...Aku tidak tau harus senang atau sedih, senang ku aku bisa melihat mu kembali sedang rindu yang tertahan, seakan melihat mu kembali semua sudah terbayar lunas. Namun sedih ku datang di saat bersamaan, kau kembali dalam diri orang lain, dia hanya meminjam wajah mu.....
..._Dear A...
.......
.......
.......
.......
...****************...
"Permisi, "
Gadis itu seketika berbalik ketika ada yang memanggil nya. Benar, seakan dunia berbalik berputar. Hye-joon dan yang lain nya seperti mendapat sengatan listrik yang mengejutkan seluruh tubuh nya, membuat aliran darah kian mengalir deras.
Gadis itu memundurkan langkah nya saat melihat tujuh pria menatap nya dengan sangat dalam, tersirat sebuah makna yang ia tidak mengerti apa maksud dari tatapan itu.
"Si.. siapa kalian? " tanya nya dengan nada parau. Yeon-jin memijat pangkal hidung nya, Dae-ho berusaha menetralkan nafas nya yang memburu, Myung-jee terdiam di tempat menatap gadis di hadapan nya sama persis seperti Alexa. Sedangkan Hye-joon bingung harus berekspresi seperti apa? senang, sedih, terharu, tersanjung atau diam membisu?
Yee-jun memberikan kotak bewarna biru kepada gadis itu, bukan nya menunggu gadis itu menerima nya. Yee-jun meletakkan kotak itu di atas tanah, meski pun ia tidak tau aturan nya seperti apa. Tetapi Yee-jun menghormati aturan muslim yang tidak bisa sembarangan pria menyentuh seorang wanita muslimah.
"Kemarin kau menjatuhkan buku mu, jadi ambillah. Maaf kalau aku meletakkan nya di bawah, " Yee-jun merunduk sungkan sama seperti Ryung-jae dan Hyun-il.
Gadis itu segera mengambil dan langsung memeluk Al-Qur'an itu dengan mata terpejam, "Terima kasih, kemarin saya mencari nya, "
"Tapi kenapa harus sebanyak ini bila hanya memberikan Al-Qur'an saya? " gadis itu bertanya dengan gugup.
"Boleh kami berbicara pada mu? " tanya Yeon-jin dengan lembut tetapi tetap kentara bahwa ia sedang menahan bulir air mata. Gadis itu tampak gelisah, ia melihat kiri dan kanan.
"Maaf, saya harus pergi, " gadis itu menundukkan pandangan nya dan ingin meninggalkan mereka, namun Hye-joon langsung menghentikan nya.
"Ku mohon, sebentar saja. Kita berbicara di sini saja, ada banyak orang di sini. Kau tidak perlu takut.. okay, " gadis itu ragu harus berbuat apa, nada suara Hye-joon memohon sangat dalam, ia tidak tega jika harus mengabaikan permohonan seseorang.
Akhir nya gadis itu berbalik, dengan gugup ia bertanya, "Apa yang ingin anda bicarakan? "
Dae-ho mengusap air mata nya, ia merogoh saku celananya dan mengeluarkan dompet nya, Dae-ho memberikan sebuah foto kepada gadis itu.Gadis itu menerima nya dengan hati-hati.
"Wajah mu mirip sekali dengan diri nya, " sahut Myung-jee menumpahkan air mata nya, gadis itu ternganga lebar ia menutup mulut nya saat melihat foto itu.
"Kenapa wajah saya ada di sini? " mereka mendengus geli, ternyata gadis itu terlihat polos.
"Dia anak saya, tetapi sudah meninggal satu bulan yang lalu, " seru Hye-joon membuat gadis itu bersimpati.
"Yaa Allah, jadi ini maksud anda menemui saya?" mereka mengangguk pelan dengan air mata yang sudah bercucuran.
"Bisa kita berbicara serius? " pinta Ryung-jae meminta pada gadis itu.
Gadis itu tampak tidak enak untuk menjawab nya, "Maaf, tapi saya harus mengerjakan kewajiban saya terlebih dahulu, "
"Tidak, tidak apa-apa kami akan menunggu mu. Kami akan menunggu mu di restoran yang ada di seberang jalan, " pupus Hye-joon tersenyum lembut.
"Iya, kalau begitu saya harus pergi mencari masjid,"
"Silahkan, " mereka semua akhir nya dapat bernafas dengan tenang melihat kepergian gadis itu dari belakang. Rindu yang sebenar nya tidak terbalas dengan orang yang sama tetapi harus berbeda jiwa.
"Bagaimana perasaan mu Hyung? " tanya Hyun-il saat mereka sudah berada di restoran yang mereka tuju.
"Bagaimana ini? aku tidak tau harus memberikan ekspresi seperti apa? bagaimana juga dengan kalian? " tanya nya balik setelah menghapus sisa air mata nya.
"Menyulitkan, " jawab Yee-jun.
"Ternyata semesta hanya bisa memberikan obat rindu sebatas melihat nya saja, kemarin aku masih bisa memeluk dan mencium nya, tapi sekarang, " gumam Yeon-jin menatap jalanan dengan tatapan kosong.
"Jadi.. apa pun yang sudah di berikan, " air mata Hye-joon keluar lagi, ia mengingat kenangan diri nya dan Alexa yang masih seperti ayah dan anak.
"Masih bisa ku rasakan bagaimana aku menggosok gigi nya, mencuci rambut nya, membasuh wajah nya... menyuapi nya makan, mengusap air mata nya, memeluk nya saat sedang mengadu, menidurkan nya di dalam dekapan ku. Bahkan mengingat nya saat memanggil ku 'Daddyyy', " Hye-joon terisak mengingat kenangan itu tak kan ia rasakan lagi sebelum ia menikah dan mempunyai anak.
"Bahkan sekarang kita tidak boleh memandang nya terlalu lama, " sambung Dae-ho hanya bisa meneteskan air mata tanpa adanya suara.
"Terkadang kita selalu memaksa untuk mengembalikan Alexa, tapi setelah dia kembali semua nya telah berubah, " gumam Myung-jee memandang foto Alexa dari handphonenya.
"Aku ingin memeluk nya, "sahut Ryung-jae.
" Tapi tidak mungkin, "sambung Hyun-il melamun. Mereka hanya berdiam diri di meja pesanan mereka tanpa memakan apapun padahal makanan yang mereka pesan sudah tersaji.
" Permisi? "mereka melihat asal suara yang dekat dengan tempat mereka duduk, ternyata dia gadis berkerudung panjang bewarna biru langit.
" Kamu sudah datang? "mereka terburu-buru menghapus air mata nya.
Baru kali ini ku lihat wajah yang mirip seperti Alexa sangat bersinar, seperti matahari yang baru keluar.
Bathin Yee-jun terpukau dengan kecerahan di wajah gadis itu.
Gadis itu duduk bersebrangan dengan mereka yang membatasi hanya meja yang terhidang makanan.
"Seperti nya kamu tidak bisa juga makan sembarangan, " seru Yeon-jin menerka nya. Gadis itu merunduk malu.
"Nama kamu siapa? " tanya Hye-joon. Gadis itu mengangkat dagu nya.
"Shanzoya, " jawab nya.
"Almeera? " sambung Yee-jun menerka, gadis itu sedikit terkejut.
"Maaf kalau lancang, saya melihat nama kamu di buku kitab suci yang kamu tulis dengan pena, " sungkan Yee-jun, gadis itu merubah raut wajah nya.
"Zoya, kamu asli Korea? " tanya Ryung-jae menatap nya dengan dalam, Zoya langsung menunduk lagi.
"Tidak, saya asli Indonesia. Saya baru saja pindah ke sini, karena bibi saya ada di sini, " jawab nya dengan lembut dan halus tutur kata nya.
"Berapa usia mu? " tanya Yeon-jin bergantian.
"Sembilan belas, "
"Jadi... anak anda meninggal karena apa? " tanya nya kepada Hye-joon. Hye-joon menarik nafas dalam lalu tersenyum.
"Nama nya Alexa, mirip seperti nama belakang kamu Almeera. Umur nya baru dua puluh tahun, baru satu tahun yang lalu kami berjumpa, " Zoya mengerutkan dahi nya, apa maksud nya dengan berjumpa satu tahun yang lalu?
"Maksud anda apa ya? saya tidak mengerti, "
"Alexa anak yatim piatu, " Zoya semakin tidak mengerti setelah Yeon-jin mengatakan Alexa yatim piatu.
"Saya semakin bingung, "
"Kamu cukup mendengar nya saja, " sahut Myung-jee kepada Zoya.
"Alexa memiliki perangai buruk dan masa lalu yang gelap. Mungkin kamu akan terkejut, Alexa adalah ketua mafia, satu tahun yang lalu kami berjumpa di Indonesia tanpa dugaan. Saat itu kakek nya meninggal dunia karena kecelakaan lalu lintas, kebetulan kami juga akan pulang ke Korea setelah menghadiri rapat bersama client saya..
" Kejadian itu singkat sekali, Alexa menghentikan mobil kami yang ingin melintas. Karena penasaran apa yang sedang terjadi, kami semua turun dan melihat nya. Bukan mimpi apalagi harapan, kakek Bima meminta kami yang saat itu sebagai orang asing untuk menjaga Alexa. Kakek Bima memberikan sumpah nya kepada kami dengan setetes darah yang ia letakkan di Masing-masing telapak tangan, "
"Tentu kami terkejut, saat itu juga saya dan saudara saya mengenal Alexa hingga menjadikan nya adik kami. Semua menjadi sangat terpaksa, tetapi setelah mengenal nya begitu dalam. Semua nya menjadi hangat dan menenangkan, begitu banyak kejutan dalam diri nya, kejutan itu pun mampu membuat jantung kami berdetak lebih kencang, "
Zoya kembali mengerutkan dahi nya, Yeon-jin melanjutkan cerita Hye-joon, "Kejutan nya Alexa gadis terpintar dan memiliki banyak talenta, IQ nya melebihi rata-rata. Tetapi di balik kelebihan nya yang luar biasa, Alexa memiliki tubuh yang rentan terkena penyakit, mulai dari tumor otak, kanker dan penyakit ganas lain nya. Alexa lebih banyak menghabis kan diri nya di rumah sakit, "
"Penyebab diri nya yatim piatu juga karena perbuatan nya, "
"Alexa juga yang membunuh kedua orang tua nya, "
.......
.......
.......
.......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments