...🍂🍂🍂...
Pria itu menyeret paksa Amayra masuk ke dalam kamar, dia mengunci pintu itu dengan cepat. Kemudian mendorong Amayra ke tengah ranjang. Tatapan matanya berapi-api, dia seperti tidak sadarkan diri.
Di dalam kegelapan itu, Amayra tidak melihat apa-apa. Wajah pria yang menciumnya itu tidak terlihat jelas. Namun, ketika ada sedikit cahaya bulan menembus jendela kamar itu, samar-samar Amayra mulai melihat wajahnya.
Seorang pria dengan wajah tampan, hidung mancung, yang terlihat usianya jauh lebih tua dari dirinya. Lebih kagetnya lagi, Amayra seperti pernah melihat pria itu.
"Om.. om kaca spion?" Amayra terlihat ketakutan, dia berlari menuju ke arah pintu, setelah dia yakin kalau pria itu sedang dalam keadaan yang tidak sadarkan diri.
Namun Bram menarik tubuh yang mungil baginya itu kembali ke tengah ranjang.
BRUGH!
"AHHHHHH!!" teriak gadis itu yang sudah berada ditengah ranjang.
Amayra bingung, panik dan takut. Hatinya bertanya-tanya, mengapa pria yang dia temui kemarin bisa ada di villa milik keluarga Anna dan apa yang akan dia lakukan?
"Kamu mau kabur kemana hah! sudah berkali-kali, aku memaafkan kamu! Tapi kamu masih saja mengulangi kesalahan yang sama!" Bram terlihat marah, dia melepas dasi yang sebelumnya terpasang di kemejanya. Kemudian dia menjadikan dasi itu sebagai tali untuk mengikat kedua tangan Amayra yang tidak mau diam.
"Ah!! o-om.. lepaskan saya om!! tolong, jangan..om!!!" pinta gadis itu setengah berteriak, matanya mulai berlinang air mata.
Dia takut dengan tatapan tajam Bram kepadanya, tatapan penuh n*fsu yang mengancam. Tatapan yang tidak pernah ia lihat seumur hidupnya, pria itu seperti ingin melahap dirinya.
Amayra tidak bisa berbuat apa-apa lagi, ketika kedua tangannya sudah terkunci rapat oleh tali dasi. Dan juga tubuhnya yang sudah ditindih oleh Bram.
Bram terlihat marah, wajahnya memerah, dia membuka paksa kerudung yang dipakai oleh Amayra. Rambut panjangnya terurai indah menjuntai di ranjang itu, Bram memandangi kecantikan nya.
"Cantik.. Alexis kamu sangat cantik, jangan tinggalkan aku ya?" Bram menatap Amayra penuh cinta, dia menganggap bahwa gadis itu adalah sosok wanita bernama Alexis. "Jangan berselingkuh lagi!' teriak Bram frustasi.
Alexis? bukankah dia adalah..
mata Amayra membulat sempurna mendengar nama tidak asing itu terucap dari bibir Bram.
"Sa-saya bukan...Sa-saya bukan Alexis!!" teriak Amayra berharap kedua sahabatnya akan terbangun dan menolongnya.
"DIAM! kamu sangat berisik!" seru Bram marah pada gadis itu. Bram kembali melahap bibir cantik itu dengan paksa, Amayra berusaha melindungi dirinya sekuat tenaga menolak ciuman penuh nafsu dari Bram. Bram berhasil membuat kedua bibir cantik itu terbuka lebar menerimanya. Bram memainkan lidahnya di dalam sana, mengecap, memilin dan menikmati manisnya bibir gadis itu
"Hmphhh!!!" Amayra meronta-ronta, namun apalah daya dia hanyalah seorang wanita dengan kekuatan yang tidak sebanding dengan kekuatan Bram.
"Haahhh...." Bram melenguh panjang menikmati ciuman itu. Sementara Amayra hanya bisa menangis ketika bibirnya di lahap oleh Bram,karena tubuhnya sudah terkunci oleh pria itu.
Ya Allah, kenapa jadi seperti ini? tolong aku..kumohon siapapun tolong aku...
Amayra berharap ada seseorang yang akan menolongnya.
Perlahan tubuhnya melemah, dia tidak memiliki tenaga untuk melawan Bram. Agar wanita itu tidak lagi mengeluarkan suara, Bram membekap mulutnya dengan kasar. "Arrgh.. malam ini kamu akan menjadi milikku sayang.." ucap Bram sebelum dia akan membenamkan benda keras miliknya pada tubuh Amayra. Benda keras yang membutuhkan pelepasan.
Dengan kedua tangan kekarnya, Bram membuka kedua kaki Amayra lebar-lebar. Dia melorotkan segitiga pengaman milik Amayra dengan paksa. Gadis itu semakin malu, malu dengan keadaan. Malu ketika ada pria yang melihat aurat nya. Tubuhnya bergetar hebat karena rasa malu dan takut itu.
Lalu apakah gadis itu hanya diam saja? Tentu tidak! Dia mencoba melawan, bahkan menendang tubuh Bram beberapa kali. Namun Bram berhasil mendapatkan keinginannya. Miliknya menerobos masuk ke dalam pintu yang tidak pernah tersentuh oleh siapapun juga.
Dan pintu itu bernama Dosa!
"Ti-tidak!! jangan!! AAaaaaHHHH....!!" Amayra berteriak kesakitan ketika benda itu melesat masuk dengan paksa ke dalam tubuhnya, dia menangis dan tanpa sadar bercak darah keluar dari bagian bawahnya. Pintu yang dia jaga selama ini, akhirnya telah di robohkan okeh pria asing bernama Bram.
Dan bagian itulah yang tidak pernah tersentuh atau dimasuki oleh siapapun, bagian yang masih suci dan polos itu kini sudah robek!
Miliknya yang paling berharga telah direnggut paksa.
Sakit..sakit sekali...pekiknya dalam hati, menahan perih, sakit dan malu.
Habislah sudah, malam itu mereka menghabiskan waktu bersama dalam penyatuan tubuh yang tidak terduga. Salah satu dari mereka merasa nikmat satunya lagi merasa tersiksa. Bram melahap semua bagian tubuh Amayra hingga gadis itu kehilangan semua energinya.
Malam itu, Amayra kehilangan kesuciannya. Dia telah ternoda oleh pria bernama Bram yang usianya terpaut 16 tahun dengannya.
Amayra menangis dengan mulut tersumpal oleh kain yang di ikatkan oleh Bram, karena dia terus menjerit kesakitan saat melakukan nya. Tubuhnya masih telanjang, beberapa bekas penyiksaan Bram ada ditubuhnya dan menjadi bukti bahwa mereka sudah melakukan hubungan terlarang itu, hubungan suami istri yang haram mereka lakukan.
Ya Allah..apa yang sudah aku lakukan? aku sudah berdosa, aku sudah berzina dengan pria ini.. ayah..aku sudah ternoda.. aku sudah ternoda.. Tak hentinya Amayra menyalahkan dirinya sendiri atas apa yang sudah terjadi. Perih hatinya ditambah perih dan sakit seluruh badannya, membuat penderitaan Amayra semakin lengkap.
Lalu bagaimana dengan Bram? Pria itu masih tertidur pulas, dengan tubuh kekarnya dia tidur tengkurap. Seperti nya dia puas setelah apa yang dia lakukan pada Amayra, menjamah tubuh gadis yang masih perawan itu dengan kejam nya. Amayra sendiri? Bagaimana dia bisa tidur? Setelah Bram melakukan hal itu berkali-kali padanya dan membuatnya kesakitan.
Gadis itu hanya teringat dosa, dia teringat penyesalan, dia teringat ayahnya yang selalu mengingatkan agar dia tidak dekat-dekat dengan seorang pria dan bisa menjaga diri. Lalu apa yang terjadi sekarang padanya? Jika pak Harun tau apa yang terjadi? Bagaimana kecewa dan sedihnya dia? Bagaimana marahnya dia? Anak gadisnya itu telah berzina! melakukan dosa besar!
***
Fania terbangun lebih awal, dia tertidur sangat nyenyak karena lelah setelah perjalanan kemarin. Fania mengambil air minum di dapur dan berjalan melewati kamar Amayra yang terbuka.
"Mayra kemana ya? Tempat tidurnya juga sudah rapi?" gumam Fania yang tidak melihat temannya disana
Hmmpppphhh!!
hmphhh!!!
"Suara apa itu?" tanyanya sambil mendekat ke arah suara itu, pintu kamar yang tepat berada di sebelah pintu kamar Amayra. Suara hmph itu semakin keras, Fania pun memanggil Anna yang sedang berada di dalam kamar mandi untuk segera membuka pintu kamar itu.
"Anna, cepetan buka pintunya! aku yakin ada seseorang di dalam sini,"
"Sabar Fan, aku cari kunci cadangan dulu disini. Aneh deh, perasaan ku kamar ini tidak terkunci," Anna mencari kunci di dalam laci. Dia pun menemukannya dan mengarahkan kunci itu ke gagang pintu.
Anna terkejut melihat sepasang sepatu pria ada di depan kamar itu. Sepatu siapa ini?
CEKRET
Kamar itu terbuka lebar begitu Anna mendorong pintunya, Fania dan Anna tersentak kaget dengan apa yang mereka lihat di dalam sana. Sahabat mereka, Amayra.. tidur di ranjang yang sama dengan seorang pria. Tanpa busana, dengan posisi terikat, apalagi memakai jilbab, rambutnya terurai dan semua auratnya terpampang nyata. Baju baju Amayra sobek berserakan di lantai.
Hmphh!!
Hmphhh!!
Fania menolong Amayra membuka ikatan di tangan dan ikatan di bibirnya. "May.. kamu kenapa?? apa yang terjadi??" tanya Fania cemas melihat keadaan Amayra seperti habis disiksa.
"hiks...hiks.. huuhuhu..." Amayra menangis tersedu-sedu dan memeluk Fania dengan tubuh telanjang.
Dengan wajah murka, Anna menghampiri pria itu dan membalikkan tubuhnya. Dia sudah bisa menebak apa yang terjadi, kalau Amayra telah diperkos* oleh pria yang tidur seranjang dengannya.
"Cowok brengsek! beraninya kamu..!!" Anna lebih kaget lagi saat melihat sosok pria itu. "O-om.. Bram??!" mata Anna membulat kaget melihat sosok om nya disana.
"Apaan sih berisik sekali?" Bram membuka matanya perlahan-lahan,dia melihat siapa yang membangunkan nya. "Anna? kenapa kamu ada disini?" tanya Bram pada keponakan nya itu.
"Seharusnya aku yang tanya sama om, apa yang sudah om lakukan pada temanku?!" teriak Anna murka.
Bram pun melihat ke arah gadis yang sedang menangis dengan tubuh telanjang. Dia adalah Amayra, wanita yang semalam di perkosa olehnya.
"Ka-kamu siapa? lalu kenapa kalian bisa ada di kamarku?" tanya Bram pada ketiga gadis itu. Bram memperhatikan wajah Amayra baik-baik, dia seperti tidak asing saat melihat nya.
Gadis itu? bukannya dia tukang sampah? mengapa dia ada disini? apa semalam dia yang tidur denganku?. Bram terbelalak melihat gadis berusia 16 tahun yang sedang menangis dengan tubuh gemetarnya itu.
Fania membawa Amayra, dia menutupi tubuh Amayra dengan selimut. Gadis itu tidak bicara, dia hanya menangis, tubuhnya gemetar karena kedinginan dan sakit ditubuhnya. Fania merasa kasihan melihat temannya itu, dia seperti orang yang berbeda. Fania tidak pernah melihat Amayra menangis, karena Fania selalu melihat sosok Amayra yang ceria dan tersenyum dalam keadaan apapun.
Dia malu, dia merasa berdosa, atau mungkin dia merasa dirinya sudah kotor. Dengan langkah kaki gemetar dia melangkah bersama Fania menuju ke arah kamarnya.
Sementara Anna masih ada di kamar itu bersama om nya, dia menatap tajam pria yang baru saja berpakaian itu.
"Om, apa yang sudah om lakukan pada temanku?" tanya Anna tegas
"Memangnya apa yang sudah aku lakukan?" tanya Bram santai seolah tidak ada yang terjadi
"Om masih tidak mau mengaku? apa om sedang pura-pura tidak ingat? om sudah memperkosa dia!" bentak Anna pada om nya, "Aku tidak percaya om bisa sekejam ini! aku tidak percaya om ku yang baik dan hangat akan melakukan hal seperti ini!" Anna kecewa pada Bram, om yang dia kenal anak melakukan hal seperti ini pada teman baiknya.
"Baiklah, om tidak sengaja melakukan nya. Semalam om mabuk" jawab Bram santai
Anna terpana mendengar ucapan Bram yang terdengar santai itu. Bram mengakui bahwa dia sudah menodai Amayra, tapi dia bilang tidak sengaja?
Noda tetaplah noda, walau sudah dibersihkan beberapa kali pun, tidak akan kembali bersih seperti semula karena noda akan selalu berbekas meski hanya satu titik.
Itulah yang di lakukan Bram pada Amayra, akan selalu berbekas sampai kapan pun juga.
Anna tidak terima dengan ucapan Bram, dia meminta pertanggungjawaban om nya untuk Amayra. Tentu saja Bram menolak, "Anna sayang, kamu tau kan om punya Alexis? dan om hanya akan menikah sama dia, lagian ini cuma hubungan satu malam saja. Kamu jangan melebih-lebihkan"
Anna terperanjat, "Apa om bilang?!!" matanya membulat menatap om nya itu.
"Tinggal bayar saja dia, lalu semua akan beres" Bram berkata dengan mudahnya
"Aku tidak percaya kalau om adalah orang yang seperti ini, bagaimana bisa om mengatakannya? om sudah melakukan kesalahan, tentu saja om harus bertanggungjawab! om pikir temanku itu pelacur yang dibayar lalu pergi??!" Anna menangisi temannya yang sudah di lecehkan oleh Bram.
"Kamu gak ngerti masalah orang dewasa An, hal seperti ini sudah biasa terjadi" Bram memakai kembali jas nya dia seperti nya ingin pergi dari sana.
"Om!" teriak Anna kecewa pada Bram karena Bram tidak mau bertanggungjawab.
"Udahlah, gak usah bahas ini lagi. Bilang aja sama dia berapa yang dia mau, aku akan membayarnya berapapun itu" Bram melangkah pergi dari kamar itu.
Si*l! gara-gara semalam aku minum terlalu banyak, aku jadi berbuat macam-macam. Salahnya sendiri, kenapa dia bisa muncul di depanku begitu?. batin Bram tidak mau mengakui kesalahannya.
...---***---...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 281 Episodes
Comments
Uba Muhammad Al-varo
Bram......😈👿👿👊👊👊👊👊👊👊
2025-01-21
0
Vita Zhao
Brengseknya Bram
2022-10-23
0
meE😊😊
😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭ksian skali km may
2022-08-08
1