...🍀🍀🍀...
Reina, Angel dan Naya sangat penasaran dengan apa yang di masukkan Amayra ke dalam tasnya. Mereka ingin melihat, tapi Fania dan Anna menghalangi pandangan mereka.
"Ih! Gak kelihatan!" Reina mendengus kesal.
"Udahlah Rei, kita foto aja dulu dia dari kejauhan. Nanti kita cari tau, lebih baik kita segera pergi sebelum teman-teman si kampungan itu sadar kita ada disini" Saran Angel pada temannya itu.
"Oke, kali ini lo bisa tenang dulu anak kampung" Reina mengambil ponselnya, dia mengambil gambar Amayra yang berada di dalam apotik.
Reina cs pun pergi meninggalkan tempat itu. Ketika Amayra keluar dari apotik, Anna dan Fania menunjukkan diri di depan nya.
Deg!
Langkah gadis itu terhenti saat melihat kedua sahabatnya ada di depannya. "Anna? Fania??!" Amayra tersentak.
"May.." Anna menatap Amayra dengan tatapan mata yang berkaca-kaca.
Tubuh gadis itu langsung gemetar tanpa dia sadari, pikiran negatif mulai bermunculan di kepalanya, "Ka-kalian lagi ngapain disini?" tanya nya memberanikan diri.
"May, kamu beli tespack?" bisik Fania pada Amayra yang membuat perasaan nya itu semakin tegang.
Mata Amayra membulat terkejut, dia tak menyangka bahwa teman-teman nya akan mengikuti nya. Lagi-lagi Amayra meminta kedua sahabatnya untuk merahasiakan nya lebih dulu.
"Kalau udah kaya gini, kita harus tau keluarga aku terutama om Bram" kata Anna semakin yakin bahwa hal ini tidak bisa dirahasiakan lagi.
"Enggak! Gak boleh! Please.. jangan, jangan dulu bilang" Amayra memohon kepada sahabat nya itu.
"Gak May, gak bisa! Om Bram harus tau, kalau kamu mungkin sedang ha-"
"Aku gak hamil!" Amayra memotong ucapan Anna yang belum selesai, "Aku gak mungkin hamil, aku baik-baik saja!" seru Amayra, meskipun dia tidak yakin dengan dirinya sendiri.
"Kalau begitu ayo buktikan, kamu hamil atau tidak! Kita tes sekarang! Kamu udah beli tespack kan?" tanya Anna tegas, ingin tau keadaan sahabatnya.
"An, kamu jangan tegas gitu dong sama Mayra,"Fania kasihan melihat wajah pucat sahabat nya itu.
"Gak bisa Fan, ini harus tuntas sekarang juga" kata Anna tegas, dia menatap tajam kepada Amayra.
Dengan mengucap bismillah, dia akan melakukan tes kehamilan itu. Dia juga penasaran akan kondisi tubuhnya sendiri. Anna dan Fania pun membawa Amayra ke rumah Fania yang kebetulan tidak ada siapapun siang itu.
Amayra akan melakukan tes kehamilan nya disana, sebelum itu Anna menghubungi pak Harun dan mengatakan bahwa mereka akan kerja kelompok di rumah Fania. Pak Harun percaya pada Anna, dia juga percaya pada anaknya yang bisa menjaga dirinya dengan baik.
"Ayo May, periksa" kata Fania terlihat deg degan melihat temannya memegang tespack di tangannya.
"I-iya.. ta-tapi gimana cara pakainya?" Tanya Gadis berhijab itu dengan wajah polosnya.
Anna menjelaskan cara untuk mengetes kehamilan dengan tespack melalui Internet. Amayra pergi ke kamar mandi, dia melakukan semuanya disana. Beberapa menit kemudian, Amayra keluar dengan membawa tespack nya.
Kedua temannya langsung beranjak dari tempat duduknya, mereka berdua terlihat tidak tenang melihat wajah Amayra yang tidak baik.
"May!"
"Mana tes pack nya, An? Aku mau coba lagi" kata Amayra dengan wajah yang linglung dan mata yang kosong.
"Ada apa?" tanya Anna penasaran dengan Amayra yang menanyakan tespack lainnya.
"Ini pasti tespack nya kadaluarsa, jadi hasilnya salah" Amayra tersenyum pahit, dia menyangkal hasil pemeriksaan nya.
Anna dan Fania mendekati Amayra, mereka mengambil tespack itu. Keduanya tercengang melihat dua garis merah terukir jelas disana.
"Dua garis?" Fania menatap tak percaya pada hasil testpack itu.
"Ya, kamu benar May.. siapa tau tespack nya kadaluarsa. Coba lagi yang lainnya" kata Anna sambil tersenyum menyemangati temannya dengan hati yang tidak tenang. Amayra menelan ludah, dia berdoa agar hasilnya tidak seperti itu.
Amayra mengambil tespack kedua, hasilnya tetap sama. Dan dia mengambil tespack ketiga, juga ke empat, hasilnya tetap sama. Garis dua berwarna merah!
"Ini gak mungkin salah, udah empat kali dan hasilnya sama!" Kata Fania sambil melihat empat tespack yang hasilnya sama dengan garis dua.
Amayra terdiam, dia menggelengkan kepalanya. Dia tidak percaya kenyataan pahit ini, bahwa ada bayi di dalam perutnya.
"Aku akan kasih tau om Bram, sama nenek ku!" kata Anna tegas, dia mengambil salah satu tespack itu dan dimasukkan ke dalam tas.
Om Bram harus bertanggungjawab! Harus!
Gadis itu keluar dari rumah Fania dengan terburu-buru, dia tak sabar ingin meminta pertanggungjawaban om nya. Amayra dan Fania mengejar Anna, tapi gadis itu sudah pergi entah kemana tidak terlihat lagi.
"Fan, gimana ini? hiks.." Amayra tidak bisa menahan tangis, dia sangat takut dengan keadaan yang menimpa dirinya dan takut orang-orang akan tau tentang kehamilan nya.
"Kita susul Anna!" Fania memegang tangan Amayra, mereka mencari kendaraan yang lewat untuk menyusul Anna.
Anna berada di dalam taksi, dia sedang dalam perjalanan untuk menemui om nya di kantor Calabria grup.
"An! Berhenti An! Aku mohon jangan lakukan ini "teriak Amayra yang sedang naik motor bersama dengan seorang pria, dia memanggil temannya yang berada di dalam taksi.
"Neng, itu temen nya manggil" ujar supir taksi pada Anna.
"Jalan aja terus pak!" seru Anna tidak mempedulikan Amayra yang memanggilnya. Di samping Amayra ada Fania yang juga naik ojeg.
Anna sampai lebih dulu di depan kantor Calabria grup, dia segera masuk ke dalam sana. Amayra dan Fania menyusulnya dari belakang.
Jantung Amayra berdegup dengan kencang, ketika melihat sahabatnya Anna sudah masuk ke dalam lift dan Fania juga dirinya masih berada di lantai dasar.
"Maaf dek! Adek adek tidak bisa sembarangan masuk ke dalam kantor ini!" seorang satpam menghalangi jalannya.
"Tapi pak, yang barusan masuk itu adalah teman kami" kata Amayra panik, karena dia sudah tidak melihat lagi Anna disana.
"Itu karena nona Anna adalah keluarga pak Bram, jadi dia bisa masuk untuk menemui nya"jelas pak satpam itu dengan wajah tegas nya.
"Pak, kami mohon.. izinkan kami masuk" Fania mengatupkan kedua tangannya, seraya memohon pada satpam di kantor itu.
Namun, pak satpam bersikeras tidak mengizinkan Amayra dan Fania untuk masuk ke dalam gedung kantor. Amayra terlihat sangat resah, dia takut akan terjadi sesuatu yang buruk.
Ting!
Anna sampai di lantai atas, tempat om nya bekerja. Dia memantapkan hati untuk memberitahukan kebenaran ini pada Bram.
"Nona Anna?" tanya Erik, sekretaris Bram. Dia heran mengapa Anna bisa ada disana.
"Pak Erik, om Bram ada di dalam kan?" tanya Anna dengan mata yang tajam mengandung amarah.
"Iya nona ,tapi nona tidak boleh..."
Sebelum Erik menyelesaikan ucapannya, Anna sudah membuka pintu itu dan menerobos masuk ke dalam ruang presdir.
Dilihatnya Bram sedang berciuman mesra dengan tunangan nya, Alexis. Gadis cantik berambut merah dengan baju seksi, kulit putih yang tampak menggoda.
"Sayang.. itu ada keponakan kamu tuh" Alexis mengancingkan kembali kancing kemeja Bram. Terlihat beberapa tanda ekslusif berwarna merah pada leher gadis cantik itu.
"Anna? Ngapain kamu kesini? Kamu gak ketuk pintu juga!" Bram merapikan dasinya, dia menatap keponakan nya dengan marah.
Anna benar-benar di buat terpana dengan sikap om nya.
Ternyata ini sifat asli om ku, sungguh bejat!
...---***---...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 281 Episodes
Comments
meE😊😊
iya gmn mw ngrasa brsalah si bram ma may hidup y aja sllu bkin salah n masalah😒😒
2022-08-08
1
Eka Bundanedinar
pnsaran gmn satria yg jd tanggung jawab ini
2022-03-02
1
Aska
huu bener bener si Bram penjahat kelamin 😡 si Otong nya Bram minta dimutilasi
2022-02-20
2