...Semenjak bertemu dengan mu, aku tidak ingin bertemu dengan perpisahan dan kehilangan....
...Kehilangan diri nya saja sudah membuat ku hampir putus asa, ku harap kau tidak seperti nya....
..._Dear A...
.......
.......
.......
...****************...
Di ruang kerja Hye-joon terdapat paper bag di meja nya, Hye-joon menutup jadwal harian yang baru saja di antar oleh sekretaris nya. Hye-joon menyambar Jaz yang tergantung di sisi sebelah nya lalu memakai nya dan berjalan meninggalkan ruang kerja nya sembari membawa bag yang ada di meja nya tadi.
Di luar ruangan tampak ia begitu canggung dan gugup, karena seseorang yang ia cari tidak kunjung ketemu. Hye-joon memutuskan pergi ke lobi dan mencari orang yang ingin ia temui.
"Bapak sedang cari siapa? " ucap salah seorang pegawai pria yang mengerti gerak-gerik dari bos nya. Hye-joon menggaruk tengkuk belakang yang kurasa dapat mengurangi rasa canggung nya.
"Apa kau melihat Yumi? "pria itu berfikir.
" Yumi? itu orang nya langsung nongol, "tunjuk pria itu ke arah Yumi yang sedang membawa peralatan kebersihan, sontak Hye-joon langsung membalik tubuh nya.
" Bapak cari saya? "tanya Yumi cengo. Pria itu pamit pergi setelah Hye-joon bertemu dengan Yumi.
" Aa.. iya, "
"Ada apa ya Pak? "
"Bagaimana keadaan Zoya? "
"Oh Zoya hari ini cuty gak masuk kerja , pak, "
"Iya saya tau dia ada di rumah sakit, " Yumi tersenyum canggung karena jawaban nya tidak tepat dengan keinginan Hye-joon.
"Tadi malam saya jenguk dia di rumah sakit, baik kok pak, syok nya juga udah mendingan. Sore nanti dia udah kembali kerumah nya, " Hye-joon menghela nafas penuh kelegaan.
"Ap kau akan menjenguk nya lagi setelah pulang kerja nanti? "
"Emmm.. niat nya begitu, ada yang mau bapak titipkan? biar saya antar, " Hye-joon menyodorkan bag yang ia pegang kepada Yumi untuk segera menerima nya.
"Ohh.. iya Pak nanti saya kasih ke Zoya, "
"Iya, Terima kasih ya, " Hye-joon langsung berlalu dari hadapan Yumi setelah ia memberikan senyum sopan nya.
Yumi berjalan lagi membawa peralatan kebersihan dengan satu tangan sementara tangan yang satu nya membawa bag yang sedang ia tinting.
Saat Hye-joon berniat kembali keruangan nya, tiba-tiba handphone nya bergetar, Hye-joon segera mengangkat dering panggilan vidio dan langsung menggeser iKON hijau setelah melihat nama yang tertera.
"Eo.. kalian sudah sampai? " Hye-joon menghadapkan handphone nya tepat di area face.Di seberang panggilan ternyata sudah tersambung tiga panggilan, Ryung-Jae, Dae-ho dan Hyun-il l.
"Aku baru saja sampai, " ucap Ryung-Jae tampak ia sedang merebahkan tubuh nya di atas kasur berketepatan sang ibu masuk kedalam kamar nya.
"Ryung-Jae, kau sedang sakit berhenti lah menatap handphone mu terlalu lama, " protes sang ibu memperhatikan sang anak.
Hye-joon mendengus geli, "Bibi sita saja handphone nya, "
"Eo.. akan aku lakukan, " sontak saja Dae-ho dan Hyun-il terkekeh geli melihat ekspresi Ryung-Jae yang tengah merajuk kepada ibu nya.
"Bagaimana keadaan kalian berdua? "
"Jauh lebih baik," jawab Hyun-il dan Dae-ho berbarengan.
"Lekas pulih lah, tidak kalian lihat Hyung Myung-jee terlalu santai karena tidak ada kalian yang mengganggu, " Hye-joon mengalihkan kamera belakang nya memperlihatkan Myung-jee yang baru saja sampai menghampiri nya dengan membawa secangkir kopi.
"Apa yang lu bilang, gue gabut, " sarkas Myung-jee menolak perkataan Hye-joon yang sudah terkekeh geli melihat reaksi Myung-jee yang sangat menggelikan.
Seketika raut wajah Myung-jee berubah saat melihat ketiga adik nya sedang di rawat, "Cepat lah pulang, abang rinduu, " rengek Myung-jee geli-geli manja.
"Biasa aja kali, baru juga tadi pagi kita pisah, " jawab Dae-ho.
"Aa... istirahat lah aku akan menutup panggilan nya, " seru Hye-joon sembari melambai kan tangan di depan handphone bersama Myung-jee.
***
Di sebuah ruang rawat, Zoya dan Tessa sedang berkemas karena Zoya sudah lebih baik dari sebelum nya,suami Tessa pun sedang menunggu mereka di lobi rumah sakit. Hampir saja terlambat, Yumi berlari ketar-ketir menuju ruangan Zoya demi menyampaikan pesan dan bingkisan yang Hye-joon titipkan padanya.
"Tungguuu!!!"
"Astaghfirullah hal'adzim!! " kejut Zoya dan Tessa beristighfar sembari mengelus dada nya.
"Yumi, kamu kenapa? "
"Ha.. haa.. haa.. tunggu aku cari oksigen dulu, " letih nya tampak terlalu banyak membuang tenaga demi mengejar keterlambatan nya.
"Kan bisa lihat Zoya di rumah bibi kenapa buru-buru datang kesini? " Tessa melihat Yumi dengan tatapan heran sembari terus melipat pakaian Zoya ke dalam tas.
"Gak sempat lagi Bi, Yumi mau jemput ibu lagi ke tempat kerja... Zoya nih, " Yumi menyodorkan bag nya kepada Zoya yang sudah mengerutkan dahi nya heran.
"Apa ini? "
"Pak Hye suruh aku kasih ke kamu, gak usah heran gitu Zoya. Bukan kamu aja, semua pegawai juga di kasih begini sama perusahaan, aku juga pernah kok, "
"Ambil Zoya, rezeki jangan di tolak.. makasih yaa Yumi, " sahut Tessa, Yumi membalas nya dengan senyum ramah.
"Isi nya apa ya, Yumi? " tanya Zoya setelah memegang bag itu. Yumi menerka-nerka dengan ingatan nya.
"Waktu aku sakit kemaren sih di kasih buah parsel, kalau hadiah begitu mah gue gak tau. Hanya pegawai kantor yang sering dapet kaya punya kamu, "
"Huusss.. Yumi, rezeki udah di atur masing-masing," tegur Zoya membuat Yumi terkikik geli.
"Iya deh Zoya yang cantik, "
"Syukron, " sahut Tessa menerima pujian dari Yumi.
"Aku pergi duluan yah, ibu ku pasti udah nunggu, "
"Iya.. Hati-hati di jalan yah Yumi, "
"Oke, "
Sepeninggal Yumi dan Zoya yang berpisah di rumah sakit. Hye-joon dan yang lain nya di sibukkan oleh Yee-jun yang sangat mengesal kan, pasal nya lagi-lagi ia berteriak kemana pergi nya CD milik nya.
"Masa di rumah sebesar ini ada maling CD sih, "
"Lu jangan ngaco deh, " Yee-jun yang tidak sabaran pun frustasi kemana semua CD nya menghilang, bahkan saat ini ia hanya mengenakan jubah mandi dan belum memakai dalaman apapun.
"Cari apa tuan? " seru Bibi Yuma yang tengah bersiap untuk pulang.
"Nah.. lu tanya bibi Yuma deh, kan bibi yang ngurus semua kebutuhan kita di rumah ini, " usul Yeon-jin yang sudah frustasi dengan permasalahan Yee-jun.
"Bi.. ****** ***** ku mana? banyak loh kok pada hilang semua? " tanya Yee-jun, Bibi Yuma sedikit kewalahan menjawab nya.
"Bibi udah susun masing-masing ****** ***** tuan di lemari, "
"Hyung, lu gak geli apa ngomong hal vulgar sama bi Yuma? " tanya Hye-joon menggeleng-gelengkan kepala nya.
"Persetan!!! gue gak pakek ****** ***** dong kalau gak gini... Enggak ada bi, kosong malah gak ada satu pun yang tersusun di dalam, " Bibi Yuma yang mendengar itu pun juga kebingungan, pasal nya ia sudah menyelesaikan semua pekerjaan nya dengan teliti. Selama lima tahun ia bekerja di rumah itu, tidak ada kesalahan yang ia lakukan.
"Gini aja deh, lu pakek punya gue aja dulu hyung. Bibi Yuma bisa ke mall sebentar gak? nanti saya tambahin uang lembur bibi, " seru Myung-jee ingin segera menyelesaikan permasalahan nya.
"Eh tapi lu bayar hutang ke gue, " sambung nya lagi. Yee-jun berkacak pinggang merotasi kan kedua bola matanya.
"Bukan nya kita gak bisa beli sendiri, eee.. kita ada rapat online dengan client jadi harus cepat di selesai kan, " ujar Hye-joon dengan hati-hati.
"Eo.. kalau begitu biar saya dan anak saya pergi ke mall, "
"Anak? "
"Anak saya selalu menjemput saya, jadi mungkin dia sudah menunggu di depan, anak saya juga karyawan di perusahaan tuan, " awal nya mereka tampak biasa saja dan memaklumi nya tetapi setelah menetralisir ucapan bibi Yuma mereka tiba-tiba tersentak.
"HAH!!!! "
"Astaga!!! " ikut bibi Yuma juga kaget dengan teriakan tuan nya.
"Si.. si.. siapa nama anak bibi? " tanya Yee-jun dengan gugup dan gelisah.
"Yu.. Yumi, " jawab bibi Yuma dengan hati-hati. Yee-jun tampak kalang kabut, bagaimana jika Yumi mengatakan pada pegawai kantor bahwa ia pernah menemani ibu nya membeli CD bos nya sendiri. Mungkin perusahaan itu akan meledak, mereka yang di juluki 'Seven Prince Of Money'oleh perusahaan-perusahaan lain,harus ia letak di mana lagi wajah nya itu.
"Mati, " gumam Yeon-jin benar-benar problem bagi mereka.
Tidak berselang seorang penjaga keamanan datang mengetuk pintu utama rumah itu, memberi tahu bahwa seorang gadis tengah menunggu Bibi Yuma di luar.
"Cepat ganti pakaian mu, setengah jam lagi kita akan rapat, " pinta Yeon-jin begitu tergesa-gesa. Mereka tampak kalang kabut harus bagaimana?
"Aa.. aaaaaaa!!! " frustasi Yee-jun meremas rambut nya.
"Ah.. tuan tenang lah, anak saya tidak akan seperti yang Anda fikirkan. Saya tau itu karena saya ibunya, " seru Bibi Yuma berusaha menyakinkan mereka. Mereka membuang nafas bersamaan.
"Kami percaya kan kepada bibi, "pupus Hye-joon sedikit tenang. Bibi Yuma pun pamit pergi memenuhi apa yang sudah di perintahkan majikan nya.
.... ...
.... ...
.... ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments