...Sehari saja, andai aku bisa bersama mu...
...Sehari saja, andai aku bisa menggengam tangan mu. Sehari saja, andai aku bisa bersama mu, sehari saja....
..._Dear A...
.......
.......
.......
...****************...
Dihari yang panjang dan melelahkan ini, aku mendapati hati ini penuh dengan keluh kesah. Hari ini atau pun esok aku akan kembali bangkit, dan hidup melewati hari tanpa mu hingga aku menua. Bayangan yang samar dan tawa yang mengering, semua seperti itu hari demi hari. Kesedihan hati ku dan luka yang terbuka ini semua nya tidak akan menghilang. Bisakah kau dengar tangisan sedih kami? yang kami tahan sepanjang hari, meskipun kegelapan menyapa ketika kami tengah menyapa. Saling berpegangan tangan dan kami selalu bersama.
Mengapa tidak ada jawaban sama sekali?
Mengapa kau terdiam?
Begitu lah isi karangan di buku harian Hye-Joon yang terbuka begitu saja di atas meja kerja nya, sementara di sebelah buku itu terdapat frame Alexa seorang diri tengah tersenyum manis. Buku harian nya tertutup begitu saja saat angin malam menyapa kamar nya yang tengah terbuka lebar menatap rembulan.
Hye-Joon hanya bisa terdiam merenungi diri dan selalu menghela nafas. Mungkin ia berusaha untuk tetap kuat, Hari-hari nya juga terasa bosan bila seperti ini. Waktu selama satu tahun tidak lah cukup untuk mereka kembali bangkit seperti semula.
Mengapa harus berbohong pada dunia kalau lah mereka masih begitu rapuh tanpa hadir nya penyemangat dalam hidup.
"Maafin daddy yang gagal menjaga dan merawat mu, " gumam nya seorang diri, Tiba-tiba punggung Hye-Joon tertepuk oleh tangan Yeon-jin.
"Jangan nyalahin diri sendiri, lu udah lebih baik dari apa pun saat tugas lu udah selesai, " seru Yeon-jin yang ikut berdiri di samping nya menatap rembulan dengan tatapan lepas.
"Gue selama ini cuma pura-pura ngelepasin Alexa, hyung, " Hye-Joon merunduk sendu.Yeon-jin mendengus senyum.
"Gue tau, gue jauh lebih tua dari lo. Gue tau lu pura-pura kuat dan bahagia di depan adik lu dan yang lain nya. Tapi lu salah Joon, lu gak bisa bohongin gue, "Hye-Joon hanya bisa melepas seluruh nafas nya dengan sekali tarikan.
" Berada di fase saat kehilangan orang yang paling kita cintai dan kita sayangi itu adalah bencana terberat bagi yang mengalami nya, dan sekarang kita semua merasakan itu. Gue gak tau perasaan yang lain gimana, tapi lu...
"Sangat.. sangat terluka Hyung.Setiap yang gue lakuin pasti teringat Alexa. Gue deket banget sama dia kaya perangko, " mereka berdua mendengus geli, memang benar adanya Alexa terlalu menempel pada Hye-Joon di setiap aktifitas nya setiap hari. Hingga saat ia ingin melakukan nya Hye-Joon akan mengeluarkan air mata nya. Tetapi bila ada sahabat nya ia terpaksa menahan nya hingga dada nya terasa begitu sesak.
Yeon-jin terus menatap Hye-Joon yang menghindari kontak mata, ia terlihat begitu gelisah. "Gak usah di tahan, keluarin aja. Gue faham kok, " Yeon-jin menarik leher Hye-Joon untuk bersedih di dalam pelukan nya. Begitu berat yang harus ia lakukan bekerja sambil menahan rindu kepada Alexa sangat lah tidak mudah.
"Hiks.. hiks.. gue gak bisa ketemu dia lagi Hyung, meski pun Zoya mirip sekali dengan nya. Tapi itu bukan Alexa melainkan orang lain, gue rapuh, " Hye-Joon tersengguk-sengguk menangis dalam pelukan Yeon-jin yang ikut menyeka air mata nya.
"Gue pengen Alexa balik, Hyung, " seru nya lagi, Yeon-jin hanya bisa menggeleng pelan.
"Kenapa Hyung, kenapa.. hiks, "
"Lu tau, hewan yang tinggal di dalam tanah pun juga butuh makan. Percuma Joon, takdir nya memang untuk meninggal kan kita, tugas nya di dunia memang udah selesai, " Hye-Joon semakin rapuh dan tidak bertenaga. Yeon-jin dapat melihat Hye-Joon yang sangat ia kenal menunjukkan sisi lemah nya. Bertingkah sebagai pria brengsek dan menangis tanpa henti dan memiliki kesulitan menerima takdir.
Hye-Joon menangis penuh kepedihan, Yeon-jin tidak tau lagi harus berbicara apa. Ia melihat Hye-Joon yang sekarang sangat lah berbeda.
"Apa lagi yang bisa buat lu gak seperti ini, Joon? "
"Gue cuma mau Alexa kembali, "
"Dan itu juga sebagai alasan lu nolak perjodohan orang tua lu? " Hye-Joon mengangguk pelan, waktu itu orang tua Hye-Joon pernah berniat menjodohkan seorang wanita karier kepada nya, Hye-Joon langsung menolak nya dengan tegas tanpa ada nya pertimbangan.
"Alexaaa!! kenapa kamu pergi ketika kamu sudah menjadi cinta pertama kamii! " Yeon-jin berteriak kesal bercampur rasa sedih.
Di situ ada Yee-Jun dan Myung-jee yang mendengar semua nya dari balik pintu kamar Hye-Joon. Mereka berdua menghela nafas, Myung-jee melihat mansion itu, satu tahun yang lalu di segala sisi ruangan selalu di isi dengan kenangan yang Alexa tinggal. Sekarang Myung-jee hanya bisa melihat bayang-bayang tawa, sedih dan ceria nya di segala sisi hingga menghilang begitu saja tertiup angin kejam.
"Gue pun juga belum sempet kasih kebahagiaan buat dia sebelum Alexa pergi, " gumam nya sendu. Yee-Jun menghela nafas lagi.
"Gue capek, "
"Gue juga, tapi mau gimana lagi kita harus melewati ini bersama, " ujar Myung-jee menatap Yee-Jun yang terdiam cukup lama bersandar pada dinding beton.
"Gak ada rencana mau nikah muda Hyung? " Sinta Yee-Jun menatap nya dengan cepat.
"Tidak secepat itu, " ketus nya berjalan meninggal kan Myung-jee yang tertawa geli. Hayalah Myung-jee pun tidak akan berumah tangga secepat itu apalagi posisi Alexa beluk bisa tergantikan oleh wanita mata pun.
Sedang kan di satu kamar ketiga adik Yeon-jin sudah tertidur pulas di kasur yang sama. Dae-ho dan Ryung-jae yang saling memeluk Hyun-il yang berada di tengah-tengah. Mimpi nya sudah melalang buana hingga tidak bisa di sama kan dengan mimpi yang lain.
Ini adalah hari ketiga setelah hari peringatan kepergian Alexa. Semua masih berkabung, apalagi mereka bertiga yang mendapat cinta yang bertepuk sebelah tangan. Entah apa yang mereka alami di alam mimpi, tanpa mereka sadari air mata jatuh secara bersamaan.
Mungkin kah mereka bertemu dengan Alexa? atau yang lain nya? Hanya mereka dan Tuhan lah yang tau.
.......
.......
.......
.......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments