...Hilang semua janji...
...Semua mimpi-mimpi indah...
...Hancur hati ini melihat semua ini...
...Lenyap telah lenyap...
...Kebahagiaan di hati...
...Ku hanya bisa menangisi semua ini...
...Hancur hati ini...
...Melihat kau telah pergi...
...Langit menjadi gelap berkelabu...
...Menyelimuti hatiku...
...Mengubah seluruh hidupku.....
...Mengapa semua jadi begini...
...Perpisahan yang terjadi...
...Diantara kita berdua...
...Ku akan menanti...
...Sebuah keajaiban...
...Yang membuat kita...
...Bisa bersama kembali...
...🍀🍀🍀...
Bu Nilam menatap tajam ke arah Pak Harun setelah melontarkan pertanyaan itu kepada nya. Pak Harun tidak menggubris pertanyaan itu, dia langsung menanyakan keberadaan Anna dan juga pria yang telah merenggut kehormatan putrinya.
"Apa apaan ini pak? Kenapa bapak menanyakan cucu dan anak saya?" tanya Bu Nilam pura-pura tidak tahu, dia melotot ke arah pak Harun dengan tidak sopan.
"Anak ibu sudah membuat anak saya hamil! Saya kemari ingin meminta pertanggungjawaban nya!" seru pak Harun tegas.
"Hamil? Anak bapak hamil oleh anak saya?!" tanya nya sambil mengerutkan kening.
Ketika pak Harun akan emosi, Amayra, Satria dan Anna datang tepat waktu dan menghentikan nya. Pak Harun jadi menumpahkan semua amarahnya pada Anna, karena gadis itu yang sudah mengajak Amayra pergi ke villa.
"Ini semua karena kamu! Kalau bukan karena kamu, kejadian ini tidak akan menimpa anak saya!" teriak Pak Harun marah kepada Anna.
"Ayah.. May mohon, tenang yah..," pinta Amayra sambil memegang tangan pak Harun.
"Maafkan saya pak, ini memang kesalahan saya. Maafkan saya pak!" Anna mengakui kesalahannya di depan ayah sahabatnya itu.
"Tidak cukup dengan maaf saja, Amayra anak saya sedang hamil sekarang dan itu karena ulah anak ibu!" Pak Harun menunjuk ke arah Bu Nilam yang sedari tadi hanya diam saja.
"Pak, tenang dulu pak,!" Satria mencoba melerai perdebatan pak Harun dan mama nya.
Bu Nilam emosi, dia menunjukkan jarinya juga kepada Pak Harun, "Berani beraninya, kamu menunjuk saya seperti itu!"
"Siapa yang hamil? Apa maksud bapak anak saya yang menghamili?" tanya seorang pria paruh baya dengan setelan jas rapi, dia seperti nya baru saja tiba di depan rumah itu. Keningnya berkerut memandang semua orang yang terlihat sedang ribut disana.
"Papa?" Satria menoleh ke arah papa nya.
Pak Cakra meminta semua orang masuk ke dalam rumah dan membicarakan nya baik-baik. Mereka semua duduk di sofa empuk yang berada di tengah rumah. Wajah Pak Harun masih terlihat marah, dia duduk disamping Amayra.
"Jadi, apa yang saya dengar tadi?" tanya Pak Cakra, dia tidak tahu menahu kejadian yang menimpa keluarga nya.
"Pa, kak-" Satria akan membantu menjelaskan pada papa nya, karena dia tau Anna dan Amayra masih syok.
"Pa, Satria memperkosa gadis ini sampai hamil!" Bu Nilam langsung memotong ucapan Satria dan melimpahkan semua kesalahan Bram pada anak bungsunya itu.
Sontak saja ucapan Bu Nilam, membuat semua orang yang berada disana terkejut. Apalagi Satria yang tidak tahu apa-apa, sang papa juga menatapnya dengan tajam.
"Jadi, kamu yang sudah memperkosa anak saya?!!" Pak Harun kehilangan emosinya, dia memukul Satria hingga pria itu tersungkur ke lantai.
Pada akhirnya pak Cakra turun tangan melerai mereka. Dia melihat berita yang tersebar di medsos, tentang nama keluarga Calabria yang dibawa-bawa di dalamnya. Pak Cakra melihat sosok yang menggendong Amayra dari video itu.
Dia yakin kalau pria yang ada disana adalah Bram, bukanlah Satria. Pak Cakra tidak berucap banyak, dia meminta pak Harun untuk tenang.
"Bagaimana ini pak? Bagaimana tanggung jawaban Bapak terhadap anak saya?" tanya Pak Harun sedih.
"Tentu, anak saya akan akan bertanggungjawab. Beri saya waktu 24 jam untuk berdiskusi dengan keluarga saya untuk memikirkan jalan keluar nya," ucap pak Cakra tenang.
Bram? Kenapa kamu membuat keluarga ini malu dan nama keluarga ini tercoreng? Dimana juga anak itu? Pikiran pak Cakra ada pada anak laki-laki tertua nya.
"Kenapa harus dipikirkan lagi? Bukankah sudah jelas kalau anak bapak menghamili anak saya?!" Pak Harun masih berbicara dengan nada emosi.
"Pa, bukan aku yang menghamilinya!" Satria menyanggah semua tuduhan Bu Nilam kepadanya. Dia tidak percaya kalau mama nya akan melimpahkan kesalahan Bram pada dirinya.
"Satria! Diam dulu!" pak Cakra menoleh ke arah Satria dengan tajam, meminta dia untuk diam, "Pak Harun, beri kami waktu untuk berdiskusi! Kami tidak akan melarikan diri dari tanggungjawab, bapak bisa menemui kami disini kapan saja disini," ucap nya tegas.
"Baiklah, besok kalian harus berikan saya jawaban dan pertanggungjawaban untuk anak saya," ucap pak Harun tegas.
Amayra dan pak Harun pun pergi meninggalkan rumah itu, diantar oleh supir pak Cakra. Karena pasti akan banyak orang-orang yang ingin mencari informasi tentang Amayra dan keluarga Calabria.
Di rumah itu, pak Cakra mengadili semua orang disana. Dia menanyakan keberadaan Bram pada sang istri.
"Bram? Kenapa papa menanyakan dia? Ini tidak ada hubungan nya dengan Bram, jelas-jelas Satria yang bersalah!" Bu Nilam tetap membela anaknya yang bejat itu sampai akhir.
"Ma! Mama tau sendiri kalau aku tidak memperkosa apalagi menghamili gadis itu, ini perbuatan kak Bram. Pa, papa percaya padaku kan? Aku tidak mungkin melakukan semua itu!" Satria mencoba membela dirinya di depan pak Cakra. Satria menatap kecewa pada Bu Nilam yang selalu menyayangi Bram dan membelanya.
"Itu benar opa, bukan om Satria yang memperkosa Amayra. Tapi om Bram, dia yang melakukan nya, opa," kata Anna membela Satria.
"Diam! Aku tau siapa yang salah disini, yang memperkosa gadis itu adalah Bram! Pria yang ada di video ini bukan Satria, melainkan Bram. Tentu saja Bram yang harus bertanggung jawab," kata pak Cakra tegas.
Ternyata papa sudah tau semuanya. batin Bu Nilam.
Saat itu juga pak Cakra langsung mencari Bram untuk meminta pertanggungjawaban nya untuk menikahi Amayra. Tapi Bram hilang seolah ditekan bumi. Dia bahkan tidak pergi bekerja dan tidak tau kemana.
Waktu 24 jam itu sudah habis dan demi nama baik keluarga Calabria. Pak Cakra memutuskan untuk menikahkan Satria dan Amayra.
Tentu saja Satria menolaknya, dia tidak bersalah dan dia tidak mau bertanggungjawab atas kesalahan kakaknya.
"Satria! Kali ini papa minta sama kamu, ini demi nama baik keluarga kita! Hanya kamu yang bisa menyelamatkan nama baik keluarga kita, tolong Satria, nikahi lah gadis itu. Setelah selesai melahirkan, kamu boleh menceraikan dia atau apapun itu. Tapi untuk sekarang, kamu harus menikahi dia dulu," tutur pak Cakra meminta pengertian Satria.
"Itu benar! Nama baik keluarga sangat penting, lagipula ini hanya pernikahan. Kamu tidak harus menikah seumur hidup, kamu bisa bercerai suatu hari nanti," timpal Bu Nilam.
"Kenapa harus selalu aku?! Kenapa kalian tidak pernah adil kepadaku?! Hanya kak Bram saja yang kalian pedulikan!" teriak Satria emosi.
Satria memutuskan untuk pergi dari rumahnya, dia pergi dengan kesal. Anna menyusul om nya itu.
"Om, om Anna mohon om.. kasihan temen Anna," ucap Anna memohon pada Satria.
"Kamu juga! Udah tau semua ini salah, kamu tetap meminta om bertanggungjawab untuk teman kamu?" Satria sedih bercampur kesal, dia tidak mau dijadikan kambing hitam.
"Tapi... Amayra,"
"Udah ya An, aku gak mau dengar lagi!" Satria masuk ke dalam mobilnya dan pergi begitu saja.
Tak lama setelah kepergian Satria, pak Harun datang ke rumah keluarga Calabria dengan wajah gelisah dan panik. Dia mencari keberadaan Amayra dan menanyakan nya pada orang disana. Amayra menghilang dari rumahnya sejak tadi subuh.
Pak Cakra juga ikut panik mengetahui Amayra menghilang, karena di dalam rahim Amayra ada cucunya. Dia membantu pak Harun dengan mengerahkan orang untuk mencari Amayra.
Tidak tahu mau minta bantuan kepada siapa lagi, Anna menelpon Satria.
"Om, tolong! Amayra hilang, aku takut Mayra melakukan hal nekat! Om tolong cari dia,"
"Maaf, aku gak bisa An. Ini bukan urusan aku," Satria menolak permintaan Anna dan langsung menutup telponnya begitu saja.
Dia sedang menyetir mobil, dan dia tidak fokus memikirkan Amayra.
"Sial! Kenapa aku kepikiran dia terus?! Baiklah Satria, kamu melakukan ini karena rasa kemanusiaan," Satria tergerak, dia mencari keberadaan Amayra karena hatinya tidak tenang.
Kemudian dia melihat seorang gadis berhijab merah, sedang berdiri di atas tiang jembatan. Kedua mata Satria membulat melihat ke arah gadis itu. Dia segera keluar dari mobilnya dan menghampiri gadis yang terlihat seperti Amayra itu.
"Hey! Jangan melakukan hal bodoh!" seru Satria yang berada dibawah jembatan.
Gadis itu menoleh ke arah Satria, dan benar saja. Dia adalah Amayra.
"Om Satria?" Amayra menatap Satria dengan tatapan mata yang sayu.
"Turun sekarang juga, kamu tau kan bunuh diri itu dosa besar? Kamu akan menyesalinya," ucap Satria ketakutan melihat Amayra berdiri di sana. Dia mencoba membujuk gadis itu untuk turun dari atas sana.
"A-aku bukan-,"
Tak sengaja Amayra menginjak rok yang dipakai nya, gadis itu terpeleset dan tubuhnya oleng.
"Woaahhh!!!"
"Hey!" teriak Satria panik.
...****...
Sementara itu di sebuah hotel mewah yang entah dimana, Bram sedang bersantai disana. Dia memandang menara Eiffel.
"Mama pasti sudah menangani semuanya kan? Aku tinggal fokus mencari Alexis, aku dengar dia di kota ini," gumam Bram tanpa memikirkan apapun lagi selain Alexis tunangan nya.
...---***---...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 281 Episodes
Comments
meE😊😊
si alexis yg kelakuan y udh kek jalaaa*g aja msih d bela2in pdhl lo tau sndri klo si alexis tuh dmen slingkuh glirn may gadis baik2 yg kau rusak itu mlh kau fitnah yg ngga2..smoga krma sgra mnghmpirimu
2022-08-08
2
Eny Yulianti
sudah tau anak nya salah masih terus di bela???? gimn jk posisinya di balik, yg jd amyra adl Bu Nilam?????
2022-05-24
1
Siti Aisyah
dasar si bram..aku sumpahin lu klo tdk mau bertanggung jawab sama mayra kamu tdk akan bisa punya anak dgn pasanganmu..mudah2an bram melihat alexis bermesraan dgn org lain
2022-05-10
2