...🍂🍂🍂...
Bram pergi begitu saja tanpa mempedulikan keadaan Amayra dan anak kakak nya (alias keponakan nya) yang memohon pada Bram agar bertanggungjawab pada temannya yang sudah di perkosa olehnya.
Pria itu melarikan diri begitu saja, seperti habis manis sepah dibuang. Anna tidak berhasil mengejar Bram yang sudah ngebut membawa mobilnya yang entah mau kemana.
"Om Bram!" teriak Anna kesal sendiri melihat om nya pergi meninggalkan villa begitu saja.
Di dalam Villa itu sendiri, Amayra tak kunjung keluar dari kamar mandi dan membuat Fania juga Anna cemas pada sahabat mereka.
"May, buka pintunya dong!! May..." Fania dan Anna memanggil sahabat mereka yang masih berada di kamar mandi. Fania menoleh ke arah Anna yang juga terlihat bingung sama seperti dirinya. "An, gimana dong? Mayra belum keluar juga!" seru Fania panik.
Anna tidak bicara, dia menggigit bibirnya dengan gemas. Ada rasa bersalah di dalam hatinya atas kejadian yang menimpa Amayra. Meski ini bukanlah salahnya, tapi salah Bram yang tiba-tiba datang ke villa itu dan memperkosa temannya.
Amayra sendiri, sedang mengguyur tubuhnya dengan air di dalam keran yang menyala. Gadis itu menangis, meratapi nasibnya itu. Tubuhnya sakit, hati dan batinnya juga sakit. Bekas pemaksaan Bram dini hari tadi terlihat di beberapa bagian tubuhnya.
"Apa kata orang nanti? Bagaimana kalau ayah tau? Aku sudah tidak perawan lagi!! Aku sudah berzina! Aku tidak bisa menjaga diriku dengan baik!!" teriak Amayra sambil duduk di lantai kamar mandi, membiarkan tubuhnya di guyur air yang menyala.
Teriakan dan amarah Amayra, terdengar oleh kedua sahabatnya yang berada di luar. Setelah hampir setengah jam di dalam kamar mandi, akhirnya Anna memutuskan untuk mengambil kunci cadangan dan membuka pintu kamar mandi itu.
Anna dan Fania kompak menghampiri Amayra yang sedang jongkok di pojokan dengan rambut hitam yang menjuntai panjang. Semua badan gadis itu basah.
"May, maafin aku may.. maafin aku.. aku akan meminta om ku untuk bertanggungjawab sama kamu!! Dia tidak akan bisa lari, dia tidak bisa kabur! Dia harus bertanggungjawab!" kata Anna sambil memeluk temannya yang masih kelihatan syok itu. Anna berusaha menenangkan Amayra yang diam saja.
"May.. " Fania menangis dan memegang tangan Amayra yang terasa dingin. Dia sangat sedih dengan hal yang menimpa Amayra.
Amayra terdiam dengan mata yang kosong. Dalam hatinya dia menjerit-jerit, kehormatan yang selalu dia jaga akhirnya hancur sudah oleh seorang pria asing. Setelah selesai membersihkan diri, Amayra mengganti bajunya dengan baju yang kering.
Tatapan mata nya masih kosong, dia hanya duduk diam di sudut ranjang. Sesekali dia menatap langit-langit kamar itu, seperti orang yang kehilangan semangat.
"May, jangan diam aja dong.. ayo ngomong sesuatu. Aku akan meminta om ku untuk bertanggungjawab, aku janji.. aku minta maaf..hiks" Anna memegang tangan sahabatnya itu dan menangis.
"Tanggungjawab apa?" tanya Amayra sambil menoleh ke arah Anna dengan mata yang kosong.
"May..om ku sudah memperkosa kamu, jadi dia harus bertanggungjawab" jawab Anna sambil menyeka air matanya. Disamping Anna ada Fania, dia menatap Amayra dengan tatapan cemas.
"Ti-tidak perlu, tidak terjadi apa-apa kok. Aku gak apa-apa" Amayra berusaha tegar, dia tersenyum pahit.
"May..." Anna menatap sahabat nya dengan mata yang berkaca-kaca.
"Aku gak apa-apa, aku baik-baik saja asalkan ayahku jangan sampai tau semua ini.." Berat hati gadis itu saat mengatakan nya, ternyata dia mengkhawatirkan sang ayah di bandingkan keadaan nya sendiri.
"May, disaat seperti ini kamu malah--" Fania angkat bicara, tapi kata-katanya terpotong oleh Amayra.
"Aku mohon.. aku mohon sama kalian tolong jaga rahasia ini dulu. Nanti aku sendiri yang akan cerita sama ayah ku, aku mohon.. tolong jangan kasih tau ayah," Amayra menangis sedih, air mata yang dia tahan akhirnya tumpah juga.
"Tapi May, ayah kamu harus tau..om ku juga harus bertanggungjawab!" kata Anna tegas.
Amayra menggeleng-gelengkan kepalanya, pertanda dia tidak setuju pada Anna. Mengapa gadis itu tidak setuju? Dia takut, takut pada siapa? Apakah itu Bram? Bukan, tapi dia takut pada kemarahan dan kekecewaan ayahnya. Jika dia tau hal ini, entah apa yang akan terjadi dia tak bisa membayangkan nya.
Anaknya sudah tidak perawan?
Apa kata orang-orang nanti? Apa kata ayahnya nanti? Ya, pikirnya lebih baik menyembunyikan hal ini dari ayahnya seolah tidak terjadi apa-apa.
"Kamu takut sama om Bram? Kamu takut kalau dia gak mau bertanggungjawab? Aku akan paksa nenek supaya om bertanggungjawab! Aku jaminannya!" Anna meyakinkan bahwa dia berada di pihak Amayra dan akan membuat Bram bertanggungjawab.
"Aku gak takut sama om kamu, aku takut sama Allah.. dan aku takut sama ayahku...hiks" Amayra menangis tersedu-sedu, dia benar-benar takut kepada Allah karena perzinahan yang sudah dia lakukan bersama Bram. Allah pasti melihat semuanya, betapa malu dan berdosa nya dia.
Dia takut kepada ayahnya, dia takut membuat ayahnya kecewa. Dengan kekeh, Amayra meminta teman-teman nya bahkan sampai memohon pada mereka untuk merahasiakan ini seolah tidak ada yang terjadi. Amayra tau berbohong juga sudah dosa, tapi dia tidak terpaksa melakukan nya untuk menjaga hati sang ayah.
Alhasil, mereka tidak jadi liburan dan memutuskan kembali ke Jakarta. Di sepanjang perjalanan, Amayra terdiam dengan tangan terkepal. Kedua sahabatnya itu ikut sedih melihat keadaan Amayra yang berusaha tegar padahal hatinya menangis.
Bibir yang di lahap oleh Bram masih terasa panas dan perih, semalam Bram menggigit bibir itu. Lidah yang dimainkan oleh Bram, masih terasa jijik untuk Amayra. Dia bahkan sampai tidak mau makan dan minum saking jijiknya dengan dirinya sendiri. Dan yang paling sakit adalah bagian bawah sensitif di tubuhnya.
Tanda merah itu bertebaran dimana-mana, hanya saja Amayra memakai baju yang menutup seluruh tubuh nya. Bahkan kepalanya juga memakai kerudung yang panjang, membuat tanda perbuatan Bram padanya tidak terlihat.
Mengerikan! Sangat mengerikan setiap kali Amayra terbayang kejadian dini hari tadi di kamar itu, rasanya kepalanya ingin pecah! Rasanya dia ingin bunuh diri saja jika bunuh diri bukan dosa!
Tapi dia ingat pada Allah, dia ingat pada ayahnya. Allah sangat membenci orang yang mengakhiri hidupnya sendiri. Sebab hidup dan matinya seseorang itu berada di tangan Allah SWT dan merupakan karunia dan wewenang dari Allah. Allah SWT melarang umatnya untuk melakukan pembunuhan ataupun bunuh diri. Tempat orang yang melakukan bunuh diri adalah neraka jahanam.
Sesampainya dia di Jakarta, Amayra segera pulang ke rumahnya. Dia berjalan agak tertatih-tatih melewati gang sempit itu, ternyata tubuhnya pegal-pegal dan sakit oleh Bram.
"Bismillahirrahmanirrahim.. Amayra, kamu pasti bisa, kamu jangan buat ayah cemas" gumam gadis itu berdebar-debar saat akan membuka pintu rumahnya.
"May, kamu udah pulang?" tanya Pak Harun.
Deg!
"Astagfirullah hal adzim!!" sontak saja Amayra terkejut begitu mendapat tepukan di bahunya dan terdengar suara sang ayah dibelakang nya.
Gadis itu takut untuk menoleh ke belakang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 281 Episodes
Comments
Uba Muhammad Al-varo
dimulai nya hidupnya Mayra dengan penderitaan dan kesedihan 😭😭😭😭😭🤧🤧🤧🤧🤧
2025-01-21
0
Vita Zhao
nyesek 😭😭😭😭
2022-10-23
1
meE😊😊
ksiannnn may gadis sekecil itu harua mnanggung beban yg berat..
2022-08-08
0