Cinta Suci Amayra

Cinta Suci Amayra

Bab 1. Prolog /Murid teladan

...🍀🍀🍀...

...*PROLOG*...

...Awalnya aku hanyalah seorang siswi SMA, usiaku masih 17 tahun. Aku pernah bermimpi indah tentang masa depanku yang cerah, pada awalnya aku berfikir kalau mimpi itu akan bisa ku raih.....

...Namun pada suatu malam, aku menghabiskan malam tidak terduga dengan seorang pria yang usianya terpaut jauh dariku. Malam itu telah merenggut segalanya.......

...Dan pada malam itu, aku kehilangan semua mimpiku. Aku harus menguburnya, aku harus menerima semua hinaan orang, ayahku harus menderita karena kesalahanku.. semua orang membenci ku dan ayahku, mereka mengusir kami......

...Itu semua karena pria itu, pria yang sudah merenggut kesucian ku dan dia tidak mau bertanggung jawab. Masa mudaku, mimpiku, semua nya hancur karena ada benihnya di dalam rahimku. Aku hamil di luar nikah, sebagai wanita akulah yang paling merasa dirugikan. Menanggung semua penderitaan, hinaan masyarakat. Sebenarnya apa salahku? aku hanyalah korban pemerkosaan.. tapi orang-orang tidak mau mengerti dan tetap pihak wanita yang menanggung malu, aib....

...Awalnya aku menyalahkan kehadiran nya, namun aku menyadari bahwa anak ini sama sekali tidak berdosa. Pria itu tidak mau bertanggung jawab, sampai pada suatu hari aku menikah dengan seorang pria yang bersedia dan terpaksa menikahi ku demi bayi yang ku kandung......

...Sementara ayah bayiku? Kemana dia?...

...***...

Malam itu di saat hujan deras, disebuah rumah berlantai dua, dengan cat berwarna biru langit.

Seorang gadis belia dengan perut buncit nya sedang duduk bersama dengan seorang pria tampan berjas putih.

Mereka berdua terlihat bahagia, sang pria mengelus perut wanita itu dengan lembut dan menatapnya penuh kasih sayang.

"Apa dia ada menendang hari ini?" tanya pria itu dengan senyuman lembut di wajahnya, terlihat satu lesung yang manis di pipinya.

"Iya kak, dari tadi pagi dia menendang terus. Seperti nya dia merindukan ayahnya" ucap gadis cantik berjilbab merah muda itu, sambil tersenyum manis memandang ke arah pria tampan di depannya.

BRAKK!!

"Siapa yang kamu bilang ayahnya?" tanya seorang pria dengan tubuh basah kuyup berdiri di ambang pintu. Pria itu menatap wanita hamil dan suaminya dengan tatapan tajam.

Deg!

Mengapa dia ada disini?

Gadis itu bergetar melihat sosok pria di ambang pintu rumahnya. Begitu pula dengan sang suami. Dia menatapnya dengan mata sinis, seperti tidak senang dengan kehadiran nya.

"Aku adalah ayah bayi itu dan seharusnya aku yang menjadi suaminya! Satria, segera kamu talak dia! Lalu kembalikan dia dan anakku kepadaku!" ujar si pria itu dengan tegas pada pria yang bernama Satria. Mata nya menatap marah ke arah Satria.

"Dia adalah istriku selamanya, dan aku tidak akan pernah melepaskan nya kak" jawab Satria tegas, dia menggenggam tangan wanita hamil itu dengan erat.

...****...

Dan inilah awalnya, kejadian itu bermula 8 bulan yang lalu...

"Mari tepuk tangan yang meriah untuk menyambut juara terbaik di sekolah kita, Amayra Alifya Husna!!" ujar seorang wanita paruh baya berdiri diatas panggung dengan senyum lebarnya memanggil nama itu.

PROK

PROK

PROK

Tepuk tangan meriah untuk gadis yang bernama Amayra Alifya Husna itu, membuat keriuhan di lapangan sekolah yang terlihat luas. Sebuah SMA elit di Jakarta. Siswa dan siswi yang berpakaian putih abu itu berbaris di lapangan dengan rapi.

"Selamat!! selamat Amayra!!" teriak seorang gadis berambut pendek dengan rok abu tepat di lututnya. Gadis itu tersenyum dan meneriakkan nama Amayra.

Seorang gadis berjilbab, dengan paras yang cantik, bibir merah semerah delima itu, berjalan menuju ke atas panggung. Kakinya melangkah menaiki dua anak tangga untuk naik ke atas panggung.

Gadis itu adalah Amayra Alifya Husna, usia 16 tahun, perempuan cerdas yang dikenal sholehah, baik hati dan ramah oleh teman-teman nya dan orang orang di sekitar nya.

Begitu gadis berhijab putih itu naik ke atas panggung, seorang wanita berseragam guru membawa tiga piala besar di tangannya yang diperuntukkan untuk Amayra. Piala itu bertuliskan "Juara umum, Juara 1, yang satunya lagi bertuliskan murid teladan", ini sudah ke 4 kalinya dia mendapatkan gelar juara sejak Amayra masuk ke sekolah elit itu, mengalahkan anak-anak orang kaya yang les privat mati-matian untuk mendapat nilai bagus.

Namun Amayra sama sekali tidak ikut les, karena kondisi ekonomi keluarga nya tidak memungkinkan untuk bisa ikut les seperti teman-teman di sekolahnya, bahkan untuk makan saja mungkin itu cukup sulit. Karena ayah pak Harun, hanya seorang tukang sampah meski begitu Amayra selalu bersyukur dan tidak malu dengan kondisi nya.

"Selamat ya, tahun ini kamu jadi lulusan terbaik lagi. Semoga ke depannya kamu bisa mempertahankan prestasi ini dan meningkatkannya" kata Bu Maya, wali kelas Amayra di kelas XI IPA.

"Alhamdulillah bu, terimakasih. Ini semua karena bimbingan dari bapak dan ibu guru juga" Begitulah ucapnya ketika dia mendapat nikmat dan pujian dari orang-orang di sekeliling nya dan tak lepas dari senyuman ramahnya itu.

Kepala sekolah dan para guru bangga dengan adanya murid seperti Amayra. Gadis yang berbeda dari gadis lainnya, cantik, baik, teladan, ramah, sholehah, walau dia bukan berasal dari keluarga kaya. Sikapnya yang rendah hati membuatnya di sukai banyak orang, namun dimana ada yang suka pasti ada juga yang benci. Benci karena iri dengan kesuksesan orang lain.

Ditengah tepuk tangan yang meriah dalam rangka memberi ucapan selamat pada Amayra yang meraih dua penghargaan, ada 3 orang gadis yang hanya diam saja dengan wajah menyebalkan mereka.

"Cuma dapat penghargaan kaya gitu aja sombong banget, apaan sih pake sok sok an bilang alhamdulillah? sok alim banget" celetuk Angel dengan senyum sinis nya.

"Benar banget Angel, gayanya selangit cuma dapat penghargaan gitu doang" timpal temannya yang bernama Naya yang tidak suka dengan Amayra.

"Dia tuh tebar pesona biar cowok-cowok pada naksir sama dia, biasa tuh..namanya gembel naik kelas" cemooh Reina pada gadis berhijab yang masih berdiri di atas panggung itu.

"Lo bilang sahabat gue sombong? sok sok an? tebar pesona? hey, kalian sendiri bisa gak kaya dia? bisa gak dapat penghargaan kaya dia?" gadis berambut pendek pada ketiga siswi yang nyinyir itu. Dia adalah Fania, sahabat dekat Amayra dan juga teman sebangkunya.

"Kalau kalian iri sama Mayra, bilang dong! jangan ngomong yang enggak-enggak deh" kata Anna, yang juga sahabat baik Amayra.

"Cih, dua lagi cewek nyebelin yang suka tebar pesona" kata Naya sinis

"Anna, gue sangat menyayangkan tau gak kenapa lo berteman sama upik abu kaya mereka berdua. Mending lo temenan aja sama kita dan yang selevel sama lo" jelas Reina pada Anna yang notabene nya berasal dari keluarga kaya dan terpandang, tidak seperti Fania dan Amayra yang berasal dari kalangan bawah keluarga sederhana.

"Sorry ya, kalau sama kalian itu bukan temenan. Tapi geng geng an. Dan kalian jangan menghina sahabat sahabat gue, kalian lah yang gak selevel sama mereka" kata Anna membela kedua temannya

"Ya sudah, gue udah ingetin Lo ya" ucap Angel dengan sinis nya.

Ketiga gadis itu memang selalu menunjukkan rasa tidak suka mereka pada Amayra, mungkin karena iri padanya. Semua sikap dan kata-kata Amayra selalu dianggap mereka sebagai kesombongan. Manusia memang tidak selalu memiliki hati yang baik, berfikir positif, ada juga yang benci karena iri.

Setelah mendapatkan penghargaan dari kepala sekolah dan guru-guru, Amayra turun dari atas panggung, dengan membawa kedua piala berukuran besar ditangannya itu. Amayra hanya tersenyum senang tanpa menunjukkan kesombongan apapun.

Alhamdulillah ya Allah, masih rezeki nya.. aku berada di dalam posisi ini. Bapak pasti senang, apalagi kali ini aku udah dapat uang, biasa buat bantu bantu bapak. ucapnya penuh rasa syukur kepada Allah SWT.

"Woah!! selamat ya my bestie!!" Fania memeluk temannya dengan bangga, berasa dirinya yang mendapat piala dan penghargaan.

"Congrats ya May, aku sudah tau sih kalau kamu pasti juara lagi. Tidak ada yang bisa mengalahkan sahabatku" Anna juga merasa bangga pada sahabatnya yang sudah 2 tahun dan 4 semester berturut-turut mendapatkan penghargaan.

"Alhamdulillah makasih ya teman-teman. Oh ya sekarang kita udah naik kelas tiga ya? gak kerasa udah 2 tahun kita barengan" Amayra tersenyum lebar, dia tak menyangka bahwa waktu begitu cepat berlalu dan dia sudah menginjak kelas 3.

"Yah, kita udah kelas tiga aja nih. Pasti pelajaran makin susah deh, khususnya matematika" gerutu Fania yang kurang mahir dalam bilang mata pelajaran matematika.

"Tenang aja, jangan pikirin matematika kelas tiga dulu. Gimana kalau kita pergi liburan aja, masih ada waktu 2 minggu kan sebelum masuk sekolah lagi?" tanya Anna sekaligus menawarkan kedua sahabatnya untuk berlibur.

"Liburan?" Fania dan Amayra sama-sama terkejut mendengar kata liburan. Pasti menghabiskan uang, menghabiskan waktu, begitulah pikir Fania dan Amayra dalam hatinya.

"Aduh, maaf Anna.. aku kayanya di rumah aja deh, bantu bantu ayah ku" jawab Amayra menolak ajakan Anna

"Aku juga kayanya gak bisa ikut, aku gak punya uang" jawab Fania jujur

"Tenang aja, ini cuma dua hari dan ini gratis kok" Anna tersenyum pada kedua sahabatnya.

"Gratis??!" begitu mendengar kata gratis, kedua bola mata gadis itu langsung terbuka lebar.

Semua orang memberikan selamat pada Amayra atas prestasi nya. Teman-teman nya semakin menyukai dan menghargai Amayra, meski dia selalu juara tapi dia tidak pernah sombong atau pelit berbagi ilmu pada orang lain. Dia senantiasa selalu membantu orang yang meminta bantuannya jika dia mampu.

Meski berada di antara orang orang kaya, Amayra mampu menyesuaikan diri walau pada awalnya dia sulit masuk ke sekolah itu karena beasiswa. Namun setelah dua tahun berada di sekolah itu, tidak ada yang menganggap Amayra berasal dari keluarga yang sederhana, mereka menghargai dirinya karena prestasi dan kerendahan hatinya.

***

Sepulang dari sekolah, Amayra langsung pulang ke rumah menaiki angkutan umum seperti biasanya. Dia turun di depan sebuah gang, gang itulah adalah jalan menuju ke tempat tinggal Amayra dan ayahnya.

Dengan hati gembira dan berbunga-bunga, gadis itu memeluk dua piala yang akan membuat ayahnya bangga. "Pasti bapak bangga sama aku, tahun ini aku juara lagi. Aku beliin bapak gorengan kesukaan nya deh, sebelum pulang" ucap Amayra sambil tersenyum ceria

Amayra menghampiri seorang pedagang gorengan keliling, dia mengeluarkan uang 20 ribu dari saku baju seragam nya. "Pak Mamat!"

"Eh neng Mayra? udah pulang neng?" tanya Mamat pria paruh baya penjual gorengan keliling.

"Iya baru aja pulang pak. Pak saya mau gorengan nya dong dua puluh ribuan ya" pesannya pada Mamat yang sedang menggoreng gorengan di dalam wajan.

"Neng Mayra bisa tunggu sebentar? bapak masih goreng nih," ucap Mamat dengan ramah

"Ya udah ,gak papa. Saya tunggu disini ya pak," Amayra duduk di kursi panjang yang ada disana.

Mamat tersenyum melihat Amayra membawa dua piala besar ditangannya. Mamat sudah menduga kalau Amayra mendapatkan gelar juara lagi seperti tahun-tahun sebelumnya.

"Pasti pak Harun sangat bangga ya punya anak kaya neng May.. udah cantik, pinter, sholehah, baik, pasti masa depan Neng May juga sangat cerah,"

"Alhamdulillah pak, terimakasih. Tapi jangan memuji saya seperti itu pak, saya bisa terbang nanti hehe," Amayra tersenyum dengan rendah hati seperti biasa nya.

"Neng Mayra suka gitu deh. Tapi kalau bapak jadi pak Harun bapak pasti bangga punya anak seperti neng Mayra, lihatlah anak bapak.. dia perempuan tapi suka merokok, mabuk, dia juga tidak mau sekolah. Dia benar-benar salah jalan," Mamat menceritakan tentang anak gadisnya yang putus sekolah karena ikut geng motor.

"Bapak gak boleh bicara begitu tentang anak bapak. Kalau anak bapak salah jalan, teruslah bimbing dia pak. Jangan bosan-bosan mengingatkan nya, saya yakin nanti anak bapak akan mengerti bapak" kata Amayra menyemangati pak Mamat untuk membimbing anaknya.

Baru saja di bicarakan, anak pak Mamat datang pada pak Mamat dan meminta uang. Pakaian nya menantang, rambutnya di warnai dengan warna merah, hidung nya di tindik, dia terlihat seperti preman.

Mamat berharap agar dia punya anak seperti Amayra yang selalu membuat bangga dan menjaga nama baik keluarga walau dia berasal dari keluarga miskin.

Amayra pulang ke rumahnya dengan membawa sekeresek gorengan untuk ayahnya. Tak lupa gadis itu mengucapkan salam.

"Assalamualaikum ayah..aku pulang,"

"Waalaikum salam" jawab Pak Harun yang sedang duduk di kursi kayu. Kakinya terlihat terluka.

"Ayah! Ayah kenapa yah??" tanya Amayra cemas melihat kaki kiri pak Harun yang terluka. Amayra segera meletakkan kedua piala nya di meja dan menghampiri bapaknya.

"Ah.. ayah gak apa-apa kok, nak" jawab pria itu sambil menahan rasa sakit di kakinya.

...---***---...

Hai Readers! jangan lupa komen, like, gift dan vote nya untuk karya baru ku ya☺️☺️

Terpopuler

Comments

Ny Abii

Ny Abii

Mantap kak, mampir juga ya..

2023-06-06

1

Bianca Zahra

Bianca Zahra

keren

2023-04-12

0

nenk 'yLa

nenk 'yLa

awal y aja udh kerenn bgd tp bab y banyak y smoga ttp mnarik smpe akhir biar ga putus tngah jalan🤭🤭

2022-08-08

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Prolog /Murid teladan
2 Bab 2. Pria sombong yang baik
3 Bab 3. Villa
4 Bab 4. Aku sudah ternoda
5 Bab 5. Tolong jaga rahasia ini
6 Bab 6. Anna kecewa
7 Bab 7. Ada yang aneh pada tubuhku
8 Bab 8. Tespack
9 Bab 9. Garis dua
10 Bab 10. Dia benar-benar hamil
11 Bab 11. Hanya satu kesalahan
12 Bab 12. Curhat pada Satria
13 Bab 13. D.O
14 Bab 14. Siapa ayahnya?
15 Bab 15. Bukan aku yang menghamili
16 Bab 16. Menikah
17 Bab 17. Aku seorang istri
18 Bab 18. Malam pertama mereka
19 Bab 19. Rumah mertua
20 Bab 20. Banyak istighfar
21 Bab 21. Diam dulu saja
22 Bab 22. Mulai perhatian
23 Bab 23. Cinta itu buta
24 Bab 24. Jantungku berdetak kencang
25 Bab 25. Bram kembali
26 Bab 26. Kemarahan Amayra
27 Bab 27. Kesempatan
28 Bab 28. Aku hanya kasihan
29 Bab 29. Apa kamu yang menghamili?
30 Bab 30. Pengakuan cinta
31 Bab 31. Pulang ke rumah ayah
32 Bab 32. Menjemput istri
33 Bab 33. Aku minta maaf
34 Bab 34. Lo bapak nya,Bram!
35 Bab 35. Aku suaminya
36 Bab 36. Membuktikan perasaan
37 Bab 37. Mulai perhatian
38 Bab 38. Iqbal
39 Bab 39. Masih banyak waktu
40 Bab 40. Imam baik, Makmum baik
41 Bab 41. Masya Allah
42 Bab 42. Tempat kerja
43 Bab 43. Ada apa dengan Bram?
44 Bab 44. Kebenaran pahit
45 Bab 45. Kesedihan Satria
46 Bab 46. Ibu kandung Satria
47 Bab 47. Bram mabuk
48 Bab 48. Terluka
49 Bab 49. Akar kebencian
50 Bab 50. Tempat tinggal baru
51 Bab 51. Surat Iqbal
52 Bab 52. Bunga matahari
53 Bab 53. Tipu daya
54 Bab 54. Hari kelulusan
55 Bab 55. Rasa bersalah Anna
56 Bab 56. Tante Amayra
57 Bab 57. Karma datang
58 Bab 58. Rumah sakit
59 Bab 59. Cemburu
60 Bab 60. Maaf yang terlambat
61 Bab 61. Cucuku
62 Bab 62. Bram mau nya apa?
63 Bab 63. Kebenaran
64 Bab 64. Menjauhlah
65 Bab 65. Berdua denganmu
66 Bab 66. Celaka
67 Bab 67. Pilihan sulit
68 Kak Ririn
69 Bab 68. Keputusan sulit
70 Bab 69. Kekuatan doa
71 Bab 70. Muntah darah
72 Bab 71. Baby R
73 Bab 72. Permintaan Bram
74 Bab 73. Pindah sementara
75 Bab 74. Aku bersama kakak
76 Bab 75. Masih belum menyerah
77 Bab 76. Gantian jaga bayi
78 Promo kak Novi Rahajeng
79 Bab 77. Maaf aku belum sempurna
80 Bab 78. Air mata
81 Bab 79. Pergi ke masjid
82 Bab 80. Sayang
83 Kak Erma ~~
84 Bab 81. Lidah tak bertulang
85 Bab 82. Acara Aqiqah Rey
86 Bab 83. Jadi dia orangnya
87 Bab 84. Kesal tak jelas
88 Bab 85. Doa anak sholeh
89 Bab 86. Dua pria bicara
90 Bab 87. Waspada Bram
91 Permisi sebentar - Promo kak Ratna Dini
92 Bab 88. Rumah sakit
93 Bab 89. Suami siaga, ayah idaman.
94 Bab 90. Tentang Azab
95 Bab 91. Kembali ke rumah lama
96 Bab 92. Jadi milikku seutuhnya
97 Bab 93. Terimakasih kak
98 Bab 94. Jangan marah May
99 Promo kak Liana Aksara
100 Bab 95. Dokter jutek
101 Bab 96. Satria galau
102 Bab 97. Mabuk
103 Bab 98. Pertengkaran pertama
104 Promo kak Je~
105 Bab 99. Perang dingin
106 Bab 100. Kunjungan Harun
107 Bab 101. Kunjungan Harun (2)
108 Bab 102. Baikan
109 Bab 103. Harun sakit
110 Bab 104. Takdir Allah
111 Bab 105. Menjenguk Bram
112 Bab 106. Keputusan Satria
113 Bab 107. Jangan marah
114 Bab 108. Dua couple
115 Bab 109. Tabligh Akbar
116 Bab 110. Datangnya mantan suami
117 Bab 111. Kami akan menikah
118 Bab 112. Kesempatan untuk Diana
119 Bab 113. Keberangkatan Satria
120 Bab 114. Sudah rindu saja
121 Bab 115. Semangat Amayra!
122 Bab 116. Mahasiswa baru
123 Bab 117. Anak nakal
124 Bab 118. Jahil
125 Bab 119. LDR
126 Bab 120. Jangan sok suci loh!
127 Bab 121. Izin pulang
128 Bab 122. I Don't care
129 Bab 123. Tidak ada kabar
130 Bab 124. Ternyata dia udah nikah
131 Bab 125. Ken baperan
132 Bab 126. Sampaikan rindu untuknya
133 Bab 127. Fitnah
134 Bab 128. Allah maha melihat
135 Bab 129. Tunggu aku pulang
136 Bab 130. Berita Satria kembali pulang
137 Bab 131. Ada yang pulang, ada yang pergi
138 Bab 132. Selamat jalan ayah
139 Bab 133. Aku bersamamu
140 Bab 134. Ingin dipanggil Mas
141 Bab 135. Kampus dan Rumah sakit
142 Bab 136. Ngegosip
143 Bab 137. Berantem
144 Bab 138. Curhatnya Amayra
145 Bab 139. Malam pertama lagi
146 Bab 140. Tanggal 15? Ada apa?
147 Bab 141. Anggap saja impas
148 Bab 142. Janji damai
149 Bab 143. Istriku imut
150 Bab 144. Cinta sepihak
151 Bab 145. Kecurigaan Satria
152 Bab 146. Menginap
153 Bab 147. Gue jomblo
154 Bab 148. Dasar tukang palak!
155 Bab 149. Anna berubah?
156 Bab 150. Terbawa pergaulan
157 Bab 151. Astagfirullah Anna
158 Bab 152. Polisi di rumah sakit?
159 Bab 153. Aku kecewa, Mas
160 Bab 154. Kamu gak boleh kenapa-napa!
161 Bab 155. Ini gak lucu!
162 Bab 156. Hari Anniversary
163 Bab 157. Honeymoon sehari
164 Bab 158. Aku sayang kamu
165 Bab 159. Menyatakan perasaan
166 Bab 160. Kemana ya?
167 Bab 161. Amayra melamun?
168 Bab 162. Gimana? Udah ketemu?
169 Bab 163. Kita baikan ya?
170 Bab 164. Pilihan hati
171 Bab 165. Resepsi
172 Bab 166. Nanggung
173 Bab 167. Kamu masih perawan?
174 Bab 168. Maafkan aku Mas
175 Bab 169. Gemasnya Rey
176 Bab 170. Ada yang mau buka hati?
177 Bab 172. Ada apa dengan Rey?
178 Bab 173. Jangan lagi..
179 Bab 174. Banjir air mata
180 Bab 175. Selamat jalan Sholehnya Mama..
181 Bab 176. Bahagia dibalik duka?
182 Bab 177.Bangkit
183 Bab 178. Gara-gara rujak
184 Bab 179. Hamil lagi
185 Bab 180. Protektifnya Satria
186 Bab 181. Tumpahan minyak
187 Bab 182. Hadirnya couple baru
188 Bab 183. Studio musik
189 Bab 184. Karena cinta
190 Bab 185. Orang gila
191 Bab 186. Jangan lengah Satria!
192 Bab 187. Amanah masih terjaga
193 Bab 188. Nilam oh Nilam
194 Bab 189. Bodyguard
195 Bab 190. Jambu ngidam
196 Bab 191. Kemesraan
197 Bab 192. Insecure
198 Bab 193. Siapa Bima?
199 Bab 194. Mayra bertemu Bima
200 Bab 195. Matamu sama seperti dia
201 Bab 196. Ingin kemping
202 Bab 197. Maafin papa
203 Bab 198. Kapan kamu hamil?
204 Bab 199. Peringatan kecil
205 Bab 200. Ada dua
206 Bab 201. Maaf aku terlambat
207 Bab 202. Drama baru
208 Bab 203. Pura-pura
209 Bab 204. Amnesia
210 Bab 205. Amayra itu kuat
211 Bab 206. Dalam penyamaran
212 Bab 207. Luluh
213 Bab 208. Institusi Bram
214 Bab 209. Demi kebaikan?
215 Bab 210. Mendadak action
216 Bab 211. Dimana suamiku?
217 Bab 212. Saudara kembar
218 Bab 213. Ketahuan!
219 Bab 214. Amayra siuman
220 Bab 215. Sandiwara Cinta
221 Bab 216. Cepat siuman
222 Bab 217. Kepergok?
223 Bab 218. Cakra murka
224 Bab 219. langsung ke penghulu?
225 Bab 220. Luka lama Anna
226 Bab 221. Lamaran dadakan
227 Bab 222. Bima minta maaf
228 Bab 223. Gimana aktingku?
229 Bab 224. Nikmatnya ibu hamil
230 Bab 225. Kakiku mati rasa
231 Bab 226. Bibirmu manis
232 Bab 227. Perkenalan Bima
233 Bab 228. Nilam bikin kesal
234 Bab 229. Clara masuk jebakan
235 Bab 230. Tamat riwayatnya Clara!
236 Bab 231. Akan bahagia
237 Bab 232. Aku yang mandul
238 Bab 233. Luka Bram
239 Bab 234. Jalan bersama
240 Bab 235. Panggil saya mama
241 Bab 236. Nilam minta maaf
242 Bab 237. Menuju wedding
243 Bab 238. Sah tapi ditilang
244 Bab 239. Lahiran?
245 Bab 240. Bayi kedua
246 Bab 241. Tak sadarkan diri
247 Bab 242. Alhamdulillah
248 Bab 243. Otw first time
249 Bab 244. Make Love
250 Bab 245. Video Call
251 Bab 246. Nama si kembar
252 Bab 247. Cemberut terus
253 Bab 248. Anak Sholeh
254 Bab 249. Syukuran Zahwa Zayn
255 Bab 250. Kita jodohkan saja
256 Bab 251. Namanya Reyndra
257 Bab 252. Adopsi Reyndra
258 Bab 253. Darah di pisau
259 Bab 254. Ini bukan salahmu
260 Bab 255. Rey pergi
261 Bab 256. Kebesaran hati si kecil
262 Bab 257. Nilam Taubat
263 Bab 256. Om bucin
264 Bab 257. Hilal jodoh
265 Bab 258. Waktu berlalu
266 Bab 259. Rey kakak yang baik
267 Bab 260. Setelah 6 tahun menunggu
268 Bab 261. Hadiah terindah
269 Bab 262. Ustadz Iqbal datang
270 Bab 263. Namanya Rayhan
271 Bab 264. Kecil sudah bucin
272 Bab 265. Gara-gara Zahwa
273 Bab 266. Sesal Zayn
274 Bab 267. Aku mau pulang
275 Bab 268. Ikatan batin
276 Bab 269. Doa Zahwa
277 Bab 270. Sayang keluarga (End)
278 Percayalah, Aku masih suci
279 Promo novel, spesial Ramadhan
280 When Bad Boy Meet Sholehah, novel baru!
281 Membawa Benih Suami Kontrak!
Episodes

Updated 281 Episodes

1
Bab 1. Prolog /Murid teladan
2
Bab 2. Pria sombong yang baik
3
Bab 3. Villa
4
Bab 4. Aku sudah ternoda
5
Bab 5. Tolong jaga rahasia ini
6
Bab 6. Anna kecewa
7
Bab 7. Ada yang aneh pada tubuhku
8
Bab 8. Tespack
9
Bab 9. Garis dua
10
Bab 10. Dia benar-benar hamil
11
Bab 11. Hanya satu kesalahan
12
Bab 12. Curhat pada Satria
13
Bab 13. D.O
14
Bab 14. Siapa ayahnya?
15
Bab 15. Bukan aku yang menghamili
16
Bab 16. Menikah
17
Bab 17. Aku seorang istri
18
Bab 18. Malam pertama mereka
19
Bab 19. Rumah mertua
20
Bab 20. Banyak istighfar
21
Bab 21. Diam dulu saja
22
Bab 22. Mulai perhatian
23
Bab 23. Cinta itu buta
24
Bab 24. Jantungku berdetak kencang
25
Bab 25. Bram kembali
26
Bab 26. Kemarahan Amayra
27
Bab 27. Kesempatan
28
Bab 28. Aku hanya kasihan
29
Bab 29. Apa kamu yang menghamili?
30
Bab 30. Pengakuan cinta
31
Bab 31. Pulang ke rumah ayah
32
Bab 32. Menjemput istri
33
Bab 33. Aku minta maaf
34
Bab 34. Lo bapak nya,Bram!
35
Bab 35. Aku suaminya
36
Bab 36. Membuktikan perasaan
37
Bab 37. Mulai perhatian
38
Bab 38. Iqbal
39
Bab 39. Masih banyak waktu
40
Bab 40. Imam baik, Makmum baik
41
Bab 41. Masya Allah
42
Bab 42. Tempat kerja
43
Bab 43. Ada apa dengan Bram?
44
Bab 44. Kebenaran pahit
45
Bab 45. Kesedihan Satria
46
Bab 46. Ibu kandung Satria
47
Bab 47. Bram mabuk
48
Bab 48. Terluka
49
Bab 49. Akar kebencian
50
Bab 50. Tempat tinggal baru
51
Bab 51. Surat Iqbal
52
Bab 52. Bunga matahari
53
Bab 53. Tipu daya
54
Bab 54. Hari kelulusan
55
Bab 55. Rasa bersalah Anna
56
Bab 56. Tante Amayra
57
Bab 57. Karma datang
58
Bab 58. Rumah sakit
59
Bab 59. Cemburu
60
Bab 60. Maaf yang terlambat
61
Bab 61. Cucuku
62
Bab 62. Bram mau nya apa?
63
Bab 63. Kebenaran
64
Bab 64. Menjauhlah
65
Bab 65. Berdua denganmu
66
Bab 66. Celaka
67
Bab 67. Pilihan sulit
68
Kak Ririn
69
Bab 68. Keputusan sulit
70
Bab 69. Kekuatan doa
71
Bab 70. Muntah darah
72
Bab 71. Baby R
73
Bab 72. Permintaan Bram
74
Bab 73. Pindah sementara
75
Bab 74. Aku bersama kakak
76
Bab 75. Masih belum menyerah
77
Bab 76. Gantian jaga bayi
78
Promo kak Novi Rahajeng
79
Bab 77. Maaf aku belum sempurna
80
Bab 78. Air mata
81
Bab 79. Pergi ke masjid
82
Bab 80. Sayang
83
Kak Erma ~~
84
Bab 81. Lidah tak bertulang
85
Bab 82. Acara Aqiqah Rey
86
Bab 83. Jadi dia orangnya
87
Bab 84. Kesal tak jelas
88
Bab 85. Doa anak sholeh
89
Bab 86. Dua pria bicara
90
Bab 87. Waspada Bram
91
Permisi sebentar - Promo kak Ratna Dini
92
Bab 88. Rumah sakit
93
Bab 89. Suami siaga, ayah idaman.
94
Bab 90. Tentang Azab
95
Bab 91. Kembali ke rumah lama
96
Bab 92. Jadi milikku seutuhnya
97
Bab 93. Terimakasih kak
98
Bab 94. Jangan marah May
99
Promo kak Liana Aksara
100
Bab 95. Dokter jutek
101
Bab 96. Satria galau
102
Bab 97. Mabuk
103
Bab 98. Pertengkaran pertama
104
Promo kak Je~
105
Bab 99. Perang dingin
106
Bab 100. Kunjungan Harun
107
Bab 101. Kunjungan Harun (2)
108
Bab 102. Baikan
109
Bab 103. Harun sakit
110
Bab 104. Takdir Allah
111
Bab 105. Menjenguk Bram
112
Bab 106. Keputusan Satria
113
Bab 107. Jangan marah
114
Bab 108. Dua couple
115
Bab 109. Tabligh Akbar
116
Bab 110. Datangnya mantan suami
117
Bab 111. Kami akan menikah
118
Bab 112. Kesempatan untuk Diana
119
Bab 113. Keberangkatan Satria
120
Bab 114. Sudah rindu saja
121
Bab 115. Semangat Amayra!
122
Bab 116. Mahasiswa baru
123
Bab 117. Anak nakal
124
Bab 118. Jahil
125
Bab 119. LDR
126
Bab 120. Jangan sok suci loh!
127
Bab 121. Izin pulang
128
Bab 122. I Don't care
129
Bab 123. Tidak ada kabar
130
Bab 124. Ternyata dia udah nikah
131
Bab 125. Ken baperan
132
Bab 126. Sampaikan rindu untuknya
133
Bab 127. Fitnah
134
Bab 128. Allah maha melihat
135
Bab 129. Tunggu aku pulang
136
Bab 130. Berita Satria kembali pulang
137
Bab 131. Ada yang pulang, ada yang pergi
138
Bab 132. Selamat jalan ayah
139
Bab 133. Aku bersamamu
140
Bab 134. Ingin dipanggil Mas
141
Bab 135. Kampus dan Rumah sakit
142
Bab 136. Ngegosip
143
Bab 137. Berantem
144
Bab 138. Curhatnya Amayra
145
Bab 139. Malam pertama lagi
146
Bab 140. Tanggal 15? Ada apa?
147
Bab 141. Anggap saja impas
148
Bab 142. Janji damai
149
Bab 143. Istriku imut
150
Bab 144. Cinta sepihak
151
Bab 145. Kecurigaan Satria
152
Bab 146. Menginap
153
Bab 147. Gue jomblo
154
Bab 148. Dasar tukang palak!
155
Bab 149. Anna berubah?
156
Bab 150. Terbawa pergaulan
157
Bab 151. Astagfirullah Anna
158
Bab 152. Polisi di rumah sakit?
159
Bab 153. Aku kecewa, Mas
160
Bab 154. Kamu gak boleh kenapa-napa!
161
Bab 155. Ini gak lucu!
162
Bab 156. Hari Anniversary
163
Bab 157. Honeymoon sehari
164
Bab 158. Aku sayang kamu
165
Bab 159. Menyatakan perasaan
166
Bab 160. Kemana ya?
167
Bab 161. Amayra melamun?
168
Bab 162. Gimana? Udah ketemu?
169
Bab 163. Kita baikan ya?
170
Bab 164. Pilihan hati
171
Bab 165. Resepsi
172
Bab 166. Nanggung
173
Bab 167. Kamu masih perawan?
174
Bab 168. Maafkan aku Mas
175
Bab 169. Gemasnya Rey
176
Bab 170. Ada yang mau buka hati?
177
Bab 172. Ada apa dengan Rey?
178
Bab 173. Jangan lagi..
179
Bab 174. Banjir air mata
180
Bab 175. Selamat jalan Sholehnya Mama..
181
Bab 176. Bahagia dibalik duka?
182
Bab 177.Bangkit
183
Bab 178. Gara-gara rujak
184
Bab 179. Hamil lagi
185
Bab 180. Protektifnya Satria
186
Bab 181. Tumpahan minyak
187
Bab 182. Hadirnya couple baru
188
Bab 183. Studio musik
189
Bab 184. Karena cinta
190
Bab 185. Orang gila
191
Bab 186. Jangan lengah Satria!
192
Bab 187. Amanah masih terjaga
193
Bab 188. Nilam oh Nilam
194
Bab 189. Bodyguard
195
Bab 190. Jambu ngidam
196
Bab 191. Kemesraan
197
Bab 192. Insecure
198
Bab 193. Siapa Bima?
199
Bab 194. Mayra bertemu Bima
200
Bab 195. Matamu sama seperti dia
201
Bab 196. Ingin kemping
202
Bab 197. Maafin papa
203
Bab 198. Kapan kamu hamil?
204
Bab 199. Peringatan kecil
205
Bab 200. Ada dua
206
Bab 201. Maaf aku terlambat
207
Bab 202. Drama baru
208
Bab 203. Pura-pura
209
Bab 204. Amnesia
210
Bab 205. Amayra itu kuat
211
Bab 206. Dalam penyamaran
212
Bab 207. Luluh
213
Bab 208. Institusi Bram
214
Bab 209. Demi kebaikan?
215
Bab 210. Mendadak action
216
Bab 211. Dimana suamiku?
217
Bab 212. Saudara kembar
218
Bab 213. Ketahuan!
219
Bab 214. Amayra siuman
220
Bab 215. Sandiwara Cinta
221
Bab 216. Cepat siuman
222
Bab 217. Kepergok?
223
Bab 218. Cakra murka
224
Bab 219. langsung ke penghulu?
225
Bab 220. Luka lama Anna
226
Bab 221. Lamaran dadakan
227
Bab 222. Bima minta maaf
228
Bab 223. Gimana aktingku?
229
Bab 224. Nikmatnya ibu hamil
230
Bab 225. Kakiku mati rasa
231
Bab 226. Bibirmu manis
232
Bab 227. Perkenalan Bima
233
Bab 228. Nilam bikin kesal
234
Bab 229. Clara masuk jebakan
235
Bab 230. Tamat riwayatnya Clara!
236
Bab 231. Akan bahagia
237
Bab 232. Aku yang mandul
238
Bab 233. Luka Bram
239
Bab 234. Jalan bersama
240
Bab 235. Panggil saya mama
241
Bab 236. Nilam minta maaf
242
Bab 237. Menuju wedding
243
Bab 238. Sah tapi ditilang
244
Bab 239. Lahiran?
245
Bab 240. Bayi kedua
246
Bab 241. Tak sadarkan diri
247
Bab 242. Alhamdulillah
248
Bab 243. Otw first time
249
Bab 244. Make Love
250
Bab 245. Video Call
251
Bab 246. Nama si kembar
252
Bab 247. Cemberut terus
253
Bab 248. Anak Sholeh
254
Bab 249. Syukuran Zahwa Zayn
255
Bab 250. Kita jodohkan saja
256
Bab 251. Namanya Reyndra
257
Bab 252. Adopsi Reyndra
258
Bab 253. Darah di pisau
259
Bab 254. Ini bukan salahmu
260
Bab 255. Rey pergi
261
Bab 256. Kebesaran hati si kecil
262
Bab 257. Nilam Taubat
263
Bab 256. Om bucin
264
Bab 257. Hilal jodoh
265
Bab 258. Waktu berlalu
266
Bab 259. Rey kakak yang baik
267
Bab 260. Setelah 6 tahun menunggu
268
Bab 261. Hadiah terindah
269
Bab 262. Ustadz Iqbal datang
270
Bab 263. Namanya Rayhan
271
Bab 264. Kecil sudah bucin
272
Bab 265. Gara-gara Zahwa
273
Bab 266. Sesal Zayn
274
Bab 267. Aku mau pulang
275
Bab 268. Ikatan batin
276
Bab 269. Doa Zahwa
277
Bab 270. Sayang keluarga (End)
278
Percayalah, Aku masih suci
279
Promo novel, spesial Ramadhan
280
When Bad Boy Meet Sholehah, novel baru!
281
Membawa Benih Suami Kontrak!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!