...Untuk sementara, izin kan aku menyimpan nama mu di hati ku. Mengingat segala perihal kenangan yang tidak akan pernah hilang. Aku bertahan mencintai mu meski pun kisah kita telah lama usai.....
~Ryung-jae
..._Dear A...
.......
.......
.......
...****************...
Zoya menggelar sajadah biru nya, pagi itu Zoya menunaikan kewajiban nya. Entah kenapahati nya sedang di landa kegelisahan, Zoya meminta petunjuk dari sang Maha Kuasa. Apakah Zoya adalah perantara nya?
Cukup lama ia berdiam diri setelah selesai menunaikan kewajiban nya, pagi itu gerimis turun lagi membasahi kota Seoul.
"Allahumma Inni audzubika minal hammi wal huzni wal ajzi wal kasali wal bukhli wal jubni wal dholaid daini wa gholabatir rijali.
Ya Tuhanku, aku berlindung kepadaMu dari rasa sedih serta duka cita ataupun kecemasan, dari rasa lemah serta kelemahan, dari kebakhilan serta sifat pengecut, dan beban utang serta tekanan orang-orang jahat."
"Aamiin, " Zoya menghembus kan nafas, ia bersiap untuk pergi bekerja. Memakai pakaian sedikit kendur, tidak lupa hijab panjang yang menutupi dada hingga bagian belakang nya. Lalu memakai tas selempang nya di bahu.
"Bi.. aku pergi kerja dulu, Assalamu'alaikum, "seru nya berpamitan kepada Bibi nya yang sedang memasak di dapur.
" Zoya.. kau belum makan, jangan pergi terlalu cepat. Di luar masih gerimis, "Zoya berhenti tepat di ambang pintu keluar.
" Aku bisa makan di luar bi, "
"Tidak, kau tidak bisa sembarangan makan di luar. Bawa roti selai ini, nanti siang bibi akan mengantar bekal makan siang mu seperti biasa, " Zoya terburu-buru memakai sepatu nya.
"Di luar hujan, gak usah bibi antar. Zoya udah terbiasa puasa jadi gak terlalu lapar, " Zoya mengambil sebuah payung yang teronggok di dalam wadah.
"Jangan lupa jawab salam bi, Zoya pergi dulu, " Tessa sang bibi pun hanya bisa menghela nafas pasrah.
"Waalaikumussalam, "
"Yaa Allah anak itu selalu saja begitu, " Tessa menggelengkan kepala nya, tidak berselang lama seorang pria paruh baya pun keluar dari kamar nya.
"Nanti aku antar kamu bawa bekal Zoya, " seru Anh dan Tae suami Tessa yang masih memakai kopiah nya.
"Baiklah, "
***
Pagi itu, Hye-joon, Yeon-jin, Myung-jee, Dae-ho, Yee-jun, Ryung-jae, Hyun-il dan seluruh anggota Delta termasuk Jerry dan Seeni memakai pakaian serba hitam. Masing-masing dari mereka mengembangkan payung hitam nya. Berhadapan dengan makam Alexa untuk memperingati hari di mana ia telah pergi selama satu tahun.
Mereka menatap sendu makam itu, foto Alexa yang tersenyum cerah bertengger di depan nisan nya.
Hye-joon lebih dulu menjatuhkan air mata nya bersama dengan turun nya hujan.Makam Alexa di penuhi berbagai macam bunga yang di susun di depan nisan nya. Ke-enam nya menyeka air mata yang sempat keluar dari pelupuk mata.
Mereka semua memberi penghormatan terakhir pada Alexa.Setelah nya mereka ingin membubarkan diri dari pemakaman itu. Namun di saat bersamaan, sontak semua yang berada di pemakaman itu tertegun dengan kehadiran seseorang yang berjalan kearah mereka.
"Zoya? " mereka yang belum mengetahui rupa wajah Zoya pun terkejut hebat. Zoya melangkah kan kaki nya sedikit demi sedikit. Ia merunduk kan pandangan nya dan suasana itu tampak kaku meski hujan terus turun.
"Nona Zoya, apa yang membuat Anda datang ke sini? " tanya Seeni tidak menyangka dengan kehadiran Zoya.
Zoya tampak seperti kebingungan dan canggung."Kenapa wajah mu sama seperti Alexa? "tanya Ibu Ryung-jae menatap intens wajah Zoya.
" Tadi.. aku berniat pergi ke kantor. Tetapi.. kaki ku malah melangkah pergi kesini, "jawab Zoya merunduk .
" Apa pun alasan mu,aku akan mengucapkan Terima kasih karena kamu sudah datang, "jawab Hye-joon tersenyum haru.
Mereka membuka jalan, agar Zoya dapat melihat makam Alexa yang di katakan Zoya adalah kembaran nya.
Zoya merunduk lebih dalam, lalu mengatakan, " Maaf, "mereka mengerutkan dahi nya, untuk apa?
" Maksud kamu? "tanya Myung-jee.
" Sempat mengabaikan kerinduan kalian, "gumam nya merunduk malu.
Yee-jun berjalan meninggalkan pemakaman itu seorang diri, Zoya menatap kepergian Yee-jun dengan sendu.
" Apa aku bersalah? "
"Zoya.. kami Terima maaf mu. Tapi untuk saat ini kami ingin sendiri, " seru Yeon-jin dengan hati-hati. Satu persatu dari mereka meninggalkan pemakaman itu. Hati Zoya seperti teriris sembilah pisau, sekarang waktu tengah bergilir datang kepada nya. Mereka memilih menghindar dari Zoya.
"Mari saya antar Nona, " tawar Jerry kepada Zoya yang masih berdiam diri di tempat itu, sedang kan yang lain nya sudah membubarkan diri.
Zoya merunduk sedih, ia menggeleng pelan "Maaf, saya tidak bisa menerima tawaran anda, pak, " Zoya melangkah pergi. Jerry hanya bisa menatap punggung Zoya yang rapuh dari belakang.
"Semua nya berasa serba salah, "
Terasa sesak di dada nya, "Ya Allah ada apa dengan diri ku? " gumam nya dalam hati dan terus melangkah.
Di sisi lain, hanya melamun yang mereka lakukan, bahkan melepas setelan hitam nya pun tidak sempat. Mansion itu tampak kosong seperti tidak berpenghuni.
Yee-jun menyulut sebatang rokok dan berdiam diri di atas balkon kamar nya. Menghembuskan asap nya ke udara, dan menikmati sejuk nya uap air hujan yang masih setia menurun kan butiran nya.
"Hyung, " Hye-joon membuka pintu kamar Yee-jun, ia berjalan kearah Yee-jun yang masih mengharap rokok nya.
"Apa? "
"Kita harus kekantor, "
"Bukan kah sudah di peringatkan semua tugas harus di Handel hari ini, " Yee-jun memasukkan rokok nya kedalam air.
"Ada kekacauan di kantor, " Yee-jun mendecakkan lidah nya.
"Haissshh... siapa yang sudah mengganggu ketenangan ku, " Yee-jun memakai Jaz hitam nya lalu bergegas keluar dari dalam kamar nya. Ternyata mereka semua sudah menunggu nya di pintu utama.
Di sana juga ada Seeni yang menjemput mereka kekantor, "Ada masalah apa lagi? " ketus Yee-jun sangat kesal.
"CEO perusahaan Ciffany datang mengacaukan kantor kita pak, dia berteriak-teriak tidak jelas. Katanya perusahaan kita banyak merebut client kerja sama, " jelas Seeni, Hye-joon menarik nafas dalam-dalam. Yang seharus nya hari peringatan kepergian Alexa harus berdebat kacau dengan perusahaan lain.
"Kita berangkat sekarang, " pupus Yeon-jin juga sudah mulai terbakar.
Sesampai nya di perusahaan Compan'y LA, yang mereka bagun bersama, tampak kacau. Beberapa anak buah yang mereka kerah kan untuk menghancurkan perusahaan itu, menghancurkan berkas penting lalu membanting dan menghancurkan fasilitas perusahaan itu. Semua pegawai dan karyawan tidak berani untuk melawan.
Tiba lah ketujuh pemimpin itu datang dan melegakan mereka semua. "Heiiii... dimana pemimpin kalian, haa!!! tidak tau siapa saya. Kenapa berani mengambil client penting saya dan bekerja sama dengan perusahaan sampah ini!!! " teriak Si-woo CEO perusahaan Ciffany.
"Anda mencari saya? " seru Hye-joon dari arah belakang pria paruh baya itu, ia berjalan santai bersama Hyung dan adik nya.
"Oh.. kau si bodoh yang sok pintar itu, licik sekali permainan mu mengambil semua client saya untuk bekerja sama dengan kau, yang padahal perusahaan mu ini tidak ada apa-apa nya, murahan," mereka menatap sekeliling lobi kantor dengan tatapan tenang, mereka memilih diam karena diam nya lebih berbahaya.
"Anda sudah memiliki izin untuk merusak fasilitas perusahaan saya? " tanya Hye-joon dengan tenang.
"Kenapa aku harus meminta izin kepada kalian yang bermain licik? " bantah Si-woo menggebu-gebu.
"Begini kah cara mu mendidik anak-anak mu nanti?" tanya Myung-jee dengan senyum smirk nya.
"Tau apa kau tentang keluarga ku? "
"Yaa tau aja dari tingkah menjijikan mu ini, " Si-woo semakin panas dan membara. Ia ingin menghajar Myung-jee dengan ganas.
"Kauuuuu!!! "
*Byuuurrrr
Cprassss*
Semua pegawai di buat ternganga, apalagi mereka yang tidak mengerti dengan serangan yang tidak terduga ini.
"Astaghfirullah.. maaf Pak saya gak berniat siram semua air pel nya ke bapak, " lugu nya Zoya yang berbicara dengan nada rendah dan tidak enak hati. Tetapi lihat lah Si-woo...
"Tidak berniat?... air pel? " asap mulai mengepul di kepala nya dan menunggu waktu untuk meledak.
"Kau bilang tidak sengaja menyiram semua air pel nya kepada ku... tidak kah kau lihat aku basah kuyup dan berbau? " sentak nya meluap-lupa. Zoya terkejut dengan teriakan Si-woo.
"Ya Allah.. gak boleh marah-marah Pak nanti cepet tua, " seru Zoya lagi dengan polos dan lugu nya ia.
"Hei.. wanita bodoh, kau siapa?hm? " Si-woo memandang Zoya dari atas kebawah.
"Kau muslim dan berhijab? ciihhh... nanti kau wanita bayaran mereka, "sinis nya memandang Zoya dengan rendah.
Sttaaakkk
" Singkirkan mulut biadab mu itu!!!! "
"Bibi, " Zoya terkejut dengan kehadiran Tessa yang melempar bekal makan siang nya ke kepala si pria tua itu.
Si-woo terdiam melihat mie dan kuah sayur berceceran di kepala dan wajah nya, beberapa pegawai menertawai nya.
"Diaammmmmm!! " Tessa memeluk Zoya dengan hangat ia memberi temeng agar melindungi Zoya yang berada di belakang nya.
"Kau yang sepantas nya diam, karena kau tidak memiliki etika dan adab, " balas Tessa marah karena keponakan nya di anggap rendah dan hina.
"Bibi.. seharus nya bibi tidak datang kesini, " bisik Zoya yang dapat di dengan Hye-joon dan yang lain nya.
"Tidak.. bibi bisa melindungi mu, "
"Sialan kauuu!!! " Si-woo berjalan kearah Zoya dan Tessa dengan langkah penuh amarah.
Si-woo menghempas tubuh Tessa lalu menarik bagian kepala belakang Zoya, ia berniat untuk melepas hijab yang di pakai Zoya.
"Sialan Anjing!!!! "
Gdubraakkkkk
Si-woo terhempas jauh akibat tendangan kuat yang di berikan Hyun-il seorang atlet taekwondo. Yee-jun melepas kancing kemeja nya lalu mengambil pel mematahkan tangkai nya dan berniat memukul Si-woo.
"Susah payah aku menjaga nya lalu berusaha tidak menyentuh nya. Kau pria yang sudah bau tanah seenak nya menyentuh wanita itu dengan tangan bangkai mu. Sialan kau!!! "
*Bug
bug
bug*
"Hidup mu lebih hina dari pada wanita itu, "
.......
.......
.......
.......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments