...Alexa berarti penolong, ya dia penolong bagi kami. Dan sampai akhir nya,semua nya telah memudar, lelah nya pun juga berakhir......
...Selamat tidur semestaku, tidak akan ku bangunkan engkau dari mimpi indah mu....
..._Dear A...
.......
.......
.......
.......
......****************......
"Di antara kalian, tidak ada yang berniat kembali ke apaterment masing-masing? " tanya Hye-joon kelelahan setelah bekerja lembur dari kantor. Mereka semua melihat kearah Hye-joon.
"Tidak, gue udah terlanjur nyaman di mansion lo, "jawab Yeon-jin membuat Hye-joon meringis pilu.
" Oh iya Hyung, aku besok akan memindahkan barang-barang ku yang di apartement, "Myung-jee mengerutkan dahi nya mendengar perkataan Ryung-jae.
" Kemana? "
"Kesini lah," seketika nafas Hye-joon tertahan.
"Hem.. aku juga Hyung, " tambah Dae-ho setelah menenggak habis minuman nya.
"Setuju, " Hyun-il mengangkat tangan nya keatas.Myung-jee dan Yee-jun saling bertukar pandang, dengan ragu Myung-jee juga ikut mengangkat tangan nya keatas. Yee-jun pun terpaksa mengikut.Hye-joon menangis dramatis.
"Hyung, mansion sebesar ini tinggal sendirian pasti sepi kalau Hyung belum menikah, " seru Hyun-il melahap semangkuk ramyeon.
"Setelah kepergian Alexa semua pasti terasa sepi, jadi it's okay kalau kita tinggal bersama kaya waktu di asrama sekolah SMA, "tambah Yeon-jin semakin memperkeruh mood Hye-joon.
" Ha.. lebih cepat lebih baik, "
"Bagaimana nanti kalau ****** ***** kita banyak yang tertukar? " seruan Yee-jun membuat mereka membeku. Mereka langsung melirik kearah Yee-jun.
"Kenapa? dari tadi gue diam cuma itu yang ada di fikiran gue, " ujar nya mengunyah ramyeon nya.
"Gak papa, ukuran pinggang kita kan sama, " telinga dan pipi pun memanas seketika saat Hyun-il mengatakan nya dengan gamblang.
"Sialan!! " gerutu ketiga Hyung secara bersamaan.
"Aaakkhhh.. akhir nya perut terisi penuh, " lega Myung-jee meletakkan mangkuk kosong di atas meja. Begitu juga dengan Yee-jun, Dae-ho dan Yeon-jin.
"Gue nanti mau ke basecamp Delta. Ada yang mau ikut gak? " seru Yeon-jin, menatap ke-enam adik nya.
"Tugas kantor ku banyak, lagi pula minggu kemaren kita baru bertemu dengan mereka, " jawab Hye-joon menenggak habis kuah ramyeon.
"Aku dan Ryung-jae Hyung ikut dengan mu, " seru Hyun-il dengan cepat.
"Tidakk... aku harus tidur cepat malam ini, besok aku harus memantau operasi pabrik, " sambar Ryung-jae menolak ajakan adik nya.
"Kenapa begitu, " Hyun-il mencebikkan bibir nya.
"Kalau begitu minggu depan saja kita ke basecamp nya, terlalu lelah untuk melihat mereka. " pupus Yeon-jin di anggukin ke-enam adik nya.
"Astaga, leher ku terasa ingin patah, " keluh Dae-ho memiringkan kepala nya ke kiri dan ke kanan.
"Malam ini jangan ada yang pegang berkas kantor, lekas istirahat. Masih ada hari esok untuk di kerjakan, " Hye-joon beranjak dari duduk nya meninggalkan yang lain berada di meja makan. Ia pergi ke kamar nya, melepas pakaian dan kaos kaki yang tadi nya masih menempel.
Sedang kan yang lain sudah membubarkan diri dan pergi ke kamar masing-masing yang berada di lantai dua.
Keadaan mansion cukup sepi. Hanya beberapa penjaga dari sisa anak buah Delta yang mereka rekrut sebagai petugas keamanan di sekitar mansion.
Setelah Hye-joon membersihkan diri, ia memakai kaca mata minus nya beralih ke meja kerja nya yang berada di sebelah kamar tidur. Cukup hening dan sepi, Hye-joon membanting tubuh nya di sandaran kursi kebesaran nya.
Hye-joon melirik sebuah frame yang ada di atas meja nya. Hye-joon tersenyum melihat senyuman yang tertangkap kamera.
"Selamat malam, anak daddy, " seru nya mengusap foto Alexa setelah mencium frame itu. Selanjut nya Hye-joon pun mematikan lampu utama dan menghidupkan lampu kecil untuk menemani nya tidur dengan nyenyak.
Sama hal nya dengan Yee-jun, ia memandangi foto Alexa lamat-lamat. Dengan senyuman haru yang ia tunjukkan saat menatap foto itu.
"Selamat malam sayang, " seru nya tersenyum lembut lalu menarik selimut nya. Ternyata semua nya melakukan hal yang sama.
"Selamat malam Alexa, " seru mereka bersamaan dari dalam kamar.
***
Pagi pun tiba, semangat empat lima selalu Dae-ho tunjukkan. Lambat laun semua nya kembali semula, suasana mansion itu kembali hidup setelah lama mati karena kepergian salah satu dari mereka. Wajah berseri mereka tampak lebih cerah dari sebelum nya, rutinitas pagi mereka selalu menyiapkan pakaian kerja nya sendiri-sendiri tanpa ada yang membantu. Yeon-jin si jago masak, ia harus lebih dulu bangun sebelum ke-enam adik melantunkan suara.
"Pagi hyunggggg!! "
"Pagi, "
Sapa setiap teman yang sudah ia anggap sebagai adik kandung nya sendiri. Mereka berlalu lalang dengan kesibukan masing-masing, di antara itu pasti ada saja keributan.
"Yaaaaaa!!!! kenapa ****** ***** ku tidak adaaaa!!" pekik Yee-jun dari atas tangga, semua menatap Yee-jun dengan heran.
"Bibi Yuma sudah mencuci semua pakaian kita kemarin. Kenapa kau masih kehilangan juga? " sahut Yeon-jin dari dapur.
"Di lemari ku gak ada secuil pun ****** *****, "
"Hari ini kita ada rapat, jangan sampai dia tidak memakai ****** ***** saat kekantor, " ujar Hye-joon yang sudah memegang berkas kantor,mereka yang mendengar nya pun tergelak menertawai Yee-jun yang belum memakai keperluan nya itu.
"Hyung kau bisa pakai punya ku, " seru Ryung-jae dari balik pintu kamar nya, ia baru saja mengenakan kemeja nya.
"Perhatian!!! setiap barang milik sendiri, harus kalian tandai masing-masing. Jangan sampai ****** ***** ku juga hilang, " gerutu Yeon-jin masih asik mengorak-arik masakan nya.
Yee-jun dengan kesal kembali kekamar nya, sebelum itu ia mampir ke kamar Ryung-jae.
Setelah selesai memasak, Yeon-jin pun membersihkan diri nya dan bergabung di meja makan bersama saudaranya yang sudah menunggu nya sebagai kaka tertua mereka membiasakan adab itu. Tanpa Yeon-jin mereka tidak akan makan, menunggu untuk bisa makan bersama.
Tepat pukul tujuh pas, mereka berangkat ke kantor dengan mobil masing-masing. Ryung-jae memakai earphone di telinga nya dan menyambung kan nya ke audio Connectivity.
"Hyung, sampai jumpa di kantor, " ujar nya setelah semua sambungan tersambung.
"Ryung-jae hati-hati lah di jalan, jangan lupa makan siang mu, " seru Yeon-jin dari seberang telepon.
"Baiklah, "
"Kalau ada apa-apa langsung hubungi kami, " seru Hye-joon.
"Okay, "
"Hati-hati, " seru Myung-jee sebelum memutuskan panggilan.
Di jalan bercabang empat, Ryung-jae menghidupkan lampu tangan nya ke kiri. Sedang kan yang lain, mereka berbelok ke jalur berlawanan.
Sesampai nya di kantor, para pengikut pun mengikuti langkah sangat CEO dan Presdir menuju ruang rapat, Kwang-ho dan Yoona yang sementara menggantikan posisi Seeni dan Jerry yang sedang mengambil cuty.
"Apa semua nya sudah berkumpul? " tanya Hye-joon pada Yoona.
"Sudah pak, mereka menunggu bapak dan yang lain nya untuk hadir, " jawab Yoona.Mereka segera bergegas memasuki ruang rapat.
Setelah menandatangani kerja sama dengan perusahaan New York, dari hasil rapat perusahaan yang di pimpin Hye-joon sedang mendapat keuntungan besar setelah menandatangani kontrak kerja sama perusahaan mobil import.
"Thank you for your cooperation, Mr. Hye-joon, " seru client yang berasal dari New York.
"Thank you again Mr Johnson. Hopefully this cooperation will be mutually beneficial for our company, " Balas Hye-joon menggunakan bahasa Inggris dengan fasih dan lancar. Yang di belakang hanya bisa tersenyum tanpa tahu arti nya.
"Yes of course, next time we meet again. I'll go first Mr. Hye-joon, "
"Yes have a nice day, " ujar Hye-joon menundukkan kepala nya bersama pengikut nya yang lain setelah kepergian Mr. Johnson.
"Ngomong apa Hyung? " tanya Hyun-il to the poin dengan wajah polos nya.
"Dia senang bekerja sama dengan perusahaan kita," jawab nya dengan gembira.
"Sungguh? "
"Berarti kita mendapat keuntungan besar dong, " sahut Myung-jee dengan serius.
"Yah begitu lah, "
"Waakkhh... tidak salah aku menunjuk mu sebagai CEO, "ujar Yeon-jin dengan senang nya memuji Hye-joon.
" Tidak, ini karena kita telah bekerja sama dan bersungguh-sungguh mendirikan perusahaan ini, "Hye-joon tampak merendah kan diri nya, ia tidak ingin bersifat besar kepala dan senang di puji karena kepintaran nya, melainkan ia berusaha menghargai setiap usaha yang di berikan para pekerja di perusahaan.
" Hyung, traktir dong, "goda Dae-ho selalu meminta makan gratis saat perusahaan mendapat keuntungan.
" Boleh, "
" Makan aja tau mu, "gerutu Yee-jun meninggal kan mereka yang masih berbincang di luar kantor. Ia memilih merebahkan tubuh nya di sofa ruangan nya.
" Ryung-jae belum kembali? "tanya Hye-joon melihat arloji nya.
" Jam makan siang kata nya dia akan kembali, "jawab Dae-ho.
" Baiklah, kita akan menunggu Ryung-jae kembali ke kantor, "
.... ...
.... ...
.... ...
.... ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments