BAB 19

“saat itu, polisi yang melihat keadaan kami

berdua sangat prihatin dengan kondisi kami berdua. Aku meminta polisi memeriksa

keadaan mantan suamiku, aku tidak ingin memperkarakan masalah ini. Aku hanya

ingin meminta bantuan polisi itu untuk membiarkan kami kabur jauh. Dengan

bantuan polisi itu, kami bisa kedesa ini dengan identitas baru. Aku mempunyai

nama baru begitu juga dengan putraku. Aku sangat bersyukur dengan kebaikan

mereka.” Air mata sang nenek mengalir di pipinya. Sarah menghapis air mata di

pipi sang nenek.

“nenek seorang ibu yang hebat. Aku sangat bangga

dengan nenek.” Puji Sarah

“suami nenek bagaimana??” tanya Sarah lagi

“dia baik – baik saja. Sejak kami kemari aku

tidak tahu lagi kabarnya dan tidak mau tahu dengan keadaannya.” Jawab sang

nenek dengan wajah kesal

“kamu masih memiliki orang tau nak??” tanya sang

nenek.

Sarah belum menjawab kedua cucu nenek itu datang

menemui Sarah. Cucu perempuannya membawakan teh untuk Sarah.

“silahkan diminum kakak...” kata anak perempuan

itu dengan ramah.

“terima kasih... kamu cantik sekali....” puji

Sarah melihat cucu perempuan nenek yang mempunyai rambut panjang dengan rambut

di kepang dua.

Dengan malu-malu anak perempuan itu berkata

“terima kasih tante...” Anak perempuan itu langsung pergi masuk kekamar begitu

menyerahkan secangkir teh kepada Sarah

Ini adalah pertama kalinya Sarah bersikap ramah

pada orang lain, biasanya ia tidak pernah seramah ini pada siapa pun. Termasuk

pada karyawannya sendiri. Ternyata tidak ada buruknya beramah  - tamah

dengan orang lain pikir Sarah.

“aku mempunyai kedua oang tua yang masih sehat.

Papa ku sangat menyayangiku, tapi mamaku sering sekali memarahiku. Hampir

setiap hari dia selalu marah dan kesal kepadaku. Aku tidak tahu salah apa yang

aku lakukan padanya. Ia selalu menganggap yang aku lakukan salah” Kata Sarah

sambil menarik nafas panjang

“seorang ibu tidak mungkin marah kepada anaknya

jika tidak ada kesalahan yang dilakukan sang anak.” Kata nenek itu

“tidak ada kesalahan yang aku buat.” Kata Sarah

mengingat semuanya. Dan menjawab peryataan sang nenek dengan penuh percaya

diri.

“pasti ada kesalahan yang kamu lakukan...

misalnya ketika ibu menyuruh kamu untuk makan, kamu tidak langsung melakukannya.

Kamu malah bersantai-santai dahulu. Itu hal sepele, tapi bagi kamu kaum ibu itu

sama dengan membuang – buang waktu kami. Harusnya kami sudah bisa melakukan hal

lain yang berguna dibandingkan dengan menunggumu melakukan hal yang tidak

berguna.”

“hanya karena hal itu saja bisa membuat marah??”

tanya Sarah  tidak percaya.

Ia memang sering terlambat ketika diminta mamanya

sarapan. Ia sibuk dengan kegiatan santainya diatas pohon. Atau ketika mamanya

memintanya melakukan suatu hal, dengan malas ia melakukan perintah mamanya.

Karena dikerjakan tidak dengan sepenuh hati, hasil yang dilakukan Sarah juga

tidak sebagus yang diinginkan mamanya. Selama ini Sarah merasa jika sudah

melakukannya maka sudah selesai kewajiban yang harus dilakukannya.

“tentu saja, apa lagi jika mama kamu mengatakan

jangan keluar rumah. Kamu tetap melakukannya dan mengabaikan dirinya. Walau

kamu sudah dewasa, tapi dimatanya kamu adalah anak kecilnya. Ia akan merasa

sedih, dari kecil dia membesarkan kamu. Ketika sudah dewasa, kamu merasa sudah

bisa mengambi keputusan sendiri dan merasa mandiri, kamu tidak lagi mau

mendengarkan pendapatnya. Ia akan merasa diabaikan karena keangkuhan diri

kamu.”

Sarah Li terdiam, memang itu hal yang sering

dilakukannya dan membuat mamanya  marah.

“apa kakak sering membuat mama kakak marah??”

tanya cucu laki – laki sang nenek yang mendadak muncul diantara mereka. Entah

sejak kapan sang cucu ikut bergabung bersama mereka.

Dengan perlahan Sarah mengangguk.

“makanya kakak jangan nakal.” Kata anak laki –

laki itu sambil menepuk pundak Sarah. Seolah - olah ia memiliki umur yang lebih

tua dibandingkan dengan Sarah.

Perlakuan anak laki – laki memberikan terapi

berharga bagi Sarah. Seorang anak kecil berani mengatakan hal seperti itu

kepadanya. Sarah terdiam dan matanya berkaca – kaca karena perkataan anak kecil

ini.

“kamu tidak boleh seperti itu dengan kakak. Tidak

sopan,,,,,” Cucu perempuan nenek melepaskan tangan adiknya dari pundak Sarah.

“kami masuk dulu ya kakak...” permisi cucu

perempuan nenek.

Anak laki – laki tadi melambaikan tangan kearah

Sarah sambil memainkan alis matanya.

“cara cucuk nenek berbicara mirip dengan orang

tua.” kata Sarah sambil tersenyum menatap punggung kedua cucu sang nenek yang

berjalan masuk kedalam rumah.

“ya....mereka adalah sumber kekuatan ku. Aku

bersyukur selama ini mereka menguatkan diriku. Kenapa kamu ada didesa ini?”

“ada kerjaan. Sebenarnya perusahaan tempat aku

bekerja ingin mendapatkan hak paten dari sulaman Xiang. Aku berencana untuk

mengembangkan usaha sulaman ini didunia internasional. Tapi aku mengalami

kesulitan dengan ijin para anggota keluarga Liu soal ini. Mereka menginginkan

harga yang cukup tinggi ada juga yang mengatakan tidak ingin menjual hak paten

sulama Xiang. Aku berusaha memahami hal ini karena bagaimanapun sulaman xiang

adalah  kerajinan tangan yang sangat bagus dan sulit mencari anak muda

yang mau mengembangkan sulaman ini.”

“begitulah jika orang sudah berpikiran komersil

sedangkan yang satu lagi berpikiran maju kedepan. Ada yang berpikiran uang

adalah segalanya, ada juga yang berpikiran melesatarikan budaya adalah hal baik

untuk masa depan. Andai nenek bisa membantu mu. Jika mata nenek masih bisa

melihat nenek akan membantu kamu menyulam dan mendidik anak muda agar bisa

mewarisi keahlian ke generasi berikutnya.”

“aku ingin menggunakan sulaman xiang pada pakaian

yang akan di produksi perusahaan kami. Jadi akan ada pembagian keuntungan.

Sepertinya aku masih perlu bernegosiasi lagi. Mungkin aku yang tidak paham

dengan kondisi keluarga Liu. Aku sudah berpikir untuk membatal saja dan tetap

membiarkannya sebagai budaya lokal.” Jelas Sarah.

Sarah melihat kearah matahari yang sudah mulai

tinggi “nenek, matahari sudah tinggi, sebaiknya nenek masuk kedalam rumah.

Nanti kulit nenek terbakar.”

Sarah berdiri sambil memegang tangan nenek

tersebut.

“jika kamu kembali kesini lagi, sepertinya kita

tidak akan bertemu lagi.” Kata sang nenek yang sudah berdiri dengan memegang

lengan Sarah

“kenapa seperti itu??” tanya Sarah sambil

mengerutkan keningnya”

“ anak laki – laki ku sepertinya sudah keberatan

menjaga aku yang sudah tua ini. Aku sudah sangat merepotkan dirinya. Aku belum

bisa pastikan aku akan berada dimana, semoga saja mereka tidak jadi

meninggalkan ku di pinggir jalan seperti yang direncanakan mereka.”

Sarah Li menutup mulutnya yang membenuk

huruf  O “bagaimana nenek bisa tahu...” tanya Sarah

“kita yang baru bertemu saja, kamu bisa tahu.

Konon lagi aku yang tinggal bersama mereka.” nenek itu berusaha tersenyum walau

Sarah tahu hatinya sangat sakit saat ini.

“aku akan membantu nenek, jangan khawatir.” Sarah

menepuk pundak telapak tangan sang nenek.

“tidak masalah anak ku. Itu adalah pilihan putra

ku, jika dulu aku tinggalkan dirinya. Ketika aku sudah tua rentah begini

membuatnya harus meninggalkan ku, aku harus bicara apa. Semoga kamu selalu

bahagia dan jangan membuat kecewa kedua orang tuamu. Bahagiakan mereka ya...”

Mata nenek itu kembali berkaca – kaca berbicara dengan Sarah walau tatapan

matanya menghadap kearah lain.

“kalau nenek bersedia aku akan membawa nenek ke

tempat ku. Aku akan meminta orang menjaga nenek dengan baik. Bagaimana? Apakah

nenek bersedia?” bujuk Sarah

“jangan nak, ada cucu ku yang selalu jadi

penyemangat bagi hidupku. Aku tidak ingin berpisah dengan mereka” Nenek itu

memegang tangan  sambil tersenyum.

“Nenek juga sehat-sehat ya.. Selamat tinggal”

Sarah berkata sambil melambaikan tangannya.

Sarah tidak habis pikir, bagaimana mungkin masih

bisa bersikap tulus ketika dirimu disakiti orang lain. Apa ini yang namanya

tidak berdaya dan tidak memiliki kemampuan sama sekali? Harus mengalah pada

nasib? Pertanyaan ini berputar – putar dihati dan pikira Sarah.

Episodes
1 BAB 1
2 BAB 2
3 BAB 3
4 BAB 4
5 BAB 5
6 BAB 6
7 BAB 7
8 BAB 8
9 BAB 9
10 BAB 10
11 BAB 11
12 BAB 12
13 BAB 13
14 BAB 14
15 BAB 15
16 BAB 16
17 BAB 17
18 BAB 18
19 BAB 19
20 BAB 20
21 BAB 21
22 BAB 22
23 BAB 23
24 BAB 24
25 BAB 25
26 BAB 26
27 BAB 27
28 BAB 28
29 BAB 29
30 BAB 30
31 BAB 31
32 BAB 32
33 BAB 33
34 BAB 34
35 BAB 35
36 BAB 36
37 BAB 37
38 BAB 38
39 BAB 39
40 BAB 40
41 BAB 41
42 BAB 42
43 BAB 43
44 BAB 44
45 BAB 45
46 BAB 46
47 BAB 47
48 BAB 48
49 BAB 49
50 BAB 50
51 BAB 51
52 BAB 52
53 BAB 53
54 BAB 54
55 BAB 55
56 BAB 56
57 BAB 57
58 BAB 58
59 BAB 59
60 BAB 60
61 BAB 61
62 BAB 62
63 BAB 63
64 BAB 64
65 BAB 65
66 BAB 66
67 BAB 67
68 BAB 68
69 BAB 69
70 BAB 70
71 BAB 71
72 BAB 72
73 BAB 73
74 BAB 74
75 BAB 75
76 BAB 76
77 BAB 77
78 BAB 78
79 BAB 79
80 BAB 80
81 BAB 81
82 BAB 82
83 BAB 83
84 BAB 84
85 BAB 85
86 BAB 86
87 BAB 87
88 BAB 88
89 BAB 89
90 BAB 90
91 BAB 91
92 BAB 92
93 BAB 93
94 BAB 94
95 BAB 95
96 BAB 96
97 BAB 97
98 BAB 98
99 BAB 100
100 BAB 101
101 BAB 99
102 BAB 100
103 BAB 101
104 BAB 102
105 BAB 103
106 BAB 104
107 BAB 105
108 BAB 106
109 BAB 107
110 BAB 108
111 BAB 109
112 BAB 110
113 BAB 111
114 BAB 112
115 BAB 113
116 BAB 114
117 BAB 115
118 BAB 116
119 BAB 117
120 BAB 118
121 BAB 119
122 BAB120
123 BAB 121
124 BAB 122
125 BAB 123
126 BAB 124
127 BAB 125
128 BAB 126
129 BAB 127
130 BAB 128
131 BAB 129
132 BAB 130
133 BAB 131
134 BAB 132
135 BAB 133
136 BAB 134
137 BAB 135
138 BAB 136
139 BAB 137
140 BAB 138
141 BAB 139
142 BAB 140
143 BAB 141
144 BAB 142
145 BAB 143
146 BAB 144
147 BAB 145
148 BAB 146
149 BAB 147
150 BAB 148
151 BAB 149
152 BAB 150
153 BAB 151
154 BAB 152
155 BAB 153
156 BAB 154
157 BAB 155
158 BAB 156
159 BAB 157
160 BAB 158
161 BAB 159
162 BAB 160
163 BAB 161
164 BAB 162
165 BAB 163
166 BAB 164
167 BAB 165
168 BAB 166
169 BAB 173
170 BAB 167
171 BAB 168
172 BAB 169
173 BAB 170
174 BAB 178
175 BAB 171
176 BAB 172
177 BAB 173
178 BAB 174
179 BAB 175
180 BAB 176
181 BAB 177
182 BAB 178
183 BAB 179
184 BAB 180
185 BAB 181
186 BAB 182
187 BAB 183
188 BAB 184
189 BAB 185
190 BAB 186
191 BAB 187
192 BAB 188
193 BAB 189
194 BAB 190
195 BAB 191
196 BAB 192
197 BAB 193
198 BAB 194
199 BAB 195
200 BAB 196
201 BAB 197
202 BAB 198
203 BAB 199
204 BAB 200
205 EPILOG 1
206 EPILOG 2
207 EPILOG 3
Episodes

Updated 207 Episodes

1
BAB 1
2
BAB 2
3
BAB 3
4
BAB 4
5
BAB 5
6
BAB 6
7
BAB 7
8
BAB 8
9
BAB 9
10
BAB 10
11
BAB 11
12
BAB 12
13
BAB 13
14
BAB 14
15
BAB 15
16
BAB 16
17
BAB 17
18
BAB 18
19
BAB 19
20
BAB 20
21
BAB 21
22
BAB 22
23
BAB 23
24
BAB 24
25
BAB 25
26
BAB 26
27
BAB 27
28
BAB 28
29
BAB 29
30
BAB 30
31
BAB 31
32
BAB 32
33
BAB 33
34
BAB 34
35
BAB 35
36
BAB 36
37
BAB 37
38
BAB 38
39
BAB 39
40
BAB 40
41
BAB 41
42
BAB 42
43
BAB 43
44
BAB 44
45
BAB 45
46
BAB 46
47
BAB 47
48
BAB 48
49
BAB 49
50
BAB 50
51
BAB 51
52
BAB 52
53
BAB 53
54
BAB 54
55
BAB 55
56
BAB 56
57
BAB 57
58
BAB 58
59
BAB 59
60
BAB 60
61
BAB 61
62
BAB 62
63
BAB 63
64
BAB 64
65
BAB 65
66
BAB 66
67
BAB 67
68
BAB 68
69
BAB 69
70
BAB 70
71
BAB 71
72
BAB 72
73
BAB 73
74
BAB 74
75
BAB 75
76
BAB 76
77
BAB 77
78
BAB 78
79
BAB 79
80
BAB 80
81
BAB 81
82
BAB 82
83
BAB 83
84
BAB 84
85
BAB 85
86
BAB 86
87
BAB 87
88
BAB 88
89
BAB 89
90
BAB 90
91
BAB 91
92
BAB 92
93
BAB 93
94
BAB 94
95
BAB 95
96
BAB 96
97
BAB 97
98
BAB 98
99
BAB 100
100
BAB 101
101
BAB 99
102
BAB 100
103
BAB 101
104
BAB 102
105
BAB 103
106
BAB 104
107
BAB 105
108
BAB 106
109
BAB 107
110
BAB 108
111
BAB 109
112
BAB 110
113
BAB 111
114
BAB 112
115
BAB 113
116
BAB 114
117
BAB 115
118
BAB 116
119
BAB 117
120
BAB 118
121
BAB 119
122
BAB120
123
BAB 121
124
BAB 122
125
BAB 123
126
BAB 124
127
BAB 125
128
BAB 126
129
BAB 127
130
BAB 128
131
BAB 129
132
BAB 130
133
BAB 131
134
BAB 132
135
BAB 133
136
BAB 134
137
BAB 135
138
BAB 136
139
BAB 137
140
BAB 138
141
BAB 139
142
BAB 140
143
BAB 141
144
BAB 142
145
BAB 143
146
BAB 144
147
BAB 145
148
BAB 146
149
BAB 147
150
BAB 148
151
BAB 149
152
BAB 150
153
BAB 151
154
BAB 152
155
BAB 153
156
BAB 154
157
BAB 155
158
BAB 156
159
BAB 157
160
BAB 158
161
BAB 159
162
BAB 160
163
BAB 161
164
BAB 162
165
BAB 163
166
BAB 164
167
BAB 165
168
BAB 166
169
BAB 173
170
BAB 167
171
BAB 168
172
BAB 169
173
BAB 170
174
BAB 178
175
BAB 171
176
BAB 172
177
BAB 173
178
BAB 174
179
BAB 175
180
BAB 176
181
BAB 177
182
BAB 178
183
BAB 179
184
BAB 180
185
BAB 181
186
BAB 182
187
BAB 183
188
BAB 184
189
BAB 185
190
BAB 186
191
BAB 187
192
BAB 188
193
BAB 189
194
BAB 190
195
BAB 191
196
BAB 192
197
BAB 193
198
BAB 194
199
BAB 195
200
BAB 196
201
BAB 197
202
BAB 198
203
BAB 199
204
BAB 200
205
EPILOG 1
206
EPILOG 2
207
EPILOG 3

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!