...Aku hampir lupa.....
...Kamu milik nya bukan milik ku sepenuh nya....
...Aku hampir lupa, Tuhan yang mengatur dengan siapa kita berjodoh....
...Aku selalu menyebut nama mu, tapi apalah daya ku kau memutuskan untuk bertemu nya lebih dulu sebelum menentukan seperti apa hidup mu selanjut nya....
...Aku hampir lupa, jangan lupakan aku tidak akan melupakan mu meski jarak kita begitu jauh....
~Hyun-il
..._Dear A...
.......
.......
.......
...****************...
Myung-jee, Yeon Jin, dan Hye-joon berhadapan dengan ketiga adik nya yang pagi itu sedang di landa penyakit demam secara bersamaan. Wajah ketiga nya sangat lemah dan tidak bertenaga, rona pucat dominan melumuri seluruh wajah dan tubuh mereka. Yee-jun yang hanya mengintip dari daun pintu merasa sedih setelah mendengar cerita mereka yang saling merindukan Alexa.
Yee-jun merasa diri nya tidak berhak berada di kamar itu, karena sakit hati adik nya ada hubungan nya dengan diri nya.
"Kerumah sakit yah, " pinta Yeon-jin dengan lembut, mereka bertiga menggeleng lemah.
"Jadi mau nya gimana? " tanya Mnyung-jee sendu.
"Hyung, boleh kah aku pulang? " Ryung-jae berseru meminta pulang, Yeon-jin dan yang lain nya mengerutkan dahi.
"Kenapa kok tiba-tiba minta pulang? " tanya Hye-joon.
"Aku hanya merindukan ibu ku, " jawab nya sembari menahan sakit di kepala nya yang men denyut.
"Dae-ho sama Hyun-il juga mau pulang? " mereka mengangguk lemah.
"Myung-jee, telpon kan Jerry dan Seeni suruh mereka kesini, " pinta Yeon-jin dan Myung-jee langsung merogoh saku celana nya.
"Kalau mau pulang gak papa, tapi jangan lama-lama di sana. Hyung rindu nanti, " seru Hye-joon beranjak dari kasur.
"Hyung akan meminta bibi Yuma menyiapkan pakaian hangat untuk kalian pergi, sebelum pergi kalian harus makan dulu di rumah ini. Ok, "
"Baiklah, "
"Hyung akan bersiap pergi kekantor, "
"Hyung, kami ijin gak masuk kantor, " seru Hyun-il tiba-tiba. Hye-joon mendengus senyum.
"Gak papa, harus sembuh dulu baru kerja lagi. Lekas lah sembuh, rumah ini akan sepi nanti. Hyung Jee seminggu lagi ada perjalanan dinas melihat perkembangan hotel nya di New York, "
"Haisss.. kami akan pergi bersama juga nanti, " keluh Hyun-il. Hye-joon tertawa ringan sembari menggusal kepala Hyun-il.
"Lekas lah sembuh, "
"Hyung, kalau sudah sampai kantor. Tolong tanyakan kondisi Zoya, " Hye-joon terdiam sebentar lalu menerbitkan senyuman nya lagi.
"Baiklah, akan ku lakukan, "
Setelah mengganti pakaian dan sarapan bersama di meja makan, orang yang mereka tunggu sudah datang dengan dua mobil yang terparkir di pintu utama menjemput Dae-ho, Hyun-il dan Ryung-jae.
Hye-joon menyambut kedatangan mereka dengan setelan Jaz kerja nya bersama ketiga sahabat nya yang akan berangkat ke kantor.
"Seeni, kau antar Hyun-il dan Dae-ho ke Busan. Pastikan kau menjaga mereka yang sedang sakit, " pinta Hye-joon kepada Seeni, sementara Jerry.
"Kau antar Ryung-jae ke Daegu, "
"Aa.. pakai saja dua jet pribadi ku, " seru Ryung-jae dengan nada bicara yang lemah.
"Baik tuan, " mereka merunduk melaksana kan perintah.
"Jaga diri kalian baik-baik ok, jangan lupa untuk kembali, "ujar Yeon-jin.
" Tidak akan, "jawab Dae-ho memasuki mobil Seeni bersama Hyun-il.
" Jae hati-hati di perjalanan, "Myung-jee melambaikan tangan kepada Ryung-jae yang sudah menyandarkan kepala nya di jok belakang.
" Baiklah, "dua mobil itu berjalan meninggalkan pekarangan mansion Hye-joon. Tidak lama setelah kepergian adik nya, satu mobil mewah berhenti di hadapan mereka. Dengan satu supir yang sudah duduk di kursi kemudi.
Hari ini mereka memutuskan untuk menaiki mobil satu, rasa malas untuk menyetir tiba-tiba saja muncul di dalam benak. Mereka memasuki mobil mewah itu dengan kharismatik yang tidak pernah memudar.
Saat di dalam mobil, masing-masing dari mereka sudah di sibukkan dengan beberapa berkas yang menumpuk. Terutama Yee-jun yang harus selesai menangani keuangan perusahaan rugi dan untung harus ia lakukan dengan teliti, meski pun saat terpilih menjadi direktur keuangan Yee-jun mengaku ia anak IPS jadi tidak akan mampu menghitung jumlah keuangan.
Namun bagaimana lagi posisi nya sudah di tempat kan di posisi itu, Yee-jun harus menerima nya. Masing-masing dari mereka memegang Ipad, Hye-joon meneliti gambar kurva perusahaan di setiap bulan nya.
"Jepang meminta kerja sama dengan perusahaan kita, " seruan Yeon-jin mengalihkan perhatian mereka.
"Hm? " Yee-jun mengerutkan dahi nya. "Bukan kah dulu kita sudah meminta kerja sama dengan mereka, tetapi mereka yang menolak nya? lalu kenapa sekarang berubah fikiran? " sambung nya. Hye-joon tersenyum senang.
"Nampak nya kita akan sukses besar, “
" Benarkah? "takjub Myung-jee.
" Apa itu? "
"Kurva perusahaan kita lebih tinggi di banding perusahaan lain, " seru Hye-joon mereka semua di buat terkejut dengan kurva perkembangan setiap perusahaan per bulan nya.
"Wakkhhh... sebentar lagi kita juga akan meresmikan mobil keluaran terbaru. Apa gak semua perusahaan berbondong-bodong meminta kontrak kerja sama di perusahaan kita, " bangga Myung-jee terlihat sangat senang.
"Land Rover, akan segera lahir, "
***
"Hyung, lu tau gak kenapa anak buah Delta dulu itu gak cabut aja dari pekerjaan nya kalau gaji pengawal bawahan saja setiap bulan nya sekitar 30M, " Myung-jee masih tanda tanya soalan itu. Yee-Jun menutup buku nya saat mendengar pertanyaan Myung-jee.
"Lu tau gak kenapa mereka gak cabut? " Myung-jee menggeleng pelan.
"Karena biaya pajak mereka itu setiap bulan nya mahal Jee. Mafia Delta itu kaya punya perkampungan sendiri khusus untuk mereka yang berstatus anggota Delta, semua yang mereka butuh kan ada di sana. Tapi harga barang yang mereka beli itu lima kali lipat dari harga asli kalau lu kepasar hanjeok, "
"Serius, lu tau dari mana Hyung? "
"Gue kan pemimpin nya sekarang, jelas lah salah satu dari mereka ngomong sama gue. Tapi perkampungan itu udah lama di gusur sebelum Alexa pergi, gue gak tau kenapa paman Bram bubarin tu perkampungan, "
"Jadi gaji 30M sebulan itu masih kurang untuk hidup selama sehari-hari? "
"Masih kurang lah, makanya banyak yang menetap kerja di sana selain membayar budi mereka kepada Kakek Bima dan Alexa. Mereka juga butuh pekerjaan itu, lu mikir gak sih negara mana yang gaji karyawan nya dari 30 M sampe 1 T per bulan, kalau ada pun Dubai tersaingi, "
"Iya juga ya, tapi kalau misal nya kita tinggal di kampung itu dan gaji sebulan nya 30 M tapi kita belanja di luar kan kaya mendadak, "sumringah Myung-jee memikir kan foya-foya. Yee-Jun menatap nya jengah lalu memukul kepala nga dengan buku jurnal yang ia pegang.
" Kaya monyet...Sama aja lu kaya Yeon-jin, money adalah segala nya, "gerutu nya meninggal kan ruang rapat yang sudah kosong itu, Myung-jee pun terpaksa mengikuti nya.
Myung-jee berlari mengejar Yee-jun, " Aku belum selesai bicara, "
"Ha, bicara lah sekarang, "Myung-jee kesulitan menyeimbangi langkah Yee-jun yang tampak terburu-buru.
" Hyung, bagaimana dengan Hard Women itu? "Yee-jun menghentikan langkah nya secara tiba-tiba. Yee-jun memutar kepala nya menatap Myung-jee.
" lu kan direktur personalia, Jee di lihat ada gak daftar dari nama hard women di datar seluruh karyawan, "
"Lagi pula mantan anak buah Delta keluar masuk nya ke perusahaan ini, 50 persen. Lu lihat deh, " Yee-jun melanjutkan jalan nya dan meninggalkan Myung-jee yang terlihat kebingungan.
"Masa? kok aku baru nyadar kalau ada anggota dekat di perusahaan ini, "
"Wahhh.. Dae-ho masih sakit bagaimana aku menanyakan hal itu? " Myung-jee berjalan dengan kepala pusing yang melilit.
.... ...
... . ...
.... ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments