...Untuk melupakan mu sampai saat ini aku masih kesulitan, tetapi untuk merelakan mu aku sedang membiasakan nya....
..._Dear A...
.......
.......
.......
...****************...
Sudah pukul sepuluh malam tetapi empat adik nya tidak kunjung kembali, Yeon-jin berulang kali mondar mandir di depan pintu dan melihat jam dinding dengan gelisah.
"Myung-jee, bagaimana? " tanya nya pada Myung-jee yang juga kesal karena panggilan nya tidak kunjung tersambung.
"Jun hyung kemana rupanya? " tanya Hye-joon yang tampak lebih tenang di di atas sofa.
"Gue juga gak tau, lu udah telpon Yee-jun belum? mana tau mereka bersama nya? " Myung-jee menggelengkan kepala nya.
"Gak ada jawaban juga, " Hye-joon mengambil ponsel nya dan memanggil Seeni di kontak nomor nya.
"Seeni, coba kamu lacar nomor Hyun-il, Ryung-jae,Yee-jun dan Dae-ho ada dimana, "
"Saya tunggu dalam waktu lima menit, " Hye-joon menantikan panggilan nya, mereka menunggu kabar selanjut nya.Tidak lama ponsel Hye-joon bergetar dan ia langsung mengangkat nya.
"Tuan, ketiga nya ada di lokasi yang sama. Tetapi Tuan Yee-jun tidak, titik lokasi mereka sangat jauh,"
Hye-joon mengerutkan dahi nya, "Dimana mereka?“
"Seperti nya adik Tuan berada di club malam, sedangkan Tuan Yee-jun berada di rumah sakit Hanil,"
"Ok Terima kasih Seeni, "
"Dimana mereka? " Hye-joon memasukkan ponsel nya kedalam saku.
"Adik mu mulai nakal, mereka di club malam, " Yeon-jin menghela nafas, percaya lah ia sedang menahan amarah nya.
"Jun Hyung juga? "
"Tidak, aku tidak tau kenapa lokasi nya berada di rumah sakit, "
"Apa? " Myung-jee dan Yeon-jin ternganga. Mereka bergegas menuju garansi mansion dan memilih menjemput ketiga adik nya.
Musik malam yang saling bersahutan dengan lampu disco menemani keseruan malam itu. Dae-ho dan kedua nya terbuai dalam alunan musik, tetapi mereka sama sekali tidak ingin di sentuh wanita yang berulang kali mendekat karena ketampanan nya.
"Dae-hooo!!! let's goooo!!!" teriak Ryung-jae bersama Hyun-il dengan penuh semangat yang membara.
"Wooooooo!!! " teriakan menghebohkan malam itu dengan musik yang semakin memanas.
Alunan musik DJ membuai para wanita untuk mencari mangsa, Dae-ho tanpa mengeluarkan aura sexy nya sudah banyak wanita yang menempel pada nya.
Di tengah nikmat nya berjoget ria, tiba-tiba telinga mereka seperti tertarik sesuatu.
"Aaa.. sakit sakit sakittt!!! " ternyata Yeon-jin, Myung-jee dan Hye-joon sudah datang menjemput. Mereka menarik ketiga adik nya keluar dari club itu.
"Mati gue, " gumam Dae-ho sudah pasrah menjadi santapan singa kelaparan, karena semua pasti akan tertuju padanya.
"Hyung.. Hyung lepasin, "
"Apa!! lepas kan lepaskan? " mereka bertiga tersentak dan menciut saat Yeon-jin menatap mereka dengan tatapan tajam.
"Ampun Hyung, "
Hye-joon mengendus bau di setiap baju yang mereka kenakan, "Minum alkoholll!! " teriak Hye-joon sampai mereka menutup telinga.
"Enak ya kan dugem minum alkohol banyak wanita yang nempel sana sini, enak? " Myung-jee berkacak pinggang dan menghela nafas frustasi.
"Masuk kedalam mobil Hyung, " pinta Yeon-jin tidak ingin menambah masalah. Mereka bertiga hanya bisa menurut dan berjejer duduk di kursi belakang sementara Yeon-jin mengemudi. Hye-joon dan Myung-jee membawa mobil yang di bawa Dae-ho.
Sepanjang jalan mereka hanya bisa diam, karena Yeon-jin seperti nya masih marah, tetapi mereka heran karena Yeon-jin tidak menuju arah pulang melainkan pergi menuju arah berlawanan.
"Hyung kita mau kemana? " tanya Hyun-il memastikan ini bukan jalan pulang.
"Bisa diam kan? " Hyun-il menciut ia menyandarkan tubuh nya di ketiak Ryung-jae.
Tiba lah mereka di sebuah rumah sakit Hanil, dimana tempat lokasi Yee-jun berada. "Kita ngapain kerumah sakit sih? " bisik Ryung-jae hanya mengikuti arah jalan Yeon-jin melewati ruangan demi ruangan di rumah sakit itu.
"Yee-jun!! "
"Oo.. Jun hyung? kenapa dia di sini? "Dae-ho dan kedua adik nya terkejut melihat Yee-jun terduduk di kursi tunggu dengan rasa gelisah.
Yee-jun mencari asal suara dan melihat sahabat nya ada di rumah sakit itu menjemputnya, " Kenapa kalian di sini? "mereka berjalan mendekati Yee-jun.
" Harus nya kami yang bertanya untuk apa kau di sini kalau kau baik-baik saja, "ujar Yeon-jin, Yee-jun merunduk meremas kedua tangan nya.
" Apa terjadi sesuatu? "
"Hyung, kau menangis? "
"Alexa di dalem, gue nemu dia abis di culik, " Yeon-jin mendengus geli dan tersenyum hambar.
"Alexa udah meninggal, satu tahun yang lalu kemaren kita baru memperingati nya, " mereka yang mendengar pun membuang wajah nya ke sembarang arah, kenapa tiba-tiba Yee-jun mengingat Alexa masih hidup?
"Tapi gue lihat Alexa pingsan Hyung.. hiks.. hiks, "
"Dia pingsan karena di kejar-kejar preman dan gue yang nolongin? " mereka tertegun bukan Alexa yang berada di fikiran nya melainkan orang lain yang ia akui sebagai Alexa.
"Alexa udah meninggal Hyung, dia bukan Alexa tetapi Zoya, " Yee-jun menangis tanpa suara, tampak itu sangat perih dari apapun. Myung-jee yang mengerti perasaan nya pun memeluk nya dalam dekapan hangat.
"Kenapa lu pada gak ada yang percaya sama gue kalau itu Alexa.. hiks, "
"Lu tenang dulu Hyung, nanti kita lihat kondisi nya,"
Tanpa mereka sadari seseorang sedang memperhatikan mereka yang begitu sendu. "Permisi, " Tessa menyapa dengan canggung. Mereka memalingkan tubuh nya menghadap Tessa.
"Saya tidak sengaja mendengar kalian menyebutkan nama Alexa, saat di mobil tadi. Pak Yee-jun terus menggumam kan nama Alexa, boleh saya tau apa yang terjadi? " Tessa menatap penuh harap karena ia juga penasaran.
"Apa Zoya baik-baik saja? " Hye-joon malah baik bertanya.
"Dia baik-baik aja, mungkin hanya syok ringan, "
"Sebenar nya apa yang terjadi? " tanya Ryung-jae mewakili semua nya.
"Pukul delapan tadi kami berniat untuk keluar rumah membeli buku, tetapi setelah kami berniat untuk pulang karena Zoya sudah mendapatkan buku nya. Tiba-tiba ada tiga preman yang menghadang kami dalam kondisi mabuk..
" Saya dengan Zoya berniat menghindari nya dan berlari meminta pertolongan, tetapi kami malah terpisah dan saya hampir di sentuh oleh preman yang mengejar saya. Tapi untung nya Pak Yee-jun datang menyelamat kan saya dan Zoya,"mereka ternganga setelah mendengarkan cerita lengkap nya.
"Astaga!! apa bibi baik-baik saja? "
"Hanya sedikit takut, tapi saya baik-baik saja, "
"Tapi kalian belum menjawab pertanyaan saya, " sambung Tessa lagi membuat mereka saling membuang pandangan. Bagi mereka ini terlalu sulit untuk di jelas kan, Hye-joon memutuskan untuk memberitahu nya saja dari pada terjadi kesalah fahaman.
"Sebaik nya kita berbicara di tempat lain saja, ini bukan tempat yang pas untuk membicarakan kan hal ini, " Hye-joon meminta dengan nada yang sopan dan merunduk rendah di hadapan orang yang lebih tua dari nya.
"Baiklah, "
Di kantin rumah sakit mereka saling berhadapan, mereka juga sudah menjaga jarak dari Tessa. Ada hal yang membuat nya tersenyum haru, mereka sangat menghargai wanita muslim dan menjaga larangan yang sudah di tentukan agama nya.
"Jadi, Alexa itu sebenar nya anak saya dan adik-adik nya sahabat saya. Mungkin ini membingungkan bibi,Alexa gadis yatim piatu kami mengangkat nya saat kami sedang perjalanan bisnis ke Indonesia, " Hye-joon menyeka air mata nya, lagi-lagi ia harus mengingat kenangan nya bersama Alexa
"Kami mengangkat nya sebagai adik perempuan kami. Kami menerima satu sama laineski pun semua nya butuh proses, Tetapi ada satu kejadian kecelakaan membuat hilang ingatan secara permanen. Jadi, Alexa hanya mengingat saya sebagai Ayah nya. Saya menerima nya dengan baik, menjaga dan menyayangi nya karena Alexa memang membutuhkan itu, " Hye-joon berhenti seketika, ia seperti tidak kuasa meneruskan cerita selanjut nya.
Tessa memberikan sapu tangan nya kepada Hye-joon dan ia pun menerima nya. Meski pun ia bingung namun ia harus menghargai keadaan lebih dulu baru memahami nya tanpa banyak memotong.
"Apa hubungan Alexa dengan Zoya? " satu pertanyaan keluar dari bibir Tessa. Myung-jee membuka dompet nya dan mengeluarkan foto nya bersama Alexa dari dalam.
Tessa tertegun, "Apa ini Zoya? "
"Bukan, " Tessa terdiam lagi mengamati foto itu, sangat-sangat sama persis seperti wajah nya Zoya jika di lihat terus menerus tidak ada perbedaan sama sekali hanya hijab lah pembeda nya.
"Lalu dimana gadis yang bernama Alexa? " mereka memalingkan kan wajah nya kesamping, menahan bulir air mata agar tidak jatuh.
Yeon-jin menatap langit-langit menguatkan diri nya sebagai yang tertua agar adik nya tidak menjadi lemah, "Alexa meninggal, " ujar nya membuat Tessa menutup mulut nya yang ternganga.
"Innalillahi wainnailaihi raji'un, Maaf kan saya Pak karena mengingatkan kesedihan itu, " Yeon-jin memaksa kan senyuman nya.
"Gak papa bi...kami pernah meminta Zoya hadir sebagai adik kami. Tetapi dia menolak karena takut terjadi adanya fitnah dalam agama nya, yah kami menghargai keputusan nya, " satu persatu air mata mereka mengalir. Melihat itu Tessa dapat melihat keterpurukan mereka kehilangan sosok Alexa.
"Apa Alexa begitu berarti di hidup kalian? "Hye-joon menggigit bibir bawah nya.
" Sangat, sangat.. kemarin kami baru memperingati hari kematian nya selama satu tahun, "Tessa tampak ikut terbawa suasana.
"Seperti nya kehilangan itu tidak bisa di gantikan dengan sosok orang lain. Tetapi menurut saya, tidak baik menangisi orang yang sudah meninggal. Saya yakin bahwa adik kalian juga merasa tersiksa karena sudah meninggalkan kalian. Saya berusaha menoleransi nya, "
"Tidak, aku tidak ingin Alexa semakin tersiksa di alam nya, " Hyun-il menghapus air mata nya dengan kasar. Berusaha untuk tetap tegar, padahal kemarin ia sama sekali tidak menangis saat kembali ke makam Alexa. Tessa terseyum lembut.
"Kalian baik kok, "
.......
.......
.......
.......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments