah biaya pernikahan, akan di bayar oleh Cakra juga keluarga Calabria. Harun dan Amayra tinggal tau beres saja. Setelah pembicaraan itu mencapai kesepakatan, Amayra dan Harun pamit pulang.
Ketika berdiri, tubuh Amayra roboh. Kakinya lemas dan dia terjatuh ke lantai. "Nak, kamu kenapa?"
"Gak apa-apa ayah, May cuma pusing aja," ucap Amayra pada ayahnya.
Pernikahan antara Satria dan Amayra berlangsung mewah seperti tidak terjadi apapun. Di hari pernikahan nya, Amayra terlihat sedih. Banyak teman-teman yang datang ke acara pernikahan itu untuk mengejeknya. Termasuk Reina dan teman-teman nya.
Hari yang melelahkan itu berakhir dengan sampainya Amayra dan Satria di sebuah kamar hotel yang sudah dipesan Cakra untuk mereka bermalam.
Wanita itu masih memakai kebaya putih dan kerudung putih dihiasi mahkota. Dia duduk di sudut ranjang. Sementara Satria, pria yang kini menjadi suaminya sedang melepaskan jas miliknya.
Apa yang harus aku lakukan? Aku tidak percaya kalau aku sudah menikah.
"Hey!"
"Ya, om?" jawab Amayra sambil menoleh ke arah Satria yang jaraknya lumayan jauh dengan tempatnya duduk.
"Kamu tidak gerah? Mau ku nyalakan AC nya?" tanya Satria memecah keheningan disana.
"Umm..," Amayra terlihat gugup, dia tidak tahu apa yang harus dikatakan nya di hadapan pria asing itu.
Apa lagi yang harus aku katakan? Aku tidak percaya kalau aku menikahinya. Menikahi seorang gadis yang seumuran dengan keponakan ku?
"Itu..," Satria mendekati Amayra dan tangannya mendekati wajah Amayra.
"O-om...," Amayra menatap Satria dengan mata membulat. Seakan-akan bertanya, mau apa pria itu mendekatinya.
Dia sangat cantik..
...---***---...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 281 Episodes
Comments
Desnawati
Alhamdulillah satria kamu cocok dengan namamu,kau menutupi aib kakak mu dan keluargamu
2022-10-29
2
meE😊😊
gpp sat mski bocah tp may itu dewasa loh bhkn solehah.. ga rugi km dpetin may mski bkas kakak mu yg tak tau diri itu😒😒
2022-08-08
1
Siti Aisyah
bram nilam akan menyesal ..mayra anak baik sholehah..kamu beruntung satria menikah dgn mayra
2022-05-10
1